Ok, saya ga tau ada atau enggak yang mau baca ff ini. tapi yaudahlah saya share aja

lagipula ini juga ff lama

bagi yang mau baca silahkan :)

.

.

.

.

Title: Foolish Couple

Chapter: 1

Author: Cndy Prissycatice

.

.

Warning : comedy n yaoi story. JaeMin couple.

Jika anda tidak menyukai cerita bodoh yang tidak menarik, perubahan karakter tokoh secara besar-besaran, ending yang tidak memuaskan, dan JaeMin couple, saya sarankan agar anda tidak membacanya.

-####-####-

.

.

.

Sekarang sudah musim semi. Angin yang ramah selalu berhembus di atas permukaan tanah menerpa wajah-wajah letih yang seakan telah mati. Warna-warni bunga akan selalu terlihat di manapun kau berjalan. Senyum ramah yang selalu terlihatpun akan memberikan kesejukan tersendiri yang akan membuat tubuhmu semakin hangat.

Tapi tidak untuk seorang anak bernama Shim Changmin. Pada hari dimana semua orang bisa merasakan betapa indahnya musim semi, ia harus mengejar waktu dengan berlari karena ia akan terlambat ke upacara penerimaan murid baru.

Karena kecerobohannya, ia terlambat naik kereta kedua yang menjadi kereta terakhir sebelum upacara dimulai. Kalau ia naik kereta ketiga, tentu semua akan terlambat jauh dari waktunya, jadi ia memutuskan untuk berlari sampai ke sekolahnya walaupun bisa dibilang bahwa sekolahnya cukup jauh dari tempatnya tinggal.

"Hah.. bagaimana ini… apa?! sudah jam segini?" panik Changmin saat melihat waktu yang ditunjukkan oleh jam tangannya. Ia terus berlari tanpa memikirkan berapa banyak peluh keringatnya yang telah jatuh.

Sekolahnya masih jauh dan ia masih belum sampai pada setengah jarak untuk sampai ke sana. Murid baru telat di hari pertama? kesan yang sangat buruk untuknya.

Ckiiiiiiiitt!

Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat di hadapannya. Changmin kaget sekali. Bagaimana tidak.. ia hampir saja tertabrak. Siapa sih orang bodoh yang dengan sok menyetir di jalan besar seperti ini? bagaimana kalau anak kecil yang mengalaminya? rasa kesal benar-benar sudah memuncak di kepalanya.

"Hei! kau bisa menyetir tidak sih?! hati-hati dong!" kesal Changmin. Apa lagi ini? kapan ia akan sampai ke sekolah bila terus terjadi hal seperti ini?

Tiba-tiba kaca belakang mobil terbuka dan Wajah cantik muncul dari baliknya. Tanpa sadar Changmin terpesona melihatnya. Cantik sekali..

"Kau ingin pergi ke SMU Mansa kan? naiklah. Kau sudah sangat telat." Ucap sang pemilik wajah cantik itu kepada Changmin.

"Hah?"

"Apa kau tidak dengar? naiklah!" perintahnya. Ia membukakan pintu untuk Changmin. Dan tanpa pikir panjang lagi Changmin masuk, dan mobil kembali berjalan. Rasa bingung terus berkecamuk di dalam kepalanya. Ia terus memperhatikan orang yang telah berbaik hati yang telah mau mengantarnya..

"Kau murid baru? hebat sekali kau berangkat jam segini"

Changmin terus menatapnya, dan ia mulai berpikir di dalam hatinya "Cantik sekali. Aku belum pernah melihat gadis secantik ini. Wah, rambutnya hitam, kulitnya putih bersih tanpa sedikitpun noda. Nama di seragamnya.. Kim Jaejoong..nama yang bagus. Tubuhnya ramping.. Dan ia memakai seragam sekolah pria yang sangat cocok di tubuhnya.. eh? seragam sekolah pria?"

Dengan refleks Changmin bergeser dari tempatnya duduk. "Kau.. kau laki-laki?" Tanya Changmin dengan ekspresi tidak percaya.

Jaejoong melihat ke arah Changmin "Ya.. memang kenapa? jangan bilang kalau dari tadi kau melihatku sebagai perempuan dan kau telah jatuh hati padaku" balas Jaejoong santai. Mungkin sedikit meledek.

Changmin tak percaya terhadap apa yang baru saja ia dengar.. bagaimana bisa hal ini sampai terjadi? bagaimana bisa jantungnya terus berdebar kencang saat ia melihat seorang laki-laki? Argghhh!

Jaejoong mulai curiga melihat tingkah laku Changmin "Jangan-jangan apa yang baru saja aku ucapkan itu benar ya?" Tanya Jaejoong.

"Ti.. tidak! tentu saja tidak! mana mungkin aku jatuh cinta pada laki-laki! jangan bercanda!" jawab Changmin sedikit panik. Jaejoong hanya menghela nafasnya 'Bodoh' itulah yang ada di benaknya saat ini.

Tanpa sadar mobil sudah berada di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup. "Telat!" seru Changmin.

Jaejoong kembali menghela nafasnya. "Tentu saja. Mana mungkin tidak telat kalau berangkat jam segitu" ucapnya sedikit malas.

"Lalu bagaimana kita bisa masuk?"

"Ya masuk saja"

"Tapi peraturan sekolah no 14 mengatakan bahwa bila pintu gerbang sudah tertutup, kita tidak akan boleh masuk kelas"

Jaejoong sedikit kaget mendengarnya "Kau menghafal semua peraturannya? anak yang rajin sekali.." ucapnya tak percaya.

"Habisnya hal itu penting kan" kata Changmin sedikit malu.

Jaejoong hanya tertawa "Sudahlah. Tenang saja. Kita pasti boleh masuk"

"Eh?"

Benar saja. Pintu gerbang terbuka dan mobil masuk. Changmin dan Jaejoong turun dari mobil "Bagaimana bisa?" Tanya Changmin bingung

Jaejoong kembali tertawa "Kau lucu sekali. Sudahlah. Oh ya, kusarankan kau tidak usah mengikuti upacara penerimaan murid baru itu. Acaranya sangat membosankan."

"Eh? ah iya, terima kasih atas tumpangannya" ucap Changmin sambil membungkukkan tubuhnya.

"Aku hanya berangkat ke sekolah kok" balas Jaejoong sambil tersenyum. "Sudah ya, selamat menikmati sekolah barumu" tambahnya lalu ia beranjak pergi.

"Eh.. Jae-hyung! boleh aku tahu kau kelas berapa?" seru Changmin.

Jaejoong menoleh ke arah Changmin dengan mata yang agak melotot. "Kau panggil aku Jae-hyung?" tanyanya.

Seketika Changmin kaget "Akh! maaf, tadi aku melihat nama di seragammu. Maaf!"

"Haha.. tidak apa-apa.. jarang orang memanggilku seperti itu. Jadi aku agak kaget. Aku di kelas 3-A. datang saja kalau kau membutuhkan pertolonganku. Atau.. bila kau merindukan cinta pada pandangan pertamamu" ucap Jaejoong sedikit meledek.

Wajah Changmin seketika memerah "Jae-hyung!" serunya.

Jaejoong hanya tertawa lalu ia beranjak pergi sambil melambaikan tangannya kepada Changmin.

-####-

.

.

Bukan jadi yang terakhir, Changmin malah menjadi murid pertama yang masuk ke kelasnya. Dan hari itu menjadi hari yang sangat melegakan untuk dirinya. Tapi entah kenapa dan bagaimana, Selama jam pelajaran ia terus kepikiran mengenai Jaejoong.

"Bagaimana bisa seorang pria memiliki wajah secantik itu?" tanyanya bingung pada dirinya sendiri.

Sekarang tiba waktu istirahat, dan Changmin memutuskan untuk mengelilingi sekolahnya karena ia bosan berada di kelasnya. Setiap orang sudah memiliki kelompok sendiri karena saling mengenal sewaktu SMP. Tapi tidak dengannya, ia tidak mengenal siapapun di SMU barunya ini.

"Ah.. entahlah.. mungkin seharusnya ia terlahir sebagai perempuan kali.." ucapnya sambil meminum jus kaleng sembari menikmati pemandangan yang terpantul dari jendela di lantai ketiga di gedung sebelah barat sekolah.

"Siapa maksudmu? aku?" kata seseorang dari belakangnya.

Suara yang sangat familiar. Changmin segera berbalik "Jae-hyung?!" serunya agak kaget.

Changmin melihat Jaejoong yang sedang bersama dengan 2 orang lain yang tidak ia kenal. Dari penampilannya, terlihat sekali bahwa mereka adalah orang-orang yang bonavit.

"Siapa dia Jaejoong-ah?" Tanya salah seorang dari kedua orang yang bersama Jaejoong sambil mendekatkan wajahnya kepada Changmin. Changmin memundurkan tubuhnya. Rasanya seperti kodok yang sedang ditatap ular yang sedang kelaparan.

"Hentikan Chun. Dia junior kita."

"Oh, murid baru yang telat itu?" Tanya anak lainnya.

Changmin kaget sekaligus malu mendengarnya. "Jadi ia menceritakannya?" pikir Changmin agak kesal. Wajahnya kini cemberut. Ia memang tidak pernah nisa menutupi perasaanya. Kalau kesal ya kesal.

"Wah.. dia marah.." ledek anak yang bernama Park Yoochun.

"Hei... hentikan." Ucap Jaejoong sambil menarik kerah baju Yoochun agar ia mundur ke belakang. "Kau marah?" tanyanya kepada Changmin.

Changmin memalingkan wajahnya "Untuk apa? ah, sudahlah. Aku kembali saja ke kelas, toh sebentar lagi jam istirahat selesai." Ucapnya sambil beranjak pergi.

Dengan segera, Jaejoong menarik baju Changmin untuk menahannya pergi "Jam istirahat masih lama." Ucapnya. Jaejoong menarik wajah Changmin agar ia bisa melihatnya. Kemudian ia menatap Changmin lurus-lurus ke matanya, membuat Changmin menelan ludahnya cepat. "Kau marah?" Tanya Jaejoong lagi.

"Senior maunya apa? aku kan sudah bilang tidak. Tolong berhenti menanyakan hal yang sama terus-menerus." Jawab Changmin berusaha setenang mungkin sambil melepaskan tangan Jaejoong dari wajahnya.

"Wah, berani sekali anak ini" ucap Yoochun.

"Emm.. Jaejoong-ah, kau yakin dia junior kita?" Tanya anak lainnya yang bernama Kim Junsu sambil menunjuk ke arah Changmin.

"Kenapa?" Tanya Jaejoong.

"Lihat saja. Ia tinggi sekali. Lebih tinggi dari kita, jauh." Jawab Junsu.

"Benar juga. Berapa tinggimu? namamu?" Tanya Yoochun yang lagi-lagi mendekatkan wajahnya ke wajah Changmin.

"Tolong berhenti mendekatkan wajahmu padaku, senior." Kata Changmin cepat sambil mendorong wajah Yoochun menjauh. "Aku Shim Changmin. Tinggiku terakhir di ukur 183."

"Uwooo tinggi sekali." Seru Yoochun dan Junsu bersamaan.

"Jadi namamu Changmin? hm.." ucap Jaejoong.

"Jadi kau belum tahu, Jaejoong-ah?" Tanya Yoochun sedikit bingung.

"Aku lupa menanyakannya. Kalau begitu, mulai hari ini kau akan ku panggil Minnie" kata Jaejoong sambil menepuk bahu Changmin pelan dengan senyum di wajahnya.

Yoochun dan Junsu tertawa mendengarnya. Jaejoong memang tidak bermaksud meledek, ia suka panggilan yang ia berikan untuk Changmin, tapi tentu aneh bila orang lain mendengarnya.

"Tolong berhenti mengolokku, SENIOR!" kesal Changmin. Ia berbalik lalu beranjak pergi.

Dan lagi-lagi Jaejoong menarik pakaiannya, membuat langkahnya terhenti. "Lepas.." ucap Changmin dengan penekanan pada nada bicaranya.

"Minnie" panggil Jaejoong.

"Berhenti memanggilku seperti itu! cepat lepaskan aku!"

Jaejoong membalikkan tubuh Changmin lalu mencengkram tangannya kuat. "Aaw!" rintih Changmin.

"Dengar Minnie. Jangan panggil aku senior! panggil aku seperti pertama kali kau memanggilku!" perintah Jaejoong.

"Aaw.. Lepas.." rintih Changmin. Jaejoong segera melepaskan cengkramannya. Changmin mengelus-elus lengannya yang terasa sakit. Inikah yang akan diterima para murid baru dari seniornya?

"Maaf, aku tidak sadar.." ucap Jaejoong.

"Tidak apa-apa. Ini juga bagian dari acara 'penerimaan murid baru' kan?"

"Kau ini bicara apa?! aku tidak akan menindas murid baru! apalagi kau!" bentak Jaejoong.

"Apalagi kau?" ucap Yoochun mengulang perkataan Jaejoong sambil sedikit menyindir.

"Ya." Jawab Jaejoong tegas. Changmin sedikit bingung sekaligus senang mendengarnya. Apa ia istimewa di mata Jaejoong?

"Kau meng-istimewakan anak baru ini?" Tanya Yoochun sambil menunjuk Changmin. Ada sedikit perasaan curiga di benaknya.

"Tentu!"

"Jaejoong-ah!" seru Yoochun tak percaya.

"Eh? Jaejoong-ah. Kau sadar apa yang baru saja kau ucapkan?" Tanya Junsu sambil menarik-narik ujung baju Jaejoong. sementara itu Changmin hanya diam terpaku.

"Kalian ini kenapa sih? Kuberitahu ya. Aku itu adalah cinta pada pandangan pertamanya Minnie tahu." Kata Jaejoong santai tanpa sedikitpun bermaksud melukai perasaan seseorang. 'jujur dan polos' memang merupakan sifatnya.

Changmin membatu mendengarnya. Yoochun dan Junsu langsung melirik Changmin dengan ekspresi kaget yang tidak wajar. "Cinta pada pandangan pertama?" Tanya Yoochun dan Junsu bersamaan.

.

.

.

.

.

.

To be continued..

.

.

mind to review? :)