OTP: Jung Taekwoon (Leo) x Cha Hakyeon (N) – VIXX by Jellyfish ent
Genre: Romance Comedy BL
Rating: porn, d'oh
Disclaimer: casual Bahasa, slang; typo; unfunny jokes
.
.
.
Professional Porn Star Required!
.
.
.
"Tugas akhir kita membuat film, ya?" tanya Kim Wonshik, retorikal. Jurusan film, gitu. Ya jelas, tugas akhir semesternya harus membuat film. Kim Wonshik, mahasiswa tingkat tiga jurusan film itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Mana sekarang aneh-aneh, lagi. Masa' professor Lee Jaehwan itu nyuruh kita bikin film INDIVIDU! Like, individually, solo, alone, bikin film! Gimana caranya? Belum cari talent, cerita, what a troublesome lecture to involved with!" katanya sambil menoleh ke arah temannya yang justru sedang sibuk menggeser Spotify. "Woi!"
"Woi, Jung Taekwoon!"
Kim Wonshik menarik headset dari telinga kiri Jung Taekwoon yang menggantung anting Panjang, sehingga ujung-ujungnya, headset itu terlilit dan menarik sejumput telinganya itu. "WADAW SAKIIIIIIIIIIT!"
"Lo sih, nggak ngedengerin gue! Dari tadi gue ngeluh, lo malah ngedengerin podcast porno!" keluh Kim Wonshik sambil membereskan lilitan headset dari anting Jung Taekwoon. "Ini bukan porno. Ini pendidikan seks. Sex education itu penting." Balasnya sambil mengusap telinganya yang berdenyut dan meringis pedih.
"Halah, palingan juga ngedengerin buat dipraktekin ke pacarmu, Shin Bora itu. Pakai alibi Pendidikan seks. Orang yang gonta-ganti pacar kayak lo sih, nggak perlu pendidikan seks. Udah jadi penggiat ahli. Itu sama kayak lo baca buku cara masak air sambil numis salmon saus mbleh-mbleh ala Perancis." Balas Wonshik lagi. "Nggak jalan sama Shin Bora lagi?" lanjutnya.
"Sudah putus," jawab Taekwoon. "Dia bilang gue nggak peka."
"Nggak kaget, Jung Taekwoon. Nggak kaget. Pasti karena lo bosan lagi, terus di-ang-gur-in. Udah tahu, gue. Standar lah sama pola lo." Balas Wonshik dengan tatapan remeh. "Yah, nggak sesuai harapan aja, sih, Wonshik. Dia primadona kampus. Gue kira dia jadi pacar gue bakalan asik. Ternyata dia unyu-unyu gitu, gabisa gue mainin. Takut rusak, ntar gue dituntut geng resenya itu. Geng yang isinya Sembilan orang yang ribut-ribut mulu setiap ada kelas casting, berebut mau jadi karakter utama. Mending karakter utama cewe, kalau lagi ada proyekan kelas bikin film normal. Mereka bahkan ribut pas casting pemeran utama di film adaptasi fabel, dan tokoh utamanya babi! Sinting."
"Tapi gue ngeceng itu cewe-cewe gengnya Shin Bora. Jaminan kelas visual, man. Lagipula – lo ternyata baik juga masih mikirin perasaan cewe sampai nggak tega mainin dia, bro. Nggak nyangka." Balas Wonshik lagi sampai terkekeh. "Habisnya gue juga mau mainin yang pengalaman di ranjang. Kalo perawan kayak dia, yang ada nangis. Malesin." Lanjut Taekwoon lagi. Keduanya kemudian terbahak renyah.
"Well, meskipun professor Lee itu merepotkan, tapi dia orangnya bebas banget, kan? Dia nggak ngebates ceritanya tentang apaan, bahkan adegan berdarah, seks, nggak perlu dipikirin." Jawab Taekwoon santai. "Iya, sih..."
"Yang penting ceritanya bagus, punya makna atau nilai, cara penyampaian nggak masalah." Lanjut Taekwoon. "Dan itu membuatku punya ide."
"... Sebentar, Taekwoon, lo nggak lagi mikirin yang gue pikirin, kan... masa' lo mau bikin – "
"Betul," potong Taekwoon dengan wajah datar namun percaya diri. "Film porno."
"Bangsat, lo, Jung Taekwoon."
.
.
.
Jung Taekwoon bukanlah pria terkeren di kampus atau di jurusannya. Di jurusannya, yang paling terkenal itu justru Kim Wonshik. Terkenal untuk di-friendzone satu angkatan. Dan di-sunbaezone untuk adik angkatan. Serta di-dongsaengzone oleh kakak angkatan. Saking lembutnya dengan perempuan. Jung Taekwoon terkenal justru di antara laki-laki. Sebagai hard disk porno berjalan. Lama-lama, Wonshik sering menyebutnya sebagai Jung Taekwoon bukan sekedar hard disk berjalan, tapi si hard dick berjalan. Parah. Tapi perempuan tidak pernah tahu. Karena wajahnya yang terlalu lurus, semua perempuan mengira itu hanya fitnah. Wonshik bergidik setiap mendengar perempuan yang membela Taekwoon tanpa tahu sebejat apa aslinya. Wonshik nyaris muntah ketika dia tahu Taekwoon sempat pura-pura sebagai amatiran di ranjang dengan pacarnya yang entah ke berapa, supaya Taekwoon mendapat servis female domination.
Tapi memang dia mahasiswa jurusan film yang giat. Seakan dosa yang dosa BANGET itu dianulir karena dia pintar.
Dan hari itu, dia memulai proyek film pornonya.
Secara gamblang, dia bicara dengan professor Lee Jaehwan. Lee Jaehwan tertegun mendengar ajuan Jung Taekwoon yang berani. "Yakin, kamu mau membuat film dengan... tipe ini?" tanyanya.
"Saya yakin, pak. Saya nggak cuma bikin porno ahn-ahn doang, tapi juga punya story yang kencang." Jawab Taekwoon mantap. "Saya mau membuat porno tentang perjuangan orang tunawicara menyampaikan perasaan pada orang yang dia kasihi lewat hubungan seks yang penuh cinta. Menyampaikannya dengan tubuhnya, meluluhkan hati orang yang membeku. Premisnya itu." Balasnya dengan tatapan yang yakin. Professor Lee memanggut, namun dengan alis berkerut. "Seperti biasanya kamu memang... tidak biasa, Jung Taekwoon." Balasnya. "Tapi kamu jamin, kan, ini benar bagus? Saya nggak mau nilai yang cuma keras di akting ranjang, ya..."
"Oke, bosku."
Taekwoon keluar ruang dosen dengan senyum yang menyebalkan. Kim Wonshik bergidik sebal. "Sekarang gue pulang duluan, ya." Kata Taekwoon sambil membetulkan posisi ransel. "Sudah kena lampu hijau dari dosen. Gue mau berburu sekarang."
"Sialan, dasar lidah tak bertulang, lo. Pasti ngejilat ngawur pake alibi utopis cerita bagus." Balas Wonshik sambil menyikut pinggang Taekwoon. Taekwoon menghindar dengan mulus, lalu melipir pergi. Wonshik hanya mengutuk.
Taekwoon memburu apa?
Memburu film porno. "REFERENSI!" batin Taekwoon.
Ya, ya. Referensi, kepalamu. Taekwoon sudah punya banyak koleksi film porno di hard disk-nya, tapi dia merasa belum cukup. Di balik surai pirang keperakannya itu, dia terlihat seperti unicorn dari luar, tapi kuda binal di dalam. Pembohongan publik. "Untuk menghemat budget, gue harus mencari film porno baru dengan artis pendatang baru juga. Jadi mereka mau dibayar lebih murah dan memang untuk melguekan itu." Pikirnya. Kemudian, dia masuk ke rental film porno – langganan – tanpa ada rasa ragu. "Yo, kak Taekwoon!" sapa petugas rental itu. "Sanghyuk-ah," balas Taekwoon.
Sanghyuk, nama pegawai rental itu, segera mengambil beberapa kotak DVD tanpa disuruh, lalu menaruhnya di meja konter. "Tumben, kakak baru datang tanggal segini." Tukas Sanghyuk. "Ya, maklum, sudah musim ujian. Toh, semua laki-laki di kelas gue sekarang lagi ribut mau ujian bikin film."
"Yaaah, jadi ngapain aku keluarin film rilisan baru? Menyebalkan..."
"Eh, gue butuh kok. Cuma gue butuh spesifik..." balas Taekwoon cepat. "Gue nyari film porno yang amatir. Yang pemainnya... yah, pemain baru. Laki-laki dan perempuannya. Pokoknya amatir, gitu. Tapi tetap visualnya bagus." Lanjut Taekwoon. "Lho, kenapa, kak? Biasanya kakak malas buat lihat yang amatir, katanya aktingnya flat, nggak seru..."
"Butuh buat dijadiin referensi talent, buat film gue. Gue buat film porno buat tugas akhir."
"APAAAAA?!" jerit Sanghyuk. "F-film porno?!"
"Makanya, gue butuh, yah, actor dan aktris porno amatir. Yang gue bisa lihat aktingnya. Kalau cocok, kan siapa tahu bisa dijadiin talent buat film gue, dengan tarif yang murah. Gue on budget banget, soalnya ini harus film solo. One man show di bagian produksi. Jadi gue harus kencengin di teknis sama pasca produksi. Makanya gue butuh nama." Jelas Taekwoon. Sambil melongo tidak percaya, Sanghyuk kemudian pergi ke belakang, lalu mengambil satu DVD dengan sampul sederhana.
Judulnya 'Get Laid' – sangat cringeworthy, tapi satu hal yang dia tangkap...
"Visual laki-lakinya bagus." Taekwoon berkomentar. "Iya, aktornya namanya N. Dia baru debut, ini DVD keluaran bulan lalu. Kalau review-nya sih, kurang bagus aktingnya, terutama perempuannya, YZNing. Tapi dua-duanya visual oke. Mereka belum ada film baru lagi setelah judul ini. Jadi kurang laku, mungkin bisa dinego buat jadi talent kak Taekwoon." Jelas Sanghyuk. "Nama produsennya ada di title credit-nya. Bisa sekalian ditonton buat nilai sendiri cocok atau nggaknya buat kak Taekwoon."
"Oke, makasih Sanghyuk. Lain kali gue lebih sering mampir setelah ujian."
Sanghyuk terkekeh. "Ini pertama kalinya aku bertemu orang yang membuat film porno jadi tugas, tapi semoga berhasil, kak Taekwoon!"
.
.
.
Taekwoon pulang ke apartemennya. Sebagai mahasiswa sibuk, dia memilih tinggal di apartemen sekitar kampus daripada pulang ke rumah dengan jarak tempuh sekitar satu setengah jam dengan transportasi umum. Membuka laptopnya, dan segera memutar DVD barunya itu.
Setelah beberapa menit, yang dia lakukan hanya berdecak gemas.
"Akting perempuannya payah, banget." Gumamnya. "Tapi..."
Dia menelan ludah. "N... actor ini... cukup bagus."
Dia melihat detail wajah N. saat dia menyentuh perempuannya, saat dia membuka bajunya, saat membuka celananya. "Entah kenapa, N ini justru lebih cantik dan menarik untuk dilihat ketimbang yang perempuan."
Pinggangnya kecil dan mungil. Kulitnya kecokelatan berkilauan. Bibirnya tipis namun terlihat sehat dan menggoda. Suaranya lembut dan manis bagai madu. Dialog yang terlontar sebenarnya cukup menjijikkan untuk selera Taekwoon. Gombal abis, pikirnya. Namun sungguh, visual N ini begitu menarik perhatiannya sepanjang film itu diputar.
"..."
Taekwoon menelan ludahnya.
"GGhhh-ahhh...! Hhh...hn-hhh... sedikit... lagi..."
Sudah lama Taekwoon merasa se-excited ini menonton film porno. Terutama N, sang actor muda amatir itu, seakan menangkap perhatian Taekwoon seutuhnya, bahkan...
Taekwoon yakin, N ini lah yang membuat penisnya menguat saat itu. Bukan perempuannya.
"Damn, I almost forgot, I'm a bisexual trash."
Dua puluh detik kemudian, dia menemukan website produsen film porno itu. Tanpa ragu, dia meminang N untuk menjadi talent di film tugas akhirnya.
.
.
.
.
.
TBC./
Halo apa kabar? Saya balik nulis romance comedy. Sekarang bahasanya agak slenge'an dikit. Hope you like it. Review please X)))
Uploaded to Wattpad: 00kabeki
