Naruto Masashi Kishimoto

High School Life Kin Shimizu

Warning : contain mary sue-ness! AU, Ocx..., DLDR! I have warned you!

Chapter 1

Buakkk!

Kyaaa!

Teriakan memenuhi koridor Konoha Gakuen. Seorang pemuda tersungkur di pojok koridor sambil memegangi pipinya yang membiru.

"KAU BILANG AKU APA HAH? AYO ULANGI!" teriak seorang gadis dengan mata sapphire bluenya yang sangat mengintimidasi sambil mencengkram kerah seragam pemuda yang tersungkur tadi.

Dan sekarang versi laki-laki dari gadis tadi berjalan mendekat dengan santai sambil mengulum lollipop. Laki-laki itu berjongkok di depan anak yang tersungkur tadi. Sambil mengeluarkan lollipop dengan tangan kirinya, tangan kanannya menjambak rambut anak tadi.

"Ya, ulangi apa yang kau bilang pada Aneki ku ha?"

Si anak laki-laki tadi menelan ludah, membuka mulutnya dengan perlahan. Tambahan, mulutnya bergetar hebat.

"B-b-b-berandal murahan..."

Suaranya pelan sekali, hampir tak terdengar. Tapi malang nasib si anak laki-laki itu, dua orang berambut oranye di depannya ini dapat mendengar dengan jelas. Sayounara, anak laki-laki pucat pasi.

Natsuko Renge & Natsuko Sora

Umur : 18 tahun

Ciri-ciri : keduanya berambut oranye dan bermata sapphire

Keahlian : berkelahi

Catatan tambahan : jangan pernah memancing amarah mereka, terutama Natsuko Renge.

"Pagi Taichou!"

"Pagi."

"Kyaaa! Ohayou Taichou!"

"Hn, ohayou."

"Ohayou Taichou! Kau tampan sekali!"

"...ohayou."

Laki-laki yang dipanggil Taichou itu berjalan pelan ke arah kelasnya. Rambut ravennya turut bergoyang pelan seiring dengan langkahnya.

Braaak!

"Sialan kau!"

Bunyi pukulan bertubi-tubi kembali menggema di koridor, dan kebetulan Taichou kita ini mendengarnya. Ia menoleh kearah suara berisik itu. Mata onyxnya berubah menjadi tatapan malas ketika melihat dua kepala oranye di tempat kejadian.

"Hah...ini bukan urusanku. Ini urusan Sasori," katanya dengan nada datar sambil terus berlalu dan memasang kembali earphonenya.

He-hei...bukannya ini jelas-jelas tugas ketua osis?

Uchiha Sasuke

Umur : 18 tahun

Ciri-ciri: Rambut raven, mata onyx

Keahlian : Memimpin

Catatan tambahan : Siapkan kesabaran ekstra ketika berhadapan dengan orang ini.

Symphony Beethoven terdengar dari ruangan di ujung koridor. Ruangan itu dikelilingi cermin-cermin besar dan pegangan dari besi. Lantainya juga dibuat dari kayu mulus dan mengkilap.

Di tengah ruangan, terlihat seorang gadis yang sedang melakukan gerakan-gerakan gemulai yang ada di tarian ballet. Point shoes hitamnya terhentak berkali-kali ke lantai kayu.

"Akhiri dengan arabesque, mademoiselle Kuran!"

Rambut hitam yang diikat tinggi milik gadis yang dipanggil Kuran itu berhenti bergoyang setelah pemiliknya melakukan gerakan arabesque, gerakan merentangkan tangan dan mengangkat salah satu kaki.

"Sempurna, mademoiselle Kuran! Mengagumkan!" komentar seorang wanita yang merupakan guru di kelas ballet itu.

"Arigatou, Haruna Sensei." Gadis Kuran itu hanya mengangguk dan tersenyum sangat tipis.

Ia berjalan kearah ruang ganti untuk mengganti point shoesnya dengan sepatu biasa.

"Hee apakah yang dilakukan oleh Nona Kuran ini sehingga Haruna Sensei selalu memujinya? Apakah menyogok? Hahaha!"

Sekumpulan gadis mendekati si Kuran, salah satunya yang sepertinya adalah sang leader tertawa terbahak setelah mengucapkan kalimat tadi.

Gadis Kuran itu bangkit dari tempat duduknya, mata crimson red nya menatap mereka berempat satu persatu. Ia lalu mengeluarkan cermin miliknya.

"Ini. Sepertinya kalian harus bercermin dulu untuk tahu siapa yang sebenarnya menyogok Haruna sensei," katanya sambil memberikan cermin ke sang leader.

Ia tersenyum meremehkan dan melambaikan tangannya, "Ja."

Itu sukses membuat wajah sang leader dan antek-anteknya menjadi merah padam.

Kuran Sayaka

Umur : 18 tahun

Ciri-ciri: mata crimson red, rambut hitam panjang bergelombang

Keahlian : Ballet

Catatan tambahan : cuek. Jangan pernah menghinanya, atau kau sendiri yang akan dibuat malu.

"Jadi, jika teori ini dijabarkan, maka akan menjadi..."

Blablabla. Suara sensei yang sudah tua itu menggema di salah satu ruangan kelas 12. Hei sensei, lihatlah murid-muridmu itu. Menguap, bahkan ada yang sudah tidur. Baca komik hentai, chatting, dan lain-lain. Mereka lakukan dengan diam-diam tentunya. Si sensei ini tidak terlalu menyadari karena yaaah dikarenakan faktor usia.

Greeek. Pintu kelas terbuka dan terlihat seorang gadis berkulit putih pucat yang sedang membawa tas biola.

"Konnichiwa, sensei."

"Hoo Kiryuu rupanya. Dari mana saja kau?" bentak si sensei tua itu.

"Ruang musik, sensei." Mata dark emeraldnya masih terlihat datar.

"Kau tahu bahwa hari ini aku akan menyampaikan materi baru?"

"Ya, sensei."

"Dan kau berani datng terlambat di pelajaranku hah?"

"Ya, sensei."

"Kerjakan soal di papan tulis! Kalau bisa, kau boleh duduk. Kalau tidak, kau tidak boleh ikut pelajaranku minggu ini!"

Sensei tua itu memerintah agar si Kiryuu mengerjakan soal yang termasuk sulit yang baru saja ia buat.

Kiryuu menghela nafas, "Hhh...mendokusei," ia bebisik pelan. Ia pun berjalan ke depan papan tulis, menaruh tas biolanya di lantai dan membereskan rambut coklatnya yang menutupi mata lalu mulai mengerjakan soal.

1 menit berselang dan yang terdengar hanyalah bunyi benturan antara ujung spidol dengan papan tulis.

Klek. Bunyi spidol yang tertutup sudah terdengar.

"Selesai, sensei."

Hening.

"Su-sugoi..." Salah satu anak tiba-tiba memecah keheningan. Tak lama kemudian tepuk tangan dan sorakan memenuhi ruangan kelas itu.

Sensei? Ia masih jawdrop.

Kiryuu Misaki

Umur : 18 tahun

Ciri-ciri: Mata dark emerald, rambut coklat sepunggung

Keahlian : Segala mata pelajaran dan biola

Catatan tambahan : Jenius. Titik.

Mata hazelnya terlihat kebingungan. Nafasnya pun naik turun seperti orang kelelahan.

"Akasuna senpai! Sebelah sini!"

Salah satu kouhainya di Komite Kedisiplinan memanggilnay, sepertinya ia sudah menemukan tempat kejadian perkara.

"Maaf, maaf, permisi," katanya sambil mencoba lewat dari kerumunan itu. Ah, ternyata benar. Dua kepala oranye sudah ada di bagian paling depan dari kerumunan itu.

Murid-murid lain pun mulai menyingkir saat ia lewat, yah sebenarnya bisa dilihat dari jabatannya. Ketua Komite Kedisiplinan. Setelha berhasil menerobos kerumunan, ia menghela nafas bosan. Ia berjalan mendekat ke makhluk oranye kembar dengan perlahan. Tepatnya ke yang bergender perempuan.

"Lagi-lagi kalian, Natsuko bersaudara! Bisakah satu hari saja kalian tidak membuat keributan dan tidak membuatku repot?", kata si pemuda berambut merah itu sambil menahan kedua lengan si kepala oranye bergender perempuan, Natsuko Renge.

"Apa-apaan kau Sasori! Lepaskan aku, Baka!" kata Renge sambil meronta-ronta.

"Sudahlah Renge-chaaan! Turuti saja Sasori, aku juga sudah lelah. Err...sebenarnya sih kasihan," kata otoutou Renge, Natsuko Sora.

"Betul Renge, dengarkan perkataan adikmu. Maaf, permisi, kami mau lewat."

Akasuna Sasori menarik Renge keluar dari kerumunan, diikuti oleh Sora yang berjalan santai di belakang mereka.

"Lepaskan aku Sasori Bakaaa!" Renge hanya bisa meronta-ronta dan kakinya menendang kesana kemari, karena tangannya sudah terkunci oleh tangan Sasori.

"Tidak."

Akasuna Sasori

Umur : 18 tahun

Ciri-ciri : mata hazel, rambut merah

Keahlian : memaksa

Catatan tambahan : Tegas. Disiplin. Tepat waktu. Murid kepercayaan para guru.

Kisah cinta keenam murid-murid tersebut akan terangkum dalam cerita ini. High School Life.

TBC

A/N : HELLO! Saya Kin, newbie disini. Sebenernya ambil resiko juga sih kalau pertama masuk langsung nge post fict yang mengandung mary sue hehe. Kalo ada typo, mohon dimaafkan. Read and review~