Semoga fic Ao-chan rame..
Abisnya, fic Ao-chan yang Junjou Romantica kaga laku sama sekali!
Ternyata, Naruto itu emang banyak peminatnya..
Ckckck, ya dah, met baca yah!
Title: Because Chocolate
Summary: Mello, anak penggila coklat yang mendapatkan suatu musibah besar baginya dan tidak bagi orang lain.
Disclaimer: Bukan punya Ao-chan lho, punya-nya Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata!
Pair: Matt x Mello.
Mello's POV
Namaku Mello. Aku anak laki-laki berumur 14 tahun. Aku anak yatim piatu dan sekarang tinggal di suatu panti asuhan bernama Wammy's House. Aku anak kedua paling terpandai di Wammy's House! Haha! Sedangkan yang pertama adalah Near. Aku benci Near! Dia pengganggu. Karena ada dia aku tidak bisa jadi penerus L, orang yang kukagumi. Kegemaranku tentu saja makan coklat dan warna rambutku pirang.
"Mello, temani aku main game yuk!" ucap seorang anak berambut merah sembari masuk ke dalam kamarku.
Namanya Matt. Ia lebih muda dariku satu tahun. Dia sahabat karibku, lebih tepatnya sih orang yang kusukai. Apa? Yak! Kalian benar, aku sebenarnya gay! Matt belum tahu aku mencintainya. Jika aku bilang suka ke dia, bisa-bisa aku dicap anak aneh oleh teman-teman.
"Iya-iya." jawabku dengan malas.
"Yay!" teriaknya kesenangan.
Asalkan kalian tahu saja, Matt itu orang ketiga terpintar di Wammy's House. Dia tidak pernah mencoba untuk melebihi nilaiku. Makanya, aku suka dengan anak ini. Lagipula, dia orangnya sangat baik kepadaku dan selalu mengalah kepadaku, walaupun aku lebih tua dibandingkannya. Pokoknya benar-benar nyaman deh dekat dengannya! Ngomong-ngomong, dia itu seorang maniak game lho! Bagaimana ya dia bisa jadi orang ketiga terpintar di Wammy's House padahal tiap hari kerjaannya hanya main game? Sudahlah, mungkin dia memang sudah pintar dari sananya.
"Oi, Mello! Kau lama sekali." kata Matt.
"Iya, sabar sedikit dong." jawabku sembari menggigit coklat yang ada di tanganku.
Aku memasuki aula yang dipenuhi oleh anak-anak bersama Matt. Ada yang bermain piano, ada yang bermain congklak(?), ada yang bermain video games, dan ada... Near! Near sedang asyik dengan puzzle-nya seperti biasa. Sudahlah, aku sedang tidak mood untuk bertengkar dengannya.
"Ayo, Mello! Kau pilih yang mana?" tanya Matt sembari menunjuk layar TV.
Oh, ternyata dia sedang menyuruhku memilih salah satu karakter yang akan kupakai untuk melawannya.
"Aku pilih yang ini deh." kataku.
"Kalau begitu aku pilih yang ini!" katanya.
Kami bermain hingga malam dan lupa waktu.
Duh, kok tiba-tiba tangan kanan ku gatal-gatal yah? Apa ini? Kok ada bintik-bintik merah di tanganku?
"Lho, Mello? Kok daritadi garuk-garuk tanganmu terus? Panu-an yah?" ledek Matt.
"Enak saja! Mana aku tahu! Tiba-tiba gatal sendiri dan ada bintik merah." jawabku.
"Sini ku lihat." kata Matt sembari menyentuh tanganku dan memperhatikannya.
Wah!!! Jarakku dengan jaraknya dekat sekali!
Deg! Deg!
Semoga dia tidak dengar suara degup jantungku yang kencang sekali.
Dia melepaskan tanganku dan melihat ke arahku.
"Wah, Mello! Mukamu merah sekali! Jangan-jangan demam!" kata sembari memegang jidatku.
"A-aku tidak demam! Kau yang demam kali!" kataku sembari menepis tangannya.
"Haha, kan aku cuman nanya." kata Matt tertawa kecil.
"Aku mau masuk kamar dulu. Bye!" kataku sambil pergi keluar ruangan.
Aduh, tambah gatal nih. Kenapa yah? Ah, paling-paling besok juga sudah sembuh. Aku mau tidur dulu ah.
Aku pun masuk ke dalam kamarku sambil menggigit sebatang coklat.
End of Mello's POV
Yak, bersambung!
Semoga yang udah liet prolog-nya mau nunggu kelanjutannya yah!
Awas lho kalo ga nunggu chapter 2-nya! *Sambil nodong pake pisau* (Readers lempar sepatu, Author lari antah berantah)
Makasih yang udah mau baca fic ini!
Rippiu kalo anda ikhlas!! ^^
