Naruto © Masashi Kishimoto
Staring At You From Afar © Kushina Namikaze027
Warning! : OOC, OC, alur kecepetan, ide pasaran, tulisan berantakan, Typos bertebaran dimana-mana, cerita dan judulnya gak nyambung, ancur lebur, dll
Pairing : Kushina Uzumaki & Minato Namikaze
Rate : T
Genre : Hurt/Comfort, Family, Romance
DON'T LIKE, DON'T READ! OKE?
Chapter 1 : Prolog
Suasana di rumah sakit sangat tegang. Seorang pria berambut kuning bermata biru shappire tengah menatap tajam pada seorang gadis berambut merah yang sedang duduk dihadapannya sambil menunduk dan mengepalkan kedua tangannya diatas pahanya. Di samping laki-laki berambut kuning itu, ada seorang laki-laki berambut putih acak-acakkan sedang berkutat dengan HP-nya.
"Jadi bisa kau jelaskan padaku secara rinci, Uzumaki-san?" Tanya pemuda berambut kuning tadi yang biasa dikenal 'Minato Namikaze'.
Gadis yang dipanggil itu pun mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk untuk menatap kedua pasang mata shappire di depannya dengan Violetnya yang sekarang di genangi air yang susah payah dia tahan agar tidak meluncur ke pipinya yang mulus.
"A-aku…aku…" gadis itu terbata.
"Tenangkanlah dulu dirimu, Kushina. Setelah itu kau baru boleh bercerita." Ucap laki-laki berambut putih tadi yang di kenal dengan si mesum 'Jiraiya Namikaze' kepada gadis yang bernama 'Kushina Uzumaki' itu.
"S-sebenarnya waktu itu aku sedang berkunjung ke rumahmu…"
-Flashback-
"Wah, perutmu sudah semakin besar dari terakhir kali aku melihatnya beberapa bulan lalu. Memangnya sudah berapa bulan?" Tanya Kushina pada perempuan berambut merah yang sedikit acak-acakkan dan bermata merah darah.
"9 bulan." Jawab wanita itu yang bernama 'Sara Namikaze' sambil mengelus perutnya yang buncit.
"Wah! Berarti sebentar lagi ya! Aku tidak sabar menunggu kelahiran keponakanku-ttebane!" seru Kushina dengan riang.
"Terima kasih, Kushina….kau masih mau menganggapku sebagai kakakmu, padahal aku sudah merebut laki-laki yang kau cintai," ucap Sara.
"jangan bilang begitu. Meskipun Nee-chan bukan kakak kandungku dan Nee-chan sudah menikah dengan laki-laki yang ku cintai, bukan berarti aku akan membenci Nee-chan. Aku sangat menyayangi Nee-chan, dan aku ingin Nee-chan bahagia dengan orang yang Nee-chan cintai-ttebane," ucap Kushina sambil tersenyum lembut, meskipun hatinya sakit karena Sara mengatakan hal itu.
"Kushina…terima kasih atas semuanya," ujar Sara terharu dengan ucapan gadis yang telah dianggapnya adik itu. Lalu mereka mengganti topik pembicaraan mereka dan berceloteh ria sampai bel pintu depan berbunyi sehingga menghentikan aktivitas mereka.
"Biar aku saja yang membukanya. Nee-chan duduk saja disini." Ucap Kushina lalu dia beranjak menuju pintu depan untuk melihat siapa tamu yang datang.
"Maaf, apakah benar ini kediaman Minato Namikaze?" Tanya seorang pemuda berambut putih ke biru-biruan memakai kaca mata itu pada Kushina.
"Benar. Anda siapa ya?" Kushina bertanya balik
"Saya pengantar Kue. Dan saya kesini untuk mengantarkan kue yang di pesan oleh Minato Namikaze-san untuk istrinya yang bernama Sara Namikaze. Ini saya berikan kuenya." Jawab orang itu sambil memberikan sebuah kotak yang cukup besar berisi kue kepada Kushina.
"Terima kasih." Ucap Kushina. Orang itu hanya mengangguk dan membungkukkan sedikit badannya lalu beranjak pergi dari situ. Kushina pun langsung masuk kedalam dan berjalan menuju ruang tengah tempat sara menunggu.
"Siapa?" Tanya Sara.
"Pengantar kue. dia mengantarkan kue yang sengaja di pesan Minato untuk Nee-chan," jawab Kushina sambil menghampiri Sara dan memberikan kue itu padanya.
"Eh? Benarkah? Kau yakin ini benar-benar dari Minato? Soalnya Minato tidak pernah memberiku kue." Ucap Sara sambil menerima kue itu dengan ragu-ragu.
"Tentu saja-ttebane! Mungkin saja Minato mulai mencintai Nee-chan." Jawab Kushina. Sara hanya tersipu mendengarnya.
"Aku akan ke dapur untuk mengambil pisau dan piring agar Nee-chan bisa memakan kuenya," ucap Kushina seraya berjalan menuju dapur. Sedangkan Sara hanya menatap kotak yang di pegannya itu dengan pandangan bingung. Tidak biasanya Minato membelikannya kue, bahkan terkesan tidak pernah, pikir Sara. Lalu dia membuka tutup kotak itu dan mendapati sebuak cake coklat yang bagian atas dan pinggirnya di hiasi krim putih yang harum serta potongan stoberi dan chery sebagai penghias kue itu. Sara yang sudah lama tidak makan kue dan memang merindukan rasa manis dari kue coklat, langsung tergiur. Dia mengambil sedikit krim putih pada kue itu dengan jari telunjuknya dan di masukan ke dalam mulutnya. Dan pada saat itu juga Kushina yang baru kembali dari dapur sambil memegang pisau dan 2 piring kecil beserta garpu langsung menjerit panik.
"Nee-chan! Apa yang terjadi!" seru Kushina sambil menghampiri Sara yang dengan menggeliat di lantai sambil memegangi tenggorokannya.
-Flashback End-
"Setelah itu aku langsung membawanya ke rumah sakit dan segera meneleponmu," Kushina mengakhiri penjelasannya.
"…" Minato hanya diam
"Maaf, seharusnya aku tidak mudah percaya dengan pengantar kue itu. Gara-gara aku Nee-chan…" ucap Kushina lirih..
"Benar. Seharusnya kau jangan mudah percaya kepada orang lain. Dan seharusnya kau menanyakan dulu padaku tentang kue itu," ucap Minato dingin.
"Aku tahu. Ini semua memang salahku." Ucap Kushina sambil menunduk.
"Baguslah kalau sudah tahu." Ucap Minato.
"Sudah, sudah, Minato. Kushina sama sekali tidak bersalah, jangan menyalahkan dia terus. Aku sudah melaporkan pada polisi tentang kejadian ini, dan mereka sedang menyelidiki siapa dalang dari semua ini. Jadi jangan ada yang saling menyalahkan," ucap Jiraiya.
Tak lama setelah itu, seorang wanita paruh baya berambut kuning pucat keluar bersama para suster yang tengah membawa Sara yang merintih kesakitan ke ruangan lain.
"Kami akan melakukan opresi untuk mengeluarkan bayinya. Racun itu tampaknya sudah mulai menyebar keseluruh tubuhnya, kalau tidak segera di keluarkan, bayi yang ada dalam kandungannya pun akan mati," jelas dokter wanita itu yang bernama 'Tsunade Namikaze' yang juga merupakan ibu dari Minato dan istri dari Jiraiya.
"Lakukan apa saja asal mereka berdua bisa selamat," ucap Minato segera
Tsunade hanya menggeleng lemah,
"Maaf, aku tidak bisa menjamin hal itu," ucap Tsunade
"Eh? Apa maksud Kaa-san?" Tanya Minato cemas.
"Aku tidak menjamin kalau Sara bisa selamat. Racun itu sangat mematikan dan sudah hampir menyebar ke seluruh tubuhnya. Yang sekarang bisa lakukan adalah menyelamatkan bayinya terlebih dahulu, karena kulihat efek racun itu cukup lambat, sehingga belum merambat ke rahimnya. Minato, tenangkanlah dirimu. Aku akan berusaha semampuku untuk menyelamatkan mereka berdua." Jelas Tsunade.
"Kumohon lakukanlah yang terbaik, Bibi." Ucap Kushina lirih.
Tsunade hanya mengangguk.
"Aku akan segera melakukan operasi, sebaiknya kalian berdoalah untuk keselamatan mereka." Ucap Tsunade, lalu dia segera beranjak dari sana menuju ruang operasi.
Minato terduduk lemas mendengarnya, sementara Kushina menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya. Matanya berkaca-kaca dan setetes demi setetes air mata jatuh dan mengalir dengan derasnya. Sedangkan Jiraiya hanya diam, dia turut prihatin dengan nasib menantunya.
-Skip Time-
Pintu ruang operasi terbuka, para suster keluar sambil membawa Sara yang telah selesai operasi menuju ruang ICU. Tsunade menghampiri Minato sambil memberikan sebuah buntalan kain pada Minato.
"Ini…" ucap Minato sambil melihat buntalan kain yang tengah berada dalam gendongannya.
"Anakmu. Anakmu dan Sara. Sekarang kalian bertiga ikut denganku, Sara ingin menyampaikan sesuatu pada kalian sebelum dia pergi. Dia memang gadis yang kuat, bahkan dia mampu bertahan demi mempertahankan bayinya agar tidak ikut mati bersamanya." Ucap Tsunade miris.
.
.
.
Minato dan Kushina masuk kedalam ruang ICU, Jiraiya dan Tsunade mengikuti dari belakang. Pandangan mereka terkunci pada seorang gadis berambut merah yang tengah terbaring tidak berdaya di ruangan itu. Minato berjalan mendekati wanita itu.
"Sara…" panggil Minato lirih. Wanita itu menoleh dan tersenyum.
"Minato…boleh aku melihat bayi kita…" ucap Sara pelan nayris tidak terdengar. Tapi berhubung suasana di ruangan itu begitu sunyi karena tidak ada yang membuka mulut, mereka bisa mendengar suara Sara yang begitu lirih. Minato meletakkan bayi itu di samping kepala Sara.
"Dia sangat cantik…Minato, kau akan menamainya siapa?" Tanya Sara sambil menatap buah hatinya sambil tersenyum lembut. Dia sudah tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Karena efek dari racun itu sudah membuat seluruh saraf tubuhnya tidak berfungsi dan mati rasa. Sekarang dia hanya menunggu racun itu merambat ke jantungnya dan mengambil nyawanya.
"Sara. Kuberi nama Sara. Agar aku bisa terus mengingatmu." Jawab Minato dengan suara yang parau.
"Sara-chan, ka? Kedengarannya bagus. Kaa-san harap kau bisa menjaga Tou-san mu nanti setelah Kaa-san sudah tidak ada lagi disisi kalian," ucap Sara disertai senyum getir kepada sang anak.
"Sara, kau tidak akan meninggalkan kami, bukan?" Tanya Minato.
"Maaf, aku tidak bisa janji akan hal itu," jawab Sara. "Kushina, kemarilah." Panggil Sara. Kushina maju mendekati Sara.
"Nee-chan, maafkan aku. Gara-gara aku-"ucapan Kushina di potong oleh Sara.
"Bukan salahmu. Ini sudah takdir yang harus kuhadapi. Kushina, aku ada satu permohonan untukmu dan juga Minato. Kuharap kalian bisa mengabulkannya." Ucap Sara.
"Apa itu, Nee-chan?" Tanya Kushina.
"…Menikahlah dengan Minato." Ucap Sara. Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut dengan permintaan Sara, tak terkecuali Minato, dia sangat syok dengan apa yang di ucapkan istrinya. Bagaimana tidak? Sara adalah istrinya. Dan dia mencintai Sara. Dan kenapa Sara malah menyuruhnya MENIKAH dengan Kushina? Padahal dia sangat MEMBENCI gadis itu.
"A-apa maksud Nee-chan? Aku tidak mungkin menikah dengan Minato." Ucap Kushina. Dia memang mencintai Minato, tapi belum tentu Minato juga mencintainya. Kushina tahu Minato masih membencinya karena kejadian yang terjadi diantara mereka di masa lalu.
"Temani Minato dan jaga Bayi kami. Aku tahu kau sangat menyayangi mereka berdua. Jadilah ibu dari Sara-chan, karena aku tidak bisa menjadi ibunya. Minato, aku tahu kau masih mencintai Kushina. Kumohon bahagiakanlah Kushina, bahagiakan adikku dan juga anak kita. Ini satu-satunya permintaanku. dan aku tidak akan pernah tenang sebelum permintaan ini terkabulkan." Jelas Sara dengan suara yang semakin mengecil.
"Tidak, Sara. Aku hanya mencintaimu. Dan aku juga tidak tahu apakah aku bisa mengabulkan permintaanmu itu atau tidak," ucap Minato lirih.
"Kau harus bisa. Walaupun kau bersih keras mengatakan kalau kau membencinya, aku tahu bahwa jauh dalam lubuk hatimu kau masih menyimpan perasaan untuk Kushina.
"Aku tahu hal itu dari dulu, semenjak kita pacaran sampai sekarang aku masih bisa melihatnya. Aku tahu bahwa kalian berdua saling mencintai, waktu itu aku terlalu mencintaimu sehingga aku tidak mempedulikan perasaan Kushina.
"Dan kini aku menyadari kalau apa yang sudah ku perbuat itu salah. Dan sekarang aku rela merelakanmu pada Kushina…kumohon,"
"S-sara-chan, ma-maafkan ibu tidak bisa merawatmu s-sampai kau besar. J-jaga ayahmu. Jangan sampai membuatnya kecewa. Ju-juga sayangilah ibu barumu nanti…i-ibu sangat mencintai k-kalian berdua…" ucap Sara terbata. Sekarang dia mulai sesak napas dan suaranya sulit keluar.
"Mi-minato, jaga Kushina dan Sara-chan baik-baik…hah..hah..j-jangan lukai hati mereka…hah…hah..hah.." ucap Sara, sekarang dia sulit bernapas, mungkin racun itu sudah sampai pada paru-parunya.
DEG!
"Ugh!" erang Sara. Ia merasa jantung seperti di remas dan dan terbakar.
"T-terima kasih atas semuanya…" ucapnya dengan suara yang sangat pelan.
"Sara…" Minato membungkukkan badannya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Sara. Lalu dengan perlahan dia menempelkan bibirnya pada bibir Sara dengan lembut. Memberikan kehangatan kepada sang istri untuk terakhir kalinya. Sara memejamkan matanya hingga setetes air jatuh dari pelupuk matanya.
"Minato…Aishiteru…" batin Sara menangis.
Setelah merasa cukup, Minato melepaskan ciumannya. Dilihatnya sang istri masih terpejam dengan seulas senyum tipis terlukis di wajahnya yang pucat. Tunggu dulu! Terpejam?
"Sara." Panggil Minato.
"….." tidak ada respon.
"Sara, Sara!" kini Minato mengguncang bahu Sara dengan pelan. Namun masih tidak ada respon. Tsunade melangkah maju untuk memeriksa keadaan Sara.
"Bagaima bibi?" Tanya Kushina khawatir.
Tsunade menggeleng.
"!" semua orang terkejut.
"Tidak mungkin. Itu tidak mungkin, kan?" ucap Kushina, tepatnya kepada dirinya sendiri. Semua orang menunduk, termasuk Minato.
Kushina menghampiri tempat tidur Sara lalu mengguncang bahunya.
"Nee-chan! Nee-chan bangunlah! Jangan tinggalkan aku!" Kushina terisak sambil memeluk tubuh Sara yang kosong tak berisi nyawa lagi. Gadis itu sudah tertidur selamanya.
.
.
.
Setelah upacara pemakaman Sara selesai, Minato dan Kushina disuruh ke kediaman Tsunade dan Jiraiya dulu karena ada sesuatu yang harus dibicarakan.
"Ada apa Kaa-san dan Tou-san menyuruh kami kesini? Jangan bilang kalau kalian ingin membicarakan tentang permintaan Sara yang tidak masuk akal itu." Ucap Minato tajam pada kedua orang tuanya sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya. Kini dia dan Kushina tengah duduk di sofa ruang tamu kediaman suami-istri Namikaze Jiraiya dan Tsunade.
"Tenang, tenang dulu Minato. Kami tidak akan membahas hal itu. Lagi pula kita baru saja kehilangan Sara. Kami hanya ingin membahas tentang pelaku yang telah meracuni Sara," jelas Jiraiya sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Jadi Tou-san sudah tahu siapa pelakunya?" Tanya Minato.
Jiraiya mengangguk.
"Ya. Menurut penyelidikan polisi, dan juga informasi tentang ciri-ciri laki-laki yang mengantarkan kue beracun itu, kemungkinan semua ini adalah ulah dari 'White Snake Organization'." Jawab Jiraiya.
"Eh? Bukankah organisasi itu…" ucap Kushina.
"Benar, organisasi kejahatan yang tidak diketahui keberadaannya yang beranggotakan pembunuh bayaran. Membunuh orang tanpa meninggalkan bukti dan menghilang seperti kabut. Keberadaan mereka tidak diketahui dan sulit untuk dilacak karena mereka sering berpindah-pindah tempat. Dan yang mengantarkan kue itu padamu itu bernama 'Yakushi Kabuto'. Dokter sekaligus ilmuan dalam organisasi itu. Dia membuat berbagai macam obat-obatan terlarang dan juga menciptakan racun-racun yang mematikan untuk senjata tindak kejahatan organisasi itu." Jelas Jiraiya panjang lebar.
"Dan kemungkinan, racun yang dia gunakan pada Sara adalah racun buatannya sendiri karena jenis racun itu belum pernah kutemui sebelumnya. Ada kandungan bisa ular dan beberapa bahan kimia berbahaya lainnya. Racun itu dapat melumpuhkan seluruh saraf pusat, namun proses penyebarannya cukup lama. Beruntung waktu itu Sara hanya sedikit memakannya, sehingga kita masih punya waktu untuk menyelamatkan bayinya." Sambung Tsunade.
"Jadi keberadaan mereka masih belum diketahui?" Tanya Minato.
"Belum. Inspektur Fugaku dan Detektif Shikaku sedang berkerja sama menyelidiki keberadaan mereka. Kita belum tahu apa motif mereka sehingga membunuh Sara, yang jelas kalian berdua harus lebih waspada." Jawab Jiraiya.
"Memangnya apa hubungannya dengan kami?" Tanya Kushina.
"Berdasarkan kesimpulan yang telah kuambil dari beberapa kejadian, mereka sedang mengincar kita." Jawab Tsunade.
"Kejadian?" Tanya Kushina.
"Ya, ada satu kejadian yang pernah kualami. Waktu itu ada seorang pasien datang menemuiku dan memintaku untuk memeriksanya, namun ketika aku lengah orang itu menyerangku dari belakang menggunakan pisau. Untung aku dapat menghindar dan menghajarnya sampai dia pingsan. Lalu aku menyerahkannya ke kantor polisi, dan setelah di interogasi ternyata orang itu adalah salah satu anggota dari White Snake Organization. Dan ketika ditanyai dimana keberadaan organisasi itu, orang itu bersih keras tidak mau memberitahu keberadaan mereka." Tsunade berhenti sejenak.
"Karena merasa lelah, pihak kepolisian memutuskan untuk melanjutkan interogasi keesokan harinya. Namun ketika ingin di interogasi lagi keesokan harinya, orang itu ditemukan tewas bunuh diri di dalam sel tahanannya." Jelas Tsunade.
"Dan juga sehari setelah kejadian itu, Jiraiya juga diincar ketika dia hendak meyebrang jalan dan hampir tertabrak motor. Memang tidak tetabrak tapi dia terserempet dibahu kanannya. Dan yang paling mencurigakan lagi, pengendara motor itu bukannya berhenti atau sekedarnya menoleh, malah pergi begitu saja tanpa mengurangi kecepatan pada motornya. Itu membuktikan kalau dia memang sengaja melakukan hal itu."
"Lalu?" ucap Minato.
"Yah, dan saat Kushina kecelakaan dan koma selama 3 hari dirumah sakit, itu juga perbuatan mereka. Jadi kusarankan harus berhati-hati. Dan juga tentang permintaan Sara, kurasa tidak ada salahnya. Selain Sara kecil bisa mendapatkan ibu baru, kami juga tidak perlu repot-repot untuk memasang penjagaan yang ketat terhadap kalian berdua. Karena aku yakin kalian bisa menjaga diri kalian masing-masing, dan Minato juga pasti akan melindungi Kushina. Kalian saling mencintai, kan?" Tanya Tsunade.
"E-eh? Kata siapa?" Tanya Kushina Blushing.
"Aku memang mencintainya." Ucap Minato, sehingga ketiga orang diruangan itu menoleh padanya dengan terkejut.
"Tapi dulu. Aku membencinya. Sangat-sangat membencinya. Tapi karena itu adalah permintaan Sara, orang yang sangat Kucintai. Aku akan bersedia menikahi gadis ini." Ucap Minato dengan seringaian yang tidak dapat diartikan.
"Begitu. Lalu bagaimana denganmu, Kushina?" Tanya Tsunade sambil menatap Kushina.
"Aku akan memikirkannya dulu." Jawab Kushina.
"Aku tahu ini terlalu cepat, karena itu aku akan memberimu waktu 2 minggu untuk memikirkannya dan sekaligus untuk menenangkan diri. Dan pernikahan ini juga demi kebaikan kalian berdua." Ucap Jiraiya.
Kushina mengangguk.
"Baiklah, kalian boleh pulang. Minato, kau antar Kushina pulang," perintah Tsunade pada Minato.
"Ya, ya, ya, baiklah." Ucap minato malas berdebat dengan ibunya. Dia segera beranjak dari sofa dan berjalan pergi meninggalkan Kushina.
"Paman, bibi, aku pamit pulang." Ucap Kushina sambil membungkukan badannya lalu berlari kecil menyusul Minato.
"Apa kau yakin ini benar?" Tanya Tsunade pada suaminya.
"Aku juga tidak begitu yakin. Tapi kalau Sara sudah mengatakan hal itu, berarti dia yakin kalau Minato dan Kushina bisa hidup bersama dengan damai, benar kan?" jawab Jiraiya.
"Benar juga." Ucap Tsunade.
.
.
.
.
.
Perjalanan pulang begitu sunyi dan canggung bagi Kushina.
"Ng…kau membiarkan Sara dirumah, siapa yang menjaganya?" Tanya Kushina berusaha untuk mencoba memecah keheningan sekaligus mencoba akrab sekali lagi dengan Minato.
"Babysitter." Jawab Minato singkat.
"Oh.."
Hening.
"Ano…kau yakin dengan keputusanmu tadi?" Tanya Kushina.
"Ya." Jawab Minato.
"Bukankah kau membenciku?" Tanya Kushina lagi.
"Memang." Jawab Minato singkat.
"Lalu kenapa kau bersedia?" dengus Kushina dengan semua jawaban yang dilontarkan Minato tadi.
"Pikirkan saja sendiri." Jawab Minato.
Kushina pun makin sebal dengan jawaban yang keluar dari mulut pemuda yang sampai sekarang dicintainya itu. Kushina memalingkan wajahnya dan memilih menatap jalanan dari jendela mobil sambil mengembungkan pipinya. Dia tidak menyangka kalau pemuda yang dulu sangat ramah dan baik padanya sekarang menjadi dingin dan tidak peduli lagi terhadapnya. Padahal dulu mereka sering mengobrol bersama, bercanda bersama, bahkan mereka pernah berpacaran. Minato sekarang sudah berubah, dan itu semua adalah kesalahannya. Kushina berjanji pada dirinya bahwa dia akan merubah sikap Minato menjadi seperti dulu dan kembali mencintainya seperti dulu juga.
Minato yang melihat Kushina dari ekor matanya pun meyeringai tidak jelas. Lalu kembali fokus pada jalanan.
Sesampainya di depan rumah Kushina, Minato menghentikan Mobilnya dan membiarkan Kushina turun.
"Terima kasih atas tumpangannya." Ucap Kushina. Lalu dia menutup (baca : membanting) pintu mobil dengan agak keras lalu masuk kedalam rumahnya sambil menghentak-hentakan kakinya.
Minato kembali melajukan mobilnya, dan bergumam,
"Dia tidak pernah berubah…" gumamnya sambil tersenyum.
"Menikah, ya? Menarik. Ini kesempatanku untuk membalas apa yang sudah dia perbuat padaku dulu." Minato menyeringai licik.
.
.
.
-Kamar Kushina-
BRUUK.
Kushina menjatuhkan tubuhnya diatas kasurnya yang empuk. Pikirannya benar-benar kacau saat ini.
"Apa yang sebaiknya kulakukan?" tanyanya lebih tepatnya pada dirinya sendiri. Menikah dengan Minato Namikaze? Bukankah itu yang impikannya sejak dulu? Lagi pula Sara nee-chan juga sudah memberinya restu. Tapi…bukankah Minato membencinya? Benarkah pemuda itu bersedia menikah dengannya hanya karena permintaan dari Sara? Itu membuat hati Kushina sakit. Dia sudah berusaha melupakan Minato semenjak Minato menikah dengan Sara. Dan sekarang, perasaan itu kembali meluap karena rencana pernikahan ini. Itu berarti dia masih punya harapan untuk memiliki Minato kembali seperti dulu. Tapi apakah dia bisa membuat Minato tidak membencinya lagi. Rasanya berat untuk menjelaskan pada Minato apa alasannya sehingga dia berbuat seperti itu pada Minato. Dia masih sangat mencintai Minato. Dia sangat bersedia menikah dengan Minato. Tapi, terlibat dalam pernikahan tanpa cinta apa bukan hal yang bagus? Dia pasti akan menderita.
Karena terlalu banyak berpikir, Kushina pun terlelap…
Bersambung…
Next Chapter : Pernikahan
"Aku tidak menginginkan apa-apa. Aku hanya khawatir jika kau kabur dari sini dan tiba-tiba mati ditengah jalan dan tidak ada yang mempedulikanmu."
"Untuk apa kau mempedulikanku? Aku lebih suka mati."
"Kenapa harus bingung? Bukankah kau mencintainya? Kau jawab saja kalau kau bersedia. Dan semuanya selesai."
"Aku punya satu permintaan untukmu, ini demi Sara. Kumohon, akhiri hubunganmu dengan Minato,"
"Apa maksud perkataanmu, Kushina-chan? Aku sama sekali tidak menyukainya. Mana mungkin aku menyukai pria aneh yang suka tebar pesona macam dia,"
"Minato…kita putus, ya."
….
Yup! Itulah beberapa potongan dialog untuk chapter selanjutnya, sekaligus iklan kayak di sinetron-sinetron. Sampai jumpa di chapter depan! ^^
A/N : Pasti ada diantara pembaca yang merasa pernah baca fic ini atau bahkan berpikir pernah ngereview fic ini. Yup, itu memang benar! Aku sengaja publish fic ini lagi di akun terbaruku, alasannya liat aja deh di profilku, aku publish ulang biar akunku yang baru yang sengaja kubuat khusus utk fanfic MinaKushi bisa terisi, jadi mohon di maklumi, bagi yang sudah atau belum mengreview fic GaJe ini, saya minta review dan pendapatnya, krirtik juga sangat saya perlukan, udah ada yang pernah ngebaca atau mengreview, boleh gak saya minta review lagi? Tentang pendapat kalian tentang tindakan saya mempublish ulang chapter ini? Saya kasih tahu deh, hari update selanjutnya, kemungkinan hari jum'at sore bakal saya update, jadi tunggu chapter selanjutnya! ^^
Thanks semuanya!
~Kushina Namikaze027~
