"Akaashi, setelah aku mati nanti, apa yang akan kau lakukan?"

Kuroo bertanya ditengah tengah persenggamaan mereka

Akaashi saat itu sedang buta oleh nafsu, hanya memberi desah sebagai respon

Lalu Kuroo berhenti

Memutus segala koneksi mereka

Memandang Akaashi tepat pada kelereng zambrudnya

"Apa yang akan kau lakukan Akaashi?" Kuro bertanya lagi

Akaashi diam

Memalingkan wajah dan pura pura tidak mendengar

Dia tidak mau mendengar hal ini lagi

Tidak disaat mereka sedang menikmati waktu berdua

Tidak disaat ia sedang dalam pelukannya

Akaashi tidak mau mendengar pertanyaan bodoh ini

"Hei, lihat aku" pinta Kuroo, memohon

Akaashi menoleh, Akaashi benci ini

Mata itu penuh kecemasan

Penuh ketakutan

Kabut nafsu yang semula memenuhi otaknya kini hilang, menguap entah kemana

Ditangkupkan wajah kekasihnya itu, lalu berpura pura bahagia

"Aku akan baik baik saja"

"Kau tidak seperti akan baik baik saja"

"Percaya padaku"

"Aku tidak bisa percaya padamu"

Akaashi lelah

Dia lelah meyakinkan pria ini bahwa dia akan baik baik saja

Dia lelah meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia akan baik baik saja

Kemudian mereka diam

Tenggelam dalam kata yang tak bisa terucap

Hanya ada tatap diantara mereka

Lalu Akaashi membawa Kuroo kedalam pelukannya

Berkata

Berbisik

"Jangan khawatir, jangan takut, aku disini bersamamu sampai akhir dan kau pun begitu, bersamaku sampai akhir"

Sebuah mantra untuk menenangkan hati yang gundah