Kyuhyun dan Sungmin saling memiliki, Tapi ff ini milik saya sepenuhnya!
.
.
BRUAK
Berpuluh-puluh dokumen berceceran di lantai setelah sang pemilik menghamburkannya begitu saja. Bahkan hanya ada beberapa dokumen yang sudah terbuka, sisanya masih terbungkus rapih di dalam map yang membungkusnya
Sang pemilik nampak memijat pelipisnya sambil menumpukan lengannya pada meja kerjanya. Wajahnya yang tampan tak sedikitpun berkurang, justru semakin tampan dengan aura dingin dan jas hitam yang dikenakannya
Tak beberapa lama terdengar derap langkah dari luar ruangannya—dan benar saja, tak sampai sepuluh detik pintu ruangannya langsung terbuka dan menampilkan sosok yeoja berambut ikal yang langsung menuju ke arahnya
"Sungmin-sshi, apa yang—Ya ampun!" pekiknya saat matanya melihat dokumen-dokumen penting yang berhamburan di lantai disamping meja atasannya tersebut
Sementara Sungmin hanya memutar bola matanya malas lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya sambil melonggarkan ikatan dasi pada kerah kemejanya "buang semua sampah itu" suruhnya tanpa mengalihkan tatapannya dari langit-langit ruangannya
Yeoja tersebut semakin melebarkan matanya tak percaya "a—apa, jika semuanya dibuang itu sama saja anda menolak tawaran kerja sama dengan perusahaan Ch—"
"IYA! Aku menolaknya dan tidak akan pernah menerima ajakan dari perusahaan dengan pimpinan menjijikkan seperti dia! Cepat buang dan tidak usah banyak bicara, akulah pemimpin disini dan akulah yang berhak mengatur segalanya!" bentak Sungmin kencang, ia bahkan berdiri dari kursinya dan menatap tajam sekertarisnya yang tengah tertunduk takut dihadapannya
"Baiklah, maafkan saya" lirihnya sebelum berjongkok dan membereskan seluruh dokumen lalu beranjak pergi ke luar ruangan. "Saya permisi" pamitnya sebelum benar-benar meninggalkan ruangan
Sungmin segera menghempaskan tubuhnya kembali duduk di aras kursi sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan "apa yang sebenarnya lelaki gila itu inginkan" lirihnya tak habis pikir—bagaimana bisa pemimpin sebuah perusahaan ternama mengajaknya bekerja sama berulang kali meskipun sudah berapa kalipun ditolak Sungmin mentah-mentah—bahkan Sungmin pernah sekali datang langsung ke perusahaan tersebut dan melemparkan dokumen tersebut tepat di wajah sang pemilik. Dimana sebenarnya harga diri pemilik perusahaan tersebut jerit Sungmin membatin
Cklek
Pintu kembali terbuka dan kembali menampilkan sosok seorang yeoja—namun kali ini yeoja yang berbeda dengan yang sebelumnya, yeoja ini bertubuh lebih pendek dan mengenakan baju yang kekurangan bahan menurut Sungmin
"Sungmin" panggil yeoja tersebut lebih terdengar seperti desahan di telinga Sungmin—membuatnya langsung membenarkan posisi duduknya dan bergidik ngeri
Sungmin hanya melirik yeoja tersebut dengan tajam tanpa mengeluarkan sepatah katapun, dilihatnya yeoja tersebut semakin mendekat ke arahnya lalu berdiri tepat di sampinya dan mulai menyentuh pundaknya
"Kau terlihat lelah" ujar yeoja tersebut sambil mengusap kedua pundak Sungmin
"Lepaskan tanganmu" suruh Sungmin penuh penekanan di setiap kata dan tetap memandang lurus ke depan
Bukannya melepaskan tangannya yeoja tersebut justru mendekatkan wajahnya pada telinga Sungmin dan sengaja menghembuskan nafasnya disana "sebenarnya ada masalah apa? kau terlihat semakin tampan jika marah seperti ini" bisiknya dan jemari nakal yeoja tersebut mulai turun menuju pinggang Sungmin lalu memeluknya dan dengan sengaja menempelkan seluruh tubuhnya
BRAK!
Hilang sudah kesabaran Sungmin, dengan kasar ia segera beranjak dari kursinya dan melepas paksa pelukan yeoja tersebut—membuat yeoja tersebut tersungkur jatuh ke lantai
"Aw" ringis yeoja tersebut sambil menatap memelas ke arah Sungmin
Namun tidak sedikitpun Sungmin merasa bersalah atau iba akan hal itu "Kau! Jangan pernah kemari lagi, cukup sudah kesabaranku diuji olehmu. Berhentilah menggangguku dan pergi dari hidupku" tunjuk Sungmin tepat di hadapan wajah yeoja tersebut
"Ta—tapi, aku ini tunanganmu" lirih yeoja tersebut mulai mengeluarkan air matanya
"Tunangan kau bilang! Dulu kita pernah hampir dijodohkan! Hanya hampir! Dan perjodohan itu sudah dibatalkan" Sungmin menarik kasar lengan yeoja tersebut "Kau tau, aku sudah membencimu dari awal kita bertemu, dan aku benar-benar bersyukur karena kita tidak jadi dijodohkan. Tapi kau malah terus mengejar-ngejarku dengan memanfaatkan tubuhmu itu. Asal kau tau saja! Sekalipun kau bertelanjang dihadapanku aku tidak akan pernah tertarik padamu!"bentak Sungmin lalu melepaskan cengkramannya dengan kasar dan kembali membuat yeoja tersebut meringis
"Ta—pi, tapi aku mencintaimu Sungmin" ujar yeoja tersebut sambil menundukkan kepalanya dalam, entah sudah berapa kali kalimat ini terlontar dari bibirnya
"Cih, mencintaiku kau bilang" Sungmin tersenyum meremehkan "Kau hanya mencintai uangku! Bukan aku tapi uangku! Aku sudah tau hal itu sejak awal, dan karena itu aku menolak mati-matian untuk dijodohkan denganmu!" deru nafas Sungmin terdengar tidak beraturan, matanya masih setia menatap tajam yeoja dihadapannya yang sudah diam seribu bahasa
"Aku—"
"Keluar" suruh Sungmin—tangannya menunjuk tepat ke arah pintu yang masih terbuka lebar
Yeoja tersebut akhirnya mendongakkan kepalanya dan memberanikan diri menatap Sungmin "Tapi, aku—"
"KELUAR! Sebelum aku melemparkanmu keluar dari jendela ini!" bentak Sungmin tidak main-main dengan ucapannya, dan yeoja tersebut langsung berlari meninggalkan ruangan Sungmin
"Jangan pernah mengganggu hidupku lagi!" pekik Sungmin sebelum menutup keras pintunya
Sungmin menyenderkan punggunggnya pada pintu, semakin lama tubuhnya semakin merosot dan terduduk di lantai. Ia menggerang frustasi sambil mengacak-acak rambut hitamnya "Ya Tuhan..." lirihnya tak habis pikir. Belum pernah ia sekasar itu pada wanita, tapi kali ini yeoja tersebut sudah keterlaluan, cukup sudah kesabaran Sungmin meladeni tingkahnya selama ini.
Belum lagi masalah ajakan kerja sama yang selalu datang dari perusahaan yang sama setiap kalinya, apa yang sebenarnya diinginkan pemilik perusahaan itu dari dirinya "aku bisa gila kalau seperti ini terus" desisnya sambil meremas rambutnya
Tok Tok Tok
"Sungmin-sshi? Anda baik-baik saja? Tuan Kim mencari anda" ujar sekertarisnya terdengar cemas dari luar—nampaknya keributan tadi terdengar hingga keluar ruangannya
"Ya, aku baik-baik saja. Suruh Yesung hyung masuk" jawab Sungmin lalu segera beranjak dan kembali ke kursinya
Tak lama pintu tersebut terbukan dan masuklah seorang lelaki tampan yang sedang tersenyum ke arahnya "kau terlihat kacau" ucapnya sambil menutup pintu ruangan
"Duduklah hyung" suruh Sungmin
Yesungpun lalu duduk berhadapan dengan Sungmin "apa yang terjadi tadi?" tanyanya lembut
Sungmin menatap sekilas ke arah Yesung "yeoja itu datang lagi hari ini" jawabnya singkat
"Ternyata tidak menyerah juga yeoja itu untuk mendapatkanmu" Yesung terkekeh geli—membuat Sungmin berkerut kesal
"Uangku, bukan aku hyung" ralat Sungmin
Yesung mengacak-acak rambut Sungmin yang memang sudah berantakan "itulah resikonya menjadi pewaris tunggal atas segala kekayaan keluarga Lee" guraunya
"Hingga banyak sekali orang-orang yang memakai topeng di sekelilingku" Sungmin menundukkan wajahnya "sekarang aku merasa semua orang itu sama, mereka hanya mendekatiku untuk mengincar uangku. Tidak ada yang benar-benar tulus padaku, terlebih lagi setelah ayah dan ibu meninggal empat tahun lalu" sekelebat kenangan pahit tentang mendiang kedua orang tuanya kembali berputar di ingatan Sungmin "andai saja aku juga mati bersama mereka waktu itu" lirih Sungmin tersenyum hambar
Yesung terdiam—sepertinya ucapannya barusan telah membuka kembali lembaran kelam masa lalu Sungmin. Dengan cepat ia beranjak dari kursinya dan merengkuh tubuh Sungmin "jangan bicara seperti itu lagi. Aku akan selalu ada untukmu sekalipun kau jatuh miskin dan hidup di jalanan, aku akan selalu bersamamu bahkan aku akan mambawamu tinggal bersamaku" ujar Yesung benar-benar dari lubuk hatinya
Sungmin membalas pelukan Yesung dan tersenyum lemah "terimakasih hyung, hanya kau yang bisa kupercaya sekarang"
"aku tau" Yesung tersenyum dan mengusap lembut pucuk kepala Sungmin—Yah, Yesung tau.. amat sangat tau segalanya tentang Sungmin karena mereka sudah bersama sejak kecil..
Mereka berdua dibesarkan di lingkungan terhormat dan selalu bersama, bahkan ketika orang tua Sungmin meninggal hanya Yesunglah yang benar-benar tulus berada di sisi Sungmin untuk menyemangatinya, sementara kerabat Sungmin yang lain sibuk membicarakan hak waris yang akan diterima Sungmin dan saling beradu agar Sungmin mau tinggal bersama mereka—apalagi jika bukan karena harta yang akan diterima Sungmin sebagai pewaris tunggal, dan karena hal itu juga akhirnya Sungmin memutuskan untuk tinggal sendiri dan meneruskan perusahaan ayahnya.
Sungmin sangat terpukul dengan kematian orang tuanya saat itu, ia bahkan terus mengurung dirinya di dalam kamar dan menyalahkan dirinya. Yesung bahkan sampai menangis melihat keadaan Sungmin saat itu, ia berusaha mati-matian membujuk dan menyemangati Sungmin agar tidak terpuruk terlalu lama dalam kesedihan
Akhirnya usaha Yesung berbuah manis, Sungmin akhirnya mampu berdiri dari keterpurukannya. Namun ada satu hal yang ia sadari, Sungmin berubah drastis semenjak hari itu. Sungmin yang dikenalnya ceria, ramah dan murah senyum pada setiap orang berubah menjadi sosok lain baginya—Sungmin yang sekarang adalah orang yang dingin, pemarah, lebih parahnya lagi sering berkata kasar dan seenaknya—hatinya telah berubah menjadi hitam dan kelam
Sebenarnya Yesung miris melihat hal itu, namun baginya asal Sungmin mau melanjutkan hidupnya itu sudah cukup. Sungmin yang sekarang begitu tertutup pada orang lain, hanya pada Yesunglah ia akan mencurahkan segala isi hatinya—walaupun tidak semuanya
"Hyung aku bosan" ucap Sungmin saat melepaskan pelukannya
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan? Urusan kantormu sudah selesai kan?" ajak Yesung
Sungmin menganggukkan kepalanya "bawa aku kemanapun"
.
.
"Min, kita sudah berputar-putar kota Seoul dari tadi, apa kau tidak mau pulang?" tanya Yesung melirik sekilas ke arah Sungmin. "Atau pulang ke apartemenku saja?" lanjutnya karena Sungmin tak juga membuka mulutnya dan mengalihkan tatapannya dari jendela sedari tadi. Jujur, rasa lelah mulai menggerogoti tubuhnya karena terus menyetir dari tadi
Entah kenapa tiba-tiba ekor mata Sungmin beralih menatap spion mobil, ia baru menyadari jika dari tadi mobilnya terus diikuti oleh sebuah mobil hitam di belakangnya
"Hyung turunkan aku" suruh Sungmin sambil melepaskan sabuk pengamannya
Yesung membulatkan matanya mendengar ucapan gila Sungmin "MWO! Kau bercanda?"
"Cepat turunkan aku, atau aku akan melompat keluar sekarang juga" ancam Sungmin
Yesung menggerang frustasi mendengar hal itu "Aisshh, baiklah tapi jangan coba-coba berani melompat dari mobil ini, kau bisa terluka nanti" dan akhirnya Yesung mulai meminggirkan mobilnya ke tepi jalan dan tepat saat itu juga Sungmin dapat melihat bahwa mobil hitam di belakangnyapun ikut menepi
Sungminpun langsung turun dari dalam mobil dan menghampiri sisi mobil bagian Yesung "terimakasih hyung, sekarang pulanglah" suruhnya
"Apa kau gila! Lalu bagaimana caranya kau pulang. Jalanan disini juga sepi Sungmin, sangat berbahaya untukmu. Cepat naik lagi, aku akan mengantarmu pulang" pekik Yesung mulai kesal, sebenarnya pemikiran aneh apalagi yang ada di dalam kepala Sungmin
"Hyung pulanglah dulu, aku baru ingat ada sedikit urusan disini. Mungkin aku akan mencari penginapan di sekitar sini saja nanti" jawab Sungmin keras kepala, kalau sudah memaksa seperti ini Yesungpun jadi bingung sendiri dibuatnya
Yesung menghela nafasnya dan menganggukkan kepalanya, kedua matanya bergerak meneliti ke setiap sudut jalanan yang sepi "baiklah, tapi kau harus jaga dirimu baik-baik dan jika terjadi sesuatu segera hubungi aku. Aku akan menjemputmu saat itu juga" pesan Yesung sambil mengacungkan jari telunjuknya
Sungmin memutar matanya malas "Iya-iya, cepat sana pulang"
Akhirnya dengan perasaan berat yang luar biasa Yesung kembali memacu mobilnya membelah jalanan yang mulai ditetesi air dari langit
Sungmin mendongakkan kepalnya "hujan" desisnya saat satu persatu butiran bening mulai menerpa wajahnya, lalu iapun segera mengalihkan tatapannya ke arah mobil hitam yang sedari tadi dicurigainya "aku harus bergerak cepat" ujarnya pelan sebelum memutar tubuhnya dan berjalan masuk ke dalam sebuah gang kecil di dekatnya
Dan tepat seperti dugaan Sungmin, dua orang pria bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam mulai membuka pintu mobil dan mengikuti langkahnya dari belakang
Sungmin terus berjalan ke depan tanpa mengindahkan dua orang yang mengikutinya, namun sedetik kemudian Sungmin segera berlari dan berbelok di sebuah tikungan—membuat kedua orang pria yang mengikutinya sedikit terkejut lalu ikut berlari mengejarnya
"Dimana dia?" tanya pria pertama setelah mereka berbelok di tikungan namun sama sekali terlihat sosok Sungmin di sana
"Cepat sekali larinya" ujar pria kedua tak kalah bingung mencari sosok Sungmin. "Bos akan menghajar kita habis-habisan jika kali ini kita tidak bisa mendapatkannya" lanjutnya lagi
"Bagaimanapun juga kita harus mendapatkannya, dan ingat kita harus membawanya dalam keadaan hidup. Nyawa kita taruhannya" kembali pria pertama berujar sambil mengedarkan pandangannya dengan perasaan cemas
"Kalau begitu lebih baik kalian mati saja"
Sontak kedua pria tersebut terkejut dan memutar tubuh mereka ke sumber suara tersebut. Ternyata orang yang sedari tadi mereka cari berada tepat di belakang mereka sambil melipat tangan di dada dan menyenderkan tubuhnya pada tembok
"Kau—"
"Bilang pada bos kalian, jangan pernah menyuruh tikus-tikus lemah seperti kalian untuk menangkapku, lebih baik suruh dia langsung yang menghadapiku" Sungmin melemparkan pandangan meremehkannya pada kedua pria tersebut—membuat mereka berdua kesal dan segera berlari ke arahnya dengan sebuah pisau tajam di tangan mereka masing-masing
Dengan penuh amarah pria pertama langsung mengayunkan pisau tepat ke arah perut Sungmin "Bocah Sialan!"
DUAKH
Pria tersebut langsung tersungkur di tanah karena Sungmin menendang keras perutnya. Melihat temannya itu pria kedua juga langsung bergerak mengayunkan pisau dan sekarang ke arah wajah tampan Sungmin
SRET
"AKKHH!" Jeritnya saat dengan satu tangan Sungmin memelintir tangannya dan meremas kuat hingga terdengar bunyi retakan tulang—pisau di tangannyapun langsung terjatuh ke tanah
Melihat ada celah, pria pertama yang masih tersungkurpun segera mengambil pisaunya kembali dan beranjak mengayunkan pisaunya pada bagian lengan kanan Sungmin
SRAT
Darah segar langsung mengalir dari lengan kanan Sungmin yang terkoyak oleh pisau tajam tersebut, Sungmin yang tersadar dan merasa nyeri pada bagian lengan kanannya itu sontak melepaskan cengkramannya pada pria kedua dan menghempaskannya dengan kasar—membuat pria tersebut kembali menjerit dan tak sanggup berdiri karena lengannya patah
BUAKH
Dengan sebelah tangannya Sungmin kembali memberikan pukulan pada bagian perut pria pertama dan saat tubuh pria itu membentur dinding Sungmin segera mencengkram lehernya dengan kuat
"Akkhh" lirih pria tersebut sambil berusaha melepaskan tangan Sungmin dari lehernya
Sungmin menatap tajam pria yang sedang menggerang di hadapannya itu dengan garang "DENGARKAN AKU! Bilang pada bosmu itu, apapun yang dia lakukan aku tidak akan mau bekerja sama dengan perusahaannya" bentak Sungmin tepat di depan wajah pria tersebut "dan bilang padanya, jangan pernah lagi mengirimkan orang untuk hal yang sia-sia. Jika tidak aku sendiri yang akan menghabisinya. Kau mengerti!" ancam Sungmin sambil mengeratkan cengkramannya
Pria tersebut langsung menganggukkan kepalanya cepat "A—ku.. mengerti" ujarnya terbata-bata dan tidak sampai sedetik Sungmin segera melepaskan cengkramannya pada leher pria tersebut. Pria tersebut langsung terbaring ke lantai sambil meringis memegangi lehernya dan mencari oksigen
"Aku tidak mau mengotori tanganku hanya untuk membunuh orang-orang bodoh seperti kalian" ujarnya sebelum melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu—meninggalkan dua orang yang sudah tergeletak tak berdaya dibantainya
.
Hujan mulai turun dengan deras membasahi kota tersebut. Jujur Sungminpun tidak tau ia berada dimana sekarang karena dari tadi ia terus berjalan tanpa arah dan tujuan sambil memegangi lengannya yang terus mengeluarkan darah, hingga lengan kemeja dan jasnya di bagian kanan berubah menjadi merah pekat
Sungmin bingung harus kemana dan bertanya pada siapa, jalanan ini begitu sepi karena hujan deras yang mengguyurnya. Dan sialnya Sungminpun baru ingat jika hari sudah malam dan tentu saja orang-orang sudah berada di rumahnya masing-masing, lebih hebatnya lagi pria manis ini tidak tau nama daerah ini karena dari tadi ia sibuk dengan pemikirannya sendiri saat di dalam mobil dan membiarkan Yesung menyetir kemanapun membawanya
"Sial!" umpatnya saat rasa sakit tersebut semakin menjalar ke seluruh tubuhnya, belum lagi udara yang begitu dingin akibat hujam serasa menusuk hingga ke tulangnya
Sungmin merasa matanya mulai berputar-putar dan pandangannya mulai gabur. Dan langkahnya terhenti tepat di depan sebuah rumah kecil yang kayu-kayunya terlihat mulai usang. Ia mendongakkan kepalanya dan menatap setiap lekuk rumah tersebut—entah apa yang ada di dalam pikirannya, yang jelas kakinya sama sekali tidak ingin beranjak dari tempat tersebut
"Siapa di sana?" tanya sebuah suara dari kejauhan sontak membuat Sungmin mengalihkan pandangannya
Sungmin dapat menangkap bayangan seorang pria dengan payung putih sedang berjalan mendekatinya, namun perlahan pandangannya semakin gabur dan tak lama Sungmin merasa seluruh persendian kakinya tak mampu lagi menopang berat tubuhnya—tubuhnya ambruk ke tanah, ia dapat melihat pria tersebut segera berlari dan berteriak panik ke arahnya sebelum pandangannya menjadi gelap dan kedua matanya tertutup rapat.
.
.
.
= TBC =
.
.
Next Chapter
.
"Jangan terlalu banyak bergerak, lukamu belum kering"
Sungmin menatap lelaki di hadapannya dengan tajam "jangan mengaturku" ucapnya datar, namun jelas-jelas terpancar aura kekesalan pada dirinya
"Jadi ini balasanmu setelah aku menolong dan mengobati lukamu"
"berapa yang kau inginkan?" tanyanya sontak membuat lelaki tersebut mengerutkan alisnya
"Maksudmu?"
"Ck, tidak usah pura-pura tidak mengerti. Aku tau kau mengharapkan uangkan kan? Jadi, katakan berapa yang kau inginkan" jawabnya
'Cih, semua orang di dunia ini sama saja. Rela melakukan apapun demi uang, bahkan menolongpun demi uang.. dasar rendahan' maki Sungmin dalam hatinya
"Mendengarmu berterimakasih saja sudah lebih dari cukup bagiku"
.
Sigh, Aku tau ini cerita ga jelas banget. Tapi aku sudah berusaha menuangkan semua ideku yang sering buntu. Thanks buat yang mau baca..
- Evilpumps -
