TITTLE: CLUE?

SUMMARY: Sehun menghilang dan tidak ada seorangpun yang tau keberadaannya. Semua member terpaksa mengumpulkan clue yang diberikan penculik dan harus menyelesaikannya sendiri. Namun siapa yang tau? Bahwa semua ini hanyalah permainan belaka. Permainan yang membodoh-bodohi semua orang.

LENGTH: CHAPTERED

MAIN PAIR: HUNHAN

MAIN CAST:

- Luhan

- Sehun

- Suho

- Chanyeol

OTHER CAST:

- All EXO member

RATED: T

DESCLAIMER: All cast belong to God but this story's mine.

WARNING: OOC, TYPOS, BAHASA MEMBINGUNGKAN, NO LOVE STORY, BAHASA LUMAYAN RUMIT.

NO BASH.

DON'T LIKE DON'T READ!

LAST,

HAPPY READING!

.

"Luhan, siapa member yang paling kau sukai diantara semuanya?"

"Aku menyukai semua member. Tapi jika kau tanya siapa yang paling kulindungi dan kuperhatikan dengan sangat baik, aku akan jawab Sehun."

"Okay, Sehun. Aku menanyakan hal yang sama padamu. Siapa member yang paling kau sukai di EXO?"

"Luhan"

"Kau tidak punya alasan?"

"Tidak. Aku hanya menyukainya."

Sehun tersenyum.

.

.

Interview sudah selesai dan itu sangat melelahkan. Sebenarnya tidak ada interview yang menyenangkan. Karena itu, semua member harus pandai memasang senyum palsunya, termasuk Luhan. Tidak ada yang menarik, hanya pertanyaan yang itu-itu saja. Menanyakan album baru, atau album sebelumnya. Dan terkadang menanyakan hal pribadi yang tidak seharusnya di jawab. Luhan tau mungkin itulah yang di tunggu-tunggu fansnya, tapi itu sungguh mengganggu. Terutama ketika fans mereka terlalu berlebihan. Itu justru memberatkan.

Bukan berarti Luhan tidak ingin fans-fansnya tau kepribadiannya, hanya saja terkadang pertanyaan interview yang diajukan terlalu sensitive. Untung saja, interview tadi berjalan lancar, tanpa ada pertanyaan yang berlebihan. Pertanyaan yang paling berbekas di ingatan Luhan adalah pertanyaan yang diajukan kepadanya tadi. Tentang siapa member yang paling disukainya. Tentu saja dia menjawab Sehun. Bukan karena mencari sensasi tentang pairnya dengan Sehun, tapi karena Sehun paling muda dan Luhan memang lebih memperhatikan Sehun di bandingkan dengan member lain. Luhan merasa lumayan senang saat Sehun juga menjawab "Luhan" ketika pertanyaan itu diajukan kepadanya. Karena itu berarti, Sehun memperlakukan Luhan sama seperti Luhan memperlakukan Sehun.

Tapi ada yang aneh, senyuman sesaat setelah Sehun menjawab pertanyaan. Luhan paling mengerti Sehun, dan Luhan yakin ada sesuatu di balik senyuman itu. Sesuatu yang tidak di mengerti orang sekitar, fansnya, member lain, dan dirinya sendiri.

.

.

"Hyung, hari ini aku ingin tidur sendiri. Bisa tidak kau tidur di kamar lain?" Sehun bertanya pada Chanyeol, teman sekamarnya.

"Hei! Memangnya kau bisa mengatur sendiri seperti itu?" Chanyeol yang sedikit bingung dengan perlakuan Sehun yang aneh malam ini, menyahut dengan malas.

"Tidak hyung. Aku sedang tidak enak badan. Kau bisa masuk ke kamar Kris hyung. Dia hanya tidur berdua dengan Chen, kasurnya juga lumayan besar." Sehun menyahut sambil memasang muka memelasnya.

"Bagaimana kau bisa tau kalau Kris dan Chen tidur dikamar yang sama? Biasanya kau hanya memikirkan dirimu sendiri. Dan bagaimana caranya kau bisa tau jika kasur dikamar itu cukup besar? Kau mengukurnya? Hah. Kau berbicara seolah-olah kau sedang merencanakan sesuatu" Chanyeol mengerutkan kening sambil menatap Sehun penuh selidik. "Aku tau Hun, kau ingin menonton video delapan belas tahun keatas kan? Kau tidak perlu berbohong begitu. Aku mengerti." Chanyeol menyengir dengan wajah jail, kemudian keluar kamar sambil membawa bantalnya tanpa menunggu jawaban dari Sehun.

Mungkin Chanyeol tidak pernah membayangkan sesuatu akan terjadi setelah malam ini.

.

.

"Hei bangun! Chen Kris! Chanyeol kau juga ada disini? Ayo bangun! Aku sudah menyiapkan sarapan." Setelah membangunkan member yang lain, Suho membangunkan mereka bertiga dengan sedikit teriakan. "Cepat bangun, dan turun ke ruang makan. Aku akan membangunkan Sehun"

Saat Suho sedang di perjalanan menuju kamar Sehun, ada sesuatu yang aneh. Kamar Sehun tidak tertutup rapat. Hawa AC keluar dari sela-sela pintu. Suho mempercepat langkahnya menuju kamar Sehun, kemudian melebarkan pintu kamar itu, dan anehnya Sehun tidak sedang berbaring di kasur. Suara percikan air dari kamar mandi juga tidak terdengar, yang menandakan bahwa Sehun tidak sedang mandi.

Sehun menghilang.

.

.

"Aku tidak tahu! Aku tidak pernah membayangkannya. Dia yang memintaku keluar. Bukan aku hyung! Bukan aku yang merencanakan ini!" Chanyeol berteriak penuh emosi bercampur penyesalan. Sehun menghilang, dan kini Chanyeol menjadi salah seorang yang paling disalahkan, karena dia membiarkan Sehun tidur sendiri.

Raut wajah semua member penuh dengan kekhawatiran, termasuk Suho. Dia memang leader, namun saat ini dia merasa bahwa jabatan itu tidak pantas untuknya. Seorang member menghilang, dan ini benar-benar aneh. Tidak pernah ada artis yang sedang berada di puncak ketenarannya diculik dengan mudah seperti itu. "Mungkinkah?" Suho tersadar sesaat sebuah pikiran muncul di otaknya.

"Apa hyung? Kau masih tidak mempercayaiku?" Chanyeol putus asa. Semua alasan sudah dikeluarkannya, tetapi tidak ada seorangpun yang mempercayainya.

"Mungkinkah.. ini perbuatan fans Sehun sendiri? Ya! Mereka selalu membuntuti kita, saat mereka tau bahwa Sehun tidur sendiri, mereka menyusun rencana. Dan setelah Chanyeol keluar dari kamar, mereka memulai aksi mereka. Bukankah itu bisa saja terjadi?!" Suho mengeluarkan pendapatnya dengan penuh emosi. Semua yang ada di otaknya dikeluarkannya begitu saja. Tanpa di saring.

"Hyung, pikirkan sebelum berbicara! Siapa yang membuatmu terkenal saat ini? Siapa yang membuatmu dikenal oleh semua orang?! Siapa yang membuat semua album terjual habis, dan siapa orang yang selalu mendukungmu?!" Lay sedikit tidak suka dengan pendapat Suho.

"Tapi tidak semua diantara mereka memperlakukan kita dengan wajar!" Suho yang mungkin sedang terguncang, berteriak dengan berapi-api. Penuh dengan kefrustasian.

"Junmyun!" kali ini hampir semua member mengucapkan kata yang sama. Mencoba menyadarkan Suho atas apa yang telah dikatakannya.

"Tenangkan dirimu" Baekhyun yang kali ini mencoba menenangkan Suho. "Bagaimana juga, kita tidak mempunyai bukti."

"Maafkan aku. Aku berlebihan. Aku hanya tidak ingin semua orang tahu kalau Sehun hilang dan karir kita langsung hancur begitu saja. Aku takut keluarga kita khawatir setelah terjadi kasus seperti ini. Aku takut." Suho menunduk dengan mata berkaca-kaca dan bahu yang bergetar. Mengingat apa saja yang telah dilakukannya untuk membuat EXO menjadi lebih baik, tapi kenyataannya tidak ada sama sekali.

"Sebaiknya, kita menyelesaikan masalah ini sendiri. Jangan biarkan media tau, dan berusahalah untuk mencari informasi sendiri. Jangan bertanya pada siapapun kecuali member yang lain." Kris membuka percakapan baru, dan di tanggapi dengan anggukan semua member. "Pertama, kita harus memeriksa kamar Sehun. Jika penculik tidak cermat, mungkin kita bisa mendapat jejaknya, dan jika Sehun cerdas, dia pasti akan memberi kita clue yang membantu." Sambil melanjutkan kalimatnya, Kris mulai melangkah menuju kamar Sehun.

"Ada kemungkinan satu lagi." Luhan yang sedari tadi tidak membuka mulut karena tidak percaya atas hilangnya Sehun, membuka mulutnya dengan bergetar. "Seseorang sedang ingin bermain dengan kita."

.

.

"Aku lelah!" Tao mengeluh.

"Hyung, kita sudah mencari hampir setengah jam di tempat ini, tapi tak ada tanda-tanda yang aneh." Kyungsoo melemparkan tubuhnya ke kasur sambil menutup matanya. Benar-benar melelahkan.

"Memang sulit mencari hal yang mencurigakan, karena memang kita jarang masuk ke kamar ini. Kecuali Sehun dan Chanyeol." Chen mencerna kalimatnya sendiri. "Chanyeol! Kau satu-satunya yang paling sering masuk ke kamar ini. Kau tidak menemukan suatu hal yang aneh?" Chen menatap Chanyeol penuh selidik.

Chanyeol yang sedang memfokuskan pencariannya di sudut kamar berhenti seketika ketika ia mendengar kalimat curiga yang ditujukan padanya. Hari ini memang benar-benar hari tersial yang di miliki Chanyeol. Dia tidak tau apapun, tetapi semua orang menatap curiga kepadanya. "Aku tidak menemukannya, dan berhentilah menatap curiga kepadaku, hyung. Aku benar-benar tidak terlibat dengan kecelakaan ini. Kau tidak bisa mempercayaiku?" Chanyeol menghela napas. Sebenarnya kalimat itu di tujukan untuk semua member, bukan hanya Chen.

"Aku tidak bermaksud begitu, Chanyeol" Chen mengeluarkan napas berat. Merasa bersalah kepada Chanyeol.

"Tapi, kenapa kau selama setengah jam ini bertingkah aneh? Kau hanya mencari disekitar itu saja. Tidak mencari ke sudut lain yang mungkin terdapat hal mencurigakan disana." Kai meluncurkan kalimat curiga kepada Chanyeol lagi.

"Hyung!" Chanyeol mengacak-acak rambutnya sambil menatap frustasi kepada semuanya. "Tidak ada hubungannya aku dan hilangnya Sehun. Aku keluar dari kamar karena aku pikir Sehun ingin menonton video porno, mungkin dia malu jika aku mengetahuinya, dan dia mencari alasan dia sedang tidak enak badan kemudian menyuruhku tidur dikamar kris dan Chen hyung. Kalian masih tidak percaya? Kalian pikir aku mengarang cerita? Baiklah, terserah kalian." Chanyeol keluar dari kamar sambil membanting pintu. Tidak peduli hal yang dilakukannya sopan atau tidak dihadapan hyung-nya. Chanyeol hanya terlalu lelah mendapatkan kecurigaan dari seluruh member, dan dia sama sekali tidak merasa sengaja 'menghilangkan' Sehun.

Tapi, benarkah semua yang di katakan Chanyeol? Bahwa dia tidak ada hubungan dengan menghilangnya Sehun?

Semua member tidak menyadari sesuatu. Tatapan Luhan penuh amarah ke arah pintu yang baru saja Chanyeol banting. Dengan tangan terkepal dan wajah memerah. Bahu bergetar yang membuat semua orang seharusnya takut padanya.

.

.

Luhan keluar dari kamar Sehun. Membuka pintu dan menutup sambil membantingnya. Bahkan jauh lebih keras dari yang Chanyeol lakukan. Semua member hanya terdiam tidak mengerti. Mereka sibuk mengumpulkan potongan-potongan kejadian yang terjadi hari ini. Tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Tanpa keraguan, Luhan berjalan penuh emosi dan kemarahan, dengan mata yang sedang mencari seseorang. Mata yang dilapisi airmata, menandakan dirinya benar-benar ingin meledak. Ia sampai di dapur dan melihat punggung seseorang yang cukup tinggi disana. Dia meminum segelas air sambil mengacak-acak rambutnya.

Detik selanjutnya berlalu dengan kabur. Luhan menghampirinya, membalikkan tubuh Chanyeol, kemudian dengan tak berhati ia memukul pipi kanan Chanyeol dengan tangan kirinya yang terkepal. Chanyeol yang tidak memiliki riwayat bela diri langsung tersungkur ke lantai dengan wajah penuh kebingungan.

Tidak berhenti disitu, Luhan mengunci tubuh Chanyeol dan mendudukinya, kemudian memukul wajah Chanyeol beberapa kali. "Kemana Sehun?! Aku tau kau yang menyembunyikannya! Kau kemanakan dia?! Apa kesalahan yang dia lakukan?! Kenapa kau menyembunyikan dia dan mencari sensasi?! Kembali ke kesadaranmu, Chanyeol!" Luhan tidak berhenti memukuli pipi dan hidung Chanyeol dengan kedua tangannya yang benar-benar dingin saat ini.

"Luhan! Apa yang lakukan?!"

Member lain terlambat. Chanyeol sudah terlanjur pingsan dengan wajah penuh memar dan darah.

.

.

"Apa yang kau lakukan? Kau gila!" Baekhyun berteriak tepat di depan wajah Luhan. Luhan hanya bergeming dan menatap kosong ke depan. Mencoba tidak mempedulikan keadaan yang kacau karena perbuatannya sendiri.

Saat ini semua member-kecuali Sehun- berkumpul di kamar Suho, sambil mengecek keadaan Chanyeol yang masih setengah sadar dengan wajah lebam. Semua mengkhawatirkan keadaan Chanyeol, karena mereka tidak bisa ke rumah sakit. Jika mereka pergi, mungkin akan ada artikel "Chanyeol EXO mendapat pukulan dari member lain" atau "Chanyeol tidak terlalu di butuhkan di EXO". Dan itu akan benar-benar mengganggu.

"Luhan hyung, aku ingin bicara padamu." Dengan pinggir bibir yang berdarah, Chanyeol menahan rasa sakit sambil menutup matanya.

Seakan-akan mendapatkan kode yang tersirat, semua orang meninggalkan ruangan, kecuali Luhan.

Hanya terdapat dua orang di ruangan itu, dan tidak ada yang membuka percakapan. Suasana begitu dingin, dua orang itu menatap satu sama lain. Seseorang menatap dengan tatapan penasaran, dan seorang yang lain menatap dengan penuh rasa bersalah. Selama beberapa menit, tidak ada yang membuka percakapan.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud melukaimu, aku hanya terlalu emosi." Luhan mendekati kasur yang sedang di tiduri Chanyeol, kemudian duduk di sebelah Chanyeol yang sedang berbaring.

"Aku mengerti. Aku hanya tidak mengerti kenapa kau harus memukulku sekeras tadi. Apakah kau menyayangi Sehun sedalam itu? Aku terus memikirkan hal ini." Chanyeol kembali menutup matanya. Bibirnya benar-benar perih saat ini.

"Aku minta maaf. Jangan berbicara terlalu banyak, istirahatlah." Seakan-akan tidak ingin menjawab pertanyaan Chanyeol, Luhan keluar kamar dan meninggalkan Chanyeol yang mencoba untuk tidur.

Sesaat setelah keluar dari kamar, Luhan mendekati member EXO lain yang duduk di sofa tanpa berbicara satu sama lain. "Aku minta maaf." Luhan menundukkan wajahnya dengan penuh penyesalan.

"Lupakan kecelakaan yang kau buat tadi. Sesaat sebelum kau membuat Chanyeol pingsan, aku menemukan ini. Aku menemukannya di sudut kamar. Sebelumnya Chanyeol mencari clue disitu, tapi tidak menemukannya. Sedangkan aku hanya perlu melirik satu kali saja, aku dapat melihat ini." Suho menggenggam sebuah handphone, yang sebenarnya terlihat biasa saja.

"Itu handphone Sehun." Luhan mengamati handphone itu, tapi tidak melihat sesuatu yang dapat disebut clue. Luhan mengambil handphone itu dari tangan Suho, kemudian mengidupkan tombol on. Luhan membulatkan wajahnya dengan tangan yang kembali terkepal. "Tolong aku. Restoran 16-5-1-18-12" Luhan menggumamkan tulisan yang terdapat di handphone itu.

Luhan tertawa.

.

.

"Bukankah ini sangat jelas?" Luhan menatap mata semua member bergantian mencoba mengirimkan telepati, supaya semua member mengerti apa yang dia maksudkan. Sayangnya, tidak ada seorangpun yang mengerti.

"Apa yang aku katakan pada kalian sebelumnya memang benar. Seseorang ingin bermain dengan kita! Lihat saja. Tidak mungkin tulisan ini di buat oleh Sehun dalam jangka waktu yang cepat" Luhan menunjuk-nunjuk handphone itu. "Bagaimana mungkin Sehun menulis 16-5-1-18-12 seolah-olah ingin membuat kita kebingungan atas cluenya? Clue ini pasti di buat oleh si penculik!" Luhan melanjutkan.

"Bisa saja Sehun yang menulisnya. Dia takut si penculik akan mengerti maksud tulisannya, sehingga ia membuat kode." Lay memberikan pernyataan yang lumayan masuk akal dan membuat member lain mengangguk setuju.

"Aku rasa Lay benar. Siapa orang yang dengan bodohnya menculik, kemudian memberikan clue kepada kita untuk kita pecahkan. Bukankah itu hanya menguras tenaga saja?" Xiumin berpendapat.

"Sebaiknya sekarang kita memecahkan arti dari angka-angka itu." Kyungsoo membuka mulutnya.

"Benar. Saat ini kita tidak perlu memedulikan siapa yang menulis clue ini dan untuk apa dia menulisnya. Sebaiknya kita langsung berusaha mengerti maksud dari angka ini."

"Bagaimana jika kita menjumlahkan angka ini? Enam belas ditambah lima, ditambah satu, ditambah delapan belas, ditambah dua belas? Hasilnya lima puluh dua." Baekhyun mengucapkan dugaannya.

"Aku mencari 'Restoran 52' di browser dan tidak menemukan apapun. Kemudian aku mencari 'Restoran fifty two' dan menemukan ini." Kai menunjukkan artikel yang terbuka di handphone nya.

"Alamat restoran ini di Gangnam. Itu tidak terlalu jauh. Ayo kita pergi sekarang." Kai membaca artikel tersebut dan menemukan alamat restorannya.

"Baiklah. Seseorang harus tinggal bersama Chanyeol." Kris mengingatkan semua member tentang Chanyeol yang sedang terbaring lemas di kasur.

"Aku saja." Baekhyun mengajukan dirinya. "Aku harap kalian bisa pulang dengan membawa Sehun bersama kalian." Baekhyun berjalan menuju kamar yang ditempati Chanyeol.

"Baiklah. Ayo pergi."

Sekarang sudah pertengahan hari, namun tidak satupun di antara mereka mencoba menyerah. Salah satu diantara mereka hilang dan mereka harus mencarinya. Sebenarnya ini jauh lebih melelahkan daripada tampil di puluhan acara dalam satu hari sambil menari dan bernyanyi diatas panggung. Kejadian hari ini sungguh melelahkan psikis mereka, terutama Luhan.

Seharusnya saat ini Sehun berada di sampingnya dan memeluk tangan kanan Luhan sambil berpura-pura menangis, meminta bubble tea. Kemudian Luhan menolaknya, dan Sehun akan melakukan hal yang sama kepada member lain. Luhan benar-benar kehilangan Sehun.

Luhan berjanji pada dirinya sendiri. Seseorang yang sedang bermain dengannya dan menculik Sehun, siapapun dia, Luhan tidak akan segan-segan mengubur tubuh itu. Apakah dia pikir hal ini lucu? Berdesak-desakan dengan member lain di dalam satu mobil yang sebenarnya lumayan besar, tetapi tentu saja mereka harus berdesak-desakan dengan sembilan orang di dalam mobil tersebut. Kali ini Xiumin yang menyetir, karena dia satu-satunya yang memiliki surat izin berkendara. Mereka menuju Gangnam tanpa di temani oleh manager mereka yang sedang mengambil cutinya, karena memang seminggu ini EXO tidak mempunyai jadwal.

Ya, Luhan semakin yakin ini adalah sebuah permainan. Karena mereka memang benar-benar kosong seminggu ini. Dan orang yang sedang ingin 'bermain' itu mengambil kesempatan pada saat-saat yang tepat. Luhan yakin, pelakunya tidak jauh-jauh, karena dia pasti mengetahui jadwal EXO dengan baik. Orang terdekat, staff agency, manager, atau kemungkinan lain, fans mereka?

Luhan menggenggam handphone yang ada di tangannya dengan erat. Handphone Sehun yang di temukan Suho di saat-saat ia kehilangan control dan menghabisi wajah Chanyeol. Luhan tidak menyangka hal ini terjadi, dengan penuh rasa penasaran Luhan kembali menekan tombol on pada handphone itu. Entah untuk keberapa kalinya. "Hey!" Kata yang di lontarkan Luhan membuat semua member menoleh padanya.

"Apa?" Suho membalas dengan malas. Berharap hal yang akan dikatakan Luhan bukanlah hal yang tidak masuk akal dan membuang-buang waktu. Suho tidak ingin terlalu bersemangat dan berharap Luhan mengetahui sesuatu, namun ujung-ujungnya itu hanya omong kosong belaka.

"Restoran Pearl! Ini restoran Pearl!" Luhan berteriak dengan wajah memerah. Berharap semua member menatap serius kepadanya.

"Apa maksudmu?" Xiumin yang sedang mengemudi tidak menanggapi dengan keseriusan. "Apa hubungannya 16-5-1-18-12 dengan 'pearl'? Jangan bercanda dan jangan terlalu memaksakan diri, Lu."

"Luhan benar!" Kai mendukung Luhan setelah terjadi keheningan yang cukup lama di dalam mobil. "P adalah huruf ke enam belas dalam urutan alphabet, lima adalah E, satu adalah A, delapan belas adalah R, dan dua belas adalah L. Menurutku jawaban Luhan lebih tepat. Karena belum tentu angka-angka itu di jumlahkan. Apakah ada petunjuk yang menyuruh untuk menambahkan semua angka itu? Tentu saja jawaban Luhan jawaban yang tepat!" Kai semakin mendukung Luhan beserta alasan, dan itu membuat semua member mengerti.

Luhan yang sedang di dukung oleh Kai hanya menatap lurus ke depan. Dengan tangan yang semakin menggenggam erat handphone Sehun. Entah sudah berapa kali emosinya di kuras habis hari ini. Semakin kesini, semakin ia berharap untuk bertemu dengan Sehun dan kembali bercanda dengannya. Semakin ia berharap untuk memecahkan kasus ini. Semakin ia ingin mengubur hidup-hidup seseorang yang sedang mengacaukan hidupnya dengan permainan ini.

"Bukankah Restoran Pearl dekat sekali dengan dorm kita? Apa kita harus melanjutkan ke Gangnam atau memutar balik saja?" Xiumin meminta saran karena ia benar-benar bingung kemana tujuan yang paling tepat.

"Putar balik saja." Luhan menjawab saat member lain sibuk menyelesaikan pikiran mereka yang masih berantakan.

.

.

"Luhan berhasil menyelesaikan clue pertama dengan mudah. Sebaiknya kau berhati-hati. Aku yakin mereka akan bekerja keras untuk mendapatkan clue kedua."

Pesan terkirim.

.

.

####### T B C / E N D ? #######

Mengecakan? Sorry.

Kurang greget? Sorry.

Banyak typo? Sorry.

Author sebenernya pengen bikin ni ff oneshoot, tapi author jadiin chapter karena banyak yang bilang supaya readernya pada penasaran :3

Author minta maaf kalo ternyata ff ini punya kesamaan dengan ff lain. Intinya author bener-bener mikir ini pake otak author sendiri. Mungkin yang merasa ff ini mirip dengan ff yang lain, boleh kasi tau di review.

Ada banyak scene yang author ambil dari running man, semuanya tau kan? Cuma author edit sedikit, karena memang sebenernya ide ff ini muncul di otak author pas author lagi nonton Rnning Man. Author gak bisa sebutin episode berapa, soalnya author sendiri juga nggak inget/?

Supaya lebih akrab, author ini masih kelas 8, jadi boleh kok kalo ada yang mau manggil saeng. Manggil author juga gapapa.

Siders nggak diterima. Bash nggak diterima.

Review ya, demi kemajuan ini ff juga. Kritik boleh, saran boleh, mengada-ada buat chap selanjutnya juga boleh/?

Makasih yang udah baca walaupun nggak tertarik buat follow.

Makasih yang review.

Makasih juga yang follow.

Makasih banget buat yang fav.