JODOHKU...MUSUHKU
Bleach © Tite Kubo
Warning: Semi AU? Inti cerita kurang jelas, judul
ngawur,OOC etc
Silakan :D
Chapter 1
TAP...TAP...TAP...
Suara langkah kaki terdengar sedikit berlari menggema di sebuah mansion mewah. Dara mungil berambut raven sebahu terlihat terburu-buru melangkahkan kakinya menuju ruang tengah di mana ayahnya berada. Wajah manisnya agak sedikit memerah menahan amarah.
" Katakan semua ini tidak benar Otou-sama..!" sedikit meninggi nada yang dikeluarkan gadis itu sambil duduk di hadapan sang ayah.
" Bisakah kau lebih sopan Rukia, kau tau kan aturan di rumah ini ?" bukan jawaban yang diharap Rukia tapi ceramah yang keluar dari mulut ayahnya. Byakuya Kuchiki.
Pria tinggi berambut hitam panjang sebahu itu masih menatap putri semata wayangnya datar. Mencoba bertanya sebenarnya apa yang terjadi pada gadis itu.
" Maafkan Aku...tapi Aku ingin bertanya pada Otou-sama apakah kabar itu benar?" sedikit tenang Rukia bertanya. Kabar yang dia dengar dari bibinya Yoruichi tentang perjodohan Rukia dengan anak kenalan ayahnya sungguh membuat Rukia kesal. Bayangkan saja gadis berusia 16 tahun itu sudah harus menentukan hidupnya dengan orang yang sama sekali dia tak kenal.
" Jika itu kabar yang kau dengar dari bibimu,semuanya benar."
Hancurlah harapan Rukia. Dia masih berharap kabar itu hanya bualan bibinya saja, yang selalu menggodanya untuk segera mencari pasangan. Rukia memang belum tertarik untuk mengenal yang namanya pria, dia masih ingin fokus mengurus ayahnya. Sejak ibunya meninggal, ayahnya menjadi orang yang dingin. Itu sebabnya Rukia ingin membahagiakan ayah yang sejak dulu membesarkannya dengan terus ada di sisinya.
Tapi...kenapa sekarang ayahnya sengaja ingin Rukia pergi dari sisinya. Apakah dengan alasan perjodohan ? Banyak tanda tanya yang menghiasi otak Rukia sekarang.
" Otou-sama...biarkan Aku tetap di sini, Aku menolak perjodohan itu." ucap Rukia tegas.
" Tidak bisa Rukia. Perjodohanmu sudah ditentukan bahkan sebelum kamu lahir."
" Maksudnya...?"
" Maafkan Ayah Rukia...seharusnya kami menceritakan semuanya dari dulu kepadamu. Perjodohan ini merupakan janji yang dibuat mendiang kakekmu kepada sahabatnya. Mereka berjanji untuk menikahkan keturunan mereka suatu saat nanti. Keluarga Kuchiki dan Keluarga Shiba sudah saling mengenal bahkan seperti saudara. Jadi...sekarang adalah giliranmu untuk melanjutkan amanat kakek." Byakuya menjelaskan.
Rukia yang tidak habis pikir kenapa harus dirinya yang tertimpa kesialan ini. Kenapa bukan ayahnya saja yang dulu di jodohkan? Makin sakit otak Rukia memikirkan semua itu.
" Ayah tau apa yang kau pikirkan, kau pasti berpikir kenapa bukan ayah saja yang dijodohkan dulu kan? " sangat mudah membaca raut wajah putri kecilnya itu. Rukia yang hanya bisa diam menanti kelanjutan apa yang ayahnya akan katakan.
" Sebenarnya Keluarga Shiba hanya mempunyai 2 orang putra. Jadi tidak bisa Ayah menikah salah satu dari mereka Rukia." ucapan ayahnya itu kontan membuat Rukia menahan tawa, membayangkan Ayahnya menikahi laki-laki.
" Bwahahaha...hahaha..ups." Tawa Rukia langsung berhenti melihat ekspresi Ayahnya yang sedikit tidak suka.
" Ma...maaf Otou-sama." ucap Rukia sambil menundukan wajahnya.
Rukia berjalan lunglai menuju kamarnya. Pembicaraan dengan Ayahnya tak membuahkan hasil. Dan sepertinya perjodohan ini memang tak bisa di hentikan.
Di bukanya knop pintu kamar bewarna cokelat tua itu. Terlihat ruangan yang cukup luas berwarna biru muda. Tempat tidur ukuran king size yang tertata rapi beberapa perabotan yang tersusun indah menghiasi kamar sang putri Kuchiki. Direbahkannya tubuh mungil itu, mata idahnya yang sedikit redup oleh kesedihan yang dirasakannya menatap lurus ke langit-langit kamarnya. Berpikir...berpikir.. Itulah kata-kata yang diucapkannya daritadi.
" Ting...!"
Seperti bunyi lampu menyala, begitulah pikiran Rukia sekarang. Dengan cepat Dia membereskan beberapa pakaian dan barang lainnya. Di ambilnya selembar kertas putih dan di coretkannya beberapa kalimat di atas kertas itu.
Maafkan putrimu Otou-sama...
Aku tingin menyendiri untuk sementara.
Jangan mencariku. Aku baik-baik saja.
Aku pasti kembali setelah pikiranku tenang.
salam sayang
Rukia.k
Kurakura.
Di sinilah sekarang Rukia berada, kota kelahiran Ibunya dulu. Kota yang begitu tenang dibandingkan Tokyo, rumahnya. Dengan berbekal secarik kertas alamat rumah kakek dari ibunya, Rukia terus berjalan dengan semangat. Sampailah Rukia di depan rumah sederhana khas jepang, dengan papan nama Yamamoto. Di halaman rumah itu terlihat seorang kakek sedang menyirami bonsai-bonsai kesayangannya.
" Jii-san...!" teriak Rukia sambil berlari ke arah sang kakek.
" Rukia...! Cucu kakek..." kakek berusia 70 tahun itu dengan semangat memeluk cucu satu-satunya.
Setelah menceritakan semuanya kepada jii-sannya, Rukia meminta ijin untuk tinggal sementara di kurakura.
" Satu hal lagi Kek, Aku mohon supaya Jii-san tidak menceritakan kepada Otou-sama bahwa Aku ada di sini. Aku ingin menenangkan diri. "
" Kau tenang saja Rukia, kakek juga ingin memberi pelajaran kepada Ayahmu itu, seenaknya saja menjodoh-jodohkan cucu kecilku dengan orang yang tak di kenal. "
Mendengar perkataan kakeknya,Rukia senang sekali. Ternyata masih ada yang peduli dengan dirinya.
" Oh ya Rukia, bagaimana kalau besok kau mulai sekolah di sini saja, sayangkan apalagi ini baru awal tahun ajaran baru".
" Tapi Jii-san, apa nanti Otou -sama tidak akan tahu jika Aku sekolah di sini ?".kekhawatiran mulai muncul dalam benak Rukia. Jika Rukia bersekolah itu berarti memudahkan akses pencarian dirinya oleh anak buah ayahnya.
" Hehehe...tenang saja Rukia, semua sudah Kakek atur". Ucap sang kakek sambil memberi Rukia pakaian laki-laki.
WHAT...?!
" Jadilah laki-laki Rukia..."
TBC
Akhhhh...maksa banget ya? Hehehehe... Fanfic kedua aku, semoga berkenan,hehehehe...
Maaf kalau gaje, baru belajar... Semoga senpai-senpai berkenan memberi arahan.
RnR please...
Arigato...XD
