Naruto, itulah Namanya, sebenarnya ia punya banyak nama dan julukan, tapi ia lebih nyaman di panggil seperti itu.
Ia adalah sebuah Anomali yang di sebut sebagai lambang kesempurnaan oleh seluruh makhluk di alam semesta yang ia tempati.
Bahkan para Dewa dan Naga yang memiliki rasa Kehormatan dan Arogansi tinggi tidak mau menyangkal hal itu.
Hampir seluruh makhluk hidup entah di galaksi manapun mengenalnya, bahkan ada beberapa dari mereka yang jumlahnya malas untuk Naruto hitung melakukan pemujaan padanya, seperti berdoa dan semacamnya.
Naruto tak mengerti kenapa mereka mau melakukan hal semerepotkan itu, rasanya ia tak melakukan banyak hal untuk mendapatkan hal semacam itu.
Yang ia lakukan hanya berkeliling alam semesta dan melakukan beberapa hal, seperti menyuburkan planet yang hampir mati, menghentikan peperangan, mencegah terjadinya big bang pada sebuah galaksi dan memberikan energi keberuntungan dan kehidupan pada makhluk yang menderita dan cacat agar bisa menjadi makhluk yang normal seperti golongan mereka.
Sru~pt
"Ah~"
Naruto menyeruput tehnya dengan tenang, sudahlah, terserah mereka mau melakukan apa, selama itu tak merugikan pihak lain ya tak masalah.
Saat ini ia sedang minum teh di salah satu bintang bernama Bulan sambil memandang planet yang di dominasi warna hijau dan biru bernama bumi.
Menurut Naruto, planet yang saat ini tengah ia pandangi adalah planet paling subur, bumi memiliki banyak sumber daya alam yang melimpah disertai dengan teknologi canggih ciptaan para Manusia atau makhluk hidup lainnya yang tinggal di bumi.
(Note:Bumi-nya kek di Anime Dragon Ball atau Anime/Manga lain, yang pasti bukan Bumi yang seperti di dunia nyata.)
Sepertinya di bumi juga ada beberapa golongan yang memujanya, Naruto sebenarnya heran, bagaimana bisa mereka mengenalnya sedangkan mereka tak pernah bertemu dengannya, itu hal yang aneh.
"Ha~ah, sudah lama aku tidak ke bumi, apa sebaiknya aku berkunjung saja ya?"ucap Naruto entah pada siapa.
Ia memang pernah ke bumi beberapa kali -itu pun hanya untuk mengecek keadaan para manusia, terakhir kalinya ia berkunjung kira-kira... Emh... Kapan yah, itu sudah lama sekali, pastinya bumi yang sekarang dengan yang dulu jelas sangat berbeda.
Teknologi bumi yang sekarang jauh lebih canggih dari bumi yang dulu, contohnya, jika sekarang orang-orang di bumi pakai mobil, bumi yang dulu menggunakan kereta kuda.
tak hanya itu, ada banyak aspek yang membedakan lainnya seperti budaya, ekonomi, pakaian, kontruksi dan makanan, makanan yang di buat orang-orang bumi benar-benar enak, Naruto tak bisa menyangkalnya.
A~h... dia jadi teringat masa lalu, di mana saat itu peperangan terjadi di berbagai daerah, saat di mana ia turun dan menghentikan pertempuran bodoh mereka.
Tak hanya itu!
Ia juga menghentikan peperangan yang di lakukan para Dewa, Naga dan makhluk lainnya, ia datang dan menunjukkan kuasanya, tak ada yang melawan, semuanya tunduk seperti anak yang penurut.
dan sejak itulah, dia mulai di puja puja sebagai makhluk yang melambangkan kesempurnaan, orang-orang itu berdoa padanya, sungguh! Sebenarnya Naruto jadi tidak tenang dengan itu, namun ketika melihat wajah bahagia dan bersyukur mereka, ia membiarkannya, terlebih saat anak-anak di panti asuhan itu tersenyum bahagia dan tertidur lelap ketika di bacakan kisah tentangnya -entah siapa yang membuat itu.
Mata birunya terlihat berkilau masih dengan memandang bumi, kemudian meredup.
"Meski di era sekarang sudah damai, masih ada banyak makhluk yang melakukan hal-hal bodoh, tak bisakah mereka belajar dari masa lalu, ha~ah!"ucap Naruto di akhiri menghela nafas.
Oh ya ngomong-ngomong, ada suatu hal yang membuatnya tertarik, yaitu dunia lain, keberadaan dunia lain memang ada dan ia mengetahuinya sejak dulu, ia berpikir kalau dunia lain dan dunianya itu sama.
Namun semenjak ia membaca sebuah Novel dan Komik ciptaan orang-orang bumi, ia berubah pikiran, sepertinya asik jika ia bisa menemukan berbagai hal baru yang tak pernah ia lihat.
Yah... Mungkin bisa, ia tak perlu khawatir lagi, sekarang adalah era damai, tak mungkin kan mereka tiba-tiba berperang kala ia pergi.
"Baiklah, sebaiknya aku lekas pergi, aku harap tak ada yang berubah saat aku kembali"ucap Naruto.
Ia kemudian berdiri, secara ajaib kursi yang ia duduki beserta meja dan cangkir tehnya menghilangkan menjadi partikel cahaya.
Ia kemudian melangkah ke depan, bersamaan dengan itu muncullah sebuah retakan layaknya retakan kaca di ketiadaan, retakan itu terbuka lebar dan Naruto tanpa ragu melangkah masuk kemudian retakan itu menutup kembali dan menghilang seolah tak pernah ada di sana.
-Di Sisi Lain-
Krak!
Sebuah retakan kaca muncul di ketiadaan dan memnuculkan seseorang dan lalu menghilang.
Naruto, orang yang barusan muncul hanya memandang sekelilingnya, dia memang pergi ke dunia lain tapi ia melakukannya secara acak, jadi sekarang ia tengah bingung berada di mana.
"Hm, bukannya ini bumi, tapi sepertinya sedikit berbeda"ucap Naruto.
Ya, tidak salah lagi, dia berada di bumi namun dalam dunia berbeda, ia bisa merasakan berbagai macam aura ketika ia menggunakan sensor semestanya.
Tempatnya sekarang berada di atas gedung yang bertempat di kota Tokyo yang merupakan bagian dari Negara Jepang.
Matanya memandang ke bawah dimana orang-orang berlalu-lalang, tidak terlalu banyak, mungkin karena sekarang malam hari.
Mata birunya bersinar, ekspresinya berubah menjadi kasihan ke arah para manusia di bawahnya, sepertinya Naruto tengah menggunakan kemampuannya untuk membaca sejarah.
"Dunia ini... Buruk sekali, dewa... iblis... malaikat jatuh... Mereka seenaknya saja memanfaatkan manusia, sedangkan malaikat... Mereka mengorbankan para manusia untuk melawan iblis liar, Ck! Apanya yang pengusir iblis, mereka semua mati mengenaskan"ucap Naruto datar.
Apakah di dunia ini tak ada seorang sepertinya? Orang yang melakukan perjalanan ke seluruh alam semesta dan melakukan sesuatu pada hal-hal bodoh ini.
Makhluk-makhluk kurang ajar itu harus di lenyapkan, mereka adalah sumber penderitaan manusia.
"Aku memang tak berhak melakukan ini, tapi... Harus ada yang melakukan perubahan pada dunia ini, jika tidak manusia akan terus-menerus menderita"ucapnya, sungguh Naruto ingin menangis, semakin banyak ia membaca sejarah ia semakin sedih.
Entah sudah berapa banyak orang yang menderita akibat ulah para makhluk supranatural, dari dulu sampai sekarang, tak ada yang berubah, manusia selalu di manfaatkan.
Ia jadi teringat dunianya, untungnya dia sudah menyatukan semua makhluk agar hidup rukun dan damai, baginya mereka adalah anak-anaknya yang berharga.
Ia masih ingat saat di mana ia baru diciptakan, ia diciptakan dari ketiadaan dalam bentuk anak kecil, saat ia membuka matanya yang pertama ia lihat adalah cahaya putih, begitu lembut dan hangat.
Namun tak lama setelah itu, cahaya itu pergi menjauh, Naruto mencoba menggapainya dengan tangan kecilnya kala itu, ia menangis melihat sang pencipta pergi.
Sebelum cahaya itu benar-benar pergi, ia mengatakan, "Aku Akan Menitipkan alam semesta ini beserta Adam Dan Hawa Padamu, Cintailah Mereka Seperti Kau Mencintai Ku, Anak Ku"kemudian cahaya itu menghilang dan tak pernah muncul lagi, dan karena ini jugalah kenapa Naruto lebih menyayangi manusia lebih dari makhluk lainnya.
(Note: untuk Adam dan Hawa nya, seperti di Manga Shuumatsu no Valkriya)
"Ha~ah..."
Naruto tersadar dari lamunannya dan menghela nafas, ia harus Melakukan sesuatu, tapi ia harus mulai dari mana?
"Hm?"
Naruto bergumam dan menoleh ke belakang, ia melihat seorang gadis kecil- tidak! tapi Naga dalam bentuk gadis kecil, dari yang ia tau kalau tidak salah namanya... Ophis.
Tapi Naruto mengabaikannya, di sisi Ophis sendiri, ia yang merasa di abaikan pun mendekat dan berhenti di samping Naruto, mereka sekarang berdiri berdampingan.
"Siapa dan Apa kau ini?"Ophis langsung bertanya sambil memandang Naruto.
"Apakah aku wajib menjawab pertanyaan mu?"tanya Naruto.
"Tentu saja"
"dan kalau aku tidak mau?"
"Aku akan menghancurkan mu"
Naruto yang mendengar perkataan Ophis langsung memandangnya, menghancurkannya ya, apa makhluk kerdil ini sanggup untuk menghancurkannya? Mungkin sebaiknya ia mencoba.
Naruto kembali memandang ke bawah di mana para manusia berada, tangan kirinya ia taruh di kepalanya dan sedikit mengelus rambut pirangnya sendiri, ia tersenyum misterius.
Ophis masih menunggu makhluk yang berdiri di sampingnya menjawab pertanyaannya, tapi makhluk ini malah mengelus kepalanya sendiri, apa kepalanya sakit? dan juga kenapa ia tersenyum.
Swush!
tiba-tiba saja Naruto melesat pergi dengan kecepatan biasanya, Ophis yang melihat itu langsung mengikutinya secepat ia bisa.
Mungkin bagi Naruto ini adalah kecepatan biasa, tapi bagi Ophis 'sial! dia cepat sekali'pikir Ophis.
Dumh!
Naruto mendarat di sebuah hutan, di susul oleh Ophis 5 detik setelahnya, kini Naruto dan Ophis berdiri berhadap-hadapan dengan jarak 5 meter.
"Ayo serang aku, Ophis"ucap Naruto dengan santai, dia tak memasang sikap siaga dan memasukkan tangannya ke saku celana.
Namun Ophis tidak segera meresponnya, 'dia sengaja memancingku kemari agar bisa bertarung dengan ku dan menghindari adanya korbankarena efek pertarungan' pikirnya.
Ophis tak tau batas kekuatan dari makhluk di hadapannya, tapi ia akan tetap menghancurkan makhluk ini seperti yang ia katakan sebelumnya, terlebih... Makhluk ini sepertinya meremehkannya.
Tak ingin membuat lawannya menunggu lagi, sang Naga Ketidakbatasan itu langsung melesat ke arah Naruto sambil mengarahkan tinjunya dengan kecepatan penuh.
Tep
Wu~sh
Ophis melebarkan matanya, pukulannya di tangkap! dengan satu tangan pula, efek dari pukulannya yang seharusnya bisa menghempaskan gunung juga tampak tak berarti, malah terlihat seperti hembusan angin biasa.
Jika di lihat secara umum, mungkin yang terlihat hanyalah seorang gadis kecil (Ophis) yang mencoba memukul seorang remaja (Naruto).
Naruto hanya diam dengan pandangan datarnya masih dengan memegang tangan Ophis yang ia pegang, pandangannya terarah pada Ophis yang juga memandangnya dengan raut waspada.
'ini tidak masuk akal! dia terlalu kuat!'batin Ophis, sungguh ia tak menyangka ada makhluk sekuat ini di dunianya.
Ophis bahkan yakin kalau makhluk ini lebih kuat dari Great Red ataupun Thirexa, Naruto yang tau isi pikiran Ophis menarik sudut bibirnya ke atas sedikit.
"Begitu... Great Red dan Thirexa ya? Apa itu alasan kenapa kau mengumpulkan orang-orang kuat?"ucap Naruto, Ophis yang mendengar terkejut, bagaimana makhluk ini tau apa yang ia pikirkan, jangan-jangan...
"Kau membaca pikiran ku!?"tanya Ophis.
"Tepat sekali"ucap Naruto, ia kemudian mengangkat tangan kirinya yang masih menggenggam tangan Ophis, dan itu membuat Ophis juga ikut terangkat.
"Apa yang kwa-aw!"
Naruto mencubit pipi Ophis sebelum gadis itu menyelesaikan kata-katanya, "kau imut sekali, Ophis"ucap Naruto masih dengan menarik-narik pipi Ophis.
"Lwephaskhan akhwu!"ucap Ophis, suaranya memang tidak jelas tapi Naruto tau yang dikatakannya, tapi Naruto mengabaikannya, ia tetap asik melakukan kegiatannya.
Ophis mencoba melepaskan diri, tangan kirinya yang bebas mencoba melepaskan tangan Naruto.
'sial! dia memperlakukan ku seperti anak kecil dan juga kenapa aku tak bisa mengeluarkan sihir ku!'pikir Ophis.
"Tepat sebelum aku menahan pukulan mu, aku membuat area Anti-Sihir"ucap Naruto, dia sepertinya tau apa yang di pikirkan Ophis.
'pantas saja'batin Ophis.
Kenapa Naruto bisa sesantai ini melawan Ophis, bukannya ia ingin menghancurkan eksistensi makhluk supranatural?
Itu karena dalam sejarah yang ia lihat di dunia ini, Ophis adalah salah satu makhluk yang tidak tertarik untuk memanfaatkan manusia seenaknya sendiri, meskipun Ophis tengah mengumpulkan makhluk-makhluk kuat -termasuk manusia- untuk tujuan tertentu, tapi itu lebih baik daripada memperlakukan manusia seperti ternak.
Kembali ke Naruto, ia melepaskan cubitannya pada pipi Ophis dan melepaskan tangan kecil itu, membuat Ophis jatuh terduduk.
Ophis hanya memegang pipinya yang memerah, ia memandang Naruto dengan tatapan tajam seolah-olah Naruto adalah hama yang harus dilenyapkan.
"Apa sebenarnya tujuan mu?"tanya Ophis, dari awal Ophis memang tak merasakan hawa yang berbahaya dari Naruto.
Naruto kemudian duduk di depan Ophis dengan posisi bersila, "yakin kau ingin tau?"dan bukannya menjawab ia malah balik bertanya.
"Jawab saja pertanyaan ku! Apa susahnya sih!"Ophis benar-benar kesal, makhluk ini Sepertinya susah sekali untuk menjawab pertanyaan.
"Hahaha! Baiklah akan ku jawab!"ucap Naruto, "Pertama, kau bisa memanggilku Naruto dan soal tujuan, yah... Seperti merombak ulang dunia ini"
"Merombak ulang?"
"Seperti yang kau tau Ophis, manusia selama ini selalu di manfaatkan oleh para makhluk supranatural, aku ingin para manusia hidup tenang tanpa adanya gangguan dari mereka"
"Kau serius? dan tunggu sebentar, aku memang meminta mu menjawab pertanyaan ku, tapi kenapa sepertinya kau enteng sekali memberitahukan ini"
"Yah... Aku percaya padamu dan lagipula kita sudah terikat"ucap Naruto dengan senyum tipis.
"Tunggu! Apa maksudnya terikat!?"tanya Ophis ketika mendengar ucapan ganjil dari Naruto.
"Lihatlah tangan kanan mu yang tadi aku genggam"ucap Naruto menyuruh, dan Ophis menurutinya.
"Apa ini?"tanya Ophis ketika melihat sebuah tanda di telapak tangan kanannya, tanda yang sangat simpel, yaitu sebuah wajik kecil berwarna ungu (kayak punya Boruto, tapi warnanya ungu).
"Tanda kepemilikan, bahwa sekarang kau adalah milik ku"ucap Naruto.
"Apa! Beraninya kau- kenapa kau memasangkan ini padaku hah!?"kali ini wajah datar Ophis menghilang, ia bertanya dengan emosi, ia sepertinya marah, mungkin ia berpikir akan di perbudak oleh Naruto.
"Agar aku bisa menjawab pertanyaan mu, Hahahaha!"ucap Naruto di akhiri dengan tawa.
'pantas saja ia mengatakannya terang-terangan, ternyata karena ini, apa artinya ini karena kesalahan ku sendiri, tidak, aku hanya lengah, dia yang sudah seenaknya menandaiku'pikir Ophis.
"Kalau begitu... Apa efek dari tanda kepemilikan ini?"tanya Ophis.
"Pertama, jika jarak antara kau dan aku melebihi 100 meter kau akan kehilangan sihir mu. Kedua, kau tak bisa menggunakan sihir mu untuk melawan ku dan terakhir, saat mendengar perintah ku, kau akan melakukannya secara otomatis bahkan jika kau tidak mau melakukannya"jawab Naruto masih dengan senyum tipisnya.
"Tunggu! Itu berlebihan, kalau aku tidak bisa menjauh dari mu aku tak bisa melakukan aktivitas ku yang lain dan juga kenapa pula harus otomatis!?"
"Tentu saja agar kau patuh pada ku dan tak pernah jauh dari ku, itu karena kau milik ku, Ophis"
Ophis hanya mengeratkan giginya dengan pandangan tajamnya yang tak lepas dari Naruto.
'aku berhasil mengembalikan sedikit emosinya, mungkin sebelum aku melakukan tujuan utama ku, aku harus mengurus Ophis dulu'batin Naruto.
-Skip Time - keesokan harinya-
Cahaya Matahari pagi mulai menerobos masuk dari celah-celah jendela, dan itu menyorot tepat ke mata Naruto yang masih terpejam, lelaki itu pun mulai mengerjapkan matanya, tanda bahwa ia akan bangun.
"Em~h... Hoaaaahhhh..."
Ia melenguh dan menguap ketika mendapat kesadarannya kembali, namun tak lekas bangun, mata birunya memandang ke arah Ophis yang masih tidur di pelukannya -sebenarnya ia yang memberi perintah pada Ophis untuk tidur di sisinya.
Ya~h, bangun tidur rasanya segar sekali, jarang-jarang ia bisa tertidur seperti ini, walau sebenarnya ia tak butuh tidur.
Naruto kemudian mendudukkan dirinya, ia menggoyangkan pelan tubuh Ophis untuk membangunkannya, "Ophis, bangunlah, ini sudah pagi"ucapnya, itu bukan kalimat perintah.
Ophis yang merasa terganggu mulai membuka matanya, "eng~h..." Ia melenguh dan mendudukkan dirinya juga seperti Naruto.
Ketika telah sadar sepenuhnya, Ophis mendapati dirinya baru bangun tidur di kamar dan di depannya ada makhluk yang tak pernah ingin ia temui dalam hidupnya, 'Ck! dia masih hidup'batin Ophis, wajahnya datar seperti biasa meski tampilannya masih agak berantakan karena baru bangun tidur.
"Kau harusnya bilang 'Ohayou', bukannya berharap aku mati"ucap Naruto dengan senyum tipisnya.
"aku tidak peduli, dan berhentilah membaca pikiranku!"ucap Ophis.
"Sudahlah, Ayo kita mandi"ucap Naruto, ia pun menyeret tangan Ophis ke kamar mandi, sedangkan Ophis hanya membiarkannya, jika ia menolak pasti nanti Naruto menggunakan kalimat perintah agar ia menurut.
Mereka pun mandi bersama, saling membersihkan tubuh -atas perintah Naruto, karena sebagai Naga Betina Ophis tak suka tubuhnya di sentuh sembarang makhluk- dan berendam bersama di bak mandi.
Setelah selesai Mareka pun berpakaian, Ophis tadinya berniat menggunakan pakaiannya kemarin tapi Naruto melarangnya, mana mungkin Naruto membiarkan Ophis menggunakan pakaian yang bisa menggundang kaum Lolicon untuk mengarunginya, apalagi bagian dadanya hanya di tutupi benda kecil seperti plester berbentuk X.
dan pada akhirnya Naruto menciptakan pakaian yang seukuran dengan Ophis, yaitu rok pendek berwarna hitam, kaos putih dan jaket berwarna ungu, ditambah sarung tangan tanpa jari, kaos kaki hitam untuk menutupi kaki mulusnya dan sepatu hitam yang saat ini tengah ngetren di kalangan anak muda, tentunya ia juga menciptakan dalaman untuk Ophis.
Sedangkan Naruto sendiri hanya mengenakan, kaos hitam jaket orange dan celana hitam, sepatunya juga warna hitam.
Mereka berdua pun pergi meninggalkan rumah, dan tentang rumahnya itu adalah rumah sederhana yang Naruto ciptakan semalam.
-Skip Time-
Saat ini Naruto dan Ophis berada di sebuah kedai ramen, untuk sarapan tentunya, meskipun Ophis tak membutuhkan makanan tapi Naruto tetap menyuruhnya untuk makan.
"Bagaimana? Enak bukan?"tanya Naruto setelah mereka selesai makan, "em... Lumayan"Ophis menjawabnya dengan lirih.
Sebelum ia bertemu Naruto, ia tak pernah mencoba atau mungkin memang tak ada niat untuk memakan apapun, tapi setelah merasakan sendiri enaknya makanan, baginya ini tidak terlalu buruk.
Setelah membayar mereka berdua pun pergi dari kedai itu, mereka berjalan beriringan di trotoar itu.
"Sebenarnya apa tujuan mu melakukan ini?"Ophis bertanya pada Naruto, Ophis yakin Naruto langsung paham pertanyaannya.
"Aku hanya ingin agar kau lebih menikmati hidup mu, Ophis"jawab Naruto.
"Hm?"Ophis menghentikan langkahnya ketika merasakan aura yang tak asing tengah mendekat.
"Sepertinya Hakuryuuko dan kelompoknya tengah mencari mu, apa kalian sudah janjian akan bertemu?"tanya Naruto, Ophis yang mendengar pertanyaan Naruto memandang datar ke arah Naruto.
"Tidak, mungkin mereka mau melaporkan sesuatu pada ku"namun pada akhirnya Ophis menjawab pertanyaan itu.
"Baiklah sebaiknya kita lekas ke rumah biar mereka bisa bicara dengan mu"ucap Naruto.
"Kenapa harus ke rumah mu?"tanya Ophis.
"Biar lebih nyaman"
Setelah mengatakan itu, Naruto langsung menggandeng tangan Ophis dan menghilang bersama.
-di sisi lain-
Vali, sang Hakuryuuko masa kini, menghentikan kepakan sayap mekaniknya, dan membuat anggotanya ikut berhenti.
"Ada apa, Vali?"tanya Bikou, sang keturunan raja kera, sun wukong.
"Ophis tiba-tiba berteleportasi ke tempat lain"ucap Vali.
"Kan sudah kubilang, harusnya kita pakai teportasi saja nyaa"ucap Kuroka, seorang yokai nekosou setengah Iblis.
"Ck! Baiklah, Arthur!"ucap Vali.
Arthur yang mengerti maksud Vali memanggilnya langsung mengeluarkan pedang dan membuka celah dimensi, mereka semua kemudian masuk ke celah tersebut.
-kembali ke Naruto-
Sebuah celah dimensi muncul dan mengeluarkan sekelompok makhluk, mereka adalah tim Vali, yang beranggotakan, Vali, Bikou, Kuroka, Arthur dan Le Fay.
"Rumah? Sejak Kapan Ophis punya rumah di sini?"Vali menyuarakan kebingungannya ketika melihat rumah ketika sampai di tujuan, ia bisa dengan jelas merasakan aura Ophis di dalam rumah ini.
"Mungkin kita salah tempat"ucap Bikou.
"Mana mungkin nyaa, jelas-jelas Ophis ada di dalam"ucap Kuroka.
"Apa kau meremehkan kemampuan ku, Bikou?"Arthur bertanya sambil menekan bagian tengah kacamatanya.
"Kakak tidak mungkin salah"ucap Le Fay.
"Sudahlah, sebaiknya kita masuk saja"ucap Vali, ia pun melangkah mendekati pintu kemudian mengetuknya.
Tok Tok Tok
Krie~t
Pintu itu terbuka dan menampilkan Ophis yang terlihat sangat berbeda, itu membuat seluruh tim Vali kaget.
Ophis masih mengenakan pakaian yang tadi hanya saja sekarang Naruto menyuruhnya untuk memakai bando telinga kucing dan celemek putih sebagai tambahan.
'jika ada kesempatan, aku pasti akan membunuhnya'pikir Ophis, sedangkan Naruto yang mendengar suara hati Ophis dari dalam rumah hanya tersenyum.
Tanpa menunggu tim Vali mengeluarkan suaranya, Ophis langsung menyuruh mereka masuk, tim Vali pun menurutinya dan masuk ke dalam rumah, mereka tak mau protes, apalagi Ophis saat ini mengeluarkan aura yang tak mengenakan, jadi untuk menghindari bahaya mereka menurut saja.
Bersambung~
Story pertama, mungkin masih berantakan, tolong review-nya ya~h :D
