22 Desember
Siwon POV
'Salju turun di London. Biasanya aku sangat suka salju, kau tahu itu. Tapi sekarang...entahlah.
Apa itu karena kau tak ada disini...?'
Surat itu datang dan mengusik serpihan-serpihan kenangan yang selama ini aku simpan rapi dalam ruang khusus di benakku. Kubaca surat itu sambil bersandar di dalam mobil mewah yang selalu mengantarku ke kantor setiap hari. Mobil yang aku tinggalkan setelah tiba di Bandara Incheon. Dan dalam satu jam aku akan bertolak ke London.
Kini, aku berdiri di tengah lobi bandara Heathrow London; menunggu untuk mengambil koper di bagasi pesawat. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya terlihatlah sebuah koper berwarna merah maroon. Dan begitu melihat nomor bagasinya benar, aku segera mengambil koperitu. Beberapa orang yang juga ingin mengambil barang mereka―meliriknya ketika melihat gantungan boneka beruang yang ukurannya cukup besar untuk sebuah gantungan di koper milikku. Seorang pria tampan dengan tubuh proposional memakai boneka beruang sebagai mainan kunci di kopernya? Its so funny, itu yang aku yakini begitu melirik sedikit cara pandang mereka.
Tapi, aku tak peduli. Yang akhirnya aku pedulikan adalah kacamata hitam tergantung di kerah kaos yang aku pakai. Memasang kacamata itu hingga bertengger manis di hidung mancungku. Terdengar sedikit aneh jika aku narsis, tapi what ever. Hak setiap orang untuk percaya diri, bukan? Bahkan hanya dalam hati sendiri.
Dengan cepat aku pergi menuju keluar bandara, berjalan keluar sambil menarik kopernya dan memanggil taksi.
"69 Bolsover street," ucapnya pada supir taksi itu.
"Yes, sir."
Aku menyamankan posisi dudukku di dalam taksi itu, memandang langit kemerahan London dari jendela. Tapi kemudian pandanganku beralih pada surat yang masih kugenggam. Mataku tertuju pada potongan kalimat yang membuat luka di hatiku...
'Aku tahu kau pasti bingung ketika membaca surat ini. Ya, karena kita sudah putus dalam waktu yang lama. Aku tak tahu akan berapa banyak surat yang kukirimkan padamu. Dan tak apa, jika kau tak membacanya lagi. Aku akan berpura-pura berpikir kau membacanya. Karena aku akan merasa lega meski hanya dengan surat itu sampai di rumahmu.'
Segera kulipat kembali surat itu dan memasukkannya ke dalam saku mantel. Pandanganku kembali memandang ke luar jendela, meski kali ini hatiku tak memandang pemandangan itu lagi. Yang kulihat dalam hati adalah kejadian-kejadian yang pernah kualami bersamanya.
Kami bertemu dalam sebuah pertemuan menarik di fakultas musik. Pada awal tahun yang masih bersalju, tepat ketika semester enam kuliahku yang mulai membosankan di mulai. Dia adalah mahasiswa jurusan musik klasik yang berhasil menarik perhatianku karena permainan biolanya di hari ujian praktek anak itu―Cho Kyuhyun.
Aku masih ingat setiap nada yang dimainkannya saat itu. Lagu yang diciptakannya sendiri―The Wind in Winter.
-To Be Continued-
Hai! Saya author baru disini! Biasanya saya Cuma nulis fanfic utk sya sndiri n lbih ska bca fanfic org lain. Tapi klu dipikir-pikir, knpa jga sya pendem2 fanfic sya d laptop. Jdi sya akhirnya buat akun disni mskipun msih bingug! -_-
Jadi, jika nnti ada kslahan mhon dimaafin y T_T. Sya tnggu reviewnya ya! Please...
