Kim's Family Another Story

:::::

::::::::::

:::::::::::::::::::::

Kim Jongin as Kim Jongin (17)

Do Kyungsoo as Kim Kyungsoo (18)

Kim Jongdae as Kim Jongdae (21)

Kim Minseok as Kim Minseok (Minnie) (24)

Kim Joonmyeon as Kim Joonmyeon (44)

Zang Yixing as Kim Yixing (42)

Kim Ryeowook (68)

Others

::::::::::::::::::

All casts belong God but story is MINE

Don't bash! Don't Plagiatrism!

Drama/ Family/ Romance/ litle bit Hurt

GS

Typo(s)

RnR


Gadis mungil itu masih berdiri tegap di depan pria yang tengah duduk berhadapan dengan gadis lain sambil sesekali melempar candaan yang menurutnya –si gadis mungil- tidak penting sama sekali. Ia menatap kesal pada pria tan yang belum menyadari kehadirannya. Beberapa menit kemudian, usahanya tidak sia-sia. Karena si pria tan akhirnya menyadari kehadirannya yang tengah berdiri dibelakang gadis lain yang duduk di hadapannya. Wajah pria itu langsung ciut, ia takut tentu saja melihat tatapan membunuh dari si gadis mungil itu.

"Kyu..Kyungsoo-yah!" nama manis itu terlontar dari bibir tebalnya dengan memasang wajah takut seolah ia tertangkap basah tengah melakukan kesalahan.

"Ne... tuan Kim Jongin terhormat... ini aku, kekasihmu...!" balas gadis mungil yang diketahui namanya Kyungsoo dengan cetus dan menyilangkan kedua tangannya di dadanya. Ia sedang kesal saat ini, Jongin menyadari itu.

Kim Jongin –si pria tan itu- berdiri dari duduknya tanpa memperdulikan keheranan dari si gadis manis yang tengah duduk di hadapannya "Se..seja..sejak kapan kau disitu?" tanyanya terbata.

Kyungsoo meringis "Sejak kau merayu gadis ini" matanya melirik gadis yang masih duduk.

" bisa menjelaskan semuanya"

"Tidak perlu!" balasnya dengan cepat "Ini bukan pertama kalinya aku mempergokimu selingkuh dengan wanita lain, Kim Jongin! Aku lelah dengan dirimu yang selalu berselingkuh! Apa aku masih kurang? Eoh!" katanya dengan nada meninggi tanpa memperdulikan pengunjung kafe yang mulai mengalihakan perhatiannya pada Kyungsoo dan Jongin.

"Sayang bukan begitu..."

"Mwo?" gadis yang duduk bersama Jongin berdiri dan posisinya kini berada diantara Jongin dan Kyungsoo. "Ja..Jadi kau sudah memiliki kekasih?" tanyanya geram pada Jongin.

"Kau tidak tahu?" Kyungsoo bicara pada gadis itu "Pria yang baru saja merayu mu itu adalah tunanganku! Nih lihat!" Kyungsoo menunjukkan jari manis ditangan kirinya yang sudah melingkar sebuah cincin perak.

"Aku bisa menjelaskannya, Seulgi-yah!" kata Jongin memelas pada gadis yang masih berseragam sekolah itu.

"Kau benar-benar keterlaluan, Kim Jongin! Aku dan eommamu sedang sibuk menyiapkan baju pengantin tapi kau malah bermesraan dengan wanita lain!"

"Kalian akan menikah?" tanya Seulgi.

"Kau tidak tahu juga? Aku akan menikah dengan Kim Jongian sialan ini karena dia sudah membuatku hamil 3 bulan!"

"Mwo?" lagi Seulgi terlihat kaget.

Jongin makin kikuk.

"Aku benar-benar kecewa padamu, Jongin-ah! aku akan mengatakan pada eomma dan appa kalau pernikahan kita batal!" omel Kyungsoo sambil membalikkan badannya berencana meninggalkan mereka.

Jongin terperanjat dengan perkataan Kyungsoo, bagaimana pun bukan itu yang ia inginkan "Kyung..." lirihnya mencoba mencegah gadis yang mengaku tunangannya itu.

Kyungsoo membalikkan badannya lalu menatap tajam Jongin.

"Kau bercanda kan?" tanya Jongin

Kyungsoo mendekat, tangannya lalu menyambar minuman cooktail milik Jongin dan

BYURR!

"Kau pantas mendapatkannya!" Kyungsoo menyiram kasar air yang berada didalam gelas itu lalu ia beranjak dari kafe setelah merusak kencan tunangannya itu.

Jongin mengusap wajahnya yang basah lalu menatap Seulgi yang tengah menatap tajam pula pada Jongin padahal Jongin berharap gadis SMA itu bisa berempati padanya "Seul.."

BYUR!

Ucapan Jongin terpotong saat Seulgi melakukan hal yang sama seperti Kyungsoo "Harusnya aku percaya kata teman-temanku jika kau itu benar-benar playboy! Kau sungguh keterlaluan, menghamili wanita lain sementara kau berkencan dengan wanita lain... KITA PUTUS, namja brengsek!" setelah puas meneriaki Jongin, Seulgi keluar dan meninggalkan Jongin yang tengah ditatap prihatin dan kadang juga ditatap bengis oleh pengunjung kafe.

Jongin mengusap wajahnya yang basah lalu ia menyunggingkan senyum kemenangan yang tidak bisa diartikan oleh orang lain kecuali oleh seorang wanita yang tengah berdiri di meja kasir sambil menatapnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya pertanda ia mengerti permainan seorang Kim Jongin.

Jongin berjalan ke arah pintu kafe namun saat diambang pintu ia membalikkan badanya dan menatap si wanita kasir, Jongin tersenyum manis lalu memberikan wink andalannya pada wanita berpipi cubby tersebut lalu ia benar-benar keluar dari kafe tersebut.

"Ck..ck..ck..ck... selalu saja begitu!" omelnya sambil menatap punggung Kim jongin dari dalam.


Kyungsoo menghentakkan kakinya kasar sambil duduk di pinggiran taman dekat kafe milik eonni-nya. Ia lelah sebenarnya, namun demi menuruti keinginan sang adik, ia harus kembali lagi berakting yang benar-benar bukan keahliannya.

"Yak! Kim Kyungsoo!" bentak seseorang dengan suara berat sambil menghampiri dirinya.

Kyungsoo menatap pria yang tengah berjalan ke arahnya dengan tampang sedikit kesal.

"Kau! Kenapa menyiramku, eoh? Itu kan tidak ada di skenario kita?" omelnya.

"Aku hanya ingin terlihat natural saja!" balasnya acuh.

"Tapi kau mempermalukanku dan kenapa kau berteriak-teriak di kafe, itu membuat image ku jelek tahu!"

Kyungsoo mendongkak dan menatap tajam pria berkulit tan itu "Dasar adik kurang ajar! Kau bukannya berterimakasih tapi malah mengomel!? Jika bukan karena akting nunnamu yang cantik ini, kau masih terperangkap dengan si Seulgi itu!"

"Nunna? Yak! Kim Kyungsoo, kau tahu karena bentuk badanmu yang mungil ini kau itu lebih pantas jadi adikku, kau tahu? Dan apa tadi, kau mengatakan Kim Jongin sialan? Yak..."

"Sssstt... kau berisik sekali Jongin-ah! aku lapar, kau kan sudah janji mau menraktirku ttaebokki setelah aku menolongmu" katanya dengan nada manja.

Jongin, adik Kyungsoo itu tersenyum lalu meraih tangan kanan sang kakak dan menariknya berdiri "Gomawo, nunna! Kau benar-benar malaikatku, sebagai adik yang baik aku akan menraktirmu apa pun.. kajja!" Jongin lalu menarik Kyungsoo. Jemarinya disematkan diantara jemari-jemari mungil milik Kyungsoo. Keduanya berjalan bersama sambil bergandengan tangan menjahui area taman tersebut.

"Jongin-ah! bagaimana dengan aktingku tadi, keren kan?" tanya Kyungsoo pada adiknya itu sambil terus berjalan bergandengan.

"Sangat keren, Kyungsoo-yah! Kau sudah pandai berimprovisasi! Menyiramku dan mengatakan kau hamil tiga bulan kan diluar skenario kita...hahaha.. tapi aku menyukainya, kau lihat wajah gadis itu, terlihat jelek sekali.." balas Jongin.

Kyungsoo pun ikut tertawa, cukup menggelikan setiap kali adiknya terperangkap dengan wanita lain, Kyungsoo harus datag dan berpura-pura sebagai kekasih adiknya itu. Bahkan Jongin sengaja memakaikan cincin di jari manis Kyungsoo dan jari manisnya seolah mereka memang sudah bertunangan. Sebenarnya ada maksud lain kenapa Jongin menyematkan cincin perak dijari sang kakak.

Lihatlah, kedua anak manusia itu tidak pantas memiliki ikatan darah sebagai kakak beradik, mereka terlihat cocok sebagai sepasang kekasih. namun takdir berkehendak lain, mereka dilahirkan dari rahim yang sama.


"Kalian membuat masalah lagi?" pertanyaan tegas dari tuan Kim menginterupsi kegiatan makan malam keluarga Kim tersebut.

Eomma memandang kedua putra putri yang tengah duduk bersampingan, sementara yang pandang pun saling pandang "Kau mengacaukan kencan Jongin lagi?" tanyanya pada Kyungsoo.

Kyungsoo menatap sang eomma lalu menggelengkan kepalanya.

"Kalian mengacaukan keadaan kafeku tadi siang, sekarang masih mengelak?" sambung anak pertama keluarga Kim yang duduk disamping eomma.

"Aku yang merencanakan semuanya, appa, eomma" Jongin mengambil alih jawaban dari Kyungsoo. Ia memang harus melindungi Kyungsoo dari amukan sang appa dan eomma.

"Kau kan tahu Jongin, Seulgi itu anak rekan appa! Kau menyakitinya.."

"Josonghamida, appa! Tapi kan sesuai perjanjian aku dan dia hanya berkencan sekali tapi kenapa dia malah keterusan menghubungiku dan aku juga tidak menyukainya..."

"Maafkan aku, appa, eomma!" Kyungsoo berkata dengan nada menyesal membuat sang eomma menghela nafasnya dalam-dalam.

"Kalian selalu saja bekerja sama membuat appamu malu.. ck..ck...ck..."

"Sudahlah, Yixing-ah! Kyungsoo itu tidak salah, lagipula kalian harus mengerti keinginan anak-anak kalian... jangan marahi cucuku! Apalagi memarahi Kyungsoo, kalian harus berhadapan denganku!" ancam haelmonie yang duduk berhadapan dengan sang appa.

Kyungsoo menoleh ke arah Ryeowook –haelmonie- lalu memberikan senyum heartlipsnya "haelmonie, jjang!" pujinya sambil memberikana jempol tangannya pada sang nenek.

Nenek tersenyum.

"Kau memiliki tempat pelindung, Soo! Pantas saja eomma dan appa tidak pernah memarahimu meskipun kau sering berbuat onar disekolah!" ejek anak kedua Kim, Kim Jongdae.

Sementara Kyungsoo hanya terkikik, ia menyadari sepenuhnya jika ia mendapatkan kasih sayang berlebih dari keluarga besarnya. Appa, eomma, eonni, oppa, haelmonie dan tentu saja dari namdongsaengnya. Kim Jongin.

"Kau mulai lagi menggoda adikmu, kau ingin menghancurkan vas bunga kesayangan eomma jika terus menggoda Kyungsoo" eomma menatap Jongdae yang duduk disampingnya.

Lagi, pelindung Kyungsoo yang lainnya.

"Josonghamida eomma" Jongdae menunduk lalu kembali melahap makanannya.

"Sudah, lanjutkan makannya..." pinta haelmonie.

"Minnie-yah! Selesai makan temui appa diruang kerja ne..." pinta appa.

Minnie yang duduk sisi kiri haelmonie mengangguk menandakan ia mengerti.


Kim Minseok a.k.a Minnie adalah anak tertua di keluarga Kim Joonmyeon. Usianya 24 tahun. Ia lulusan universitas S jurusan bisnis, namun setelah lulus ia tidak bekerja di kantor appa-nya. Ia lebih memilih membuka usaha kedai kopi. Cita-citanya menjadi barista, namun karena permintaan orangtuanya ia melanjutkan pendidikan dijurusan bisnis. Berkat dorongan seseorang, ia memilih dunianya sendiri. Tidak menerima doktrin dari orang tuanya yang memintanya untuk melanjutkan memimpin perusahaan besar tersebut. Seseorang yang mencintainya, namun terlalu sulit untuk memilikinya. Kim Jongdae.

Minnie memasuki ruang kerja appanya setelah ia mengetuk pintu beberapa kali dan dipersilahkan masuk oleh sang appa dari dalam.

"Duduklah, sayang!" pinta sang appa sambil menunjuk sofa coklat yang tak jauh dari meja kerjanya.

Minnie menurut, tak hanya ia dan appanya disana, ada eomma dan juga haelmonie yang sudah terlebih dahulu berada di ruangan sang appa. Minnie duduk disamping sang eomma dan berhadapan dengan Ryeowook.

"Apa yang ingin appa bicarakan?" Minnie adalah gadis yang tidak suka basa-basi.

Joonmyeon tersenyum, melihat sifat putri pertamanya yang sangat to the point itu. Ia menyukainya. "Mengenai perusahaan!"

Minnie menghela nafasnya dengan malas "Minnie tidak tertarik, appa!"

"Tidak salahnya mencoba sayang" Yixing menimpali.

Minnie menggeleng "Tidak, aku tidak ingin mencobanya! Kalian memiliki Jongdae, Kyungsoo dan juga Jongin..."

"Kau juga milik kami, nak!" Yxing mengelus punggung anaknya.

Minnie meremas jemari lentiknya "Aku menyukai pekerjaanku yang sekarang, aku menemukan passionku di sana, kumohon appa, eomma, mengertilah..."

Ryeowook yang sudah geram dengan tingkah anak, menantu dan cucunya itu pun angkat bicara "Kenapa masih mendebatkan permasalahan ini sih? Minnie benar, kau masih memiliki Jongdae, Kyungsoo dan Jongin untuk meneruskan perusahaan. Biarkan dia memilih dunianya sendiri"

"Bukan begitu eommonim, kami tidak ingin terlihat membedakan putra-putri kami, Minnie adalah anak pertama kami, dia berhak atas perusahaan..."

"Yixing benar, eomma! Minnie-yah, ini sudah menjadi keputusan appa, lusa kau sudah mulai bergabung dengan perusahaan, ini perintah bukan permintaan! Arra!" Joonmyeon berkata tegas. Memang sudah waktunya putri nya terjun diperusahaannya dibidang pemasaran itu.

"Bagaimana dengan kedai kopi ku? Aku bahkan belum genap 3 bulan memimpin kedai itu?" Minnie masih mencoba bernegosiasi.

"Appa akan minta Jongdae menghandle nya, dia belum terlalu sibuk dengan kuliahnya, lagipula itu baik untuk dirinya belajar bisnis, kau setuju kan Yixing-ah!" Joonmyeon melirik istrinya dan ditanggapi senyuman.

"Sekarang istirahatlah. Manajer Kang akan menemui besok dan mengajari semuanya," kata sang eomma dengan lembut.

Minnie mengangguk, ia berpamitan dengan hormat lalu berjalan keluar dari ruang kerja pribadi milik appa.

"Ck... kalian memiliki tiga anak kandung tapi malah menerjunkan anak asing ke dalam perusahaan!" Ryeowook berkata dengan sinis setelah Minnie menghilang dibalik pintu.

"Ommonim/eomma!" Joonmyeon dan Yixing berkata seolah memperingati perkataan pedas Ryeowook.

Ryeowook mendengus "Kalian tidak tahu niat buruk gadis itu, ia bisa saja mengambil alih perusahaan dan bagaimana dengan nasib ketiga cucuku kelak! Kan aku sudah bilang, anak itu tidak perlu dibawa ke rumah! Dia hanya akan membawa sial bagi keluarga kita"

Yixing meghela nafasnya dalam-dalam, ia sudah kehabisan akal untuk menghadapi sikap ibu mertuanya yang sangat tidak menyukai Minnie, hanya karena Minnie bukan anak kandung mereka.

"Eomma... sudah berapakali aku bilang, Minnie itu anak kami! Tidak peduli apapun yang terjadi dia tetap anak kami, anak kandung kami! Kami tidak pernah membedakan dia dengan yang lainnya, dan sudah berapa kali aku bilang jangan ungkit masalah ini! Aku tidak ingin adik-adik Minnie mengetahui sebenarnya, dimata kami dia tetap anak kami..." Joonyeon berkata tegas pada Ryeowook.

"Ini salah satu musibah yang dibawa anak itu.. Kita lihat saja musibah apa lagi yang akan dibawa oleh nya.." Ryeowook berdiri dan melangkah keluar meninggalkan mereka.

"Tenanglah sayang... kita sudah biasa menghadapi seperti ini kan..?" Joonmyeon duduk disamping istrinya lalu memeluk wanita berlesung pipit itu.

Yixing mengangguk "Dia anak kita, Minnie anakku.." lirihnya didalam pelukan suaminya.

Joonmyeon mengangguk, mengiyakan perkataan istrinya.


Minnie menyandarkan kepalanya diambang pintu luar ruang kerja sang appa. Ia bisa mendengar bagaimana Ryeowook mencelanya. Ini sudah biasa, 20 tahun ia tinggal dan menjadi anak pasangan Kim Joonmyeon dan Zhang Yixing, ia sudah tebal dengan perkataan Ryeowook. Wanita yang menggelar nyonya besar Kim itu memang tidak menyukainya. Hanya karena ia adalah anak adopsi Joonmyeon dan Yixing.

Tidak ingin mendengar perkataan Ryeowook yang lebih pedas, Minnie kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai atas. Mansion besar milik tuan Kim itu memiliki kamar-kamar mewah untuk putra-putrinya.

"Jongdae-yah! Apa yang kau lakukan dikamarku?" tanya Minnie setelah memasuki kamarnya dan mendapati Jongdae tengah duduk ditepi ranjang miliknya.

"Mian, nunna! Aku menunggumu!" jawabnya.

Minnie melangkahkan kakinya menuju ranjang besarnya itu "Ada apa?" tanyanya sedingin mungkin.

"Aku meminta jawabanmu..."

Minnie menatap tajam Jongdae "Jawabanku tetap sama, Jongdae-yah! Kau itu adikku!"

Jongdae mencengkeram pundak Minnie "Kau kakakku secara hukum dan negara, tapi kita tidak memiliki hubungan darah biologis!"

"Jangan gila, Jong!" bentak Minnie sambil menepis cengkeraman Jongdae "Jikapun aku menerimamu, kau pikir hubungan kita akan berjalan dengan baik? Lupakan masalah cinta gilamu itu dan kembalilah kekamarmu! Aku lelah..."

"Nun..."

"Minnie-yah! Boleh eomma masuk?" Yixing menginterupsi dari luar kamarnya.

Jongdae menggeram kesal, setiap kali ia ingin bersama Minnie, ada saja penghalangnya. Jongdae berjalan kearah pintu dan membuka pintu kamar Minnie.

Melihat Jongdae dikamar Minnie membuat Yixing terkejut "Jongdae-yah! Apa yang kau lakukan dikamar nunnamu?"

Sebelum menjawab, Jongdae melirik ke arah Minnie, "Tadi aku mencari novelku yang dipinjam Minnie, tapi ternyata novelnya dibawa Kyungsoo, aku akan ke kamar Kyungsoo!" katanya lalu meninggalkan Minni dan Yixing yang masih terpaku.

"Wae eomma..?" Minnie memanggil Yixing.

Yixing tersentak dari pemikirannya lalu ia memasuki kamar putri pertamanya itu.

Minnie dan Yixing duduk di atas rang queen size itu.

"Aku lelah dan aku ingin tidur eomma,,," Minnie berkata.

Yixing mengangguk "Arra! Tapi boleh kah eomma meminta waktumu 30 menit saja, eum?" pita Yixing. Ia sadar sepenuhnya, sejak Minnie mengetahui identitasnya yang bukan anak kandung keluarga Kim, ia menghindari Yixing. Minnie adalah pribadi yang tidak banyak bicara, ia akan bicara seperlunya. Dan sejak malam itu, malam dimana pertengkaran Ryeowook dan Joonmyeon yang mengakibatkan terbongkarnya identitas Minnie membuat Minnie si gadis irit bicara itu makin diam. Ia menyadari posisi dirinya di mansion Kim itu. Ah, ada Jongdae juga mengetahui identitas Minnie. Hanya Jongin dan Kyungsoo yang tidak mengetahui kebenaran identitas Minnie.

Minnie menghela nafasnya dalam-dalam "Wae eomma..?"

"Kau anakku, Minnie-yah! Kau tahu itu kan?"

Minnie mengangguk "Aku memang anak eomma, secara hukum dan negara" ralat Minnie.

Yixing merasa tertohok mendengar pernyataan putri semata wayangnya itu. Ia menggelengkan kepalanya dengan keras dan berulang kali "Terlepas dari hukum negara, kau memang anakku, aku yang membesarkanmu dan aku yang merawatmu.."

"Tapi bukan eomma yang melahirkanku"

Yixing tak kuasa lagi menahan air matanya, gadis mungilnya kini benar-benar ingin menjauhinya "Hiks.. hiks..." isaknya "Aku memang bukan wanita yang melahirkanmu, tapi kasih sayangku padamu bahkan melebihi wanita yang telah melahirkanmu, percayalah sayang,,, eomma mohon jangan bersikap dingin lagi pada eomma..."

Minnie yang sejatinya tidak bisa melihat air mata sang eomma luluh juga, ia meringsut memeluk wanita yang disebutnya sebagai eomma itu "Maafkan aku eomma.. jangan menangis ne! Aku tahu, aku anakmu.. selamanya aku akan menjadi anakmu! Maafkan aku eomma"


Kim Jongdae, ia adalah mahasiswa di universitas S jurusan seni musik. Orang tuanya menyarankan dirinya agar memilih jurusan bisnis namun Jongdae tidak tertarik untuk terjun di dunia perbisnisan. Jongdae selalu melakukan apa yang dia mau, tidak pernah peduli dengan larangan orang tuanya. Mengenai Minnie, gadis itu 3 tahun lebih tua darinya. Namun, gadis itu telah mencuri hatinya sejak ia remaja. Ia mencintai kakaknya sendiri. Awalnya ia merasa tabu dengan perasaan aneh terhadap Minnie, namun saat ia mendengar secara langsung Ryeowook mengatakan jika Minnie bukanlah anak kandung dari Joonmyeon dan Yixing, membuatnya ia yakin jika ia memang benar-benar mencintai Minnie melebihi saudara. Namun, sayang , Minnie tidak menerima pernyataan cinta Jongdae karena ia adalah kakak Jongdae. Jongdae menyerah? Bukan Kim Jongdae namanya, jika ia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Oppa..." lengkingan teriakan Kyungsoo membuat lamunan Jongdae mengenai Minnie buyar. Jongdae mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamarnya.

"Masuklah.." titahnya dan tak berapa lama kemudian muncul Kyungsoo dengan boneka pororo besar dalam pelukannya "Wae, tidak bisa tidur lagi?"

Kyungsoo melangkahkan kakinya dan langsung meringsut ke ranjang besar milik Jongdae, sementara Jongdae masih duduk di meja belajarnya. Kyungsoo mengangguk.

"Tidurlah bersama Minnie nunna..."

"Anniyo, eonnie sedang ingin sendiri katanya! Aku mau tidur dengan oppa saja!" katanya manja. Sudah menjadi rahasia umum di keluarga Kim jika Kyungsoo sangat manja bahkan mengalahkan sifat manja si magnae. Kim Jongin. Namun, adakalanya ia bersikap dewasa, jika ia disampingkan dengan Kim Jongin.

"Kau ini sudah besar, tapi masih tidur dengan oppa! Malu tuh sama jurus karate mu!" ledeknya.

"Oppa... jika kau mengejekku terus, aku akan lapor pada halmoeni!" ancam Kyungsoo.

Jongdae mendekati Kyungsoo, "Arraseo! Cha, mari kita tidur, kau besok sekolah pagi kan?" Jongdae merebahkan dirinya disamping Kyungsoo lalu menarik selimut dan menarik Kyungsoo ke dalam pelukannya. Meski Kyungsoo sudah berumur 18 tahun, ia selalu ingin tidur dipeluk oleh Jongdae. Jongdae sendiri tidak mempermasalahkannya, ia memang menyanyangi Kyungsoo, menyanyangi keluarganya.

Kyungsoo menyamankan posisinya di pelukan Jongdae. Ia memejamkan matanya. Namun ketika ia kan terlelap, tiba-tiba saja pintu kamar Jongdae terbuka dan Jongin adalah pelakunya.

"Hyung, aku juga mau tidur denganmu!" katanya lalu naik ke rajang dan merebahkan dirinya disamping Kyungsoo.

Jongdae melepas pelukannya lalu ia memdudukkan dirinya di atas ranjang "Ish! Kenapa ini tidak kalian jadikan milik kamar kalian saja sih!" omelnya frustasi.

Kyungsoo hanya mengerjapkan matanya lalu membenarkan posisinya dan menghadap ke arah Jongin "Kau juga tidak bisa tidur?" tanya Kyungsoo pada Jongin dan ditanggapi anggukan oleh Jongin.

"Besok lagi ngobrolnya, tidurlah! Aku mengantuk!" omel Jongdae lalu kembali merebahkan dirinya dan memeluk Kyungsoo dari belakang.

"Tidurlah, Jongin-ah! jaljaya-yo!" Kyungsoo mengelus pipi Jongin yang posisi tidurnya menghadap ke arahnya "Jongdae oppa, jaljayo!" lirih Kyungsoo sambil memejamkan matanya.

"Hem.." Jongdae menanggapi dengan lirih dan sepertinya ia memang sudah mengantuk.

Jongin tersenyum, ia memegang tangan Kyungsoo yang masih mengelus pipinya lalu menggenggamnya "Jaljaya-yo! Nunna..!" balasnya dan tatapannya masih menatap lekat-lekat ke arah Kyungsoo yang sudah terlelap. Tangan Jongin mengelus pipi mulus Kyungsoo hingga menyentuh bibir tebal dan ranum milik Kyungsoo. Hingga akhirnya ia pun ikut terlelap ke dalam mimpi menyusul Jongdae dan Kyungsoo.


Setelah mengenakan piyama tidurnya, Yixing langsung menuju ke ranjangnya yang sudah ditiduri oleh Joonmyeon. Suaminya sudah tertidur nyenyak, mungkin ia lelah. Menjadi CEO di perusahaan yang dirintis oleh keluarganya sejak turun temurun itu memang tidak mudah. Sudah banyak yang Joonmyeon korbankan untuk menduduki kursi CEO tersebut. Termasuk meninggalkan masalalunya dan mulai meniti masa depan bersama Yixing, gadis asal China yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Awalnya Yixing memang tidak bisa menerima dan memahami kehidupan seorang Kim Joonmyeon. Pria yang diluar sana terlihat sangat sempurna namun ternyata menyimpan banyak rahasia dan luka di dalam hatinya membuat Yixing berempati dan menerima apa adanya Kim Joonmyeon, hingga lahirnya sebuah cinta diantara mereka di tahun pertama pernikahan mereka dan memudahkan mereka untuk tetap menjalani kehidupan yang normal. Lengkap, Yixing merasa menajdi wanita yang paling beruntung di dunia karena memiliki dua pasang putra dan putri dalam hidupnya, Kim Minseok, Kim Jongdae, Kim Kyungsoo dan terakhir Kim Jongin. Namun, putri pertama mereka menarik perhatian Yixing akhir-akhir ini. Karena sebuah kebenaran yang terungkap, membuat Yixing takut, ia takut jika putri mungilnya itu pergi meninggalkannya. Bukan, Yixing tidak pernah takut jika Minnie kembali pada orang tua kandungnya. Karena kedua orang tua kandung Minnie sudah lebih dulu kembali pada yang Kuasa. Yixing takut jika Minni pergi dari kehidupannya karena kebohongan yang ia tutupi. Ia takut dengan perlakuan Ryeowook pada Minnie membuat Minnie benar-benar tidak tahan dan meninggalkan dirinya. Yixing belum siap untuk itu.

"Kau masih memikirkan tentang Minnie?" Joonmyeon sepertinya terusik dari kegelisahan sang istri. Joonmyeon ikut menyandarkan punggngnya ke headboard ranjangnya.

"Apa aku menganggu tidurmu?" Yixing merasa tak enak jika suaminya terbangun karenanya.

Joonmyeon menggeleng "Kegelisahan mu yang membuat ku terbangun, ada apa sayang?" tanyanya lembut.

"Aku belum siap kehilangan Minnie"

Joonmyeon menarik nafasnya dalam-dalam hingga ia menarik tubuh istrinya ke dalam peukannya "Apa yang bicarakan? Kita tidak akan kehilangan Minnie meskipun kelak ia akan menikah! Tentang eomma, jangan kau ambil hati sayang! Minnie akan baik-baik saja, kau tahu kan dia adalah wanita kuat. Kau adalah wanita yang menjadikan anak-anak kita sebagai pribadi yang kuat!"

Yixing hanya terdiam dalam pelukan sang suami.

"Kau tahu, aku juga mencintai Minnie seperti kau mencintainya! Sebagai seorang appa, aku akan melindunginya!"

Yixing mendongkakkan kepalanya "Terimakasih, sudah mau menerimanya!"

"Aku yang harusnya berterimakasih padamu, kau hadir dalam hiduku dan merubah sisi gelap duniaku! Kau memberiku cinta, kau juga memberiku empat putra putri yang sangat luarbiasa. Yixing-ah! saranghae, kau benar-benar malaikatku, malaikat kami!" katanyasambil mengecup puck kepala snag istri.

Yixing tersenyum.

Malaikat? Pantaskah dirinya disebut malaikat jika ia begitu banyak menyimpan kebohongan di balik keluarga Kim yang sangat bahagia dan harmonis itu?

.

.

.

TBC or END?

.

.

.


annyeong... aerii kembali dengan ff baru, masih belum ada konflik sih di chapt awalnya

setelah baca smoga suka dan mau terus ngikutin kisahnya

jangan lupa reviewnya gaiiiisss

XOXO

==aerii==