"Ah, kemarilah, Joonmyun!"
Suara bass dari pria gempal berwajah ramah memanggilnya yang baru saja kembali dari belakang sehabis mengembalikan troli.
Segeralah ia, setelah mengambil dan memboyong buku menu-nampan bulat berwarna platina-dan buku notes untuk mencatat pesanan pelanggan restoran tempatnya bekerja, tergopoh-gopoh dengan tenangnya menuju sumber suara. Menyelinap diantara lalu lalang para pelayan lainnya dan menyalip mencari jalan alternatif agar sampai lebih cepat menuju tempat yang ia tuju diantara meja-meja yang sebagian telah terisi.
"Ada apa, tuan manajer..?" tanyanya. Sesekali ia melirik ke sosok yang agak tertutup oleh tubuh subur atasan di tempatnya kerja.
"Begini, tolong layani pelanggan kita yang satu ini. Dia adalah pelanggan istimewa, Joonmyun, ingat! Dia adalah pelanggan istimewa kita yang penting." jawab manajer.
Mendengar itu, Joonmyun agak tergelitik. Sepenting apakah sosok tersebut -yang sedang sibuk memandangi pemandangan malam kota di luar, seolah berpura-pura tidak mendengar percakapan mereka-, sampai-sampai manajernya berkata dengan nada penuh tekanan sedemikiannya..? "Dan karena itu, sebagai pelayan yang cukup aku percayai profesionalitasnya dan karakternya, aku memintamu secara pribadi untuk melayani secara khusus pelanggan penting kita ini di ke beberapa puluh menit ke depan. Kau mengerti, Joonmyun..?"
Walau agak ragu, akhirnya Joonmyun menggangguk. Respon yang membuat sang manajer mendengus puas, kemudian ia berlalu setelah menepuk pundaknya juga berpamitan pada pelanggan tersebut yang hanya dibalas anggukan singkat.
Lalu, ia berdeham dan menelan kecanggungan yang tersangkut di kerongkongan, dan dimulailah pekerjaan Joonmyun sebagai salah satu pelayan restoran mewah berbintang. Meskipun tampak cuek, tapi entah kenapa Joonmyun percaya jika sebenarnya pelanggan yang ternyata seorang pria tersebut mendengar celotehannya, celotehan dengan etika-sopan santun-basa basi ala pelayan restoran umumnya.
Hingga pada akhirnya, Joonmyun pun mengakhiri celotehannya dengan: "Jadi, adakah menu yang ada inginkan, tuan..?"
Ketika itu, setelah Joonmyun meletakkan buku menunya tepat di hadapan dada sang pelanggan dan ketika pelanggan itu mengalihkan pandangan ke arahnya, Joonmyun terdiam dengan bibir terkunci rapat.
Matanya agak membola dan tubuhnya agak berjengit. Sungguh, sebisa mungkin saat itu ia menormalkan kembali ekspresinya.
Pria dengan usia menginjak 28 tahun sebulan yang lalu cukup terkesiap tatkala melihat rupa pelanggan yang akan ia layani secara khusus tersebut, terutama pada caranya memandang dan tersenyum.
.
.
.
Sausage with Melted Mozarella Cheese
.
Screenplays!Sulay
.
M-
.
I don't own anything, except storyline
.
Akai Momo
.
Yaoi/ BL/ Be eL/ Boys Love/ Alternative universe with much baby typo
.
No Like, Don't Read!
.
Summary!: Hanya kisah singkat tentang pria manis dengan gaya pakaian ala pria feminim Perancis yang datang ke sebuah restoran berbintang, yang meminta bertemu dengan sang manajer restoran, yang meminta untuk dilayani oleh satu pelayan secara khusus ke beberapa puluh menit ke depan, dan yang memesan menu yang tak tercantum di sana.
Tapi, sebagai pelayan yang baik, bukankah Kim Joonmyun akan menuruti permintaan sang pelanggan-istimewa-yang-penting-menurut-tuan-manajer meskipun itu hal aneh..?
... Termasuk menyuruhnya duduk dan tetap patuh pada perintahnya untuk dia biarkan jari jemari kaki pelanggan berwajah manis bak malaikat itu menggerayangi selangkangannya.
Waiter!Joonmyun with Customer!Yixing
.
.
.
1) Kembali lagi dengan ff main-chara Sulay. ^^
2) Terinspirasi dari percakapan absurd antara aku dan temen fb-ku. Terima kasih karena komenanmu yang itu bikin aku jadi ngebuat ff kurang ajar begini, nak.
3) Rnr biar aku cepat update. :D
.
.
.
"He ate my heart, he ate my heart
Instead, he is a monster in my bed." (Monster-Lady Gaga)
.
.
.
Chapter 01 of 03
.
.
.
Tak lama, Joonmyun tahu ada yang aneh dengan pelanggan berwajah oriental yang cukup manis di hadapannya.
Ada beberapa hal ganjil tentang kedatangan dan tingkah lakunya hingga saat ini, yang mejadi alasan mengapa pria yang telah bekerja sejak tiga tahun lalu berasumsi demikian dalam pikiran dan benak. Bukannya berprasangka buruk pada orang asing, hanya saja jika mereka -orang-orang yang berada di dalam ruang restoran ini- sedikit lebih peka terhadap sekelilingnya, maka bukan tidak mungkin mereka satu pikiran tentang keberadaan pria manis tersebut.
Pria manis dengan lesung pipit lucu di wajahnya.
Pria manis (yang Joonmyun taksir beberapa tahun lebih muda darinya) dengan gaya pakaian ala pria feminim Perancis; lengkap dengan: kacamata bingkai kotak lucu tanpa lensa berwarna biru langit bertengger di hidungnya, scarf hijau tua yang melilit cantik di leher jenjangnya, kaus putih polos bermodelkan v-neck dipadukan rompi coklat karamel, bercelanakan denim hitam setengah paha yang melekat di kaki semampainya, dan diakhiri dengan sepatu pantofel gaya berwarna coklat tua.
Satu kata pujian dari Kim Joonmyun untuk pria manis sepertinya: menakjubkan.
"... -yan..?"
... Mungkin inilah salah satu dari sekian jawaban mengapa manajernya mengatakan pria manis tersebut adalah tamu istimewa penting mereka, begitu batin Joonmyun.
"... Ei. Halo..?"
Dan ia tidak mengelak akan hal itu.
"Hei, pelayan..?! Apa yang kau lamunkan sampai-sampai mengabaikan panggilanku..?!" pekik tertahan dari pria di hadapan Joonmyun membuatnya keluar dari lamunannya.
Berkedip, lalu berkedip lagi. Menatap tak berdosa ke arah wajah manis yang menatap kesal-ngambek-curiga ke padanya. Pria itu berkacak pinggang.
"E-eh..? A-a-ada apa, tuan..?" Joonmyun tersenyum dan membungkuk minta maaf akan keteledorannya yang melamun di jam kerja.
"Hh.." desah pria itu. Kembali ke posisi semula, duduk santai dengan punggung menyandar kursi dan sebelah kaki yang disilangkan ke atas kaki lain. Tangan berjari lentik yang dihiasi beberapa gelang platina dan manik-manik lucu miliknya mengambil buku menu untuk keserahkan pada Joonmyun. "Ini, aku sudah memilih menu pesananku. Tolong kau catat, tuan pelayan."
"Baik, biarkan saya mencatat pesanan anda, tuan." Joonmyun mengalihkan pandangan pada lembar kertas notes setelah ia menerima kembali buku menunya, tidak menyadari seringai yang tercipta di wajah manis pelanggan istimewanya.
"Aku pesan satu porsi Medium Sausage with Melted Mozarella Cheese."
Joonmyun tahu ada yang aneh dengan pria manis di hadapannya.
Setelah sebelumnya pria itu meminta untuk dipanggilkan manajer tempatnya bekerja, kini ia memesan menu yang tak ada di dalam daftar buku menunya...
... Dengan nada suara sesensual dan tatapan semenggoda itu padanya.
To be Continued
.
.
