Ghost Hunting
Naruto © Masashi Kishimoto
Pairing : SasufemNaru
Rate : T-T+
Genre : Romance, Drama
Warning : Gender switch, OOC, Typo(s),newbie, abal-abal, gaje
Don't Like, Don't read
Cerita ini terinspirasi dari drama korea Let's Fight Ghost. Happy reading~
Kring~
"Hoaaam."
Mulutku terbuka dengan lebarnya saat menguap, sisa-sisa rasa kantukku berusaha kuhilangkan dengan mengucek kedua mataku. Kurasa setiap orang juga melakukan hal yang sama saat bangun tidur. Setelah mematikan alarmku, aku beranjak menuju kamar mandi. Setelah berhadapan dengan wastafel, aku membasuh wajahku. Kemudian mengambil sikat gigi dan mengoleskan pasta gigi di atasnya lalu menggosok gigiku.
Tiba-tiba bulu kudukku meremang dan mulai kurasakan hawa dingin di punggungku. Hah, aku mulai benci di saat seperti ini. Aku berusaha membuat raut wajah sedatar mungkin dan tetap menjalankan aktivitasku.
"Hei~"
Kuabaikan suara itu karena aku selalu malas untuk menanggapinya.
"Hei!"
'Akh, kaget aku.'
Aku memejamkan mataku sejenak, kemudian mengalihkan pandanganku ke arah lain. Walaupun sudah sering kualami, tetap saja aku masih terkejut. Oh God, kenapa aku harus seperti ini?
"Aku tahu kau bisa melihatku. Hei, kau melihatku,kan?"
Bukannya diam, dia malah melayang-layang di hadapanku. Aku menghela napas berat, kemudian kuberikan deathglare pada makhluk itu. Kulihat sosok itu malah tertawa, sontak saja langsung kulayangkan bogem mentahku dan membuatnya menabrak dinding.
"Beraninya kau mengganggu acara gosok gigiku."
"T-tunggu, sepertinya rahangku sedikit geser."
Aku menatap malas hantu yang berwujud wanita berumur 20 tahun-an.
"Jangan kembali lagi, atau aku mematahkan seluruh tulangmu."
Dia membungkuk berkali-kali kemudian menghilang.
Hei, bukannya aku tega memukul wanita, tapi memukul hantu tidak apa-apa,kan? Oh ya, namaku Uzumaki Naruto, 16 tahun dan bisa melihat hantu, bukan cuma melihat tapi juga bisa menyentuhnya. Maka dari itu, tadi aku bisa memukul hantu. Heh, seram, kan? Saat ini aku bersekolah di Konoha High School dan berada di tahun kedua. Aku tinggal sendiri di apartemen karena alasan tertentu.
Karena kemampuan itu, aku mulai menghasilkan uang dengan menjadi pembasmi hantu. Tentu saja aku hanya membasmi hantu yang tidak lebih kuat dariku. Walaupun melelahkan tapi demi uang apa boleh buat. Setiap orang bisa melakukan apapun demi uang,kan? 1 juta yen, 1 juta yen, 1 juta yen , hingga 1 milyar yen. Itulah tujuan hidupku.
.
.
Hari yang cerah untuk pergi ke sekolah. Kulangkahkan kakiku dengan riang. Kulihat jam tanganku, bus selanjutnya datang 2 menit lagi. Aku berlari menuju halte. Aku harus bergegas karena jika aku tertinggal bus ini, bus selanjutnya akan datang 20 menit lagi dan pastinya aku tak mau menunggu selama itu.
Tepat aku sampai di halte, busnya sudah dekat. Aku menghela napas lega. Ketika aku memasuki bus, hal yang pertama kali menjadi pusat perhatianku adalah sosok pemuda berambut merah dengan tatto kanji Ai di dahinya, Gaara senpai. Seorang laki-laki yang hanya diam namun entah mengapa bisa membuatku hanyut akan pesonanya.
Gaara senpai duduk di kursi belakang dekat jendela. Ketika kami berada di bus yang sama, aku selalu melihatnya duduk di sana dengan sebuah buku di tangannya. Setiap kali angin menghembus wajahnya, andai saja bisa kutambahkan efek slow motion agar bisa berlama-lama menatap wajah tampannya dengan rambut merah yang berkibar lembut.
Dengan sopan sedikit malu, aku menyapanya.
"Ohayou Gozaimasu, Gaara senpai."
Sejenak dia mengangkat wajahnya dan mengangguk pelan kemudian kembali ke bukunya. Mendapat respon seperti itu sudah membuatku senang. Aku mengambil tempat di kursi di depannya. Kemudian mulai menikmati pemandangan Kota Konoha.
Semuanya tak ingin luput dari pandanganku. Di dunia ini ada beragam makhluk, manusia, hewan, tumbuhan, dan hantu bahkan berada di sekitar kita. Mereka ikut berjalan dan ikut berbicara. Mengusik, mengganggu, dan parahnya bisa merasuki jiwa yang lemah dan gelap hatinya. Dan bayangkan betapa banyaknya kejahatan di dunia ini, mungkin saja mereka dibisiki oleh roh jahat.
- Hunting Ghost-
"..."
Kring~
"Ah, pelajaran kita kali ini cukup sampai di sini, sampai jumpa minggu depan."
"Ha'i, sensei."
Naruto merenggangkan tubuhnya setelah lelah duduk berjam-jam memperhatikan pelajaran yang melelahkan, Fisika. Setelahnya, dia mengambil bentonya dan membawa ke luar kelas. Seperti biasanya, dia akan pergi ke samping sekolah dan duduk di pohon kesukaannya sembari melihat pemuda merahnya.
"Hai, Naru-chan."
Merasa ada yang menepuk pundaknya dan memanggil namanya, Naruto menoleh. Dilihatnya gadis berambut pink dan satunya berambut biru gelap. Yang seingat Naruto, mereka adalah teman sekelasnya.
"Kenapa kau suka sekali menyendiri? Bukankah lebih baik bersama teman?" tanya Sakura.
"Ah, benar, Haruno-san," jawab Naruto seadanya.
"Sakura saja."
Sakura melihat pemuda berambut merah yang duduk tak jauh dengan tempat mereka duduk. Sakura tersenyum jahil.
"Ne, Naru-chan~"
Naruto menoleh.
"Kau menyukai Gaara-senpai,ya?"
Sontak Naruto tersedak dan rona merah menghiasi wajahnya tannya.
"T-tidak, Sakura-san."
"A-ano, s-sudah terlihat kok, N-naru," kata Hinata.
Sakura tertawa.
"Tidak usah malu, banyak yang terang-terangan mengatakan suka pada Gaara-senpai,kok."
Naruto mengusap wajahnya. Apa sebegitu jelasnya?
Pelajaran berikutnya adalah olahraga, pelajaran yang sangat disukai oleh Naruto. Mereka dibariskan oleh guru hijau bernama Maito Guy. Guru yang menurut Naruto aneh. Guru itu identik dengan pakaian serba hijau dan berambut model mangkuk terbalik, tak lupa dengan cengiran iklan pasta giginya.
"Semangat masa muda!"
Satu yang diherankan oleh Naruto, dia mengira Rock Lee adalah anak Guy-sensei karena mereka memiliki penampilan yang sama tapi ternyata bukan. Naruto heran dengan Guru-murid itu.
"Oke, anak-anak. Hari ini adalah tes lari 100 meter. Larilah secepat-cepatnya dengan semangat masa muda kalian!"
Giliran pertama adalah Tenten, Ino, dan Hinata. Tenten berlari dengan tanpa beban, tentu saja karena dia adalah atlet lari andalan Konoha High School, tentu bukan masalah besar untuknya.
Dan hingga giliran Naruto tiba. Naruto mendapat giliran keenam, bersama Sakura dan Karin. Sakura dan Karin terlihat mengeluarkan aura permusuhan. Mereka terkenal tak pernah akur satu sama lain dalam hal apapun yang Naruto tak tahu alasannya.
"Sudah siap?" tanya Guy sensei.
"Ha'i, sensei!"
Guy-sensei sudah siap dengan peluit dan stopwatch. Naruto, Sakura dan Karin terlihat serius terutama Sakura dan Karin.
"Bersedia, Siap, Ya!"
Setelah mendapat aba-aba dari Guy-sensei, Naruto langsung melesat. Walaupun Naruto lemah dalam pelajaran biasa, Naruto unggul dalam bidang olahraga. Saat mendapat pekerjaan membasmi hantu, Naruto terbiasa berlari cepat dan daya tahannya cukup baik walaupun dia sedikit kesulitan dalam hal mengatur pernapasan.
"Woah!"
"Sugoi, Naruto cepat sekali!"
"Aku melihatnya seperti kilat kuning."
"Dia seperti rubah."
Dengan catatan waktu 30 detik, Naruto mengalahkan rekor Tenten yaitu 31,25 detik. Naruto langsung menuju ke tempat di mana muridnya beristirahat yang disusul dengan Sakura dan Karin.
"Wah, Naruto, kau hebat sekali."
"Ah, tidak Sakura-san. Tadi hanya kebetulan saja."
"Tentu saja hanya kebetulan. Mana mungkin kau dapat melakukannya?" kata Karin dengan ketus.
Naruto hanya menahan emosinya. Dia sedikit kesal dengan ucapan Karin yang tak mengenakkan.
"Setidaknya kau takkan pernah bisa melakukannya, Bitch," balas Sakura.
"Hei, aku tak bicara denganmu, forehead."
Pertengkaran mereka menjadi pemandangan biasa bagi Naruto. Naruto menjadi lelah hanya dengan melihatnya.
"Kerja bagus, Naruto. Kau punya semangat masa muda yang indah!" kata Guy-sensei.
Naruto memandang Rock Lee yang juga memandangnya dengan mulut terbuka dan mungkin jika berada di anime, matanya seperti akan berbentuk bintang.
"Naruto, kau bakar semangat masa mudaku!" kata Rock Lee yang membuat lainnya, sweatdroop. Benar-benar replika Guy-sensei, pikir mereka.
Setelah giliran perempuan selesai, baru giliran yang laki-laki. Rock Lee benar-benar terbakar semangat masa mudanya. Dia meminta untuk ditempatkan pada giliran pertama. Saking semangatnya, dia tersandung kakinya sendiri saat berlari.
Matahari mulai meninggi saat pelajaran olahraga selesai. Setelah pelajaran olahraga selesai, mereka punya waktu 15 menit untuk beristirahat. Naruto tertidur di bawah pohon kesukaannya dengan keringat bercucuran.
Naruto terbangun saat sebuah benda menutupi wajahnya. Diambilnya benda itu yang ternyata adalah sapu tangan. Naruto mendongak untuk melihat siapa pemiliknya. Naruto terkejut Gaara berada di sampingnya.
"Setidaknya usaplah keringatmu terlebih dahulu. Angin di sini cukup kencang. Kau bisa masuk angin."
Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah Naruto dengar. Jantungnya berdegup kencang yang hampir sama dengan degupan saat selesai lari tadi. Naruto terbengong dengan mulut terbuka. Naruto tersadar saat Gaara menyentil dahinya.
"Jam istirahat tinggal 5 menit lagi, sebaiknya kau bergegas ganti seragam."
Setelah mengatakan itu, Gaara berlalu.
"Ah, tadi itu Gaara-senpai,kan? Aku mimpi? Au, Sakit. Itu bukan mimpi. Kyaa~"
Naruto guling-guling sendiri di bawah pohon itu.
- Hunting Ghost-
Matahari sudah hampir tenggelam dan hari mulai menggelap. Namun sialnya, Naruto kehilangan jejak hantu yang dikejarnya. Saat pulang sekolah, Naruto mendapat telepon dari petugas keamanan bernama Izumo. Izumo berkata jika akhir-akhir ini di blok C menyatakan keluhan mereka bahwa mereka diganggu oleh hantu yang berada di depan rumah kosong. Izumo kewalahan karena dia tak bisa melakukan apapun untuk menyingkirkan hantu itu. bahkan Izumo juga sempat diganggu sampai rumah karena mengusik hantu itu.
Karena hantu itu merasa terancam oleh keberadaan Naruto, dia malah kabur dan membuat blok C ribut karena hantu itu malah membuat kekacauan. Naruto sendiri kewalahan karena hantu itu berlari cepat sekali.
"Oi, berhenti kau!"
Naruto langsung menerjang hantu itu dan itu terlihat seperti seorang pria berumur tiga puluhan. Sepertinya dia hantu tipe mesum karena yang pernah Naruto dengar, Hantu itu lebih sering mengganggu perempuan.
"Lepaskan aku!"
Hantu itu memberontak. Naruto mulai kewalahan karena kekuatannya tidak sebanding dengan hantu itu. Hantu itu sudah melepaskan diri dari kuncian Naruto. Sebelum Hantu itu sempat kabur, Naruto berdiri dan langsung membanting hantu itu kemudian melayangkan pukulannya kuat-kuat. Hantu itu berubah menjadi abu.
"Hah."
Naruto terduduk lantaran kelelahan. Hari ini hantu-hantu sangat merepotkan.
.
.
Ting Tong
Naruto mengernyitkan dahinya heran. Siapa yang berkunjung malam-malam begini?
"Iya, sebentar."
Dia membuka pintu apartemennya dan melihat siapa yang datang.
"Hai, Naruto."
"Oh, kakek tua mesum."
Kakek tua mesum atau nama normalnya adalah Jiraiya adalah biksu dan juga orang sudah Naruto anggap sebagai kakek sendiri. Walaupun Naruto terlihat tak menyukainya, tapi sebenanrnya dia menyayanginya.
"Hei, kau tak rindu padaku?" tanya Jiraiya.
Tanpa menjawab, Naruto kembali masuk ke dalam. Naruto memasuki dapur untuk memasak kemudian menyajikannya ke meja makan.
"Petapa genit, kau mau makan tidak?"
Jiraiya menghampiri meja makan dan melihat makanan yang dibuat Naruto.
"Wah, sepertinya kemampuan memasakmu berkembang. Tapi apa ini, tidak ada daging?"tanya Jiraiya.
"Makan seadanya saja. Aku belum berbelanja."
"Itadakimasu," ucap mereka bersama-sama.
Jiraiya menghentikan acara makannya sejenak. "Naruto, ayahmu ingin kau kembali." Naruto meletakkan makanannya. "Tidak. Aku tak akan ke sana. Tolong jangan membahasnya lagi."
Jiraiya tak tahu harus membujuk Naruto bagaimana lagi. Gadis itu keras kepala seperti mendiang ibunya. "Aku selesai, kek." Naruto membawa alat makannya ke tempat cuci piring dan mencucinya. " Tolong nanti letakkan peralatan makan yang kotor di tempat cuci piring, besok akan kucuci."
Naruto memasuki kamarnya dan mnghempaskan dirinya ke ranjang. Naruto mengambil ponselnya yang berbunyi. Satu pesan baru diterima. Naruto membukanya.
[ Kau pembasmi hantu itu,kan?]
Naruto menggerakkan jarinya untuk mengetik. "Ha'i."
[Aku tak mungkin memintanya di siang hari. Jadi bisakah kau mengusir hantu di Yama High School? Di sana semakin menakutkan.]
Pesan bau masuk.
[ Berapa tarifnya? ]
[ 1 juta yen. ]
[ Jika kau bisa mengusirnya malam ini, aku akan menambah 1 juta.]
"Baiklah. Aku akan ke sana sekarang."
Naruto melihat jam dindingnya. Waktu menunjukkan sekarang pukul tujuh malam. Naruto memakai jaket oranye-hitamnya dan mengambil tasnya. Naruto menghampiri Jiraiya yang berbaring di sofa. "Kek, aku pergi belajar kelompok di rumah teman."
"Baiklah, hati-hati."
.
Naruto memperhatikan sekolah itu dari luar. Naruto membuka ponselnya.
"Kau di mana?"
[ Di depan gerbang.]
Naruto pergi ke gerbang sekolah itu. Dia melihat seorang gadis berambut pirang memainkan ponselnya. Narutopun menghampirinya.
"Kau pembasmi hantu itu?"
"Ha'i."
"Tapi kau.." gadis itu sedikit khawatir pada Naruto. Dia kira pembasmi hantu itu adalah seorang biksu atau seorang pria. Tapi ternyata seorang gadis yang dia yakin mereka sebaya.
"Aku tahu. Tidak apa-apa."
"Baiklah. Akan kuperiksa besok. Bayarannya akan kukirim besok, bagaimana?"
"Baiklah."
"Aku akan pulang sekarang. Aku takut berada di sini. Tolong berhati-hatilah." Gadis itu menggenggam kedua tangan Naruto. Lalu beranjak pergi.
Naruto melompati pagar dan mengendap-endap. Naruto akhirnya berhasil memasuki gedung sekolah itu. Naruto menyalakan senternya sebagai penerangan. Dia berjalan di sepanjang koridor dan tapi belum menemukan apapun.
Sampai di ruang guru, Naruto mendengar seperti suara kertas di buku yang dibuka oleh seseorang. Naruto mengintip dari jendela dan mendapati seseorang berdiri membelakanginya. Dia memakai seragam sekolah dan Naruto merasa dia bukan manusia.
"Itu manusia atau hantu? Ck, hantu dulunya juga manusia sih."
Naruto segera menghindar ketika sosok itu berbalik. Mata sosok itu menatap tajam ke arah pintu. Dengan was-was, Naruto kembali melihat ke dalam ruang lab. Sosok itu sudah tidak ada.
'Ke mana dia pergi?'
Naruto membalikkan badannya dan terkejut saat hantu itu sudah berada di dep\ annya. Naruto secara reflek melayangkan pukulannya yang dapat dihindari hantu itu dengan mudah.
"Siapa kau? Untuk apa seorang gadis malam-malam kemari?" tanya hantu itu.
"Memangnya siapa? Aku pembasmi hantu yang akan melenyapkanmu, bersiaplah."
"HYAAAAT"
To be continued
Saya sudah merombak sebagian ff ini. Di ff ini masih ada beberapa bagian yang hampir sama dengan adegan dalam drama Let's Fight Ghost, tapi saya buat sedikit berbeda untuk lanjutannya. Dan alurnya akan berbeda dengan drama LFG. Selamat membaca~
