Tittle : Exchange of Love

Author : biechan

Pairing :

- Kim Jaejoong twin's Kim Yoongwoon

- Kim Yoongwoon twin's Kim Jaejoong

- Jung Yunho

- Other

Gendre : Romance and hurt

Rating : PG-17

Mian,jika masih ada typo dan EYD yang menganggu...part berikutnya akan lebih diperbaiki ^^

WARNING! THIS IS BOYXBOY,DON'T LIKE DON'T READ! SR GO AWAY!

Happy reading ^o^

.

.

.

.

.

Sama namun berbeda adalah hal yang menarik,seperti yang dialami oleh kedua kakak beradik. Kim Jaejoong dan Kim Yoongwoon. Mereka adalah saudara kembar tetapi meski saudara kembar mereka berdua mulai dari sifat,tingkah laku dan hal-hal yang mereka sukai sangat berbeda. Pertama untuk Kim Jaejoong yang merupakan adik dari Kim Yoongwoon,Jaejoong sangat berbeda dengan hyungnya. Jaejoong menyukai hal-hal yang berbau feminim tapi bukan berarti dia seorang banci.

Sejak kecil saat anak-anak laki-laki seumurnya bermain permainan anak laki-laki,Jaejoong lebih suka bermain dengan pengasuhnya bibi yan,wanita berdarah china yang telah menjadi pengasuhnya selama 19 tahun karena kini Jaejoong dan Yoongwoon sudah berumur 19 tahun. Jaejoong juga lebih suka menemani sang umma didapur,Jaejoong memiliki sifat sangat lembut,penurut,memiliki hati ysng baik,begitu pemaaf dan sangat rapuh. Lain halnya lagi dengan Kim Yoongwoon,Yoongwoon begitu berbeda dengan dongsaengnya Jaejoong.

Jika Jaejoong menyukai hal feminim,Yoongwoon lebih banyak menyukai hal-hal yang menantang meski dia juga memiliki sedikit sifat lembut. Yoongwoon hobi adventure dan traveling,tubuh Yoongwoon lebih sedikit berotot dibanding dongsaengnya Jaejoong. Yoongwoon memiliki sifat keras kepala,baik hati,tak mudah memaafkan oranglain kebalikan dari Jaejoong dan Yoongwoon tak serapuh seperti Jaejoong. Itulah mengapa Yoongwoon sangat melindungi adiknya Jaejoong,jika seseorang mengganggu adiknya maka mereka harus merasakan pukulan keras dari Yoongwoon yang memiliki keahlian judo.

Dua perbedaan namun menyatu,mengapa seperti itu? Karena Jaejoong dan Yoongwoon adalah satu,jika yang satu sakit dan bersedih maka yang satunya ikut merasakan. Yah,hal lumrah yang biasa terjadi pada anak kembar.

"Umma,besok aku akan ke Mokpo…."kata Yoongwoon sambil mengunyah sandwich dimulutnya.

"Tidak bisa! Umma tidak akan membiarkanmu pergi dalam jangka waktu ini…"kata tegas.

"Waeyooo? Aku punya urusan di Mokpo! Ini program organisasiku dikampus,aku harus ke Mokpo untuk membantu penduduk yang terkena longsor disana…."kata Yoongwoon ngotot.

"Tidak! Tidak! Tidak! umma bilang tidak bisa! Hari ini kau harus jadi bertemu dengan calon suamimu! Kau sudah beberapa kali menolak ajakan umma!"

"Itu lagi? Aku bilang aku tidak ingin menikah! Aku masih kuliah! Lagi pula umma mencari pasangan untukku jelek,culun sama sekali tak ada bisa dibanggakan!"

"YOONGWOON!"gertak .

"Aku tetap tidak akan menerima ajakan umma…"

"Kau ikut atau umma akan menarik semua atmmu! Kau tidak akan bisa kemana-mana lagi!"

"Yak! kenapa bukan Joongie saja…"Yoongwoon melirik sang adik yang sedari tadi hanya diam mendengarkan kedua orang didepannya bertengkar.

"Eh? Kenapa jadi Joongie?"kata Jaejoong terkejut.

"Yaaahh,kenapa malah adikmu? Ini calon untukmu Yoongie…"kesal .

"Sebaiknya hyung mengikuti kata umma kali ini saja,hyung kan selalu menolak ajakan umma…mungkin saja kali ini calon umma tampan dan baik hati"kata Jaejoong sambil tersenyum dan menepuk pundak hyungnya.

Yoongwoon tampak berpikir sejenak kemudian menghela nafas panjang. sendiri menunggu jawaban anaknya.

"Baiklah! Tapi kalau kali ini calon umma tidak beres lagi! Aku tidak mau mengikuti kemauan umma lagi…"

"Kali ini calonmu anak terpandang dari keluarga kaya raya,dia anak tunggal,tampan,baik,dia seorang anak panglima angkatan laut dan dia sekarang bekerja di angkatan laut dengan pangkat jenderal…jadi sekarang bagaimana Yoongie sayang? Kau mau ikut dengan umma?"goda yang melihat anaknya mengangga mendengar cerita tentang calon suaminya.

Yoongwoon mengangguk setuju.

"Akhirnya kau menurut juga,yah sudah kalian tidur…ini sudah malam"

"Ne,umma…"sahut keduanya.

Jaejoong berjalan duluan menuju kamar namun Yoongwoon menarik tangan sang adik ikut masuk kekamarnya. Jaejoong sedikit bingung karena hyungnya begitu semangat menarik tangannya.

"Ada apa hyung? Kenapa menarik Joongie?"tanya Jaejoong.

"Dengar,hyung ingin mengatakan sesuatu padamu tetapi janji ini rahasia kita berdua…siapapun tak boleh tahu arasso?"kata Yoongwoon.

"Memangnya hyung mau mengatakan apa?"

"Kau tahu kan besok hyung harus bertemu namja pilihan umma dan besok juga hyung mau ke Mokpo…"

"Kapikan hyung sudah janji sama umma dan hyung setuju dengan ide umma…"kata Jaejoong sedikit kesal dengan hyungnya.

"Huuss…jangan berisik begitu! Dengar yah,sebenarnya besok hyung tidak ingin ikut dengan umma karena…"

"Mwo! Hyhmmpphh…."

Yoongwoon membekap mulut dongsaengnya dengan cepat sebelum umma mereka mendengar suara Jaejoong tetapi akhirnya dia melepaskan bekapannya.

"Jangan berisik saengie…."Yoongwoon meletakkan jari telunjuknya dibibirnya sendiri sedangkan Jaejoong menutup mulutnya dengan cepat.

"Hyung akan dimarahi umma! Umma akan marah besar hyuuunngg…"kata Jaejoong takut.

"Hyung benar-benar tidak bisa pergi bukan karena hyung tidak suka dengan calon umma kali ini,ini tentang jabatan hyung diorganisasi saengie…jika hyung tidak pergi maka jabatan hyung sebagai ketua akan dicopot dan digantikan oleh Go Ara! Wanita tengik itu!"kesal Yoongwoon.

"Tapi umma kalau marah menyeramkan,Joongie takut hyung…kalau besok umma menanyakan hyung kemana? Joongie harus menjawab apa?"

"Umma tidak akan marah atau pun mencari hyung…"

"Hum?"Jaejoong memandang Yoongwoon didepannya yang tersenyum dengan memperlihatkan deretan giginya yang putih.

Jaejoong mengembungkan pipinya dengan bibir plumnya yang cemberut,sepertinya dia tahu isi otak hyung kesayangannya itu.

"Tidak mau!"tolak Jaejoong.

"Yaahh,pleasseee saengie…tolong hyung sekali ini saja yaahh~~~"mohon Yoongwoon.

"Hyung sama saja akan membuat umma semakin marah kalau kita bertukar tempat,nanti Joongie ikut dimarahi umma…."kata Jaejoong dengan wajah yang masih cemberut.

"Pleaseeee….pleasseeee…yaahhh…."Yoongwoon terus saja memohon kepada Jaejoong membuat sang adik luluh.

"Iya-iya! Tapi kali saja yah? Besok-besok Joongie tidak mau lagi…"

"Uuhh,dongsaengku sayaaanngg…gomawoyo~~~ kalau hyung pulang dari Mokpo! Hyung bawakan hadiah oke!"

"Terserah,tapi kalau kita bertukar tempat…terus kalau umma mencari Joongie kemana? Bagaimana?"

"Ck! Besok itu kita bertukar tempat,kau jadi aku dan aku jadi kau…besok aku akan memberikan alasan kalau aku akan kerumah teman untuk belajar…kalau umma tahu Joongie yang minta pasti umma izinkan"kata Yoongwoon dengan wajah senang.

"Aku benar-benar menyesal punya hyung…"kesal Jaejoong.

"Mwoya?!"kaget Yoongwoon.

"Hehehehe,anio….yah sudah besok pagi-pagi joongie kekamar hyung"

"Oke! Bye bye saengie…"

Jaejoong keluar dari kamar Yoongwoon,dia berjalan lesu menuju kamarnya. Tangannya membuka knock pintu kemudian masuk kekamar mandi untuk mengganti dengan baju piama. Setelah mengganti baju,Jaejoong masuk kedalam selimut untuk tidur berharap besok rencana mereka lancar dan umma mereka tak tahu pertukaran mereka.

"Yoongieee….ini sudah jam 8 sayang,cepat buka pintunya"

Cklek!

Pintu kamar Yoongwoon terbuka,keluarlah Jaejoong yang kini menyamar menjadi sang hyung. tersenyum melihat anaknya sudah rapi.

"Ne,umma….jo…yoongie sudah siap kok"

"Kenapa cara bicaramu begitu lembut hari ini? Sudah biasa saja,jangan mencontek cara bicara joongie…"

"Ne…"jawab Jaejoong.

"Joongie mana yah? Bibi yan!"

Seorang wanita tua berjalan tertatih mendekati mereka,bibi yan melihat kearah jaejoong memandang jaejoong lama kemudian melihat kearah yang memanggilnya.

"Joongie mana bi? Dari tadi subuh aku tidak melihat Joongie…"

"Ini saya baru mau membangunkan tuan muda…"kata bibi yan sambil melirik Jaejoong sesekali,sepertinya bibi yan tahu kalau dia bukan Yoongwoon.

"Yah,sudah…beritahu joongie kalau kami berangkat yah soalnya sudah kesiangan ini"

"Iya nyonya…"

Jaejoong pun meninggalkan rumah bersama ummanya,bibi yan baru ingin menutup pintu rumah namun seseorang menepuk pundaknya.

"Bibi yan! Umma sudah pergi yah?"kata yoongwoon sambil celingak celinguk dijendela.

"Iya tuan muda…"

"Syukurlah…"

"Tuan muda bertukar tempat dengan tuan muda joongie yah?"tanya bibi yan.

"Eh? Bibi kok tahu?"

"Bibi tahu karena bibi mengasuh kalian sejak bayi,kalian bisa dimarahi nyonya kalau nyonya tahu…"

"Bibi jangan bilang umma,umma tidak akan tahu kok….sekarang aku mau pergi nanti malam baru aku pulang"kata Yoongwoon yang sudah siap dengan jaket dan tas rasel besar dipundaknya.

"Tuan muda mau kemana?"

"Ke Mokpo tapi jangan bilang umma yah,sekarang ini aku jadi Joongie jadi kalau umma tanya Joongie kemana bibi yan bilang kerumah teman belajar sampai malam…mungkin kalau malam sekali aku menginap"

"Baiklah tuan muda,hati-hati dijalan yah…"

"Iya bibi yan…"

Yoongwoon meninggalkan rumah menuju Mokpo sementara Jaejoong sudah tiba di sebuah restoran mahal dan begitu mewah. Jaejoong hanya diam dan mengiyakan apapun yang dikatakan oleh ummanya.

"Annyeong haseyo…"sebuah suara namja terdengar dari samping Jaejoong,suara bass yang begitu nyaman terdengar.

Jaejoong berbalik dan melihat kearah namja yang berdiri tegap disampingnya. Seorang namja tampan dengan balutan seragam tentara. Wajahnya begitu charismatik dengan balutan seragam tersebut.

"Annyeong haseyo…"sapanya lagi.

"Annyeong haseyo,ini Yunho?"tebak

"Ne,saya Yunho…."jawab namja tampan bernama Yunho.

"Aahh,mana kedua orang tuamu?"

"Ah,sebentar lagi mereka datang…kami tidak datang bersama karena aku baru tiba diseoul tadi jadi langsung kemari dan tidak sempat mengganti baju…maafkan saya"kata Yunho sambil membungkukkan badannya.

Yunho mengalihkan pandangannya kepada Jaejoong yang duduk diam.

"Annyeong haseyo,Yunho imnida…."Yunho memperkenalkan dirinya.

"Yoongie,Yunho menyapamu sayang…"

"Ne,annyeong haseyo….Kim Yoongwoon imnida"

Yunho tersenyum dan tak melepaskan tatapannya dari wajah berbincang bersama sembari menunggu kedua orangtua Yunho,Jaejoong tak bisa berbicara banyak bibirnya terasa terkunci melihat Yunho yang duduk disampingnya dan terus berbicara menanyakan apapun tentang dirinya.

"Yoongie,suka traveling yah?"tanya Yunho.

"Ne,yoo…ngie suka traveling"jawab Jaejoong.

"Euumm,nanti kapan-kapan aku ajak ketempat traveling yang bagus,kau maukan?"tanya Yunho lagi.

"Iya,yoongie mau…"jawab Jaejoong.

"Yoongie suka adventure juga Yunho,anak ini sangat nakal semoga jika menikah denganmu dia akan berhenti keras kepala dan menurut padamu…"

"Jinjja? Yoongie akan jadi anak baik jika nanti menikah denganku…."Yunho mengusap kepala Jaejoong,Jaejoong menundukkan kepalanya semakin dalam.

Saat mereka sedang berbincang-bincang, tiba-tiba mendapat .kim nampaknya harus pergi,dia mendapat panggilan dari kantor ada seorang kolega penting ingin bertemu dengannya. Akhirnya menitipkan Jaejoong kepada beberapa lama kemudian ponsel Yunho berdering,umma Yunho menelpon dan dia pun tak bisa datang karena ada urusan kantor kedua orangtua mereka merencanakan untuk tidak menemani anak-anak mereka.

"Sepertinya hanya kita berdua,kedua orang tua kita punya urusan masing-masing…"

"Iya…"

"Dari tadi jawabnya iya terus,kenapa? Yoongie kurang enak badan?"tanya Yunho,dia memandang lekat-lekat wajah Jaejoong.

"Anio,hanya gugup saja…."Jaejoong begitu jujur mengatakannya.

"Ah,jinjjayo? Apa aku membuatmu gugup? Apa aku harus pulang juga?"canda Yunho.

"Ani! Anio…"kata Jaejoong cepat.

"Aku hanya menggodamu saja Yoongie mana mungkin aku meninggalkanmu sendiri disini,meninggalkan calon istriku di tempat asing sendiri…"

"Yunho begitu baik dan penyayang…Yoongie hyung pasti bahagia bersama Yunho"batin jaejoong.

"Sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama,dia begitu cantik…mata bulatnya,hidung mancung dan bibir pinknya membuatku gila saat ini.

Aku tidak salah menerima perjodohan ini…dia benar-benar cantik dan dia begitu lembut dari cara bicaranya"batin Yunho yang terus memandang Jaejoong sedang menyeruput jus strowbery pesanannya.

"Yoongie…"

"Ne,waeyo?"

"Saranghae…."

Chu~

Setelah mengucapkan kalimat yang membuat Jaejoong terpaku kini dia harus membeku seperti es saat Yunho mencium keningnya dan sekarang tengah mengelus pipi kirinya. Wajahnya merona merah sekarang,yunho tersenyum didepannya. Dia bisa yakin kalau yunho sedang melihat rona merah dipipinya.

"Aku mencintaimu…sejak melihat fotomu pun aku sudah jatuh cinta dan melihat dirimu yang sebenarnya dihadapanku aku semakin yakin kalau aku memang jatuh cinta denganmu saat ini…kau bagaimana? Bagaimana perasaanmu saat ini padaku?"

"Aku…aku…."Jaejoong bingung untuk mengatakan sesuatu.

"Waeyo? Kau tidak menyukaiku?"

"Ani! ani! bukan begitu maksudku…"sergah Jaejoong cepat.

"Lalu? Apa aku tidak tampan bagimu?"nada bicara Yunho sepertinya takut terjadi penolakan dari Jaejoong yang dia anggap Yoongie.

"Aku harus mengatakan apa? Aku bukan yoongie hyung…kalau aku mengatakan dia tampan itu isi perasaanku tapi kalau tidak begitu dia akan terus bertanya"

"Aku juga menyukaimu,kau…kau tampan…"jawab Jaejoong sedikit berbisik.

"Apa? Aku tidak mendengar kalimat yang akhir…aku apa tadi?"Yunho benar-benar ingin menggoda Jaejoong.

"Kau tampan…sudah,berhenti menggodaku"kata Jaejoong dengan wajah yang begitu malu.

"Anio,sayang…aku tidak sedang menggodamu"kata Yunho,kini bukan nama Yoongwoon yang disebut lagi melainkan kalimat "SAYANG".

Hati Jaejoong begitu berbunga-bunga dan bahagia tapi disatu sisi hatinya juga harus menahan kecewa jika sayang itu ditujukan untuk Yoongwoon dan bukan dirinya Kim Jaejoong. Ditengah keromantisan mereka berdua tiba-tiba ponsel Jaejoong berdering. Jaejoong mengangkat panggilan tersebut dan Yunho membiarkan Jaejoong menjawab telponnya.

"Yoboseyo…"

"Joongie! Bagaimana dengan pertemuan kalian?"

"Hyung? Aahh,lancar…sekarang dia bersamaku"

"Jinjja?! Dia tampan tidak?"tanya Yoongwoon.

"Ne…"jawab Jaejoong.

"Jinjja? Aahh,aku ingin lihat…"

"Bagaimana caranya?"tanya Jaejoong bingung.

"Minta fotonya dan kirim ke aku…"kata Yoongwoon.

"Ish,hyung….aku malu"

"Dia tidak akan marah,cepaatt…"

Jaejoong mengembungkan pipinya imut ekspresinya yang lucu saat menerima telpon menjadi objek indah Yunho yang kini mencuri-curi selah untuk mengambil foto Jaejoong. Jaejoong yang merasakan ada kilatan sinar yang mengenai wajahnya menoleh kearah Yunho,Yunho pun menjadi panik saat kedapatan mengambil foto dirinya.

"Ah,mian…aku hanya mengambil dua foto tidak marahkan padaku?"bohong Yunho.

"Tidak apa,tapi tadi aku belum siap…pasti jelek"kata Jaejoong sambil menyingkap sedikit poninya.

Yunho suka saat Jaejoong tersipu malu seperti itu.

"Ani! kau sangat cantik….saaannggaat cantik…akan aku jadikan wallpaper ! aku ganti sekarang saja…"kata Yunho sambil mengutak-atik ponselnya mengganti wallpapernya dengan foto Jaejoong.

Setelah mengganti wallpapernya,Yunho memperlihatkan ponselnya kepada Jaejoong. Jaejoong tersenyum melihat fotonya yang lucu dilayar ponsel Yunho.

"Euumm,bolehkan aku mengambil fotomu juga? Aku juga ingin menjadikannya wallpaper ponselku…"

"Tentu,tapi bagaimana kalau foto berdua saja…"

Yunho mengambil ponsel Jaejoong,Jaejoong duduk agak berdekatan dengan bersiap-siap mengambil foto mereka berdua.

"Siap…"kata Yunho.

Jaejoong tersenyum kearah kamera,Yunho melirik Jaejoong disampingnya yang tampak begitu siap untuk ingin mengerjai Jaejoong sedikit.

"Sayang…"panggil Yunho.

"Ne,wahmmpphh…"

Chu~~

Saat dia berbalik ternyata Yunho sudah bersiap-siap disamping wajahnya,ketika Jaejoong berbalik Yunho langsung mencium tepat dibibirnya bersamaan dengan suara kamera. Setelah berhasil mengambil moment tersebut,Yunho menjauhkan wajahnya dan tersenyum geli melihat Jaejoong ternyata menutup matanya. Kepala Yunho maju mendekat kembali dan memberikan kecupan singkat yang membuat jaejoong tersadar.

"Oh!"jaejoong terkejut.

"wajahmu sangat manis…"

Lagi-lagi semburat merah memenuhi wajah putih nan mulusnya,Yunho mengacak-acak rambut Jaejoong lembut bermaksud membuat Jaejoong yang dia kira Yoongwoon tidak merasa malu padanya lagi.

"Kau membuatku gemas saja…"batin Yunho.

Setelah menikmati waktu berdua hingga malam tiba,Yunho mengantar Jaejoong pulang kerumahya dengan mobil sport miliknya yang dibawa oleh pengawal appanya ke restoran karena saat turun dari pesawat Yunho naik taksi menemui Jaejoong dan ummanya. Yunho masih penasaran dengan Jaejoong yang kini berperan sebagai Yoongwoon. Tak berapa lama kemudian mereka tiba didepan rumah membuka sabuk pengaman Jaejoong lalu mengantarnya sampai depan pintu rumah.

"Sudah malam,masuklah…"kata Yunho.

"Ne…"

"Selamat malam sayang…"kata Yunho.

"Se…selamat malam yun…"

Jaejoong masuk kedalam rumah kemudian menutup pintu dengan cepat. Dia memejamkan matanya sambil memegang dadanya,jantungnya berdetak kencang saat ini. Dia sungguh tidak menyesal dengan pertukaran tempat ini.

"Yoongie? Kenapa senyam-senyum begitu?"

"Umma….anio! aku tidak senyam senyum kok"sergah Jaejoong.

"Euumm,sepertinya ada yang bahagia hari ini…"

"Anioo…"Jaejoong menggelengkan kepalanya cepat.

"Yah,sudah sana istirahat…"

"Umma,Joongie mana?"tanya Jaejoong yang menanyakan Yoongwoon.

"Aahh,ada dikamarnya dia baru pulang tadi…"

"Eumm,yah sudah joo…eh! Yoongie kekamar Joongie dulu"

Jaejoong berlari kecil menuju lantai atas menemui Yoongwoon. Jaejoong membuka pintu kamar Yoongwoon dan melihat hyungnya tengah duduk dimeja belajarnya sambil menerawang kelangit,dimana meja belajarnya berhadapan dengan jendela.

"Hyung sedang apa?"tanya Jaejoong.

"Joongie! Kau sudah pulang? Kemari pallii….cepat ceritakan padaku apa saja yang terjadi tadi saat kalian bertemu dan apa dia menanyakan tentangku terus? Nama namja itu siapa?"

"Hum,dia menanyakan semuanya tentang hyung…namanya Jung Yunho"jawab Jaejoong

"Jung Yunho,sangat menarik…terus dia menanyakan apa tentangku? Dan kau belum memberikan fotonya padaku"tanya Yoongwoon lagi sambil mengenggam erat tangan dongsaengnya.

"Aku malu meminta fotonya hyung nanti hyungkan bisa melihatnya sendiri dan dia menanyakan semua tentang hyung mulai dari hobi,apa makan kesukaan hyung dan masih banyak lagi…aku sudah lupa"jawab Jaejoong,entah kenapa dia tiba-tiba malas meladeni hyungnya saat ini.

"Aaahhh,coba saja tak ada acara di mokpo aku bisa bertemu dengannya…"

"Yeah…"sahut jaejoong.

"Joongie,apa Yunho mengatakan hal lain lagi? Apa dia mengatakan sesuatu yang romantis atau apa? Ceritakan padaku…"

"Aku lelah hyung,aku ingin tidur…."

"Aaihh,ayolah…"paksa yoongwoon.

Jaejoong menghela nafas dan diam sejenak,apakah dia harus mengatakan jika Yunho mencintainya dan Yunho sudah menciumnya dua kali tadi. Tapi Yoongwoon akan marah jika tahu calon suaminya menciumnya.

"Yunho bil…"

Kalimat Jaejoong berhenti saat ponselnya bordering,Jaejoong mengambil ponselnya dan tampak sebuah pesan dilayar membukanya dan tersenyum kecil terukir yang penasaran merebut ponsel dongsaengnya dan membaca pesan tersebut.

"Aku mencintaimu,jumuseyo…ini?"Yoongwoon membaca pesan Yunho.

"Mi..mian hyung,aku tidak bermaksud apa-apa…tadi Yunho meminta nomor ponsel hyung jadi aku berikan nomor ponselku saja"

"Kenapa tidak memberikan nomor ponselku?"

"Dia mencoba menelponku saat aku memberikan nomorku,aku sudah mengira seperti itu….dia pasti akan mencoba menghubungi nomor yang kuberikan untuk memastikan aku benar memberikan nomorku atau tidak"jelas Jaejoong karena aura wajah hyungnya mulai tidak baik.

"Euumm,yah sudah balas pesannya dan katakan kalau kau sudah ganti nomor…"

"Mwo? Tapi…"

"Waeyo? Yunhokan meminta nomorku jadi ayo beritahu dia jika kau ganti nomor dan berikan nomorku oke? Palli! Palli!"kata Yoongwoon,Jaejoong membalas pesan Yunho dan tidak beberapa lama kemudian ponsel Yoongwoon bordering.

Yoongwoon segera mengambil ponselnya dan tersenyum melihat pesan Yunho dilayar ponselnya.

"Dia mengirim pesan! Senangnya…"kata yoongwoon bahagia.

Jaejoong hanya tersenyum miris melihat kebahagian hyungnya,tiba-tiba dia merasa kesal dan marah melihat hyungnya saat ini. Tapi dia tidak punya alasan untuk marah karena yunho memang mencintai yoongwoon dan bukan jaejoong.

"Hyung,aku kekamar dulu yah…"

"Hum,bye bye saengie….gomawo yah"kata Yoongwoon yang kini asyik berbalas pesan dengan Yunho.

Jaejoong keluar dari kamar Yoongwoon bersamaan dengan matanya yang mendung. Dia memegang dadanya terasa sakit saat ini melihat hyungnya bahagia.

"Tuan muda…"

"Bibi yan?"

"Tuan muda kenapa menangis?"

"Bibi yaann…"

Jaejoong berlari menghambur kepelukan bibi yan,dia menangis seperti anak yan mengelus punggungnya lembut agar Jaejoong berhenti menangis.

"Ada apa? Apa yang terjadi tuan muda?"

"Ani…hiks..hiks.."

"Yah,sudah bibi antar kekamar saja…"

Jaejoong masuk kedalam kamarnya,dia berbaring diranjang tanpa mengganti bajunya. Bibi yan baru saja mengambil piamanya tertegun melihat Jaejoong tidur begitu cepat. Bibi yan melepaskan sepatu Jaejoong dan menyimpan ditempatnya tas Jaejoongdiatas meja tetapi tak sengaja sebuah benda terjatuh dilantai. Ponsel Jaejoong jatuh,bibi yan mengambilnya cepat dan memeriksanya jika tak rusak tetapi tiba-tiba dia tak sengaja menyentuh layar ponsel tersebut sehingga lampu layar menyala.

"Aigo,lam…mwo? Ini bukannya…"bibi yan melihat foto Jaejoong dan Yunho yang berciuman dilayar ponsel Jaejoong,yah Jaejoong menjadikan foto itu untuk wallpaper ponselnya.

Bibi yan menyimpan ponsel Jaejoong kembali kemudian keluar dari kamar Jaejoong.

T...B...C...

hahahahaha,gmana? komen yow ^^

yg g komen ketimpa gajah xD,mian tagx sembarang yeh...aq g inget nama" kalian hehhehe