Aku tak tau dimana aku harus meletakan fict ini.

memang, sekilas nampak seperti cerita polos dengan ending dan plot yang bisa ditebak.

namun aku sendiri tak begitu yakin apa harus meletakan fict ini di rating segini, atau sebaiknya kunaikan lagi?

yah, tunggu saja kelanjutanya, dan mungkin kalian akan merasakan chapter ke chapter, fict ini akan terdengar berubah.

'Snow white'

Author: My cinnamonroll

Universe: AU, Medieval

Rating : T (for safety, M)

Warning: untuk chapter ini belum ada.

Character's age: Hikari, 10 tahun (di chapter selanjutnya akan berbeda)

Disclaimer: Digimon dan karakter-karakternya milik Akiyoshi hongo, kecuali OC dan ceritanya.


"Jika kelak kita dilahirkan kembali, aku ingin agar aku bisa mendekatimu tanpa dicurigai oleh siapapun."

.

.

"Hiks...Hiks!" seorang gadis kecil terisak-isak sambil jongkok di bawah sebuah pohon apel yang daun-daunnya mulai berguguran, tanda musim semi sudah hampir berakhir.

Tiba-tiba sesosok pemuda yang mendekatinya dengan perlahan, ia membawa senyuman manis dan sepasang mata yang memperhatikan gadis itu dengan lembut.

"Ada apa, paduka putri?" tanya sang pemuda sambil mengelus-elus rambut sang gadis kecil.

"Ibuku!" jawab sang gadis kecil yang kemudian mulai meraung-raung, "Ibuku sudah tidak bergerak lagi! Kini aku sendirian!"

"Kau tidak sendirian, putri..." tukas sang pemuda, "Kau masih punya sang raja, ayahmu. Kau juga masih mempunyai seluruh isi Istana dan negerimu."

"Ayahku hampir tak pernah ada! Seluruh isi Istana dan negeriku juga kelak akan meninggalkanku karena mereka tak tau 'kebenaran'-nya! Sekarang pun, kau akan meninggalkanku!" sang gadis kecil membalas sang pemuda dengan penuh ketakutan yang selama ini menggerogoti hatinya, "Aku tak tau lagi! Aku tak mau tau lagi!" si gadis kembali meringkuk di dalam kesendiriannya, mencoba menangkis apapun yang akan dikatakan oleh sang pemuda untuk menghukum dirinya sendiri.

Namun sang pemuda hanya mampu tersenyum.

Tak peduli seberapa ia mengasihaninya, ia tak bisa mengubah fakta yang sudah membelenggu senyuman sang gadis kecil.

Maka Ia kemudian memanjat pohon di dekat mereka itu dan mengambil sebuah apel.

"Ini." Sang pemuda menyerahkan apel itu pada sang gadis kecil. Sang gadis pun lalu meraih apel itu dengan tangan mungilnya, membiarkan si kecil bertanya-tanya.

"Apel." Lanjut sang pemuda, "Kata para tetua, adalah simbol dari soulmate; pasangan yang ditakdirkan. Bila sepasang insan hendak berbagi apel dengan orang yang dikasihinya, niscaya takdir akan mempersatukan mereka kembali bila mereka berpisah tak peduli sesulit apapun situasinya."

"Whoa—" sang gadis kecil terkagum-kagum, "Apa ini artinya kita akan bertemu lagi?"

"Semoga..." sang pemuda mulai resah menanggapi pertanyaan gadis kecil itu, "Asal kita berusaha menjalani hidup kita sampai akhir."

Sang gadis terdiam sejenak. Kemudian ia perlahan melahap apelnya, 'Krauk'.

"Ya!" sahut gadis kecil itu dengan ceria, "Kita pasti akan bertemu lagi!"


Hayoloh, udah nebak-nebak ya siapa dua orang ini?

kalo entar salah jangan kecewa lho ya, soalnya aku emang pengen bikin semuanya nampak ambigu BD

sampai jumpa di chapter selanjutnya!