This Is My True Feeling
Hai semua!
Ini Fic pertama Ryu dan juga Fic Oneshot . Jadi harap di maklumi kalo ada banyak miss typo and keanehan yang berlebihan dan alur yang terlalu cepat.
Arigato untuk Yaya Hanamaki yang setia menunggu Fic ini ^^
Disclaimer: Disney, Square Enix and Tetsuya Nomura-San!
Summary: Hai! Namaku adalah Xion. Aku bersekolah di Twillight Junior High dan aku masih duduk di kelas 7. Aku adalah kapten dari tim basket putri di sekolahku. Aku juga mengagumi seseorang yang bernomor punggung 9 di tim basket putra sekolahku.
SELAMAT MEMBACA!
"Aduh!" kataku yang kesakitan karena dipukul temanku yang berambut merah itu.
"Kairi! Apa yang kau lakukan?" kataku dengan sediki kesal.
"Maaf Xion, habisnya daritadi kamu melamun terus sih" katanya meminta maaf.
"…" aku hanya diam saja.
KRINGGG!
Bel sekolah pun berbunyi.
Setelah itu aku dan Kairi masuk ke kelas kami masing-masing.
Pelajaran pertama adalah pelajarannya pak Zexion yaitu Sejarah
Aku paling benci Sejarah!
Zexion-sensei pun memasuki kelas 7-1, dan anak-anak memberi salam kepadanya
Zexion-sensei mulai menjelaskan materi-materi yang sudah dipelajari kemarin.
Aku hanya duduk dan mendengarkan, tetapi tidak kumasukan ke otak
Tiba-tiba ada pengumuman dari speaker sekolah.
Bagi tim basket putra dan putri
Harap berkumpul di aula sekolah
Terima kasih.
Aku pun meminta ijin Zexion-sensei.
Di sepanjang perjalan menuju ke aula
Aku berpapasan dengan Kairi dan Aqua-senpai
"Hai Xion!" kata Kairi menyapaku
"Hai juga Kairi" aku balik menyapa
"Aqua-senpai, mengapa kita di suruh berkumpul oleh sensei?" tanyaku
"Hm, aku sendiri kurang tau" jawabnya
Kulihat di aula ada tim basket putra dan sebagian tim basket putri sudah berkumpul
Ada Namine-senpai, Olette, Terra-senpai, Sora, Riku, Axel-senpai dan yang terakhir,
Roxas-senpai
Roxas, orang yang kusuka, bukan hanya sekedar suka. Tapi sayang yang begitu mendalam
Aku tak pernah sekali pun bicara dengannya
Menatap mukanya membuat pipiku merah
Orangnnya agak dingin, tapi kalau tersenyum atau tertawa dia sangat manis
Aku sering salah tingkah jika dekat dengannya
Tapi dia sudah memiliki orang lain untuk di cinta, yaitu Namine
Orang yang cuek tapi sangat manis
Tiba-tiba pelatih datang
"Anak-anak, tolong perhatikan saya" Tifa-sensei mulai berbicara
"2 hari lagi tim basket putra akan tanding, dan besok tim basket putri akan bertanding"
Aku kaget, karna tidak biasanya Tifa-sensei memberitaukannya seterlambat ini
"Sensei! Kenapa begitu mendadak?" tanyaku dengan sedikit nada kesal
"Aku tau bahwa kamu akan marah Xion. Sensei pun juga, tapi ini keputusan mendadak dari panitia" jawab Tifa-sensei
"…" aku pun tidak bias berkata-kata lagi
"Sensei memanggil kalian ke sini bukan hanya untuk menyampaikan itu. Tapi juga membawa kabar baik"
"Apa itu sensei?" tanya Sora dengan penasaran
"4 hari lagi, tim basket putra dan putri akan berlibur ke Traverse Town" katanya
"Yay!" sorak kami semua
"Tapi ingat, lakukanlah yang terbaik saat bertanding. Apalagi kalian, Xion dan Terra. Sebagai kapten, kalian juga harus melakukan yang lebih baik dari musim kemarin"
"Okay~" jawabku dengan riang
"…" sedangkan Terra hanya diam
"Baiklah. Kalian semua boleh pergi ke kelas masing-masing"
Kami semua pergi dari aula sekolah.
"Berlibur ke Traverse Town pasti menyenangkan~" kata Kairi dengan girangnya
Aqua-senpai dan aku hanya menganguk tanda setuju.
"Aku masuk dulu ya" kata Kairi
"Sampai ketemu saat isitrahat" jawabku
Saat aku berjalan menuju ke kelasku.
Roxas-senpai tiba-tiba berjalan mendahuluiku dari belakang.
Deg!
Hati ini sempat kaget karna dia tiba-tiba lewat dari belakangku
"Ohayo gozaimasu Xion-San" katanya denga senyum
Apa? Selamat pagi?
Aku sedikit tidak percaya bahwa Roxas-senpai akan menyapaku
Hampir saja aku salah tingkah
"O-ohayo gozaimasu Roxas-senpai!" kataku sedikit tergagap
"Jangan panggil aku Roxas-senpai. Panggil saja aku Roxas" katanya dengan lembut
Oh betapa lembut suara itu
"Hai, Roxas" aku pun tersenyum
Dia membalas senyumku
' kawaii' batinku dalam hati
"Roxas juga memanggilku Xion saja" kataku
"Baiklah"
Kami pun mulai dekat karna pembicaraan kami
Di kelas, aku masih tidak percaya bahwa dia tadi menyapaku
Aku masih membayangkannya
Betapa senang hatiku saat dia menyapaku
Di saat pulang sekolah, hujan pun turun
Aku lupa membawa payung
Anak-anak yang lain pun sudah pulang
Aku melihat sekitar, ternyata Roxas juga belum pulang
"Ah, Roxas! Kenapa kamu belum pulang?" tanyaku kepadanya
"Oh, Xion. Ternyata kamu juga belum pulang. Aku tadi habis membantu Tifa-senpai membersihkan ruang olahraga, kasihan Tifa –senpai membersihkannya sendiri" jawabnya
'Bukan hanya keren, tapi baik hati juga' batinku dalam hati
"Hm, begitu" kataku singkat
"Um, Xion" katannya yang sedikit mengagetkanku
"Ada apa Roxas?"
"Kau mau pulang bareng? Aku sedang membawa mobil, daripada kamu menunggu hujan reda"
"Um, baiklah" kataku dengan nada sedikit gugup
"Tunggu sebentar di sini ya, aku akan mengambil mobilku dulu" katanya, lalu dia pergi mengambil mobilnnya
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya dia datang
"Silahkan Xion" katanya, dia membukakan pintu untukku sambil tersenyum
"T-terima kasih" kataku sedikit gagap karena malu
Dia hanya tersenyum
Di sepanjang perjalanan, kami berdua membicarakan tentang pertandingan musim lalu
"Kau hebat dalam bermain basket, Xion. Aku sangat kagum terhadapmu"
Wajahku memerah seketika
"A-a, terima kasih Roxas. Sebetulnya aku juga kagum atas permainan basketmu, sehingga kau dijuluki 'Three Point Shooter' yang terkenal itu" kataku dengan senyum
"Arigatou, 'Lay Up Princess' "
"Haha" aku pun sedikit tertawa
"Oh ya, rumahmu di sekitar sini bukan?' tanyanya
"Yap, rumah yang bercat coklat itu rumahku" jawabku
Roxas lalu memberhentikan mobilnya di depan rumahku
"Arigatou Roxas atas tumpangannya"
"Sama-sama" katanya, lalu langsung pergi
Sampai di depan rumah. Aku membuka pintu
Di rumah tidak ada siapa-siapa
Biasa, Mama dan Papa selalu lupa mengunci pintu rumah
Mereka berdua selalu pulang malam
Aku menghabiskan waktu dengan mereka hanya pada saat pagi hari dan waktu hari libur
Aku langsung beranjak pergi ke kamarku
Menaruh tas, mengambil pakaian dan handuk, lalu pergi ke kamar mandi
Setelah mandi, aku menatap tulisan di kertas yang indah. Yang bertuliskan
Aku sungguh menyayangi dirinya, sangat menyayanginya. Bukan hanya sekedar suka, tetapi sayang. Orang yang bernomor punggung 9 itu, orang yang kusayang. Tapi, dia sudah punya orang lain untuk di sayangi.
Jauh dia pergi meninggalkan diriku. Di sini aku merindukan dirinya. Ingin ku coba mencari penggantinnya. Namun tak lagi, yang seperti dirinya. Oh Bintangku…
Kusuka dirinya, mungkin aku sayang. Namun apakah mungkin dia menjadi milikku. Dia sudah menjadi, menjadi milik seseorang. Namun salahkah aku, bila kupendam rasa ini
Bintangku. Meskipun kau tak tau bahwa aku menyayangi dirimu. Tetapi biarkan rasa ini kupendam. Aku benar-benar menyayangi dirimu. Ku kagumi dirimu yang bermain basket. Aku hanya bisa menjadi supportermu. Aku malu jika dekat denganmu. Tapi, aku juga merasakan kehangatan yang sangat berarti. Kamu lebih manis jika tersenyum. Aku sangat menyayangimu.
Bintangku Yang Paling Berharga
Aku tersenyum saat melihat tulisan itu
Memikirkan dirinya terus menerus
'Aaah, apa yang sedang aku pikirkan. Aku harus mempersiapkan untuk besok' kataku dalam hatiku
Lalu aku segera mengganti bajuku, dengan baju latihanku dan pergi ke lapangan
Tidak lupa untuk mengunci pintu
Sesampainya di lapangan
Aku melihat Namine-senpai dan Roxas ada di sana
Mereka berdua terlihat begitu serasi
"Nami, apa kamu sudah siap untuk besok?" tanya Roxas kepada Namine
"Aku selalu siap Roxas" jawabnya dengan lantang
"Baguslah kalau begitu" kata Roxas dengan senyum
Saat melihat itu, hatiku rasanya sakit sekali
Aku menyadari bahwa rasa sayang ini, akan kupendam selamanya
Memang benar, bahwa cinta tidak harus memiliki
Setelah beberapa lama aku menunggu agar mereka pulang, akhirnya mereka pulang juga
Aku pun langsung berlatih
Di saat-saat latihan, aku kurang bersemangat
'Ayolah Xion, jangan pikirkan dia terus menerus' kataku dalam hati
"Bersemangatlah Xion!" kata seseorang yang suaranya sangat familliar di telingaku
"Ro-Roxas? Mengapa kamu di sini?" kataku yang sedikit heran
"Melihatmu berlatih. Aku sudah tau dari tadi kalau kamu melihat aku dan Namine berlatih" katanya
"Sumimasen Roxas" kataku meminta maaf
"Tidak apa-apa" jawabnnya sambil tersenyum
"Kalau begitu, aku pulang dulu ya, Roxas"
"Mau kuantar?" katanya memberi tawaran
"Tidak usah, aku tadi membawa sepeda kok" jawabku menolaknya
"Baiklah kalau begitu. Bersemangatlah Xion!" katanya menyemangatiku
"Pasti!" kataku yang juga bersemangat, lalu pergi meninggalkannya
Sesampainya di rumah
Aku langsung pergi ke kamarku. Karena Mama dan Papaku masih belum pulang
Aku segera mengganti bajuku dan beristirahat sejenak
Rasanya ada yang mengganjal di otakku
Aku langsung mengambil gitarku lalu memainkannya
Ku suka dirinya, mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin, kau menjadi milikku
Kau pernah menjadi, menjadi miliknya
Namun salahkah aku, bila kupendam rasa ini
Aku pun menangis
Tak tertahankan rasa yang kupendam ini
Benar-benar sakit
Tapi aku juga harus tau diri. Roxas sudah mempunyai orang lain untuk di cintai
Aku langsung tidur untuk menghilangkan rasa sedih itu
Keesokan paginya, hari ini aku bertanding
Aku sudah mempersiapkan diri
Aku beranjak dari kasur langsung ke kamar mandi
Setelah mandi, aku mengambil tasku dan langsung turun ke dapur
"Ohayou gozaimasu Kaa-san, Otou-san"
"Pagi Xion" kata mereka bersamaan
"Hari ini aku bertanding. Kalian biasa melihatnya?" tanyaku kepada mereka
"Tentu sayang, kami tidak akan melewatkan pertandinganmu" Jawab Mama
Aku hanya tersenyum lebar dan memberi kecupan di pipi mereka
"Aku berangkat dulu ya"
"Hati-hati ya sayang" Kata Mama
Aku hanya mengangguk
Sampainya di sekolah
Aku bertemu dengan teman-temanku
"Xion!" ada seseorang yang memanggilku
Aku berbalik, lalu mendapatkan sesosok Roxas di belakangku
"Roxas? Ada apa?" tanyaku
"Tifa-sensei..."
"Tifa-sensei kenapa?"
"Di-dia mengalami kecelakaan" jawabnya yang membuat aku dan Kairi kaget
"Bagaimana ini bisa terjadi?"
"Aku sendiri juga tidak tau. Aku hanya di beri kabar oleh Terra di rumah sakit sana"
"Ayo kita segera ke sana!" kata Kairi
Kami berdua hanya mengangguk
Kami semua langsung menuju mobil Roxas
Roxas mengendarainya dengan kecepatan penuh
"Pelan-pelan Roxas!" kataku
Kita tidak punya banyak waktu! Tifa-sensei sedang kritis" jawabnya
Sedangkan Kairi hanya mual di belakang karna tidak tahan dengan kecepatan yang terlalu cepat
Sesampainnya di 'Rumah Sakit Oblivion' kami langsung lari ketempat resepsionis
Setelah mereka memberitahukan kamar di mana Tifa-sensei di rawat
Di depan kamar Tifa-sensei kita melihat Terra-senpai dan Sora ada di sana
"Sora, bagaimana keadaan Kaa-san?" tanya Roxas dengan nada yang kahwatir
"Sekarang masih dalam tahap perawatan, katanya Kaa-san sudah bisa di jenguk. Kamu tenang saja" jawab Sora untuk menenangkan Roxas
Kami semua menghela nafas lega
Memang benar bahwa Roxas dan Sora adalah anak dari pelatih sekolahku
Kami semua langsung memasuki kamar Tifa-sensei
"Kaa-san!" kata Roxas dan Sora berbarengan
"Oh, kalian semua" jawabnya
"Bagaimana keadaanmu Tifa-sensei?" tanyaku
"Haha, aku baik-baik saja kok. Tapi, Tifa-sensei tidak bisa keluar dari rumah sakit selama 1 minggu ini. Jadi acara liburannya terpaksa tertunda karena liburan itu diadakan oleh panitia kompetisi basket, jadi setiap pelatih juga harus datang" jelas Tifa-sensei panjang lebar
"Tidak apa-apa Tifa-sensei. Asalkan itu demi Tifa-sensei sembuh! Nanti aku dan yang lainnya akan memberitahukan yang lainnya" jawab Kairi
"Terima kasih semuanya. Oh ya, basket putri sebentar lagi kan bertanding. Sebaiknnya kalian semua dan Kairi sebaiknnya kalian ke stadiun" katanya
"Cloud-sensei akan menggantikan aku untuk sementara"
"Otou-san?" kata Sora
"Ya"
Kami semua hanya mengangguk
Kami semua menuju ke stadiun memakai mobil Roxas
Sampainya di stadiun
Aku dan Kairi turun duluan
"Ayo Kai! Cepat! Kita sudah hampir telat" teriakku
"Iya sabar Xion!" teriaknya juga
Hampir saja kami telat
Di dalam ruang ganti kami bertemu Aqua-senpai, Namine-senpai dan Olette
"Almost late" kata Olette
"Hehe, maaf. Tadi kami habis menjenguk Tifa-sensei"
"Ya sudah kalau itu alasan kalian" kata Namine-senpai
"Ayo kita keluar" ajak Olette
Di luar kita bertemu dengan lawan kita
Saat kami mau mulai bertanding, kita harus berjabat tangan terlebih dahulu
Setelah itu, permainan akan dimulai
*alur super cepat*
Lawan kami ternyata tangguh juga
Tetapi kami berhail memenangkan pertandingan itu
Kami membawa piala kemenangan dengan rasa bangga
Kami meletakan piala itu di sekolah
Tepatnya hanya aku, Roxas dan Namine-senpai
"Aku pulang dulu ya Roxas, Namine-senpai" kataku
"Baiklah, hati-hati di jalan" kata Roxas
Di rumah. Aku hanya termenung dan mau beristirahat
Tapi tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu kamarku
Ternyata itu adalah Mama
"Ada apa Kaa-san?" tanyaku
"Besok kita sekeluarga akan pindah ke Destiny Islands karena urusan Otou-sanmu" kata mamaku yang membuatku kaget
"A-apa? Kaa-san bercandakan?" tanyaku meragukan apa yang Mamaku bilang
"Maafkan Kaa-san sayang"
Lalu Mama langsung pergi keluar dari kamar
'T-Tidak mungkin! Aku harus berpisah dari semua sahabatku dan juga...'
'...Roxas' batinku dalam hati
Di pagi harinnya
Aku yang biasa ceria sekarang menjadi lesu
Menjalani aktivitas yang biasa kulakukan di pagi hari
Membosankan...
Aku melewati kedua orang tuaku tanpa menyapa mereka
"Xion, nanti Otou-san akan menjemputmu di stadiun jam 2 ya"
Aku tidak menghiraukannya dan langsung pergi meninggalkan mereka
Disekolah pun aku terlihat lesu
Banyak sapaan yang ditujukan untukku tapi tidak kuhiraukan
Masuk ke dalam kelas dengan langkah gontai
Wajahku terlihat tanpa emosi
Karna terlalu banyak emosi yang bercampur aduk di hati kecilku ini
Aku sama sekali tidak menyimak pelajaran dengan baik
Aku hanya bermain dengan bolpen yang ada ditanganku
'Apakah aku sedih?'
'Apakah aku marah?'
Pertanyaan-pertanyaan itu mulai menghujam pikiranku
KRINGGG!
Bel tanda sekolah telah usai pun berbunyi
Tepat pada pukul 1 siang
'1 jam lagi'
"Xion, kamu ikutkan ke stadiun hari ini?" tanya Kairi kepadaku
"Ya, tentu. Aku ingin mengahbiskan waktu bersama kalian di sana" jawabku lirih
"Kau kenapa Xion?"
Aku menangis di dalam pelukan Kairi
"X-Xion?"
"Tepat jam 2 nanti. Aku akan pindah ke Destiny Islands"
Kairi terkejut mendengar kata-kataku
"A-apa? Tidak mungkin, ini tidak bisa terjadi!"
Kami berdua menangis. Persahabatan kami sudah seperti saudara.
Tak terpisahkan
Di Stadiun. Aku melihat Roxas dan yang lainnya bermain
Dia begitu hebat dalam bermain basket. Tidak seperti aku
*alur super cepat*
Akhirnya tim basket kami lah yang menjadi pemenangnya
Kita semua bersorak gembira karna 2 tim basket Twillight Junior High menjadi peringkat pertama
Semua orang memberi selamat kepada tim basket putra
Sampai semua orang yang ada di sana sudah pulang
Tinggal aku dan Roxas saja
"Xion? Kau tidak pulang? Ini sudah jam 13.50 lho" katanya
"Tidak. Aku dijemput di sini kok"
"Apa tidak apa-apa? Kau seorang gadis. Nanti kenapa-napa bagaiman?"
"Aku gadis yang kuat kok! Tidak apa-apa Roxas"
"Oh, baiklah. Aku akan menunggumu di sini"
Aku hanya tersenyum
"Roxas"
"Hm?"
"Jam 2 nanti aku akan pindah ke Destiny Islands"
"Apa? Mengapa kamu tidak memberitahuku tadi?"
"Maaf"
"Hanya maaf? Berikan aku alasan mengapa kamu tidak memberitahuku!" katanya dengan nada marah
Aku hanya diam dan menangis
"Baka! Mengapa kamu tidak memberitahuku?" katanya. Dia juga mulai menangis
"Ka-karena..."
"KARENA AKU SANGAT MENYAYANGIMU ROXAS STRIFE!" jawabku dengan nada yang tinggi
Sepertinya Roxas kaget, sangat kaget dengan perkataanku
"Semua rasa ini tidak bisa lagi kupendam! Aku tahu bahwa kau sudah memiliki Namine-senpai! Tapi tapi biarkan aku menyatakannya hari ini! Bahwa aku sangat menyayangimu!" kataku sambil menangis terisak-isak
"Xion. Sejak awal aku menyapamu di lorong sekolah, aku merasa ada degapan jantung yang tidak beraturan. Tidak seperti pertama aku bertemu dengan Namine. Aku tau bahwa rasa itu adalah Cinta. Sejak saat itu, aku terus memikirkanmu. Dan pada saat kita di sekolah bersama Namine, aku memutuskannya dengan alasan aku mencintai orang lain. Dan orang lain itu adalah kau. Xion Fair"
Aku kaget dengan perkataannya barusan
Kami berdua hening sejenak
Tiba-tiba ada suara klakson mobil
"Sepertinya aku sedah di jemput"
"Ya. Kau hati-hatilah di jalan. Ingatlah bahwa aku sangat mencintaimu Xion"
"Pasti"
'Itu pasti Roxas' batinku
Kami berdua saling menautkan kelingking kami
"Sayonara"
FIN
Hahai! Bagaimana? Menyentuhkah?
Apakah terlalu panjang untuk oneshot?
Maaf kalo kepanjangan, soalnya Ryu gak pinter buat Fic chaptered
Oh ya, adegan menautkan kelingking antara Roxas and Xion itu aku ambil dari scene Sora dan Kairi waktu kecil
Please Ripiu n Riview guuuuuuysssssssss *puppy eyes* :D
