Tittle :: Perjuangan Cinta Jung Yunho
Main cast :: Jung Yunho/Kim Jaejoong
Slight :: Yoosu, Kangteuk, Changkyu (as Jaejoong little brother)
Annyeong, Mi datang membawa cinta *kiss bye #di tampol* adakah yang memanti saya? harus ada *maksa* :D kali ini Mi datang membaca sebuah fict nista yang lagi-lagi mungkin akan membuat readers sekalian kejang-kejang, epilepsi, mimisan, dan tepar di tempat :D
kali ini Mi mencoba untuk menistakan YunJae couple, hahaha.. :D yosh! kayaknya udah pada nggak sabar nunggu fict ini, keliatan, mukanya udah pada pingin nyambit Author. hahaha.. :D so, for the last..
HAPPY READING ^_^
.
.
.
PERJUANGAN CINTA JUNG YUNHO
.
.
.
.
Untuk kesekian kalinya dalam sehari ini, Jung Yunho, namja tampan pangeran sekolah ini menghela nafasnya. Park Yoochun, sahabat Yunho, jadi gerah sendiri melihat temannya hanya menghela nafas terus seharian. Hei, tidak baik terus menghela nafas dalam hidupmu. Membuatmu kehilangan semangat hidup sedikit demi sedikit.
Yunho hanya memangku kepalanya dengan tangan sambil memandang ke taman sekolah. Yoochun mencoba mengikuti arah pandangan Yunho. Pandangan Yunho mengarah pada seorang yeojya cantik yang menjadi rebutan satu sekolah, siapa lagi kalau bukan Kim Jaejoong. Yoochun berdecak dan menggelengkan kepalanya. Sudah lama Yunho menyukai Jaejoong. Hanya saja ia terlalu malu menyatakan cintanya pada Jaejoong. What the hell? Seorang pangeran sekolah tidak berani menyatakan cintanya pada seorang gadis? Demi semua makanan yang dimakan Changmin, kurasa itu adalah salah satu kemunduran dalam hidup Jung Yunho. Berulang kali Yoochun mendorong Yunho untuk menyatakan perasaannya. Tapi setiap berada di depan Jaejoong, lidah Yunho serasa kaku. Akhirnya, tak pernah ada pernyataan cinta yang keluar dari mulut Yunho.
Disisi lain, Jaejoong sedang duduk santai dibawah pohon rindang di taman sekolahnya sambil membaca sebuah novel cinta. Gadis cantik ini terlihat begitu menghayati cerita di novelnya. Sampai-sampai ia tidak mendengarkan panggilan sahabatnya, Kim Junsu, yang duduk di sampingnya.
Merasa terabaikan, Junsu mengambil langkah ekstrim. Ditariknya novel yang sedang dibaca Jaejoong secara paksa. Otomatis Jaejoong menoleh pada Junsu. Ia memandang Junsu dengan pandangan memelas.
"Junsu-ah. Berikan novel itu padaku. Aku belum selesai membacanya." Pinta Jaejoong. Junsu menolak, Jaejoong kembali memohon. Junsu terus menolak. Akhirnya Jaejoong mengalah dan memperhatikan Junsu.
"Baiklah, aku memperhatikanmu. Ada apa?" Tanya Jaejoong.
"Kau tidak lihat, sejak tadi Yunho memperhatikanmu terus, lho." Ujar Junsu. Jaejoong mencari-cari sosok Yunho. saat matanya menemukan sosok Yunho yang sedang memperhatikannya dari arah ruang kelas, wajah Jaejoong sontak memerah. Junsu menyenggol pelan tubuh Jaejoong.
"Wajahmu merah, Jae." Goda Junsu.
"Ssst! Diamlah, dia bisa dengar. Aku malu, tahu." Balas Jaejoong. Junsu menepuk jidatnya. Oh betapa konyolnya sahabatnya yang satu ini. Jarak mereka dan kelas Yunho itu jauh. Bagaimana bisa Yunho mendengar ucapan Junsu atau melihat wajah merah Jaejoong. Demi semua yang ada di hidupnya, Junsu merasa sahabatnya akan kehilangan semua kepintarannya saat berhadapan dengan Jung Yunho.
Sebenarnya ada alasan kenapa Jaejoong bisa seperti itu jika di depan Yunho. Alasan yang sama dengan Yunho. Ya, Jaejoong menyukai Yunho. Sama dengan Yunho juga, Jaejoong tidak berani menyatakan perasaannya. Alasannya bukan lidah yang kaku saat saling berhadapan. Melainkan, Jaejoong merasa ia kalah cantik dengan yeojya lain yang menyukai Yunho. oh, Jaejoong, tidakkah kau tahu, itu adalah The Most Wanted Girl di sekolahmu. Bagaimana bisa ada pasangan seunik ini di dunia.
.
.
.
.
Hari ini Junsu pulang lebih sore dari biasanya. Tentu saja karena ia ada kegiatan klub. Junsu merupakan salah satu anggota klub drama di sekolah mereka. Junsu sedang menyeberangi lapangan sekolah, sampai ia merasakan seseorang menepuk pundaknya. Junsu berbalik untuk melihat siapa yang menepuk pundaknya. Yoochun, si penepuk, tersenyum ramah.
"Annyeong." Sapanya. Junsu balas menyapa Yoochun. Junsu sebenarnya tidak terlalu suka berdekatan dengan Yoochun, karena Yoochun adalah namja berpredikat cassanova di sekolahnya. Tapi sepertinya sekarang ia sedikit mau meruntuhkan tembok ketidaksukaannya, melihat betapa sopannya Yoochun padanya.
"Apa kau sibuk? Bisa kita bicara sebentar? Kalau kau tidak keberatan, ada hal yang ingin ku sampaikan padamu." Lanjut Yoochun. Junsu memandang Yoochun dengan pandangan sedikit menilai. Yoochun mengerti arti tatapan Junsu dan melanjutkan penjelasannya. "Geurae, aku tidak bermaksud merayumu atau apa. Aku hanya ingin berbincang denganmu. Itupun kalau kau tidak keberatan."
"Ah, mianhamnida, bukan maksudku berpikir seperti itu." Junsu meminta maaf atas penilaiannya yang tidak-tidak.
"Tidak apa-apa. Itu sudah biasa untukku. Jadi bagaimana? Apa kau keberatan?"
Junsu menggeleng. Yoochun tersenyum, senyuman yang menurut Junsu terlihat manis.
.
.
.
.
Junsu duduk berhadapan dengan Yoochun disebuah café. Sepertinya Junsu salah memberikan penilaian pada Yoochun. Walau namja ini disebut cassanova, ta sedari tadi ia tidak menunjukkan sikap seperti layaknya seorang cassanova. Yoochun memperlakukan Junsu dengan hati-hati. Seperti Junsu adalah barang berharga yang mudah rusak.
"Gomawo kau sudah mau menemaniku bicara, Junsu-ssi." Kata Yoochun.
"Tidak perlu seformal itu, panggil saja aku Junsu." Tolak Junsu halus. Ia tidak terlalu suka orang memanggilnya dengan panggilan yang terlalu formal.
"Kalau begitu kau juga memanggilku Yoochun saja. Sebenarnya ada yang ingin kubicarakan denganmu. Ini mengenai, Kim Jaejoong." Junsu mulai waspada saat Yoochun menyebut nama sahabatnya. Yoochun melanjutkan ucapannya. "Kau pasti mengenal sahabatku, Jung Yunho. Dia menyukai Kim Jaejoong."
Walau sedikit terkejut, tapi Junsu senang mengetahui Yunho juga menyukai Jaejoong. Itu artinya Jaejoong tidak bertepuk sebelah tangan. Seulas senyum tersemat di wajah Junsu. Sesaat Yoochun terpaku melihat senyuman diwajah Junsu. Tanpa ia sadari, ia ikut tersenyum melihat senyuman Junsu.
"Kau terlihat senang. Biar kutebak, Jaejoong juga menyukai Yunho." tebak Yoochun. Junsu mengangguk lucu. "Sayang, Yunho kurang berani mengatakan perasaannya pada Jaejoong."
"Kenapa?"
"Ia takut Jaejoong tidak menyukainya." Alasan yang sama dengan Jaejoong.
"Ah, sebenarnya, ada hal yang harus Yunho lewati untuk bisa menjadi pacar Jaejoong." Kata Junsu. Ia ingat, ada hal yang harus Yunho lewati untuk bisa leluasa berpacaran dengan Jaejoong.
"Geurae? Apa itu?" Tanya Yoochun penasaran
Junsu menegakkan badannya. "Ada dua rintangan yang harus dilewati Yunho untuk leluasa menjadi kekasih Jaejoong. Pertama, yang paling sulit, ayah Jaejoong, Youngwoon ahjusshi. Kedua, yaitu adik kembar Jaejoong, Kim Changmin dan Kim Kyuhyun."
"Mwo? Memangnya ada apa dengan mereka?" Yoochun semakin penasaran.
"Begini, Youngwoon ahjusshi itu orang yang lumayan keras. Ia sangat menjaga Jaejoong karena Jaejoong adalah anak perempuan satu-satunya di keluarganya. Sehingga, setiap namja yang mendekati Jaejoong pasti akan di introgasi olehnya." Jelas Junsu. Yoochun berpikir sejenak. Menurutnya itu hal yang wajar, di zaman seperti sekarang ini, seorang ayah menjaga pergaulan anak gadisnya. Apalagi jika itu dengan seorang laki-laki.
"Lalu bagaimana dengan adik kembarnya?" Tanya Yoochun.
"Ini juga berbahaya, malah menurutku berbahaya ini daripada ayah Jaejoong. Duo ChangKyu, begitu aku menyebutnya. Duo yang sangat berbahaya karena ke-evil-an mereka. Mereka donsaeng Jaejoong yang sangat menyayangi Jaejoong. Mereka tidak suka Jaejoong didekati sembarang namja. Namja yang mendekati Jaejoong harus bisa melewati rintangan kejahilan dari mereka."
"Jadi Yunho harus bisa menaklukkan ayah dan adik kembar Jaejoong. Begitu?" Tanya Yoochun memastikan. Junsu mengangkat kedua jempolnya kepada Yoochun. Rintangan yang lumayan berat, pikir Yoochun.
"Apakah ada namja yang pernah lolos dari mereka?" tanyanya.
"Sejauh ini, hanya ada satu namja yang bisa bertahan, tapi kemudian menyerah juga."
"Siapa dia?"
"Choi Siwon." Yoochun hampir tersedak minumannya saat mendengar jawaban Junsu. Ia tak menyangka, Choi Siwon mantan ketua OSIS mereka ternyata dulu pernah mencoba melewati rintangan untuk mendapatkan Jaejoong. Ia mulai khawatir dengan nasib Yunho setelah ini.
.
.
.
.
"MWO? YANG BENAR SAJA!" pekik Yunho sambil berdiri. Seisi kantin menoleh ke arahnya dan Yoochun. Yoochun menarik Yunho untuk kembali duduk, kemudia meminta maaf dengan menganggukkan kepala berkali-kali. Yoochun sedang menceritakan hasil pembicaraannya dengan Junsu kemarin pada Yunho. Ternyata reaksi Yunho lebih dari yang ia bayangkan.
"Kau ini memalukan. Apa kau pikir aku bercanda? Junsu sendiri yang bilang. Kalau tidak percaya, Tanya saja sendiri padanya." Jelas Yoochun. Yunho memutar matanya.
"Lalu sekarang aku harus bagaimana?" Tanya Yunho.
"Mana aku tahu. Terserah padamu." Jawaban Yoochun sama sekali tidak membantu Yunho. Yang ada, ia semakin bingung.
Mendapatkan hati Jaejoong saja sudah sulit untunya. Ditambah harus mendapatkan hati ayah dan adik kembar Jaejoong. Kalau bisa, Yunho sudah menenggelamkan dirinya di Sungai Han sekarang juga. Tapi pikiran itu cepat-cepat ia tepis. Ia tidak mau namanya menjadi headline surat kabar karena kematian konyolnya.
Yunho berdiri dan berjalan keluar dari kantin. Ia tinggalkan Yoochun di kantin. Ia merasa harus mendengar pendapat dari orang lain yang juga mengeri masalah cinta dan wanita selain Yoochun. Dan pilihannya jatuh pada Lee Donghae. Dan Yunho tahu, satu-satunya tempat ia bisa menemuka Donghae adalah kelas Eunhyuk, yeojyachingu Donghae. Satu fakta yang Yunho lupa, ke kelas Eunhyuk, itu berarti ia juga ke kelas Jaejoong.
Yunho sampai di depan kelas Eunhyuk, kelas 3-2. Yunho mengintip mencari Donghae. Sedang asyik-asyiknya mengintip Yunho terkejut mendengar seseorang memanggil namanya. Yunho berbalik dan terkejut melihat Jaejoong di hadapannya.
"Jae, kenapa kau ada di sini?" Tanya Yunho. Jaejoong menyerngitkan dahinya. Bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu, pikir Jaejoong.
"Mwo? Ini, kan, kelasku. Kau yang sedang apa di sini?" balas Jaejoong. Yunho melongo mendengar jawaban Jaejoong. Ia berbalik melihat papan nama kelas. Kelas 3-2. Begitulah tulisan yang tercetak di papan kayu diatas pintu. Yunho mendesis merutuki kebodohannya. Ia kembali menghadap Jaejoong.
"Anu, aku mau mencari Donghae. Biasanya dia kemari, kan?" kata Yunho kikuk. Jaejoong tersenyum. Hanya dengan melihat senyuman Jaejoong, lutut Yunho terasa lemas.
"Donghae baru saja keluar bersama Hyukkie."
"Oh, ne. Kalau begitu aku akan mencari mereka. Annyeong." Yunho pergi dari hadapan Jaejoong. Tapi bukan untuk mencari Donghae. Setelah melihat senyuman Jaejoong, Yunho bertekad untuk memiliki senyuman itu. Hanya untuknya. Karena itu, apapun yang harus ia hadapi, ia akan menghadapinya. Termasuk ayah dan adik kembar Jaejoong. Mampukah ia?
TBC
RAEMI CURCOL AREA
Hwahahahaha... :D gimana? jelek ya? nggak lucu?
mian kalau jelek dan nggak lucu.
humornya Mi simpen dulu.
hmm.. mampukah Yunho menaklukkan Appa dan adik kembar Jaejoong?
akankah dia direstui, atau malah berakhir sebagai pepes Yunho? #PLAK!
Kita lihat aja chapter depan. ahahaha.. :D
wanna review now? :)
