Candy Kisses Chap .1
Title : Candy Kisses
Author : Putri ChanBaek26
Casts :
- Byun Baekhyun - Park Chanyeol
- Xi Luhan - Kai
- Kyungsoo – Sehun - Others
Pairing : ChanBaek
Genre : Shounen-ai! BoyXBoy! Romance!
Summary : Baekhyun dan Chanyeol telah bersahabat sejak Junior High School, namun keduanya tidak pernah akur. Bagai kucing dengan tikus. Apa jadinya jika keduanya berpacaran dengan cara tidak biasa?
Happy Reading!
Terlihat dua anak manusia dengan perbedaan tinggi badan yang kontras sedang berjalan bersama menuju ke sekolah mereka. Yang pendek terlihat mempoutkan bibirnya sepanjang jalan, sementara yang tinggi terlihat dengan wajah cuek.
Mereka tidak saling berbicara walaupun mereka berjalan beriringan, namun tiba – tiba namja yang tinggi itu memecah keheningan.
"Hey Bacon!" Panggil namja tinggi itu.
"Apa?" Jawab namja pendek itu jutek.
"Aku tidak memanggilmu."
Namja pendek itu tiba - tiba menghentikan langkahnya.
"Apa? Jelas - jelas tadi kau memanggilku!" Namja pendek itu membela diri, sementara namja tinggi itu tertawa sambil memegangi perutnya.
"Haha, kau lucu sekali. Aku mengatakan Bacon. B-A-C-O-N. Bukan Baekhyun bodoh! Lagi pula pengucapannya sedikit berbeda."
Namja pendek yang ternyata bernama Baekhyun itu semakin mempoutkan bibirnya.
"Dasar Park Dobi jelek!" Ejeknya.
"Apa?! Kau mengatakan Park Chanyeol jelek? Bodoh sekali kau ini! Ah, aku tau kenapa kau mengatakan itu. Pasti karena kau tidak dapat melihatkan? Jelas saja, matamu penuh dengan eyeliner! Haha."
Baekhyun mendelik tajam.
"Aku mengatakan Park Dobi! Bukan Park Chanyeol! Dasar idiot! Percuma saja telinga mu besar, tapi kau tidak dapat mendengar. Haha. Lucu sekali!"
"A-apa?!" Namja tinggi, atau Park Chanyeol itu kehabisan kata - kata.
Keduanya kini saling berhadapan. Baekhyun terlihat melipat tangannya didada, sementara Chanyeol membuat kedua tangannya dipinggang.
"Kau!" Teriak Chanyeol sambil menunjuk didepan wajah Baekhyun.
"Apa?!" Sementara si pendek itu malah terlihat menantang.
"Kalau ku katakan aku menyukaimu, apa yang akan kau katakan?"
Baekhyun mengerutkan keningnya karena bingung dengan kata - kata namja tinggi itu. Tidak nyambung, pikirnya.
"Emm, aku jawab apa ya?" Baekhyun pura - pura berpikir sambil mengetuk - ngetukkan telunjuknya didagu.
"Jawab saja!"
Ya! Ya! Tidak sabaran sekali! Baiklah, aku akan katakan kalau aku juga menyukaimu. Walaupun terpaksa." Baekhyun mengangkat bahunya seolah - olah ia memang benar - benar terpaksa.
"Jadi kau mau menjadi pacarku?!"
"Yak! Tidak usah berteriak seperti itu!" Pekik Baekhyun.
Chanyeol menutup kedua telinganya, ia tidak tahan mendengar pekikan namja cempreng itu.
"Katakan saja! Mau tidak?!"
"Ya! Aku mau jadi pacarmu! Apa kau puas?!"
"Ya! Aku sangat puas?!"
Dan keduanya pun berpacaran dengan cara unik dan simple. Hanya bermodalkan teriakan mereka langsung berpacaran. Benar - benar luar biasa.
Chanyeol dan Baekhyun adalah dua sahabat yang sangat karib, sanking karibnya tiada hari tanpa bertengkar. Mungkin pertengkaran adalah bagian dari persahabatan mereka. Karena mungkin tanpa bertengkar mereka tidak akan bertahan sampai sekarang.
Mereka berteman sejak 5 tahun yang lalu, dimana saat Chanyeol baru mulai masuk SMP ia bertemu dengan Baekhyun dengan cara yang tidak wajar. Baekhyun yang notabene juga murid baru menuduh Chanyeol melakukan tindakan mesum, padahal Chanyeol hanya menepuk bokong Baekhyun agar ia bisa lewat dari belakang Baekhyun yang sempit. Karena pada saat itu Baekhyun menghalangi jalannya.
Ternyata karena tuduhan Baekhyun terhadap Chanyeol tersebut, Seonsaengnim mendamaikan mereka dengan cara menyuruh mereka menjadi teman sebangku. Dan akhirnya mereka menjadi teman sebangku selama 3 tahun. Mereka juga menjadi bersahabat, walaupun bagaikan Tikus dengan Kucing. Tapi kini mereka malah telah berpacaran. Benar - benar sulit diterima akal sehat.
-oOo-
Baekhyun dan Chanyeol telah tiba disekolah, walaupun selama diperjalanan mereka tidak pernah diam. Mereka tetap saling beradu mulut.
Mereka pun memasuki kelas tetap dengan pertengkaran mereka. Bahkan sebelum mereka duduk dibangku masing - masing, mereka juga sempat saling melempar deathglare. Akur sekali bukan? -_-
Pelajaran hari ini adalah matematika, pelajaran yang sangat dibenci oleh Baekhyun. Karena menurutnya lebih asyik kalau menghitung uang daripada menghitung angka - angka yang tidak jelas, sama sekali tidak menguntungkan. Jadi Baekhyun lebih memilih online dari handphone nya dari pada mendengarkan penjelasan guru killer yang sama sekali tidak masuk ke otaknya.
Ketika ia sedang asik chatting-an dengan orang lain, tiba - tiba ia dikejutkan oleh suara Hwang Saem yang terkenal sangat cempreng itu. Suaranya saja kalah cempreng.
"Baekhyun!"
Baekhyun hampir saja terjungkal kebelakang. Untung saja ia sempat memegang mejanya.
"Ne Saem?" Tanyanya dengan wajah polos.
"Kau masih bertanya eoh? Sini handphonemu!"
Baekhyun mengeluh pelan, wajahnya kelihatan hampir menangis. Tapi yakinlah itu hanya akting. Ia pun menyerahkan handphone dengan takut - takut. Kemudian Saem menerima handphone itu dengan sedikit kasar.
"Apa ini? Hai, kau cantik sekali? Orang itu membalas, kau juga cantik. Apa? Haha." Tiba – tiba Hwang Saem tertawa keras, membuat Baekhyun kaget seketika. Namun ia menjadi kesal saat Saem membaca chatting-an nya. Apalagi chat mereka sangat memalukan.
"Haha.. Sudah! Cepat berdiri didepan kelas. Berani sekali kau ini chatting-an saat pelajaran berlangsung." Perintah Saem.
Baekhyun hanya mampu mempoutkan bibirnya mendengar perintah Saem itu.
Saat ia berada didepan kelas, ia melihat kearah Chanyeol yang masih tertawa mengejek. Tawa Chanyeol sangat lebay, apalagi ia tertawa tanpa suara. Benar - benar seperti orang gila.
'Awas kau' Batin Baekhyun sambil mengeluarkan smirk andalannya.
"Saem!" Panggil Baekhyun dengan innocent. Saem yang sedang menulis dipapan tulis pun menghentikan gerakannya.
"Ada apa?" Tanyanya sambil membenarkan letak kacamata.
"Saem, aku melihat Chanyeol sedang memainkan handphone." Adu Baekhyun.
Mendengar pengaduan Baekhyun tersebut membuat Chanyeol membelalakkan matanya yang besar.
"Mwo? Tidak Saem! Dia berbohong!" Kata Chanyeol membela diri.
"Saem tidak percaya padaku?" Baekhyun membuat wajah polosnya seperti hendak menangis. Membuat siapa saja yang melihat ingin memeluknya.
"Ah! Baiklah! Chanyeol berdiri didepan!" Perintah Saem lagi sambil memijat pelipisnya. Mungkin tidak tahan melihat keimutan wajah Baekhyun tadi.
"Saem aku ti—"
"Maju cepat!"
Chanyeol berdecak kesal, ia kemudian melangkah kedepan kelas dengan langkah besarnya.
"Awas kau! Akan ku balas." Ancam Chanyeol dengan suara pelan.
"Uh, takut." Ejek Baekhyun sambil memeletkan lidahnya.
.
.
-oOo-
'Tet Tet'
Terdengar suara bel dipencet dari luar rumah bercat putih itu.
Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah pintu. Tak butuh waktu lama karena suara derit pintu terdengar. Ketika pintu terbuka muncul lah seorang namja tampan dibaliknya.
"Annyeong Ahjumma" Sapa namja itu sembari memamerkan deretan gigi putihnya.
"Ah! Annyeong Chanyeol! Masuklah! Mencari Baekhyun kan?"
Namja yang ternyata adalah Chanyeol itu mengangguk.
"Dia berada dikamarnya. Naiklah! Baekhyun~ah! Pacarmu datang!" Teriak Ahjumma atau Eomma Baekhyun tersebut.
Chanyeol hanya tertawa kikuk mendengar teriakan Eomma Baekhyun. Walaupun ia sudah sering mendengar Yeoja itu mengatakan bahwa ia pacar Baekhyun, namun kali ini ia semakin kikuk karena ia memang sudah berpacaran dengan Baekhyun.
Chanyeol pun membuka pintu berwarna putih itu. Setelah berada didalamnya ia mendapati Baekhyun sedang membaca komik sambil tiduran dikasur.
"Mau apa kesini?" Tanya Baekhyun cuek.
"Tidak boleh hah? Aku kan sudah lama tidak main kesini." Jawab Chanyeol sambil ikut tiduran disamping Baekhyun.
Baekhyun meletakkan komiknya dimeja nakas, kemudian ia mencubit pipi kiri Chanyeol. Membuat namja tampan itu meringis kesakitan.
"Karena kau jarang datang kesini membuat Eomma mengatakan yang tidak - tidak! Mengatakan bahwa kita putuslah, apalah. Membuat kesal saja." Baekhyun mempoutkan bibirnya.
"Jadi secara tidak langsung kau menyuruh agar aku sering datang kesini ya?" Goda Chanyeol yang sukses membuat Baekhyun memerah.
"Yak! Bukan begitu! Aish! Kau tau kan, karena kau yang dulu sering kesini membuat Eomma sering mengatakan kau pacarku! Dan sepertinya doa Eomma terkabul, karena kita sekarang berpacaran." Keluh Baekhyun.
"Lalu apa hubungannya?" Bingung Chanyeol.
"Maksudmu?"
"Tidak tau."
Baekhyun memasang wajah datarnya. Sering sekali memang percakapan mereka tidak nyambung. Biasanya berakhir dengan pertengkaran.
"Jadi tujuan awalmu kesini apa?" Tanya Baekhyun setelah mereka cukup lama terdiam.
"Tentu saja mengunjungi pacarku."
Blush~
Wajah Baekhyun sukses memerah.
"Yak! Siapa yang pacarmu?" Ucap Baekhyun sambil memalingkan wajahnya kesamping.
"Aish! Tentu saja kau" Chanyeol menggaruk dagunya kasar. Kemudian dengan tiba - tiba smirk melengkung dibibirnya.
"Cium aku" Kata Chanyeol yang langsung membuat Baekhyun kaget setengah mati.
"Mwo? Apa kau bilang?" Tanyanya lagi seolah tidak percaya dengan pendengarannya.
"Cium aku Bebek!"
"Apa? Tidak mau!"
Baekhyun menjauh dari Chanyeol, ia menutup bibirnya dengan kedua tangannya.
"Kenapa? Bukankah kita sudah berpacaran?
"Tetap saja aku tidak akan menyerahkan bibir mungil merah merekah nan manis ku ini disentuh pertama kali oleh mu! Tidak akan!" Baekhyun semakin menutup bibirnya rapat - rapat.
"Wah, aku jadi penasaran bagaimana rasanya" Chanyeol menyeringai sambil mendekat membuat Baekhyun menghentakkan kakinya keras. Benar - benar terlihat seperti pencabulan terhadap anak dibawah umur. -_-
"Menjauh kau Park Dobi jelek!" Pekik Baekhyun keras.
"Aku bukan Park Dobi, aku Park Chanyeol tampan!"
"Tidak!"
"Ya!"
"Tidak!"
"Ya!"
"-_-"
"Ya!"
Brak!
Tiba - tiba pintu terbuka dengan kasar, memunculkan wajah panik dari Eomma Baekhyun.
"Ada apa?" Tanya Eomma Baekhyun sambil mengatur napasnya.
Merasa penyelamatnya telah datang, Baekhyun pun akhirnya bernapas lega.
"Ini Eomma! Dia ingin menciumku!" Teriak Baekhyun sembari menunjuk tepat didepan dihidung Chanyeol.
"Mwo?"
"Iya Eomma! Dia ingin menyerang anakmu yang tidak berdaya ini. Hiks." Then, Baekhyun kembali berakting.
Merasa kesal dengan Baekhyun, Chanyeol pun menggigit telunjuk Baekhyun keras. Tentu saja hal itu membuat Baekhyun memekik kesakitan.
"Sakit!" Pekiknya.
Chanyeol menahan telunjuk Baekhyun didalam mulutnya, kemudian ia menghisap tangan itu sambil nyengir kearah Eomma Baekhyun.
Melihat itu tentu saja membuat Eomma Baekhyun menjadi salah tingkah. Ia menggaruk kepalanya gugup.
"Lanjutkanlah! Baekhyun~ah jangan malu - malu chagi. Jangan sampai mengecewakan Chanyeol!" Kata Eomma Baekhyun sambil berlalu pergi.
Baekhyun membulatkan matanya mendengar perkataan Eommanya. Eommanya malah mendukung Chanyeol? Bukan menolongnya? What the?
"Dengar? Eommamu sudah setuju. Jadi mendekatlah."
Baekhyun menggeleng keras, bibirnya telah melengkung kebawah. Membuat ia semakin terlihat seperti anak anjing.
"Ayolah!"
"Tidak mau!"
"Baiklah! Ahjum—"
Baekhyun membekap bibir Chanyeol dengan tangannya. Kemudian ia mempoutkan bibirnya.
"Lakukan dengan cepat."
Chanyeol mengangguk girang. Ia pun menarik tengkuk Baekhyun agar wajah mereka mendekat.
Chu~
Kedua bibir itu pun menyatu. Hanya menempel mulanya, namun kini Chanyeol malah memperdalam ciuman itu. Ia menarik dagu Baekhyun agar bibir itu terbuka. Dan ketika bibir itu sudah terbuka Chanyeol tidak menyia – nyiakan kesempatan, karena ia sudah memasukkan lidahnya kedalam mulut Baekhyun. Baekhyun merespon, ia juga ikut memainkan lidahnya. Namun beberapa detik kemudian..
"Aww!" Chanyeol melenguh keras, ternyata Baekhyun menggigit lidahnya.
"Rasakan itu! Haha." Baekhyun tertawa mengejek.
'Awas kau! Akan ku buat bibir manis itu membengkak. Haha'
Dan~
"Mphmthh~~~"
Chanyeol sudah melumat habis bibir mungil itu membuat si pemilik bibir tak berdaya.
-oOo-
Baekhyun meletakkan tasnya kasar keatas meja, kemudian ia duduk sambil menghela napas berat.
"Hei! Kau kenapa?" Tanya namja cantik disamping Baekhyun.
Baekhyun kembali menghela napas.
"Luhan~ah bibirku bengkak!" Rengek Baekhyun sambil mempoutkan bibirnya.
"Kenapa bisa begitu?" Tanya namja bernama Luhan itu lagi.
"Dicium."
"Dicium sama bebek pasti, aku yakin" Sambung namja manis disamping Baekhyun, ia memegang bebek mainan berwarna ungu.
Baekhyun memutar bola matanya malas.
"Siapa juga yang mau berciuman dengan bebek." Ucap Baekhyun kesal.
"Jangan salah! Bibir bebek itu sexy" Kata namja itu lagi.
Kali ini bukan hanya Baekhyun yang memutar bola matanya malah, tapi Luhan juga.
"Tidak usah kita dengarkan si Jong Dae cempreng itu! Lebih baik kau ceritakan padaku siapa yang menciummu." Ucap Luhan.
"Chen! Chen! Jangan panggil aku Jong Dae!"
Tak mereka hiraukan namja yang bernama Jong Dae itu. Mereka kembali asik dengan pembicaraan mereka.
"Aku dicium oleh Chanyeol. Kami sudah berpacaran!"
"Apa?!" Pekik Luhan kaget.
"Bagaimana bisa?" Lanjutnya lagi, namun kali ini berbisik karena Baekhyun memberikannya deathglare.
"Ceritanya panjang. Nanti aku akan menceritakannya padamu."
Luhan mengangguk.
'Bagaimana mungkin kucing dengan tikus pacaran? Benar - benar diluar akal pikiran' Batin Luhan.
-oOo-
"Huahh! Kai! Kai!" Teriak Luhan dan Baekhyun saat melihat idola mereka sedang berjalan didepan mereka. Bukan cuma mereka berdua saja sebenarnya, karena banyak yeoja - yeoja lain yang berteriak histeris.
Kai, namja idola itu melemparkan senyum kearah mereka. Membuat keduanya saling berpelukan sanking senangnya.
"Kai! Kai! Brengsek!" Teriak seorang namja disamping Kai dengan keras.
Brukk!
Namja idola mereka itu pun jatuh dengan menggenaskan.
"Sialan kau Park Chanyeol!" Maki Kai, pada namja yang menendangnya, yang ternyata adalah Chanyeol.
"Haha. Siapa suruh membuat 'dia' mengidolakanmu!" Kata Chanyeol enteng.
Dua namja cantik yang semula berteriak histeris kini saling menggeram. Kedua tangan mereka mengepal.
"Yak! Park Chanyeol matilah kau!" Teriak keduanya.
Brak! Bruk!
Kedua namja cantik itu memukuli Chanyeol.
"Haha.. Rasakan! Kyungsoo Chagi, i'm coming!" Kata Kai yang langsung berlari dari tempat itu.
Kemudian~
"Kau dengar tadi? Tidak bisa dibiarkan! Namja bermata bulat itu tidak boleh memiliki Kai!" Seru Luhan berapi - api.
"Ya!" Baekhyun tak kalah semangat.
"Ayo!"
"Yak! Baekhyun~ah! Tolong aku!" Teriak Chanyeol memelas ketika melihat dua namja cantik itu pergi. Namun dasarnya sial, kedua namja itu tidak mendengar. Mereka
sibuk dengan rencana mereka.
"Mau ku bantu oppa?" Tanya seorang yeoja cantik.
Chanyeol membelalakkan matanya kaget, Primadona sekolah mau membantunya?
Wow~
"Bo-boleh Suzy~ah." xD
-oOo-
"Sebenarnya apa yang kau lihat dari si hitam itu?" Tanya Chanyeol pada Baekhyun saat mereka berjalan pulang.
"Yak! Dia itu sexy!" Protes Baekhyun.
"Sexy? Haha.. Kurus, ceking, hitam, dekil, pesek, dan—"
Chanyeol tidak melanjutkan kalimatnya karena Baekhyun terlihat sangat emosi.
"Bibir tebal."
"Hiya!"
Baekhyun memukuli Chanyeol dengan tasnya, membuat namja tampan itu berteriak kesakitan.
"Hentikan! Aish!"
"Hiks! Dia tidak seperti yang kau katakan." Pekik Baekhyun.
Chanyeol memutar bola matanya malas, apalagi orang - orang sedang menatap kearah mereka dengan pandangan
'Kau apakan adikmu?'
'Diamkan adikmu!'
'Kasihan sekali anak kecil itu.'
"Yak! Dia bukan adikku" Teriak Chanyeol kesal kearah orang - orang itu.
Baekhyun masih menangis layaknya anak kecil yang tidak dibelikan permen.
"Diamlah! Aish kau ini! Baiklah! Dia tampan." Kata Chanyeol akhirnya.
"Dia lebih tampan darimu."
"Ya, dia lebih tampan dari ku. Tapi kalau dilihat dari menara Eiffel." Ucap Chanyeol sambil menahan tawa, tentu saja pada kalimat terakhir ia sengaja memelankan suaranya.
"Ya sudah! Aku pulang!"
"Aku antarkan!"
"Tidak mau! Kau juga jalan kaki! Tidak keren." Kata Baekhyun sebelum berlalu pergi.
"Apa? Begitu? Baik, aku akan membawa motor besok." Kata Chanyeol pada dirinya sendiri.
.
.
-oOo-
Baekhyun dan Luhan terlihat berjalan berdua dikoridor sekolah, senyum licik terpatri diwajah cantik mereka berdua.
"Kau yakin rencanamu akan berhasil Luhan~ah?" Tanya Baekhyun saat melihat Luhan berjalan dengan angkuhnya.
"Yakin seribu persen. Tenang saja. Rencanaku pasti berhasil. Hihi."
Baekhyun menggaruk tengkuknya, perasaannya tidak enak. Apalagi saat mendengar tawa Luhan, benar - benar mencurigakan.
.
.
Kedua namja itu kembali terlihat diperpustakaan, mereka mengendap - endap seperti pencuri. Setelah mereka menemukan targetnya, keduanya pun tersenyum licik.
Kemudian keduanya mendekati target itu.
"Hai Kyungsoo!" Sapa Luhan sembari menepuk pundak namja itu keras. Namja itu sedikit tersentak kaget, apalagi pundaknya ditepuk dengan keras.
"Ada apa?" Tanyanya datar. Namun matanya tetap terlihat besar.
Baekhyun kurang suka dengan Kyungsoo, karena baginya Kyungsoo itu tidak asik. Hidupnya dipenuhi oleh buku - buku dan resep masakan. Sangat tidak asik, apalagi ia jarang tertawa dan berbicara. Jadi apa yang disukai Kai darinya?
"Emm, tidak ada. Hanya sekedar menyapamu." Kata Luhan dengan wajah tanpa dosa.
Kyungsoo menatap datar, kemudian ia mengalihkan pandangan ke arah bukunya.
"Sombong." Gumam Baekhyun pelan.
"Apa?"
"Ti-Tidak ada kok. Hehe" Baekhyun hanya bisa nyengir karena takut Kyungsoo mendengarnya.
"Kalau tidak ada urusan lain pergilah."
Baekhyun dan Luhan saling menatap satu sama lain. Tatapan mereka menyiratkan kebencian.
"Ah! Baiklah" Ucap Luhan sedikit kesal, namun sebelum mereka beranjak Luhan melemparkan sesuatu ke arah Kyungsoo.
"Kyungsoo~ah! Itu apa?" Tunjuk Luhan kearah pundak Kyungsoo.
Kyungsoo memegang pundaknya, kemudian ia menemukan benda kenyal diatas bahunya.
"Kyaa! Cicak!" Pekik Baekhyun sambil berlari keluar perpustakaan.
"Oh cicak." Kata Kyungsoo santai.
"K-Kau tidak takut cicak?"
"Tidak. Hewan kecil seperti ini tidak menakutkan."
Luhan hampir terjungkal kebelakang. Ternyata senjata makan tuan. Padahal ia ingin menakuti Kyungsoo, tapi ternyata Baekhyun yang ketakutan. Luhan yang malang.
-oOo-
Terlihat tiga orang namja tampan berjalan menuju kearah gerbang sekolah dengan gaya keren mereka, namun langkah mereka terhenti saat dua namja cantik mendekati namja yang paling tengah.
"Kya! Kai" Pekik kedua namja itu didepan ketiga namja tampan itu.
"Aku merindukanmu!" Pekik namja cantik yang sedikit tinggi, Luhan.
"Aku juga merindukanmu Kai!" Pekik namja cantik paling pendek, Baekhyun.
Kai hanya mampu mengeluarkan wajah datarnya. Menurutnya kedua namja ini sangat sangat berlebihan.
"Kita baru bertemu dikelas tadi. Aku kan duduk dibelakang kalian." Kata Kai lagi - lagi dengan wajah datar.
Mendengar itu keduanya hanya bisa nyengir.
"Ah! Kalau begitu aku pergi dulu." Ucap Luhan seraya berlari pergi.
"Yak Luhan tunggu aku! Ah! Aku juga pergi ya." Ujar Baekhyun, namun sebelum berlalu sebuah tangan menahannya.
"Kau pikir aku patung hah? Kalau Kris memang patung, tapi kalau si hitam ini orang - orang-an sawah." Kata namja itu yang ternyata Chanyeol.
Kai dan namja satu lagi, Kris. Hanya memutar bola mata mereka malas, si Happy Virus itu memang sangat menyebalkan.
"Aku mau pulang dengan Luhan." Rengek Baekhyun manja. Manja atau pura - pura manja? Mungkin biar terlihat imut, padahal tanpa bertingkah seperti itu pun ia sudah sangat imut.
"Begitu ya?"
"Ya." Baekhyun mengerjapkan matanya dengan lucu, membuat siapa saja gemas. Termasuk tiga tiang listrik itu.
"Tapi aku membawa motor, kau tidak mau pulang denganku?"
"Benarkah? Baiklah!" Teriak Baekhyun senang.
"Aku bawa mobil, kau tidak mau ikut dengan ku?" Tawar namja tampan dengan senyum menggoda, Kris.
"Whoa~ Aku mau!" Pekik Baekhyun girang.
"Yak! Aish" Chanyeol kalah, ia mengacak - acak rambutnya hingga membuat teman - temannya tertawa mengejek.
"Baiklah kalau itu mau mu Bacon!" Kata Chanyeol kesal, ia melangkah pergi.
Baekhyun hanya mengangguk kemudian ia berjalan bersama Kris dan Kai.
Namun tiba – tiba sebuah tangan menariknya..
Chu~
Baekhyun membelalakkan matanya kaget saat benda kenyal menyentuh bibirnya. Tentu saja Kris dan Kai ikut shock, bagaimana pun adegan itu tepat didepan mata mereka berdua.
"Ayo pulang!" Kata Chanyeol setelah ciuman mereka lepas, ia pun menarik paksa Baekhyun.
Setelah tersadar Baekhyun segera berteriak kearah Kris dan Kai sambil menggerak – gerakkan tangannya.
"Kya! Itu tidak seperti yang kalian pikirkan!"
"Ayo naik."
"Kya!"
Kris dan Kai menatap satu sama lain dengan wajah datar.
-oOo-
Baekhyun dan Luhan duduk saling bersisi-an, tatapan keduanya menyiratkan kebencian yang mendalam.
"Apa kau yakin kita melakukan itu?" Tanya Baekhyun memastikan.
Luhan mengangguk pasti, tangannya mengepal dan memukul - mukul meja dengan pelan. Kemudian keduanya pun memutar duduk mereka, kini keduanya berhadapan dengan namja bermata bulat yang sedang membaca buku.
"Heh telur mata sapi!" Panggil Baekhyun kepada namja itu.
Namja itu mengangkat kepalanya, kemudian melihat kearah kiri dan kanan. Karena ia pikir bukan dirinya yang dipanggil.
"Kau yang kami panggil bibir sosis!" Kata Luhan keras.
Namja itu mengerutkan keningnya.
"Ada apa?" Tanyanya bingung.
"Ku peringatkan kau! Tolong jauhi Kai! Atau tidak kau.." Luhan membuat ancaman dengan tangannya di taruh di leher.
Namja itu, Kyungsoo. Berpikir sebentar, keningnya masih mengkerut.
"Memangnya kalian siapa?"
"Kami? Haha.. Tentu saja kami namja paling cantik dan paling imut disekolah ini." Kata Luhan kepedean.
"Imutan aku." Ucap Baekhyun.
"Tapi cantik-an aku." Luhan tak mau kalah.
"Sexy-an aku."
"Lebih menggoda aku."
"Lebih manis aku."
"Aku semanis madu."
"Aku—"
"Yak hentikan!" Luhan menghela napas singkat. Kemudian ia menatap Kyungsoo tajam.
"Jauhi Kai atau kau mati." Ancam Luhan seraya menyeringai.
"Jauhi siapa?" Tanya seorang namja yang tiba - tiba muncul dibelakang mereka berdua.
Kedua namja itu meneguk ludah mereka kasar, karena tanpa dilihat pun mereka sudah tau itu suara siapa.
Namja yang tiba - tiba muncul itu duduk disamping Kyungsoo, merangkul mesra pundak namja bermata bulat itu.
"Ti-Tidak ada kok." Ucap Luhan ketakutan.
Baekhyun mengangguk, mengiyakan perkataan Luhan.
"Begitu?"
"Ya Kai! Sebenarnya tadi kami hanya berakting, tapi kau malah muncul tidak seru! Iya kan Lu?" Ujar Baekhyun sambil mengedip - ngedipkan matanya.
"Ya!"
Kai mengangguk, walaupun ia tidak percaya.
"Oh iya, Baekhyun~ah! Aku melihat Chanyeol berduaan dibelakang sekolah dengan Suzy. Mereka, sst.. Berciuman."
"Apa?!"
.
.
.
Baekhyun tampak melipat kedua tangannya dengan wajah kesal kearah namja yang berada dihadapannya itu. Namja tampan yang berada dihadapan Baekhyun hanya menatap malas.
"Ada apa hah?" Tanya namja tampan itu.
"Ada apa? Kau masih bertanya seperti itu? Dasar kau namja nakal!" Jawab Baekhyun dengan teriakan.
"Yak! Aish! Aku tidak mengerti, cepat katakan apa maksudmu. Aku tidak punya waktu."
Baekhyun semakin cemberut, ia menaruh kedua tangannya dipinggang. Kemudian dengan kesal ia menunjuk ke wajah namja itu.
"Kau selingkuh Park Chanyeol!" Teriak Baekhyun marah.
Mendengar itu namja yang ternyata Chanyeol itu malah tertawa. Ia memegangi perutnya karena tidak tahan. Bagaimana mungkin ia dituduh selingkuh?
"Lucu sekali. Siapa yang selingkuh?"
"Tentu saja kau! Kai yang mengatakan padaku." Ucap Baekhyun sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ah, jadi karena idolamu itu? Ck! Si orang - orang-an sawah itu suka sekali menfitnah. Aku tidak menyangka."
Baekhyun menginjak kaki Chanyeol keras, membuat si pemilik kaki menjerit kesakitan.
"Yak! Sakit tau!" Baekhyun menjulurkan lidahnya.
"Rasakan itu! Siapa suruh mengejek Kai."
"Ck! Terserah! Lagipula kalau aku berselingkuh juga terserah kepadaku. Kau tidak punya hak melarang karena kau juga terang - terang-an mendekati Kai." Kata Chanyeol, matanya ia buat setajam mungkin.
Baekhyun sedikit kaget mendengar itu. Namun ia berusaha bersikap santai.
"Jadi kau cemburu ya?"
"Cemburu? Haha. Yang benar saja. Masih banyak namja dan yeoja yang mendekatiku. Jadi buat apa aku cemburu?"
Baekhyun membelalakkan matanya kaget, ia tidak menyangka Chanyeol tidak memiliki rasa sedikit pun padanya.
"Apa kau tidak menyukaiku?"
"Tidak! Aku menyukai Suzy" Ucap Chanyeol enteng, bibirnya sedikit menyeringai.
"Apa? Lalu kenapa kau mengajakku berpacaran?!" Teriak Baekhyun frustasi.
"Tentu saja untuk bersenang – senang.. Haha."
"Apa? Hikss.. Kau jahat!" Kata Baekhyun sambil memukuli Chanyeol. Sementara Chanyeol hanya bisa pasrah dipukuli begitu.
-oOo-
Baekhyun memandang keluar dari jendela kamarnya, matanya menatap sendu kearah matahari yang mulai terbenam. Langit pun mulai berwarna orange, membuat langit kota Seoul menjadi tampak lebih indah.
Namun hati Baekhyun tidak bisa mengagumi keindahan sore itu, karena hatinya sedang gundah gulana. Mungkin kalian cukup heran karena Baekhyun yang biasanya sangat ceria kini menjadi gundah bukan?
Ya, Baekhyun sedang gundah karena Chanyeol. Ia benar - benar sakit saat mendengar perkataan Chanyeol tadi saat di Sekolah. Dia memang tidak punya hak untuk melarang Chanyeol, namun.. Entahlah, rasanya sangat sakit saat mengetahui Chanyeol berselingkuh dibelakangnya.
Baekhyun menghela napas singkat, tangannya bergerak mengambil foto yang terpasang figura berwarna hitam. Ia mengelus foto dirinya dan Chanyeol 2 tahun yang lalu, foto itu diambil ketika ia berulang tahun.
Kenangan manis itu, haruskah berakhir seperti ini?
"Yak! Apa - apaan kau Byun Baekhyun! Kenapa bisa seperti ini? Hiks..!" Pekiknya pada diri sendiri.
Mungkin kalian menganggap lebay, namun justru sebaliknya. Baekhyun menganggap ini serius, karena selama 5 tahun berteman dengan Chanyeol, ia tidak pernah melihat Chanyeol dekat dengan yeoja atau namja manapun. Jadi mendengar Chanyeol berselingkuh itu rasanya bagai terkena ribuan jarum yang langsung menancap didada, sakit bukan?
"Kau tidak pernah mengatakan mencintaiku.."
"Tapi kenapa kau malah memintaku menjadi pacarmu? Hah? Jahat!"
Baekhyun menghapus airmata nya kasar. Memori masa lalu kembali terputar diingatannya.
"Selama 5 tahun aku sangat menikmati momen - momen pertengkaran kita, aku sangat senang ketika kau berteriak kesal padaku. Namun sekarang apa? Hikss.."
Baekhyun menuju tempat tidurnya, membenamkan wajah cantiknya ke dalam bantal.
Ia tau dia juga salah, dengan berpura - pura menyukai Kai bersama Luhan. Ia bahkan bertingkah berlebihan layaknya seorang gadis. Benar - benar memalukan.
"Hiks.. Aku tidak bisa hidup tanpa mu." Lirih Baekhyun hampir tak terdengar.
.
.
.
Baekhyun melangkahkan kakinya ke arah gerbang sekolah, namun saat ia baru saja memasuki area sekolah matanya tidak sengaja melihat pemandangan yang menyesakkan. Chanyeol dan Suzy yang berboncengan.
Jadi Chanyeol menjemput Suzy ke rumahnya? Baekhyun ingin menangis saat itu juga.
Ia pun kembali melangkahkan kakinya menuju kelas. Ketika sudah sampai ia kembali disuguhi pemandangan yang memuakkan. Kai sedang memangku Kyungsoo. Bukan karena ia cemburu sebenarnya, hanya saja ia sangat iri karena ia tidak pernah seperti itu dengan Chanyeol. Jangan kan bermesraan, bicara baik - baik saja mereka tidak pernah.
"Baekhyun~ah." Sapa Luhan dengan wajah cemberut. Baekhyun tau kenapa Luhan cemberut, sudah pasti karena cemburu melihat pasangan tidak tau tempat itu.
Tetapi Baekhyun lebih cemberut lagi, ia mempoutkan bibirnya seperti anak kecil.
"Apa?"
Luhan tidak menjawab, ia melirik kearah pasangan yang sedang berlovey dovey saja ia mengerti dengan lirikan Luhan. Ia pun berjalan kearah Kai dan Kyungsoo, kemudian ia memukul meja yang diberada dihadapannya dengan keras. Membuat pasangan itu terperanjat kaget.
"Dasar tidak tahu tempat! Ini dikelas tau! Kalau mau bermesraan keluar sana!" Teriak Baekhyun murka.
Sementara pasangan itu dan teman - teman sekelasnya menganga karena kaget. Tentu saja mereka kaget karena Baekhyun yang manis dan nakal ternyata bisa semengerikan itu kalau marah. Mereka tidak percaya.
"Bae-Baek—"
"Diam!" Teriak Baekhyun lagi. Padahal yang memanggilnya itu Luhan, tapi ia tidak perduli. Mungkin ia terlalu emosi.
"Wah! Ada apa dengan kalian? Kenapa semuanya diam?" Heran Chanyeol yang baru masuk kekelas. Ia cukup kaget dengan kelas yang biasanya ribut kini menjadi sunyi senyap.
'Krik' 'Krik'
Tidak ada yang menjawab kebingungan Chanyeol. Termasuk Baekhyun, ia hanya menatap tajam. Kemudian ia berjalan keluar, sebelumnya ia sempat mendorong Chanyeol sehingga hampir terjatuh.
"Aish! Ada apa dengannya?" Bingung Chanyeol, ia mengarahkan pandangan bingungnya kearah Luhan. Sementara Luhan hanya bisa mengangkat bahu.
.
.
.
Bahu Baekhyun tampak bergetar menandakan bahwa ia sedang menangis, tapi ia tidak berusaha untuk menutup wajahnya. Ia malah membiarkan wajah indahnya itu terbuka sempurna, merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya.
"Hiks.. Sakit. Aku tidak tau kenapa." Lirihnya.
Ia memukuli dada kirinya dengan keras, berharap rasa sakit itu bisa hilang. Namun sayang, rasa sakit itu semakin kuat.
"Ada apa dengan ku?" Pekiknya heboh. Ia merasa hatinya semakin sakit.
"Yak! Menghilanglah sakit!" Teriaknya keras. Ia tidak perduli jika ada yang mendengar teriakannya. Namun ia yakin tidak ada yang mendengar, karena ia berada di atas atap sekolah. Tempat berkumpulnya para namja brengsek. Geez.. Baekhyun sepertinya melupakan sesuatu. Karena tampak banyak pasang kaki yang tiba - tiba muncul dari balik barang - barang rongsokan yang biasa dijadikan namja - namja itu sebagai tempat persembunyian.
"Hai manis."
Oh my..
'Tamat riwayatmu Byun Baekhyun!'
.
.
.
TBC
Salah satu FF yang pernah aku posting di FB juga. Bagi yang belum pernah baca selamat menikmati aja. :v Jangan lupa review. Ini Cuma 3 Chapter aja kok.
