PERVERT
.
.
.
PAIRING KAIxSEHUN
.
.
GENRE PWP, AGE GAP
.
RATED M
.
.
HAPPY READING
.
" Jongin hyung akan kemari? "
Park Suho menganggukkan kepalanya antusias. " Emm, rumah keluarga Kim sedang direnovasi. Mereka menambahkan klinik agar Jongin lebih mudah praktek. Mama tidak menyangka ternyata Jongin benar benar menjadi seorang dokter. Padahal Mama mengira ia dulu hanya main main saja. Kau ingat tidak, Sayang? " Suho menatap wajah Sehun. " Sewaktu Hunnie kecil, Hunnie sering main dokter dokteran dengan Jongin, kan? Hunnie selalu jadi pasien Jongin. Sekarang Hunnie bisa bermain dokter dokteran lagi dengan Jongin. "
Eughh, kau salah Ma. Pikir Sehun. Hunnie jadi pasien Jongin hyung bukan karena Hunnie mau tapi karena dipaksa Jongin hyung.
.
FLASHBACK
.
Saat Sehun masih berumur enam tahun, ia sangat mudah dimanipulasi. Setiap hari Jongin selalu mengajaknya bermain dokter dokteran dan tentu saja yang menjadi dokternya adalah Jongin karena kata Jongin, ia sudah berumur tujuh belas tahun jadi ia harus menjadi dokternya.
" Hunnie, ayo dilepas baju dan celananya. " Pinta Jongin.
" Ta.. Tapi hyung... "
Jongin menarik tubuh Sehun dan merebahkan tubuh Sehun dipangkuannya, dengan terampil ia melepas baju dan celana yang dikenakan Sehun.
" Jadilah anak baik. Kalau Hunnie kebanyakan gerak, hyung tidak bisa memeriksa Hunnie dengan baik. " Jongin mengeluarkan stetoskop mainannya dan menempelkannya di atas dada Sehun.
" Di.. Dingin hyung.. " Rengek Sehun.
Jongin menjauhkan stetoskop dari dada Sehun. " Jadi kau ingin sesuatu yang hangat, eumm? "
" Ne.. Ne hyung. " Angguk Sehun pasrah.
" Kalau begitu baiklah. " Jongin menundukkan kepalanya dan mulai menjilat dada putih Sehun.
Jongin mulai menggoda nipple Sehun sampai menegang, lidahnya ia susurkan melewati perut dan menuju penis mungil Sehun. Ia mulai mengulumnya seperti mengulum permen lollypop. Satu sisi Sehun hanya bisa pasrah menerima perlakuan Jongin. Lagipula kalaupun ia memberontak, Jongin selalu bisa menahannya. Siang dan malam Jongin selalu meremas pantatnya kalau Ibunya sedang tidak melihat.
Jongin saat berduaan dengan Sehun dan Jongin saat bersama dengan orang dewasa adalah Jongin yang berbeda. Jongin yang bersama dengan orang dewasa adalah Jongin yang baik yang selalu tersenyum ramah pada Sehun dan pada semua orang, tapi disaat mereka hanya berdua Jongin akan berubah menjadi Jongin yang selalu menyeringai dan akan selalu memainkan pantat Sehun.
Jadi kalaupun Sehun mengadu pada orang tuanya tentang apa yang telah dilakukan Jongin. Orang tuanya tidak akan percaya padanya.
.
FLASHBACK OFF
.
" Aaahhhh... Bagaimana ini? " Teriak Sehun sambil menenggelamkan kepalanya di bantal. " Eughh... Apa yang harus kulakukan saat bertemu dengan Jongin hyung lagi, nanti? "
Sehun mengguling gulingkan tubuhnya di atas tempat tidur membuat seprai yang tadinya rapi menjadi berantakan. Bukannya ia tidak senang Jongin datang. Ia sangat senang sekali tapi ia takut kalau kalau Jongin akan berbuat hal hal yang tidak tidak lagi padanya.
" Huff.. Apa aku melarikan diri saja, ya? Melarikan diri yang jauh biar Jongin hyung tidak bisa menemuiku lagi? Dan agar Jongin hyung tidak bisa memainkan pantatku lagi. "
Sehun bangkit dari tempat tidur dengan semangat, belum sempat kaki mulusnya melangkah menuju lemari untuk mengambil koper, terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.
Tok.. Tok.. Tok...
" Hunnie sayang, Jongin sudah ada dibawah. Apa kau tidak ingin menyambutnya? " Terdengar suara Suho dari balik pintu.
" Heeeeee! "
" Ada apa sayang? " Suho membuka pintu kamar Sehun yang tidak terkunci.
" Jo... Jongin hyung sudah datang, Ma? " Tanya Sehun gugup sambil menjalinkan kedua tangannya di depan dadanya.
" Emm, dia mencarimu, Sayang. " Sahut Suho. Ia masuk lebih dalam dan menarik Sehun agar keluar dari kamar. " Ayo, kita temui Jongin. "
Sehun hanya bisa menghembuskan napas lelah dan membiarkan Ibunya menyeret dirinya menemui orang yang ingin dijauhinya.
.
.
Jongin bangkit dari duduknya dan tersenyum saat melihat langkah lunglai Sehun yang menuruni tangga. Dengan cepat Jongin menuju ke arah Sehun lalu menarik Sehun agar duduk disampingnya.
" Hyung bodoh, " Gumam Sehun.
Sehun mempoutkan bibirnya, ia mengacuhkan Jongin yang duduk disampingnya. Ia sama sekali tidak memperdulikan semua ucapan Jongin. Yang ia lakukan hanya cemberut dan mengaitkan kedua tangannya di depan dadanya.
" Hunnie, hei Hunnie! " Jongin melambaikan satu tangannya di depan wajah Sehun, meminta perhatian Sehun.
" Apa? " Sahut Sehun ketus.
Jongin mencubit kedua pipi chubby Sehun sebelum berkata. " Hyung bertanya apakah tidak apa apa kalau malam ini hyung menginap dan tidur bersama Hunnie? "
" Heeeeee? Kenapa harus tidur dengan Hunnie? " Tanya Sehun. " Hyung kan bisa tidur dirumah hyung sendiri? "
" Eh, Hunnie tidak tahu? Bukankah pagi tadi Mama sudah bilang kalau rumah keluarga Kim sedang direnovasi? Makanya Jongin menginap dirumah kita, sayang. " Jawab Suho lembut.
" Tapi, Ma. Bukankah ada kamar tamu? Kenapa hyung tidak tidur dikamar tamu saja? " Rengek Sehun.
Suho berkacak pinggang dan menatap tajam Sehun. " Sehun, kenapa seperti itu? Kita tidak boleh bersikap jahat pada orang lain. Bukankah dulu saat Hunnie kecil selalu tidur bersama dengan Jongin? Apa kau tidak merindukan Jongin hyungmu? Mama yakin kalian pasti banyak hal yang akan dibicarakan. "
" Tapi Ma... "
Suho menggelengkan kepalanya dengan tegas. " Tidak ada tapi tapian. Jongin tidur bersama Hunnie. Titik. "
" Tidak apa apa Tante kalau Hunnie tidak ingin tidur bersamaku. Mungkin Hunnie merasa aneh karena kami lama tidak bertemu. " Ucap Jongin.
" Justru karena itu, " Sahut Suho antusias. " karena kalian sudah lama tidak bertemu kalian harus mengakrabkan diri lagi. Langkah pertama adalah kalian tidur satu kamar. " Suho bangkit berdiri dan menuju ke dapur. " Ini sudah mendekati makan malam. Mama mau memasak dulu. "
Jongin juga bangkit berdiri dari duduknya dan melangkah mengikuti Suho. " Kalau begitu Tante, biar aku bantu memasak. "
Suho tersenyum. " Tidak usah, Jongin. Kau kan tamu dirumah ini masa kau membantu Tante memasak. "
" Tidak apa apa Tante. " ucap Jongin.
" Ma... Mama... " Lirih Sehun.
Suho mengacuhkan panggilan Sehun dan tetap berjalan ke dapur menggandeng Jongin. Melihat hal itu Sehun hanya bisa menghela napas lelah.
Selamatkan aku, Ya Tuhan. Batin Sehun.
.
.
Sehun merendam tubuhnya di bak mandi yang berisikan air panas. Sekali lagi ia menghela napas lelah.
" Sikap Jongin hyung tadi terlihat biasa saja, hyung terlihat santai. Apa Jongin hyung sudah lupa tentang kejadian itu? Eughh apa aku saja yang mengingatnya? Mungkin saja Jongin hyung sudah lupa karena sudah berlalu selama lima tahun. Apalagi Jongin hyung habis belajar dengan keras agar bisa menjadi dokter. Aku yakin pasti Jongin hyung sudah lupa tentang permainan dokter dokteran itu. " Gumam Sehun sendirian.
Sehun merebahkan kepalanya di bantalan tangannya di pinggiran bak mandi. " Kalau begitu kenapa aku harus takut Jongin hyung tidur bersamaku. Permainan itu kan kami mainkan sudah lama jadi aku tidak perlu khawatir lagi. Lagipula sekarang aku sudah besar jadi bisa melawan kalau Jongin hyung berbuat macam macam. "
" Yoshh... Semangat Sehun. Kau tidak perlu takut. " Sehun mengepalkan tangannya ke udara lalu keluar dari bak mandi.
Sehun melangkahkan kakinya menaiki tangga dan melihat Ibunya yang sedang duduk di ruang tamu menunggu Ayahnya pulang.
" Ma.. Dimana Jongin hyung? " Tanya Sehun.
Suho berbalik dari duduknya. " Oh, Jongin sudah masuk kamarmu duluan. Dia terlihat lelah tadi jadi Mama biarkan dia tidur duluan. "
Sehun mengangguk. " Emm, kalau begitu Hunnie tidur duluan juga ya, Ma. Kalau Papa datang tolong katakan pada Papa kalau Hunnie sayang sama Papa. "
Suho mengangguk dan tersenyum. " Iya sayang. Nanti Mama sampaikan pada Papa. Selamat malam, sayang. Semoga tidur nyenyak. "
Sehun melanjutkan langkahnya menaiki tangga, ia melangkah dengan perlahan memasuki kamarnya agar tidak membangunkan Jongin yang mungkin sudah terlelap tapi betapa terkejutnya Sehun saat mendapati Jongin belum tidur. Jongin duduk di atas tempat tidur dan bersandar dikepala tempat tidur sambil membaca buku. Saat cahaya menerangi kamar tidur, Jongin mendongak dan mendapati Sehun berdiri tegang di depan pintu kamar.
" Akhirnya kamu datang juga, Hunnie. Hyung bosan menunggu. " Ucap Jongin sambil menutup buku di pangkuannya.
" Maaf, hyung. Hunnie tadi mandi dulu. " Lirih Sehun.
Jongin hanya memandang Sehun, membuat Sehun merasa aneh.
" Hyung? Ada apa? " Tanya Sehun.
" Huh? Oh tidak apa apa, Hun. Hyung hanya membiasakan diri lagi. Sudah lama tidak berada dikamarmu. " jawab Jongin.
Sehun tersenyum kaku. " Emm, hyung? Apa hyung merasa hawa dikamar ini terasa panas? Hunnie akan buka jendelanya dulu biar lebih nyaman. "
Jongin memperhatikan Sehun yang menungging diatas tempat tidur ke arah jendela. Saat tangan Sehun mulai menarik tirai jendela tiba tiba Kai menangkap tangan Sehun, membuat Sehun berpaling terkejut.
" Ad... Ada apa hyung? " Tanya Sehun.
" Jendelanya tidak usah dibuka, Hun. " Kai mengucapkan hal itu sambil mengeratkan genggaman tangannya di tangan Sehun.
" Ehh.. Kenapa? "
" Tidak apa apa. " Setelah mengucapkan hal itu Jongin menarik Sehun kepelukannya. Tubuh mereka berdua jatuh di atas tempat tidur.
" Tunggu, hyung. Apa yang kau lakukan? " Sehun memberontak dipangkuan Jongin.
Jongin mengeratkan pelukannya membuat Sehun tidak bisa memberontak lagi. Jongin meletakkan dagunya dibahu Sehun sebelum berkata. " Emm.. My little Bunny sudah besar sekarang. " Jongin menggoyangkan tubuh Sehun yang berada dipelukannya kekanan dan kekiri sambil menghirup aroma tubuh Sehun yang menenangkan.
" Eh? " Sehun memalingkan wajahnya ke samping dan menatap Jongin sambil mengerucutkan bibirnya cemberut. " Tentu saja, aku sudah besar sekarang, memangnya Hunnie kecil terus. Aishh Jongin hyung aneh. "
" Kalau begitu apa yang disini juga bertambah besar? " Tanya Jongin sambil memasukkan tangannya ke dalam celana pendek Sehun dan menggenggam penis Sehun.
" Hyung... Jongin hyung.. Ahhh... Tunggu, jangan hyung... Ahhh... "
Jongin menaikturunkan genggaman tangannya di penis Sehun yang mulai menegang. Deru napasnya mengenai telinga Sehun.
" Jangan... Jongin hyung... " ucap Sehun dengan susah payah.
Jongin menggigit cuping telinga Sehun sebelum berkata. " Hunnie tidak boleh menolak hyung. Hyung seorang dokter jadi hyung tahu apa yang terbaik dan yang tidak baik buat Hunnie. " ia terus menaikturunkan tangannya dipenis Sehun dan terus memberikan kecupan dikulit leher Sehun.
" Hyung... Aahh... Jangan... "
" Jangan? Kau yakin Hunnie. Mulutmu bilang jangan tapi lihat penis mungilmu sudah mengeluarkan precum. Reaksi tubuhmu berbeda dengan ucapanmu, little bunny. " Jongin menjilat air mata yang membasahi pipi Sehun
Wajah Sehun merona merah mendengar ucapan Jongin. " Hyung... " Tangannya meremas kaos Jongin dengan kuat.
" Aku hanya menyentuhmu sedikit tapi penis dan nipple mu sudah menegang, Hun. " Jongin menjilat dada Sehun, menghisap nipple pink Sehun. Tangannya terus naik turun memberikan kenikmatan pada penis Sehun.
Jongin mulai melepas kaos yang dikenakan Sehun. Satu jarinya memainkan lubang kencing penis Sehun. Jarinya menusuk nusuk lubang itu. " Kau yakin ingin hyung berhenti melakukan ini, hmm? "
" Nyaahhh... Aahhh... Hyung... Ahhh... " Pertanyaan Jongin hanya dijawab desahan klimaks Sehun.
Sehun merebahkan tubuhnya didada Jongin. Tubuhnya terasa lemah, sudah lama ia tidak merasakan hal seperti ini, dan sekarang setelah Jongin kembali untuk pertama kalinya setelah cukup lama tidak datang karena study kedokterannya, ia kembali merasakan kenikmatan ini.
" Sehun. " Ucap Jongin sebelum melumat bibir Sehun yang terbuka. Lidahnya ia masukkan dan menyentuh lidah Sehun.
" Hmm.. " Lenguh Sehun. Tangannya mencengkeram piyama yang dikenakan Jongin.
Jongin memasukkan satu tangannya kedalam saku celana piyamanya dan mengambil botol berisi lube. Ia buka tutup botol lube, lalu mengoleskan cairan lube ketangannya. Ia memasukkan dua jarinya yang sudah berlumuran lube ke dalam hole Sehun, membuat Sehun melepaskan ciuman mereka karena terkejut.
" Hyu... Hyungg... Nngghh... Apa itu hyung? Lepaskan rasanya anehh... Nngghh... " Rengek Sehun.
" Tenang, Hun. Sebentar lagi semua akan terasa nikmat. " Ucap Jongin, ia menambahkan jarinya didalam hole Sehun. Mempenetrasi agar hole Sehun terbiasa.
Jongin mengangkat tubuh Sehun yang berada dipangkuannya. Ia merebahkan tubuh Sehun dengan posisi tengkurap, lalu menaikkan kedua kaki Sehun bertumpu pada kedua lutut, membuat Sehun memperlihatkan pantat sintalnya didepan Jongin.
Sehun hanya memandang pasrah dari balik bantal saat Jongin mulai melepas celana piyamanya dan memperlihatkan penis besarnya yang sudah menegang sempurna. Jongin mengulurkan tangannya dan memasukkan tiga jarinya kedalam mulut Sehun.
" Basahi jemari hyung, Hun. " Pinta Jongin.
Sehun mulai menjilat jari Jongin satu persatu, lalu mengulumnya. Tiba tiba Jongin melepas jarinya dari mulut Sehun dan dengan cepat memasukkan dua jarinya ke hole Sehun membuat tubuh Sehun terlonjak kaget.
" Nyaahh... Hyu... Hyungghh... Sakitth... " Rengek Sehun.
Jongin memperlambat gerakan dua jarinya, agar tidak menyakiti Adik kecilnya itu. Keluar masuk lebih dalam mencoba mencari benda kenyal yang akan membuat Sehun merasa kenikmatan. Setelah beberapa saat Jongin menyeringai, ia bisa tahu kalau ia sudah menemukan prostat Sehun dari reaksi Sehun.
" Hyunghh... Eeunghh... " Tanpa sadar Sehun menggerakkan pinggulnya seirama dengan gerakan jari Jongin di holenya.
" Kau menikmatinya, eehmm? " Goda Jongin, ia menggaruk prostat Sehun membuat Sehun mengerang. " Apa kau siap disuntik dokter tampan? "
Sehun hanya mengangguk pasrah.
Jongin melepas jarinya dari hole Sehun, Sehun sempat mengeluh karena merasa kehilangan tapi kembali mendesah merasakan penis Jongin mulai mempenetrasi holenya. Jongin dengan perlahan memasukkan penisnya, ia mencengkeram pinggul Sehun.
" Aaahhhh... " Desah Sehun dan Jongin secara bersamaan saat penis Jongin sudah masuk sepenuhnya di hole ketat Sehun.
" Nyyaahh... Eemmhh... Hyungghh... " Desah Sehun. Ia mulai menggerakkan pinggulnya, tidak sabar merasakan penis Jongin memenuhi holenya. Ia tidak tahu ternyata rasanya senikmat ini, dulu tidak seenak ini tapi entah kenapa sekarang rasanya berbeda. Memang ada sedikit rasa sakit saat penis Jongin baru masuk tapi setelah beberapa saat terasa aneh tapi nikmat.
" Hun, hyung mau bergerak.. " Jongin menggerakkan pinggulnya secara perlahan.
" Aaahhhh... Hyunghh.. " Desah Sehun, sambil mengeratkan pegangan diujung bantal. " Jongin hyunghh.. Kenapa rasanya... Aahhhh... Berbeda dengan dulu... "
Jongin membalik tubuh Sehun menjadi terlentang tanpa melepas tautan tubuh mereka. Membuka lebar kedua kaki Sehun, agar memudahkannya memasuki tubuh Sehun lebih dalam.
Jongin menurunkan tubuhnya dan mengecup sekitar nipple Sehun. Satu tangannya mengocok penis Sehun sesuai dengan gerakan hunjaman penisnya pada hole Sehun. Sehun meremas kencang rambut Jongin, semakin menekan kepala Jongin didadanya.
Jongin memposisikan kedua tangannya di kedua kaki Sehun, dan mulai bangkit berdiri secara perlahan. Setelah memastikan tautan tubuh mereka tidak terlepas, Jongin mulai bergerak berjalan, membawa tubuh Sehun bersandar ke dinding kamar.
" Aaahhh... Nyahh... Hyungghh... " Desah Sehun. Tubuhnya terlonjak naik turun saat ia berada digendongan Jongin. Menambah nikmat hunjaman penis Jongin di holenya.
Sehun mendongakkan kepalanya memperlihatkan leher jenjangnya pada Jongin. Jongin mengecup, menghisap meninggalkan tanda pada leher mulus Sehun. Jongin berubah pikiran, ia merebahkan tubuh Sehun di meja belajar, dan kembali menghunjam hole Sehun dengan cepat.
Pandangan Sehun terasa kabur, karena merasakan kenikmatan yang tidak biasa dirasakannya. Cengkeraman tangannya di helaian rambut Jongin semakin kencang saat ia mulai merasakan klimaks akan datang.
" Jongin hyunggghhh... Eeunnghh... Hunnie mau pipisshh... Aaahhh... "
Mendengar ucapan Sehun, Jongin semakin cepat menghunjamkan penisnya dan mulai merasakan penisnya dijepit erat dinding hole Sehun. Membuat Jongin melenguh nikmat.
" Keluarkan saja, Hun sayang. " Ucap Jongin sambil terus menghunjam.
" Aahhh... Hyungghh... Aaaaahhhhhh... " Desah Sehun saat klimaks menghantamnya. Ia memejamkan mata erat merasakan pelepasan kenikmatan yang luar biasa sambil bernapas dengan terengah.
" Hun... Aaaahhhhh... " Selang beberapa detik, Jongin menyemburkan spermanya memenuhi hole ketat Sehun.
.
.
.
Sehun menangis sambil menyurukkan kepalanya di dada Jongin. Ia semakin mengeratkan pelukannya saat Jongin ingin menengadahkan wajahnya.
Jongin mengelus surai lembut Sehun. " Hei, Hunnie, jangan menangis lagi. Hunnie jadi tidak cantik lagi kalau menangis terus. " Bujuknya.
Sehun mengangkat wajahnya dan memperlihatkan wajah memerah penuh air mata pada Jongin. Membuat Jongin gemas ingin memakan adik kecilnya ini.
" Hyung... Hikss... Jahat... " Rengek Sehun. " Pantat Hunnie sakitttt... Hikss... "
Jongin menghela napas lega, ia mengira Sehun akan marah padanya karena menyerang secara tiba tiba tapi ternyata adik kecil kesayangannya ini hanya mengeluhkan pantatnya, membuat Jongin tersenyum dan mengacak surai lembut Sehun.
" Iya, hyung minta maaf karena sudah membuat pantat Hunnie sakit. Hunnie mau kan memaafkan, hyung? " Bujuk Jongin.
Sehun mempoutkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya, tanda tidak mau memaafkan Jongin. " Ke... Kenapa hyung melakukan itu pada Hunnie? Hunnie bingung dengan sikap hyung. Nanti hyung jahat pada Hunnie tapi sesaat kemudian hyung baik pada Hunnie? Kenapa hyung selalu mengganggu Hunnie? Hunnie bingung. " Ucapnya polos.
Jongin menengadahkan kepala Sehun dan mengecup sayang dahi Sehun, sebelum berkata. " Hyung tidak menggoda Hunnie. Hyung tidak mungkin melakukan itu karena hyung jahat. Yang kita lakukan tadi itu namanya bercinta, Hunnie sayang. Hyung melakukan itu karena hyung sangat mencintai Hunnie. Sudah lama hyung menantikan saat ini. "
Sehun memandang Jongin dengan mata melebar. " Hyung... Hyung mencintai Hunnie? Benarkah? "
" Hmm.. " Jongin menganggukkan kepalanya.
Sehun tersenyum, mengecup pipi Jongin, lalu memeluk erat tubuh Jongin. " Eemm, Hunnie juga mencintai hyung. Dari dulu Hunnie sudah menyukai hyung tapi Hunnie takut bilang pada hyung. "
" Kenapa jadi takut? "
" Hunnie takut kalau kalau Jongin hyung tidak menyukai Hunnie. Karena Jongin hyung selalu saja mengganggu Hunnie. " Sehun kembali mempoutkan bibirnya.
Jongin kembali mengecup dahi Sehun dengan lembut. " Kalau Hunnie jadi anak baik mau menuruti apa perkataan hyung. Hyung janji tidak akan meninggalkan Hunnie lagi untuk selamanya dan hyung tidak akan mengganggu Hunnie lagi. "
" Benarkah? " Tanya Sehun berbinar.
" Hmm.. " Jongin menjawab sambil memberikan senyuman manis.
Sehun lalu memalingkan wajahnya. " Aiisshh... Hunnie tidak percaya. Jongin hyung pasti hanya mengerjai Hunnie lagi. " Ucapnya sedih. " Jongin hyung dulu juga pernah berjanji akan selalu bersama dengan Hunnie, tapi nyatanya hyung malah pergi meninggalkan Hunnie. Hyung tidak tahu kalau Hunnie tiap malam selalu menangis menunggu hyung datang tapi hyung tidak datang datang juga... Hikss... "
Jongin mengangkat wajah Sehun, dan menciumi seluruh wajah Sehun. Ia tahu kalau adik kecilnya ini selalu menangis tiap malam, karena Suho, Ibu Sehun, selalu bercerita padanya. Ia sangat ingin pulang dan menemui Sehun dan menenangkan adik kesayangannya itu tapi karena kesibukan kuliahnya ia tidak bisa pergi. Dan ia bertekad menjadi dokter yang hebat agar ia bisa menjaga Sehun.
Sehun memejamkan matanya merasakan ciuman Jongin di wajahnya. Well, sebenarnya ia senang saat tahu Jongin akan pulang dan menetap kembali disini. Walau dia juga merasa takut karena Jongin pasti akan selalu menggodanya.
" Aku benci pembohong. Walaupun itu Jongin hyung, Hunnie tetap membenci pembohong. " Rengek Sehun.
Jongin menghapus air mata dikedua pipi Sehun, lalu mengecup bibir Sehun lembut. " Percayalah dengan hyung. Kali ini hyung tidak akan meninggalkan Hunnie lagi. Kalau bisa hyung akan menikahi Hunnie sekarang juga biar Hunnie percaya kalau hyung tidak akan pergi lagi. "
PLakkk
Sehun memukul bahu Jongin. " Jangan bercanda, hyung. "
" Hyung tidak bercanda. Ayo sekarang juga kita temui orang tua Hunnie biar hyung bisa melamar Hunnie. " Jongin bangkit berdiri dan mulai mencari piyamanya.
Sehun berlari dan mencengkeram lengan Jongin. " Hyung... Jangan bercanda lagi. Mana mungkin hyung mau menemui Ayah dan Mama sekarang lalu membicarakan akan menikahi Hunnie. "
" Hyung... Serius! " Jongin berbalik lalu menyeringai.
" Hyyyuuunnngggggg! " Rengek Sehun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
END
Ini FF hanya sebagai pelepas lelah aza kkekeke yg ada tambah lelah yee habis baca FF ini. Kalau berkenan tolong isi kolom review yaaa.. Gak lama kok review itu, gak memerlukan waktu seharian.
