Urban Legends

"Fortune Telling Crossroads"

.

.::.

.

.

Krystal merapatkan jaket berwarna merah mudanya.

Sudah dua minggu ia berada di negeri Sakura untuk sebuah liburan, bukan liburan tepatnya, tetapi untuk sebuah penelitian tentang budaya-budaya di Jepang dari universitasnya. Ia tidak sendiri, ia bersama dua orang temannya. Sekarang sudah hampir pukul duabelas malam, dan pukul sembilan pagi nanti adalah keberangkatannya untuk kembali ke Amerika. Maka dari itu, Krystal memutuskan untuk melakukan sesuatu di jam-jam terakhir ia berada di Jepang.

Saat pertama sampai di Jepang, ia mendengar sebuah cerita dari beberapa mulut dan situs internet, bahwa di negara ini ada sebuah permainan ramalan kuno. Permainan itu terkenal dengan sebutan Tsuji Ura atau dalam bahasa inggrisnya adalah Fortune Telling Crossroads. Krystal juga pernah mendengar bahwa tahun lalu, banyak sekali remaja Jepang yang melakukan bunuh diri setelah melakukan permainan ini. Mereka tidak suka dengan hasil ramalannya. Dan hal itu membuat gadis berumur duapuluh tahun ini sangat penasaran.

Kedua temannya sudah terlelap sejak pukul sepuluh tadi, setelah membereskan barang-barang untuk kepulangan mereka ke Amerika. Krystal bergerak sangat perlahan menuju meja rias, tidak berniat membangunkan mereka. Ia membuka laci dan meraih sebuah sisir berwarna merah. Permainan ini membutuhkan beberapa objek, diantaranya sebuah sisir dan sesuatu yang bisa menutupi mata. Setelah itu Krystal meraih syal berwarna biru muda di atas koper temannya. Bukan miliknya, tentu saja. Ia segera memutar asal syal itu di lehernya dan memasukkan sisir ke dalam saku jaketnya.

Krystal menatap jam di pergelangan tangannya, pukul sebelas lewat limapuluh dua. Itu artinya hanya delapan menit lagi sebelum tengah malam. Krystal bergegas keluar dari kamar penginapan itu dan berlari menuju jalanan sepi di luar sana.

Ia sudah memantapkan hatinya untuk mengikuti permainan ini. Walau ada sedikit rasa takut, namun ia tetap memberanikan diri. Krystal memperlambat larinya dan membiarkan napasnya sedikit teratur. Ia melirik ke arah jam-nya, tiga menit lagi. Krystal menyeka keringat di dahinya dan akhirnya berhenti di persimpangan jalan yang tak jauh dari penginapannya. Begitu sepi.

Ia berdiri di tengah persimpangan jalan seraya mengatur napasnya. Tentu saja permainan ini harus dilakukan di tempat yang sepi, yang jarang dilalui orang-orang. Sekitar satu menit lagi sebelum tengah malam. Orang Jepang percaya bahwa hantu dan arwah orang yang sudah mati sedang berjalan di sepanjang jalan pada malam hari. Mereka juga percaya bahwa hantu dapat ditemukan di persimpangan jalan dan menyamar sebagai manusia. Tentu hal itu sudah bisa menjawab mengapa Krystal merasakan dingin di punggungnya sementara keringat turun dari pelipisnya.

Dan sekarang pukul duabelas tepat.

Krystal menelan ludahnya dan menatap sekeliling. Benar-benar sepi. Penginapannya tidak berada di jalur kota yang padat dan ramai. Tentu saja ia tidak akan menemukan kendaraan ataupun orang yang melintas di sini. Setelah menarik napas, Krystal meraih sisir dari dalam saku dan membuka telapak tangan kirinya. Perlahan, Krystal mengusapkan sisir itu di telapak tangannya beberapa kali. Mengikuti cara permainan ramalan ini. Dan ia harus seraya mengucapkan mantra.

"Tsuji Ura… Tsuji Ura…" Krystal menelan ludahnya kembali, "Tsuji Ura… beritahukanlah ramalan masa depanku secara benar dan tepat."

Dan setelah itu Krystal menarik syal di lehernya, naik ke arah matanya dan menutup matanya dengan syal itu.

Dan hal yang setelah ini harus ia lakukan adalah menutup matanya secara rapat dan menunggu. Menunggu ada sesuatu yang melintas di dekatnya. Ia hanya perlu menajamkan indra pendengarannya, jika langkah kaki yang harus tertangkap olehnya. Atau hanya hembusan angin dingin.

Ia harus menunggu.

Detik berlalu begitu lama untuk Krystal. Kakinya sedikit gemetar, ia merasa takut. Namun ia sudah terlanjur mengikuti permainan ini. Maka dari itu ia harus menyelesaikannya.

Tap… tap… tap…

Ada suara langkah kaki yang mendekatinya. Krystal tersentak kaget sedikit. Ia kemudian berusaha meyakinkan dirinya bahwa tidak apa, itu artinya ia sudah berhasil menjalani permainan ini setengah jalan. Dan ia memejamkan matanya begitu rapat.

Hal selanjutnya yang ia harus lakukan adalah menanyakan apa yang ingin ditanyakannya ketika suara langkah kaki itu melintas tepat dihadapannya. Namun, ia segera merutuki dirinya sendiri karena tidak mempersiapkan pertanyaan itu dari awal.

Tap… tap…

Langkah itu mulai mendekat, bahkan sangat mendekat. Sekarang apa yang harus ia tanyakan?

Tap…

Dan berada tepat dihadapannya.

Ia harus segera bertanya.

"A-apa… apa yang akan terjadi… padaku setelah permainan ini?"

Krystal sama sekali tidak tahu mengapa pertanyaan itu yang terlontar dari dalam mulutnya.

Dan setelah itu menghilang.

Ia tidak merasakan ada seseorang atau sesuatu di depannya.

Namun Krystal segera menahan dirinya untuk membuka mata. Menurut cerita yang dia dengar, ia harus menunggu seseorang yang lewat selanjutnya. Atau mungkin hembusan angin selanjutnya dan menanyakan lagi pertanyaannya hingga terjawab. Dia menggigit bibir bawahnya, menggenggam sisir di tangannya dengan erat dan berdoa dalam hati.

Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia takut.

Ia menunggu lagi dengan tubuhnya yang bergetar. Seharusnya ia memberitahu kedua temannya tentang rencana permainan ini. Setidaknya ada yang mengawasinya dan dia tidak akan setakut ini karena sendiri.

Tap… tap…

Ada lagi. Ada suara langkah kaki lagi. Krystal memejamkan matanya dengan rapat dan menunggu dengan takut.

Tap…

Dan berhenti di hadapannya.

"Apa… apa yang akan terjadi padaku setelah permainan ini?"

Hening.

Belum ada jawaban namun Krystal yakin bahwa sosok itu ada di hadapannya. Maka ia masih membuat matanya tetap terpejam rapat.

"Hhh…"

Ketika ia merasakan hembusan hangat di lehernya, Krystal terkesiap dan kemudian menggigit bibirnya keras. Ia ketakutan sekarang. Namun setelah itu dirasakannya bahwa sosok itu menghilang dari hadapannya.

Itu artinya ia gagal lagi.

Krystal kembali menunggu dalam diam. Berdoa di dalam batinnya demi menghilangkan rasa takutnya. Dengan mata terpejam seperti ini, ia sama sekali tidak tahu ada apa di sekelilingnya.

Hening.

Dan hanya dia sendiri disana.

Beberapa saat kemudian di dengarnnya kembali suara langkah kaki samar dari kejauhan. Krystal kembali menggenggam tangannya, mempersiapkan dirinya. Ia menajamkan pendengarannya dan menunggu.

Tap… tap…

Gulp!

Ia menelan ludahnya secara kasar.

Tap… tap… tap…

Dan langkah kaki itu berada di depannya. Krystal segera menarik napas dan kembali bertanya.

"Apa yang akan terjadi padaku setelah permainan ini?"

Krystal terdiam setelah itu.

Ia yakin sosok itu ada di hadapannya, namun ia masih belum mendapatkan jawaban. Krystal menggigit kembali bibirnya selama menunggu.

Namun…

Ia tetap tidak mendapatkan jawaban. Padahal ia yakin bahwa ada seseorang di hadapannya.

Perlahan, Krystal memutuskan untuk mengintip.

Sedikit, hanya sedikit.

Ia mengintip dan mendapati ada sepasang kaki dekat lututnya.

Bukan dekat sepatunya, melainkan dekat lututnya, itu artinya… sosok itu… melayang.

Krystal menelan ludahnya dan dengan cepat memejamkan kembali matanya.

Kemudian ia merasakan sesuatu berbisik di telinganya.

"Jalan. Mengintip. Darah."

Deg!

Dan seketika itu juga Krystal merasa sangat ketakutan.

Sisir di tangan Krystal terjatuh ke jalanan. Krystal segera membuka syal dari matanya, berniat untuk berlari setelah itu. Namun, apa yang ia lihat sebelum ia menutup mata sampai sekarang terbuka berubah.

Di sekelilingnya, di persimpangan jalan ini, banyak arwah-arwah yang berwujud sempurna maupun hancur melayang. Menatapnya seolah marah. Krystal membulatkan matanya, terkejut dengan sosok di hadapannya.

"Tidak ada yang menyuruhmu untuk mengintip!"

Sosok itu berteriak di depan wajah Krystal dan membuatnya membeku.

Shock.

Takut.

Dan belum sempat Krystal melakukan apapun, sebuah mobil melaju kencang menabrak tubuhnya dan melindasnya. Membawa nyawanya pergi dari dunia.

Brak!

"Jalan. Mengintip. Darah."

.

.

.

.

Okay, for next Urban Legend, guess who?

From girlgroup or boygroup or soloist?

.

AND HIIIII~

YURI MASOCHIST ISH BACK WITH A NEW FANFICT

1 YEAR HIATUS

REALLY MISS YOU GUUUYYYSSSS

follow me on twitter : littlerape