a/n.

maafkan saya (seorang newbie) yang nggak pernah nulis ff. Dan sekalinya nulis langsung nulis poet. duh *gigit jari*

Maafkanlah dengan muncullah poet ancur abal-abal yang nggak ngefeel sama sekali ini T,T

poet ini membentuk cerita nantinya.

ah, dalam akun yang sama namun dengan penggunaan karakter utama yang berbeda, tulisan ini terpublish di suatu media. Itu juga akun deela sebenarnya :"v

selamat menikmati kawan

salam kenal~

deela

.

.


you... [Akashi Seijuurou]

.

.

Di sini,

Di garis three-point ini,

Dalam posisi setengah berlari,

Dalam kondisi bergerak mengelak menghidari,

.

Dari sudut mata kudapati sesosok bidadari.

.

Bidadari bermahkota baby-blue sebahu.

Bidadari berkelereng biru.

Bidadari berkulit putih porcelain china.

Bidadari berbibir elok merah delima.

.

Bidadari...,

Dirimu.

.

Meski jarak terbentang

Di tengah derap sergap pertandingan

Kulihat bagaimana bolah matamu bergulir lincah

Mengikuti serangkai elakan berputar

Mencermati sederet ayun tungkai langkah terpilah,

Mengamati tiap gerakan yang tengah kulakukan.

.

Segaris senyum miringku pecah

Tergambar pongah dalam wajah basah

Aku cukup dapat berbangga hati

Meski hawa keberadaanmu tipis

Meski keberadaan dirimu mudah tertepis

Aku selalu tahu

Jika kau ada di dekatku

.

Dan aku cukup bahagia

Melihat kau ada di sana

.

Menyemangatiku,

Menyorakkan namaku

Dalam senyuman bisumu,

Walau kini kau…

Seorang diri.

.

Kugigit bibir bawahku kuat,

Dalam ayunan dribble yang tengah kulakukan,

Dalam gerakan pivot yang kuterapkan,

Ingin kukumandangkan sebuah perintah.

Perintah penuh keabsolutan.

.

Perintah agar seseorang...

Menemanimu.

Agar kau tak sendirian.

.

Tapi maaf sayang,

Itu tak kulakukan.

Tidak untuk sekarang.

.

Dalam aungan berisik gesekan kaki berdecit

Dalam gaung pantulan bola

Dalam arus deras keringat membanjir

Aku berharap kau mengerti

.

Aku tengah berada dalam

Sebuah pertandingan.

.

Pertandingan...

Memperebutkan kemenangan.

Kemenangan mutlak

Yang wajib aku dapatkan.

.

Lapangan mewah menawan

Menjadi saksi

Lapangan besar tersorot sinar keoranyean

Adalah sang bukti

Lapangan dimana sekarang kumenghidangkan

Pertandingan perebutan bola yang mencekam,

Merupakan sang prasati

Prasasti bisu perjuangan

Perjuangan lelah tubuh ini membawakan

Harum nama kemenangan.

.

Maaf aku mengabaikanmu,

Maaf bila mata merah ini lupa menyapa bilahmu

Maaf pikiran ini hanya mampu menyusun

Deretan baris langkah cara tuk raih kesuksesan.

.

Aku tahu kau tahu

Kawanku, pelatihku, sahabatku, tim-ku...

Bergantung padaku.

Bahuku adalah tempat mereka mengadu

Pundakku merupakan ladang mereka bertumpu

Kesuksesan, keberhasilan, semua ada di tubuhku.

Karena memang kemenangan ada di tanganku.

.

Berat?

Tidak.

Aku menikmatinya.

Menikmati melihat mereka

Bergantung menggelayut padaku

Menikmati betapa mereka

Bersandar dan mengandalkanku

Menikmati betapa aku menjadi aku

.

Sang penyandang

Nomor punggung keramat

Empat.

.

Ok maaf jika aku acuhkanmu.

Ah, memang kita tak pernah bertegur sapa dari sebelumnya, bukan?

Kupikir kuabaikan dirimu pun tak mengapa, bukan?

Untuk saat ini setidaknya.

.

Jangan khawatir...

Suatu saat nanti…

Suatu hari esok...

Jika sudah tiba waktuku

Dan jika kau masih berada di sana...

Melihatku, memandangku...

Menungguku...

.

Kan kupanggil namamu.

Dan kan kubisikkan kata cumbu.

"Hei. Aku datang, Tetsuya"

.

.

Akashi Seijuurou