Disclaimer : Mereka punya diri mereka sendiri serta orang tua mereka

Rate : T

Genre : Romance and Humor *mel tak yakin sama genrenya jadi terserah kalian aja yang menentukan ne .. ^^

Pair : Yunjae and other menyusul

Warning : Typo, Gaje, BoysXboys, OOC, EYD yang tidak sesuai, Humor yang dipaksakan dan pastinya ceritanya pasaran

~o0o~

~o0o~ ... ~o0o~

~ o0o ~

Pagi itu begitu cerah bahkan burung-burung pun berkicau dengan indahnya, waktu yang sangat tepat untuk memulai hari itu. Begitu pula dengan namja yang terlihat sedang mematut dirinya di depan cermin yang bisa dibilang cukup besar. Dirinya terus memandang pantulan dirinya yang kini tengah memakai T-shirt v-neck warna putihnya dan dipandukan dengan celana skinny jeansnya yang begitu pas di kaki jenjangnya. Jangan lupakan bibir cherrynya yang berkilau berkat lip glossnya, menapakkan penampilannya yang begitu indah dilihat.

Namja tersebut masih terus menataap dirinya, sebuah senyuman terpatri indah di wajah cantiknya "Aigoo.. Joongie kau begitu TAMPAN" serunya dengan begitu pedenya sambil bergaya di depan cermin keramatnya. Matanya doe eyesnya masih terus menelusuri tubuhnya yang menurutnya begitu sempurna tersebut, hingga matanya tak sengaja menatap jam hello kittynya yang terpasang di dinding belakangnya lewat cermin. Matanya membulat begitu melihat jam sudah menunjukkan 9 lewat, dengan cepat disambarnya tas selempangnya, disampirkannya lalu keluar dari kamarnya dengan sangat terburu-buru. Langkah kakinya yang terburu-buru saat menuruni tangga membuat seseorang yeoja setengah baya yang ada di lantai bawah hanya bisa tersenyum maklum akan tingkah anaknya itu. Dan tak lama sang anak menunjukkan batang hidungnya di hadapannya.

"Umma" Panggil sang namja pada yeoja setengah baya dihadapannya begitu memasuki ruang dapur sekaligus ruang makan keluarga kecil tersebut.

Yeoja yang dipanggil Umma oleh namja cantik itu memperlihatkan senyumannya pada sang anak "Ada apa?" Tanyanya. Sang namja pun segera mengambil roti tawar tak lupa dengan olesan selai yang sembarangan di roti yang dipegangnya "Umma, Joongie berangkat dulu ne" Ucap namja cantik sambil mencium pipi Yeoja yang dipanggil Umma olehnya. Tanpa mendengarkan jawaban sang Umma, namja cantik itu segera keluar dari ruangan tersebut untuk memakai sepatu putihnya, lalu segera keluar dari rumahnya. Sedangkan sang Umma hanya bisa menghela nafasnya melihat kelakuan anaknya "Hati-hati Joongie" Ucapnya sangat pelan yang mungkin tak di dengar oleh sang anak.

.

.

.

Di tempat lain atau lebih tepatnya di sebuah mobil Audi hitam yang kini terparkir di pinggir jalan, terlihatlah seorang namja bermata musang yang ditutupi oleh kacamata yang sangat ketinggalan jaman untuk jaman modern saat ini. Kalau bisa diimajinasikan silahkan bayangkan saja kacamata harry potter yang tengah dipakainya, sungguh sangat kampungan sekali. Sang namja itu tengah menggeram kesal, pasalnya mobil kesayangan yang tengah dipakainya saat ini tengah bermasalah atau mungkin bisa kita bilang mogok di tengah jalan saat dirinya sedang melakukan perjalanan menuju ke sebuah unversitas, tempatnya mengajar saat ini. Salah satu tangannya memukul setir yang ada dihadapannya saat ini, melampiaskan segala kekesalannya. Sedangkan tangan yang lainnya tengah memegang handphonenya untuk menelepon orang kepercayaannya untuk membereskan apa yang tengah terjadi padanya saat ini.

"Kapan kau sampai kemari, Ric? Kau tau aku sudah lumutan di dalam mobil manalagi sebentar lagi kelasku dimulai.. Aisshh bisa-bisa imageku sebagai dosen yang sangat disiplin bisa rusak di mata mahasiswaku hanya karena hal sepele ini, kau cepatlah kemari" keluhnya pada seseorang yang di teleponnya.

"Iya aku akan segera kesana, sabarlah sebentar daripada kau terus mengeluh seperti ini lebih baik kau naik bus atau taksi untuk mengantarkanmu sampai ke kampusmu lagipula kalau kau menungguku imagemu yang selalu kau banggakan itu akan rusak bukan?"

Namja itu terdiam sebentar memikirkan kata-kata temannya itu "Kalau aku naik bus atau taksi lalu mobilku ini bagaimana, Eoh? Apa kau mau mobilku ini hilang di tempat seperti ini?"

"Sudahlah Yun kau tenang saja lagipula kalau pun mobilmu hilang sekalipun kau masih bisa melacaknya dengan GPS, aku tau kau menanam alat di mobilmu agar tidak bisa hilang. Jadi, lebih baik kau pergilah sekarang, tinggalkan mobilmu padaku nanti aku akan menghubungimu lagi kalau sudah sampai, Kau mengerti?"

"Baiklah aku mengerti, awas kalau sampai kau tak kemari akan kucincang-cincang kau" ancam namja itu. Lalu hubungan itu pun terputus secara sepihak oleh namja berkacamata kuno itu. Keluarlah dirinya dari mobil kesayangannya itu, menatap sekelilingnya. Dirinya tak melihat taksi melintas di jalanan tersebut, mungkin sebentar lagi akan ada taksi yang akan lewat begitulah yang ada dipikiran namja tersebut.

Beberapa menit menunggu membuat namja dengan dandanan yang cupu itu kesal sendiri, bayangkan saja hampir 10 menit menunggu tak ada taksi yang melewarti dirinya yang ada hanya beberapa mobil pribadi dan angkutan umum berupa bus saja. Ngomong-ngomong soal bus dirinya langsung mengingat soal percakapannya tadi bersama temannya di telepon. Temannya itu kalau tidak salah mengatakan dirinya lebih baik naik bus atau taksi saja daripada harus terlambat mengajar. Begitu mengingat kata-kata temannya itu, namja itu memutuskan untuk mengikuti saran temannya, tanpa berpikir berulang kali namja itu segera melangkahkan kakinya ke sebuah halte terdekat yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini meninggalkan mobil Audinya sendirian.

.

.

.

Kim Jaejoong itulah nama namja cantik yang kini sedang menunggu di sebuah halte dekat rumahnya. Dirinya memajukan bibirnya sedikit tanda kalau dirinya sedang kesal karena bus yang menuju kampusnya sampai saat ini tidak menampakkan dirinya padahal dirinya harus segera menemui dosen pembimbingnya yang sudah mempunyai jadwal mengajar hari ini jam 10. Dirinya masih menggerutu tak jelas hingga tak lama bus yang di tunggu pun menunjukkan dirinya, senyumannya pun segera menghiasi wajah cantiknya.

Berhentilah bus itu tepat di hadapan namja cantik tersebut, seolah-olah sudah mengetahui bahwa namja cantik bermarga Kim itu akan menaiki angkutan umum tersebut. Jaejoong menaiki bus tersebut setelah sebelumnya pintu bus itu terbuka lebar, mempersilahkan namja cantik itu untuk masuk ke dalam. Jaejoong mengambil uang pas untuk membayar ke sebuah alat yang tersedia di dekat pintu masuk. Begitu memasukkan uang pas ke dalam alat itu, Jaejoong melangkahkan kakinya lebih ke dalam dan memegang alat yang tergantung rapi di sebuah besi panjang yang terbentang dari belakang sampai ke depan. Dirinya berdiri tepat di tengah-tengah bagian dalam bus dan harus pasrah berdiri sepanjang perjalanan karena tempat duduk yang tersedia sudah ditempati semuanya oleh penumpang yang terlebih dahulu menaiki bus tersebut. Bus pun mulai melajukan lajunya ke halte berikutnya.

.

.

.

Namja yang tengah memakai kemeja biru ketat dengan celana bahan yang pas di kakinya serta jangan lupakan tas gendong hitamnya itu menguap tanda bosan menunggu bus yang ditunggunya di halte tersebut. Dirinya melihat jam tangannya dan terlihat waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 membuatnya kembali harus membulatkan matanya. 'Shit ! lama sekali bus nya sih' Umpatnya.

Gelisah. Itulah yang tengah dirasakan namja tersebut, menunggu bus yang seharusnya sudah lewat dari tadi itu belum menunjukkan dirinya. Kalau sedang dalam keadaan gelisah dan kesal seperti ini, namja tersebut pasti akan bersikap sepeti sekarang yaitu membolak-balikan tubuhnya seperti setrikaan. Di tengah-tengah kekesalannya itu, bus yang di tunggu pun menampakkan dirinya dan segera berhenti dihadapannya. Langkah mantap pun terlihat dari namja tersebut begitu memasuki bus itu, tentu saja dengan membayar terlebih dahulu. Dirinya melangkah ke tengah-tengah bagian bus tersebut dimana terlihat seorang namja cantik tengah berdiri. Namja berkacamata itu mendekati namja cantik itu, sedikit tertarik akan kecantikan yang terpancar dari namja yang keliatannya berumur 3-4 tahun di bawahnya.

"Permisi" Ucap namja berkacamata itu kepada namja cantik yang ada di sampingnya itu. Tapi sangat di sayangkan sekali namja cantik itu malah mengacuhkan ucapan namja kacamata yang ada di sampingnya. Bus pun mulai menjalankan lajunya lagi.

.

.

.

.

Sesak, Itulah yang dirasakan Jaejoong saat ini. Bus yang di tumpanginya saat ini sudah penuh dengan penumpang yang naik di halte-halte setelah dia naik. Sekarang bus ini benar-benar sesak dan pengap, membuat namja cantik ini jengkel setengah mati namun semua itu harus di tahannya karena sebentar lagi halte pemberhentiannya akan terlihat. Senyumnya terlihat di bibir cherrynya begitu dirinya merasa bahwa daerah yang dilewati bus ini adalah daerah di dekat kampusnya. Tapi senyumannya tiba-tiba saja luntur begitu dirasakannya sebuah tangan tengah meremas pantatnya.

'Shit ! kenapa aku harus mengalami pelecehan seksual seperti ini?' Umpatnya. Namun, dirinya tidak akan membiarkan siapapun yang tengah melakukan pelecehan seksual padanya ini lolos begitu saja. Dengan gesit dirinya menangkap tangan yang ada di belakangnya lalu berteriak lantang "Help Me ! ADA PELECEHAN SEKSUAL DISINI" teriakan Jaejoong pun mampu membuat semua mata memandangnya dan tangan pelaku yang ditangkapnya serta bus pun berhenti seketika.

.

.

.

"Jadi anda masih belum mengaku kalau anda yang melakukan pelecehan seksual pada Namja ini?" Tanya namja tua yang merupakan salah satu penumpang yang ada di dalam bus. Begitu teriakan Jaejoong yang menghebohkan itu membuat semua penumpang yang ada di dalam bus itu mengalihkan namja cantik serta namja berkacamata yang ada disampingnya.

"Saya tidak melakukan apapun padanya, Pak. Tau-tau saja Namja ini berteriak bahwa ada pelecehan seksual disini" Jawab Namja berkacamata itu dengan tenang karena dirinya tak merasa bersalah sama sekali bayangkan saja dirinya hanyalah seorang korban. Korban fitnah yang dilancarkan Namja cantik ini.

"Kau" Tunjuk Namja cantik itu alias Kim Jaejoong "Kau jangan berkilat lagi deh tadi aku sudah menangkap tanganmu berada di belakangku" lanjutnya.

"Kau hanya menangkap tangan yang ada di belakangmu tapi kau belum memastikan kalau aku yang telah melakukan pelecehan seksual padamu kan?" Sanggah Namja berkacamata itu pada namja cantik yang kini langsung terdiam begitu mendengar sanggahannya, sebuah senyum kemenangan terpampang jelas di wajah namja berkacamata tersebut "Bagaimana? Apa kau punya bukti untuk memastikan kalau diriku yang telah melakukan pelecehan seksual padamu? Tidak kan? Makanya lebih baik tunjukan buktinya sebelum kau menuduh orang sembarangan" Lanjut namja berkacamata itu pada Jaejoong dan secara tidak langsung pada penumpang yang lainnya yang telah menuduhnya sembarangan.

"I-itu.. A-aku.." Kata-kata terbata yang dikeluarkan Jaejoong mampu membuat namja berkacamata itu merasa kalau dirinya sudah menang dari tuduhan namja cantik tersebut. "Aaakkhh.. sudahlah lebih baik aku turun saja daripada aku harus satu bus denganmu" Ucap Jaejoong yang tau-tau saja sudah keluar dari bus tersebut membuat penumpang lainnya cengok akan sifat kekanak-kanakan dari namja cantik tersebut. sedangkan namja berkacamata itu hanya mengumbar senyum -seringaian- nya pada semua penumpang yang ada di bus itu. Well, baginya sangat menyenangkan melihat namja cantik itu kesal.

.

.

.

Jaejoong terus menghentak-hentakkan kakinya di sepanjang perjalanan yang tersisa menuju kampusnya. Kesal akan kelakuan namja kacamata tadi padanya, jelas-jelas barusan dirinya yakin namja itulah yang telah meremas pantatnya tapi kenapa namja itu dengan entengnya membalas tuduhannya "Aaakkkhh.. sebel.. sebel.." ucapnya berkali-kali sambil terus menghentak-hentakkan kakinya. Dirinya masih terus melakukan hal itu di sepanjang perjalanannya.

.

.

.

"Seuki.." Panggil namja cantik yang kini tengah berlari menuju temannya yang duduk di sebuah bangku panjang yang memang disediakan oleh kampus sebagai tempat menunggu di loby kampus.

"Ada apa, Joongie?" Tanya namja yang memiliki rambut panjang bergelombang membuatnya seperti anak berandalan namun terlihat sangat tampan di hadapan para Yeoja. Namja itu bernama Jang geun seuk teman dari namja cantik yang tau-tau saja memeluknya begitu dirinya menangkap sosok namja cantik itu berlari ke arahnya. Pertanyaan Jang geun seuk itu tidak dijawab oleh Jaejoong yang kini malah menyamankan dirinya di pelukkan temannya ini. Untuk keduanya mungkin tidak masalah karena mereka juga sering berpelukan seperti ini jika ada masalah di antara keduanya.

"Ada apa?" pertanyaan itu keluar lagi dari mulut Jang Geun Seuk pada Jaejoong yang masih belum melepaskan pelukannya. Jaejoong pun secara perlahan melepaskan pelukannya pada Seukki itu sebutan untuk namja berambut panjang tersebut.

Jaejoong menatap Geun Seuk dengan tatapan memelas minta di kasihani "A-Aku kesal karena tadi.." Jaejoong menghentikan perkataannya lalu mengambil nafasnya dalam-dalam sedangkan Geun Seuk menunggu apa yang dikatakan teman sejak SDnya ini "Tadi aku mengalami pelecehan seksual di bus dan lebih parahnya pelaku yang kutangkap malah balik menuduhku kalau aku hanya menuduhnya tanpa bukti, Aku kesal Seukki" Lanjut Jaejoong yang sekarang menggembungkan pipinya dan memajukan bibirnya di hadapan temannya ini.

"Astaga aku kira ada apa? Makanya Joongie sudah kubilang kan lebih baik kau pulang pergi bersamaku, ini malah menolaknya Cuma karena alasan sepele ingin mandiri. Cih kau lupa kau itu sering mengalami pelecehan seksual di tempat umum hanya karena wajah cantikmu ini"

"Aku bukan cantik Seukki, aku ini TAMPAN kau mengerti"

"Ya.. Ya.. terserah kau saja daripada kita terus-terusan bertengkar seperti ini lebih baik kita ke dosen pembimbingmu dulu kan? Kan kemarin kau tidak jadi bimbingan awal gara-gara dosen pembimbingmu itu sedang tidak ada jadwal"

"Ah iya aku lupa Seukki kalau begitu Kajja kita ke ruangannya dan kau temani aku ya? aku takut apalagi kudengar dia itu type dosen yang sangat disiplin sekali pada mahasiswanya" Pinta Jaejoong pada teman dekatnya itu.

"Baiklah Cuma aku hanya bisa menemanimu sampai di ruangan dosen saja ya karena aku juga harus bertemu dosen pembimbingku juga"

"Ne Seukki" Setelah itu pun mereka berdua memilih naik lift yang berada tidak jauh dari tempat mereka duduk.

.

.

.

Universitas Dong Bang Shinki merupakan universitas swasta ternama yang memiliki berbagai jurusan serta fasilitas terlengkap di antara universitas swasta lainnya yang ada di Seoul karena itulah Unversitas Dong Bang begitulah orang-orang menyebutnya sebagai salah satu Universitas terbaik di Korea Selatan. Banyak perusahaan ternama yang mengambil lulusan Universitas Dong Bang untuk menjadi salah satu karyawannya. Jaejoong pun memilih Universitas Dong Bang juga karena alasan itu dan juga banyaknya beasiswa yang ada di Universitas tersebut.

Jaejoong bukanlah anak yang bisa dibilang susah kehidupannya karena juga terlahir dari keluarga yang lumayan berada namun saat Appanya meninggal karena penyakit jantung saat dirinya berada di kelas 3 SMA, membuat keluarganya menjadi sedikit terpuruk dalam hal financial. Mengharuskannya harus membantu Ummanya dalam hal yang satu itu, makanya dirinya mengincar Universitas Dong Bang untuk melanjutkan pendidikannya dan itu sudah terbukti. Dia sudah menjadi salah satu mahasiswa Universitas Dong Bang tentu saja dengan beasiswa yang didapatkannya dari salah satu yayasan yang ada di Seoul setelah beberapa kali dirinya di seleksi dan dirinya layak mendapatkan beasiswa tersebut sampai dirinya lulus nanti.

Bahkan kini dirinya sedang menyusun Skripsi dalam 3 tahun dirinya menempuh pendidikan di Universitas Dong Bang dengan jurusan Akuntansi. Hebat bukan? Yah sangat hebat, Jaejoong juga berencana akan mencari kerja di sela-sela dirinya dalam menyusun Skripsi. Dirinya juga sudah mengirim CVnya lewat email-email yang sedang membuka lowongan kerja, Tinggal dipanggil buat interview saja.

"Nah, Joongie kita berpisah disini saja ya.. aku ingin ke dosenku dulu .. Bye.. Bye.." Ucap Geun Seuk begitu mereka memasuki ruang dosen yang berada di lantai 3. Jaejoong hanya memberikan senyumnya pada temannya begitu temannya memasuki ruangan dosen pembimbingnya.

Ruang dosen berada di lantai 3, seluruh lantai 3 itu merupakan ruangan dosen jurusan Ekonomi termasuk Akuntansi. Jaejoong melangkahkan kakinya ke sebuah mading yang berada di dalam ruang dosen, dimana di mading tersebut berisi info tempat ruangan setiap dosen. Mata doe eyes itu terus menelusuri nama-nama serta tempat ruangannya dan ketemulah ruangan dosen pembimbingnya yang ternyata ada di ujung ruangan tersebut.

Dengan malas Jaejoong menuju ke tempat dosen pembimbingnya, dirinya melewati setiap ruangan dosen lainnya dimana hanya dibatasi sekat-sekat. Begitu sampai di ruangan tersebut, Jaejoong memegang kenop pintu ruangan itu yang ternyata ada orang lain juga yang memegang kenop tersebut. Jaejoong menengadahkan kepalanya karena tubuh orang yang memegang kenop itu jauh lebih tinggi darinya. Saat dirinya menengadahkan kepalanya, kedua matanya langsung membulat begitu melihat orang yang memegang kenop itu ternyata orang yang sama dengan orang yang membuatnya malu setengah mati di dalam bus tadi.

"KAU" Jaejoong menunjuk orang tersebut dengan jari telunjuknya tepat dihadapannya "Kenapa kau bisa berada disini, Hah?"

Namja berkacamata itu menaikkan alisnya begitu melihat namja cantik yang menarik perhatiannya tadi di bus kini berada dihadapannya dan lagi-lagi dengan cara menunjuk dirinya "Aku? Kenapa bisa ada disini? Terserah aku dong lagipula kenapa kau bisa ada disini dan berada di depan ruangan ini, Eoh?"

Jaejoong mendengus begitu melihat kelakuan namja berkacamata dihadapannya ini, yang malah seperti menantang dirinya "Asal kau tau saja Aku berada di depan ruangan ini karena aku ingin bertemu dengan dosen pembimbingku"

"Heh? Memangnya siapa dosen pembimbingmu, Eoh?"

"Siapa lagi kalau bukan Jung Yunho" Perkataan itu membuat namja berkacamata itu mengeluarkan seringaiannya kembali dan memiliki berbagai rencana untuk namja cantik dihadapannya ini. Well, semoga saja Jaejoong bisa selamat dari rencana-rencana namja berkacamata tersebut.

.

.

.

TBC/END?

Bagaimana? Ini salah satu ff yang terinspirasi dari kehidupanku sendiri. Terserah untuk kalian apakah ff ini layak buat dilanjutkan atau tidak.

.

.

.

REVIEW