'Aku no Yuki'

'The Snow of Evil'

Chapter 1 ( Memoriam and the black cat )

Flash Back on :

21 Desember 2009

Saat itu hari pertama musim salju di Jepang. "Kaito-chan! Lihatlah itu! Salju mulai turun!" Teriak Miku girang. Kaito menghampiri gadis berambut hijau itu sambil memakaikan jaket dan syal. "Jangan keluar, Oke?" Bisik Kaito lembut. "Huuuh!" Miku menggembungkan pipinya. "Awas lhoo!" Kaito memeluk Miku. "AAA!" Miku melepaskan pelukan Kaito dan langsung lari mendobrak pintu rumah.

DRAAAK!

"MIKUU!" Kaito lari hendak mengejar Miku. "YAYYY!" Miku tertawa riang. "Mikuu!" Kaito berhasil menangkap Miku. "Aaah,," Miku mendesah kesal. "Aku khawatir sekali... Kata dokter kau tidak boleh..." Sebelum Kaito menghabiskan kata-katanya... "TIDAK USAH MEMIKIRKAN KESEHATANKU!" Miku membentaki Kaito. "Miku.." Gumam Kaito. "Sejak kapan Kaito-chan menjadi pengatur hidupku?" Tanya Miku sambil memiringkan kepalanya. "Aku tidak pernah mengatur hidupmu.. Miku-chan,,," Jawab Kaito sambil tersenyum. "Lalu kenapa baru sekarang kau memanggilku dengan sufffix chan?" Miku menyeringai lebar. "Eh?" Kaito hanya bingung. "Hihi!"

"Brr... Dingin sekali ya? Tapi kau lebih dingin daripada salju! Hahaha!" Miku memukul pelan punggung Kaito. "Aww,,, sakiit!" Kaito hanya bisa pura-pura mengerang kesakitan. "Aaa.. pura-pura doang.." Miku menyentil hidung Kaito. "Hahahaha!" Lalu Kaito menggendong Miku. "Kau adalah mutiaraku.. Hatsune Miku... 'Suara Emas Dari Masa depan'.." Bisik Kaito. "Dasar.. Merayu saja kau.. Kaito-chaaan..." Miku membalasnya dengan kecupan di kening Kaito. Seketika Kaito blushing. "Mi..Miku-chan.." Kaito hanya cengo. "Hahahaha!"

"Ohok! Kaito-chan..." Tiba-tiba Miku batuk. Tapi malah darah yang keluar. "Miku!" Kaito langsung cemas.

BRUUKK

Miku jatuh tersungkur ke tanah. Miku memegangi dadanya. Darah kental semakin lancar keluar dari mulut mungil Miku. Kaito langsung mendekati Miku. "Miku!" Kaito membopong Miku dan ditidurkan di kursi taman.

TESS...

"Jangan pergi Miku-chan.." Kaito mulai meneteskan air matanya. "Kau tau Kaito-chan? Hari ini adalah hari pertama salju turun dan hari terakhirku hidup karena penyakitku..."

Miku tersenyum. Kaito terus menggenggam erat tangan Miku yang semakin lama semakin dingin. Mata Miku terpejam untuk selama-lamanya. Tubuhnya menjadi dingin dan membiru. Tubuhnya hanya membisu. Tapi senyuman manis khas Miku takkan hilang.

"MIKU-CHAAAAN!" Kaito berteriak sambil memeluk erat tubuh Miku.

Flash Back off :

20 Desember 2010

=Kaito Pov=

"Kaito-chan! Lihatlah itu! Salju mulai turun!"

Kata-kata itu membuatku rindu, ingin memeluknya.

"Brr... Dingin sekali ya? Tapi kau lebih dingin daripada salju! Hahahaha!"

Tawanya selalu membuatku tersenyum. Hatiku merasa senang ketika mendengar tawanya.

"Ohok! Kaito-chan..."

Tapi mengapa waktu merenggutnya. Orang yang aku kasihi.

"Kau tau Kaito-chan? Hari ini adalah hari pertama salju turun dan hari terakhirku hidup karena penyakitku..."

Miku Hatsune. Kekasih pertamaku... Pergi meninggalkanku di hari pertama musim salju.

Karena penyakit leukimia. Aku sangat menyesal. Aku sangat kehilangan.

=Normal Pov=

"Kak Kaito, ayo pulang.." Rin menarik tangan Kaito yang masih memandangi nisan makam yang bertuliskan

'Disini terbaring dengan damai

MIKU HATSUNE

Putri dari

NARAKU HATSUNE

09 November 1993

21 Desember 2009'

Kaito menghiraukan Rin. Rin tampak terharu melihat Kaito terus memandangi dan membelai nisan makam itu. "Kak Kaito, Kak Miku pasti sedih di sana jika melihat Kak Kaito bersedih terus.." Rin berusaha menghibur Kaito. Rin mengelus rambut Kaito.

Tess...

Kaito meneteskan air matanya. "Besok adalah peringatan 1 tahun meninggalnya Miku.. Diawal musim salju." Kata Kaito sambil mengusap matanya dengan tissue. "Iya.. hari ini tanggal 20 Februari." Rin meregangkan kepalanya sebentar.

"KYAAA!" Tiba-tiba Rin berteriak dengan kerasnya. "Rin!" Kaito langsung lari mendekati Rin. "Ada apa adikku?" Tanya Kaito tampak khawatir. "Itu.. ada kucing hitam polos nyelonong lewat kakiku!" Jawab Rin sambil menuding seekor kucing hitam di bawah pohon kamboja. "Hahaha! Rin.. Rin.. Ada-ada saja.." Kaito mengacak-acak rambut Rin. "Aww!"

SRIIING..

Kaito... 24 jam lagi.. Rin Kagamine... Kereta kematian akan menjemputnya,,

Kucing itu menatap mata Kaito dengan tajam.. "Meong.. Meong,,Meong,,"

Kau tidak bisa mencegahnya. Lindungi dia. Aku harap kau mengerti.

Kaito hanya berdiam diri. Mata biru kelamnya menatap mata onyx kucing itu dengan tajam. Kaito merasakan jika kucing itu berbicara padanya.

KRAAKK!

Tanpa sengaja Kaito menginjak setangkai bunga krisan yang sudah kering. Kaito memegangi dadanya. 'Tiba-tiba perasaanku tidak enak.. Rin..' Kaito memejamkan matanya sebentar. "Kami-Sama.."

Rin hanya sweatdrop melihat Kaito memandangi mata kucing itu. "Woy, kak Kaito cinta ma Neko yang tadii?" Rin melambaikan tangannya tepat di depan mata Kaito. "Eh?" Kaito hanya cengo.

GUBRAAKK!

"Lupakan sajalaaah!" Rin tampak nangis mewek. Kaito hanya tambah cengo. "Sudahlah kita pulang saja.." Kaito mengambil payungnya dan menggendong Rin. "Kenapa?" Tanya Rin manja. "Kamu mau kayak Naraha? Jadi penunggu makam? Kamu tau Naraha? Ni kakak ceritain.. Naraha itu,," Sebelum Kaito melanjutkan ucapannya, mulut Kaito sudah disumpel kain kafan yang entah dari mana oleh Rin. "Aku sudah tau legenda 'Naraha no Hakamori'.. Dasar.." Rin hanya mendesah kecil. "Hahahah!" Kaito berjalan keluar dari pemakaman dengan mengggendong Rin.

Rin.. Jangan mati karena musim salju...

Mereka berdua bersenandung ria sepanjang perjalanan mereka pulang kerumah.

=Time Skip=

Didepan rumah Rin...

"Rin, besok kita ke taman yuk!" Kaito tersenyum kecil pada Rin. "Ayooo! Siapa yang paling cepat datang ke taman dia yang menang!" Rin menyeringai lebar. Kaito membalas seringai Rin dengan mencubit pipinya. "Aww,, Sakiiit!" Rin memegangi pipinya. "Wiih.. imutnya!" Kaito merendahkan tubuhnya, lalu "Hati-hati... Rin.. Mungkin besok adalah hari sial..." Bisik Kaito perlahan di dekat telinga Rin. "Haaa.. Sudahlah,, aku mau masuk rumah duluu! Dadah kak Kaito!" Rin berlari ke dalam rumah. Tak lupa ia melambaikan tangannya pada Kaito. Kaito membalasnya hanya dengan seringai khasnya.

"KAK LEEEN!" Rin melempar payungnya dan syalnya ke muka Len yang sedang melintasi ruang tamu.

DRUAAK!

Len terpeleset karena tidak bisa melihat jalan di depannya. "Aduuh.." Len bangun perlahan-lahan sambil menepuk celana dan kemejanya. "DAUGHTER OF EVIIIIL!" Len menggerutu kesal. "Udah cakep-cakep dandan mau ketemu ma cewek gua malah si OraGi malah ngehancurin kostumku.. AAA dasar Daughter of evil!" Len menginjak-injak syal milik Rin. "RASAKAAAN!"

Kaito yang masih diluar rumah itu sedang sweatdropped. "Ternyata..." Kaito tidak mampu meneruskan kalimatnya. Ia takut ia salah bicara. "Eh, Kaito-San.." Sapa Len ketika keluar dari rumah.

"Mau kemana kau? Tumben rapi banget'' Kata Kaito jail. "Haha,,, mau ketemuan ma Momo.." Jawab Len sambil membetulkan dasinya. "Pasti mo ngelamar nii?" Bisik Kaito jail. "Haha! Iya!" Len hanya menyeringai. "Ni baca tips. Supaya berhasil! Berjuang ya!" Kaito memberikan sebuah buku pada Len. "Arigatou.. dan... Kaito-san napa di depan rumah? Kok nggak pulang?" Kaito menjadi bingung. "Anoo... Tanahku ketinggalaaan! Jaa Nee!" Kaito langsung lari dengan kecepatan dewa. Len hanya sweat dropped.

"Nggak urus laah... Ngacir dulu laaa..." Len langsung jalan ke kafe La Fleur Caztana. "Pasti Momo-chan udah nunggu.." Len bersenandung ria hingga tak sadar ia jatuh terperosok ke sebuah lobang. "TOLOOOOONG!"

Kaito Shion... Kagamine Rin... Hari besok... Kerete kematian akan menjemput Rin.. Tunggu saja...

Ternyata kucing hitam itu sedari tadi mengikuti Kaito-Rin pulang. Mata onyx kucing itu menatap tajam rumah itu. Lalu kucing itu pergi.

===TBC===