Fumeina

By. De Hikaru

Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto kalau milik gue Sasori gak pernah mati dan NaruHina dah pacaran dari dulu…

Rated : T maybe…

Pair : Naruhina

Genre : Romance

"ARRGGHH…!" teriakan itu menggema di seluruh ruangan pengap ini. Kicau burung di luar dan matahari yang mulai tinggi tak mempengaruhi sedikit pun keadaan sang penghuni dari semalam.

Ruangan pengap dengan warna jingga yang mendominasi sebuah ruangan yang bisa dikatakan cukup besar, dimana ranjang berukuran king size dengan bed cover bercorak jingga-hitam yang sudah tak berada ditempatnya karena sang empunya yang menarik dengan sadis dan membuang sembarangan. Ruang ini terlihat sangat kacau, barang-barang yang di lempar sembarangan, cermin besar yang menghadap ke ranjang yang biasanya memantulkan bayangan apapun di depannya kini tak bisa berfungsi dengan baik karena telah retak oleh hantaman tangan sang pemilik ruang atau kita sebut saja kamar besar ini. Keadaan kamar yang gelap membuat suasana kian mencekam hal ini emm… mungkin sang empunya sengaja membiarkannya.

"ARRGGH…!" teriakan itu terdengar lagi dan kian menggila. Teriakan dari seorang pemuda yang seakan mengatakan kesakitan yang luar biasa, bukan, bukan karena darah yang terus keluar dari tangan yang menghantam cermin tadi. Sakit ini berbeda sakit yang sangat menusuk.

Tubuhnya gemetar, keringat tak kunjung berhenti keluar dari pori-pori kulit tan yang ia miliki, mukanya pucat dengan bibir yang nyaris membiru, giginya yang tersusun rapi bergemelatuk menahan sakit, mata biru safirnya sayu dan terlihat kantung mata yang gelap menandakan bahwa pemuda ini tak tidur semalaman.

"ARRGGH…!" teriakan itu terdengar lagi dan lagi dan sangat menusuk.

I don't belong here

we gotta move on dear escape from this afterlife

Terdengar lantunan nada dari benda persegi tak sempurna yang juga berwarna jingga, sepertinya warna itu warna favoritnya. Tampak nomor tak dikenal muncul di layar hp flip miliknya, dengan ragu ia menekan tombol dengan lambang hijau yang ada di hpnya.

"Moshi moshi…" suara baringtonnya pun ia pendengarkan walau lemah yang samar menyiratkan kesakitan .

"Moshi moshi, ohayou, ini Naruto-kun…" jawab suara lembut diseberang sana.

"Oh, Hinata-chan ada apa?" yah suara sang gadis yang bernama Hinata yang sudah sangat ia kenal walau sudah lama tak bertemu. Hyuga Hinata sahabatnya ehm mungkin kekasih kecilnya dulu. Sebelum ia pindah ke Korea karena mengikuti sang orang tua walau kakaknya Neji tetap tinggal di Jepang saat ia berumur 10 tahun, dan kemarin adalah pertemuan pertama mereka setelah 5 tahun mereka tak bertemu dalam keadaan yang sudah sangat berbeda.

"Em… ano Na.. Naruto-kun, tadi Neji-niisan bilang kalau Naruto-kun diminta datang ke rumah Sasuke-kun jam 10 nanti, Neji-niisan gak bisa ngomong langsung soalnya pulsanya habis dan dia lagi mandi, jadi aku yang diminta sama Neji-niisan…", jelas sang gadis Hyuga ini dengan lembut walau terbata.

"Hn… a.. ada a… apa?" tanyanya tertahan karena rasa sakit yang belum kunjung hilang.

"Gomen Naruto-kun Neji-niisan gak bilang. Ehm… Apa Naruto-kun baik-baik aja?" Tanyanya khawatir, yah kawatir pada pria yang selama lima tahun ini sangat dirindukannya, laki-laki yang mengisi hatinya selama ini.

"Ah… hehe… Aku baik-baik saja kok…", tawanya mati-matian menahan sakit yang perlahan agak berkurang. Mungkin karena suara sang gadis yang membuat hatinya sedikit tenang atau mungkin sakit itu menyerah melawan tubuh pria ini atau sakit itu sudah puas mempermainkan tubuhnya."bilang saja, aku akan datang Hime-chan".

"Ehm, baiklah Naruto-kun akan ku sampaikan pada Niisan. Jaa ne Naruto-kun…", kata sang gadis lembut sambil mematikan sambungan hpnya dengan wajah memerah karena panggilan tadi.

"Jaa…", jawabnya lemas. Dengan cepat jemarinya mencari nama di kontak hpnya dan menekan tombol hijau itu lagi hingga sampai terdengar suara orang yang sangat dikenalnya.

"Hay, what's up bro?"

"Diam!" katanya dingin.

"Lagi sakau nih", kembali suara di sebrang sana terdengar. Yah benar dikatakan suara itu. Sang pemuda ini dari semalam menahan sakit yang diakibatkan benda laknat itu, ia SAKAW. Ia memang tergantung dengan benda laknat itu sejak 3 tahun yang lalu karena kejadian itu.

"Diam atau kau mati Pain!" suara itu semakin dingin membuat orang disebrang sana yang diketahui bernama Pain bergidik ngeri. Kata itu bukan hanya bualan jika sang pemud telah berkata demikian, tak aneh bila besok ditemukan mayat laki-laki penuh piercing dengan keadaan tragis.

Tak percaya, hal ini hampir terjadi dan dapat dipastikan selama 1 tahun dia akan dirawat intensif di ruangan putih berbau alcohol menyengat. Ini dikarenakan sang pria brengsek berani-beraninya menyentuh sang sepupu. Kejadian setahun silam yang hampir merenggut kesucian sepupunya Sakura gadis pink yang memang menawan, sekaligus pacar dari sahabatnya Sasuke cowok emo yang sangat dingin tapi tampan.

Flashback

"Kenapa Sakura-chan?" Tanya sang kekasih yang melihat wajah pujaan hatinya memucat, "kau sakit?"

"Gak ada apa-apa kok Sasuke-kun", katanya berbohong dan mencoba tersenyum walau sang kekasih mengetahui hal itu, tapi akhirnya sang kekasih pun tersenyum lembut dan mengajak sang gadis untuk duduk di sofa di dalam ruangan ini.

Ruangan yang memang khusus untuk mereka yang masuk dalam pentolan gank Dark' Devil secretes Qyu atau sebut saja D2SQ (red: double SQ). Ruang khusus di sekolah ini, sekolah milik Namikaze corp, kalian tau milik siapa dari inisial nama itu.

Duakk

Suara pintu didobrak pun terdengar sangat keras.

"Sakura!" Teriak sang leader pentolan geng ini.

"Kau ribut sekali Baka Dobe!" kata sasuke datar.

"Apa kau tau apa yang terjadi tadi pada Sakura!" kata sang leader dengan tampang sangar tanpa menghiraukan pernyataan pemengang jabatan kedua Leader itu.

Muka sakura bertambah pucat.

"Ada apa Sakura?" katanya lembut walau tatapannya begitu tajam.

"A ano Sas…"

"Sakura hampir di-rape sama Hidan sialan itu! Kau tau!" kata Naruto emosi.

"APAA!" teriak sang pria emo dan tak dapat menutupi emosinya, "kau tau dari mana hah baka Dobe?" Tanya nya terkejut.

"Kiba dan Lee yang memergokinya",jelasnya.

Tangis Sakura pecah, Sasuke pun refleks memeluk kekasihnya. Disaat itu Naruto merogoh kantong celananya dan membuka hp flip orange nya dan menekan nomor yang ia tuju dan kemudian berkata sesuatu yang membuat Sakura merinding.

"Kematian mu mendekat Hidan-san!" katanya datar dan dingin membuat Sakura dan orang disana mergidik ngeri, tetapi malah membuat Sasuke menyeringai.

Sakura tahu ini akan terjadi, sepupunya satu ini tidak akan membiarkan laki-laki brengsek itu hidup setelah mencoba menyentuhnya, apalagi kekasihnya dan karena itulah dia diam saat ditanya Sasuke.

Lalu sang leader itu pun kembali menelpon seseorang.

"Moshi moshi Nar", kata orang itu yang terdengar dari hp Naruto yang di loudspeaker, suara Kiba.

"Bawa dia ke markas pulang sekolah ini"

"Oke", dan sambungan itu pun terputus yang disambut seringai oleh sang pemilik hp.

"Biar gue yang turun tangan", kata sang cowok emo ini menyeringai. "Udah lama juga gak olahraga".

Skip time

Di markas yang besar itu atau dapat dibilang mansion besar milik keluarga Uchiha.

Duakk

"Arrgghh!" terdengar hantaman kuat yang hampir bersamaan dengan bunyi terikakan seorang laki-laki berambut silver yang kini terbentur dinding gudang dalam mansion besar ini.

Duakk

"Arrgghh!"

"Sakit hah…?"

Duakk

"Ini untuk tanganmu yang kotor yang mencoba menyentuh gadisku", yah hamtaman berkali-kali itu dari sang bungsu Uchiha yang sekarang tengah diselubungi emosi yang mengerikan.

Bukk

"Ini untuk matamu yang menjijikan karena merani menatap Sakura-chan ku" tinjuan yang sangat keras dari sang Leader.

"Hei baka Dobe, dia Sakura-chan ku!" kata Sasuke yang masih sempat-sempatnya protes dan hanya dijawab oleh seringai Naruto.

Duakk duakk duakk.

"Dan ini dariku untuk otak mesummu yang berani memikirkan otouto ku tersayang dan katakan selamat tinggal kepada Akatsuki" , tendangan bertubi-tubi dari sang aniki, Sasori yang membuat sosok pria yang menjadi bulan-bulanan ketiga sosok yang mengerikan itu mengerang kesakitan.

"Arrgghh!" teriak sang laki-laki_Hidan dengan darah segar yang keluar dari mulutnya.

"Sudalah Teme, Sasori-nii aku bosan. Hey kalian!" beberapa anak buahnya yang melihat adegan mengerikan itu dari tadi pun bergidik karena panggilan dari sang leader. "Habisi dia!" katanya dengan nada dingin, dan para anak buah itu pun menyeringai dan melakukan apa yang di perintahkan sang boss.

Duakk bukk duakk, "Arrgghh!" suara pukulan disertai erangan menggema di ruangan itu.

"Berhenti!" teriakan seorang gadis pink didepan pintu gudang mansion itu, nafasnya terengah-engah karena sepertinya gadis pink ini berlari dengan kecepatan penuh.

"Sakura, kenapa kau kemari?" Tanya sang kekasih sembari mendekati sang pacar.

"Sasori-nii, Naruto, Sasuke-kun! Berhenti!" teriak sang gadis tanpa menghiraukan pertanyaan kekasihnya."Berhenti Naruto!"

"Aiss, tidak seru, Berhenti!" suara lantang Naruto menggema di ruangan ini yang sebelumnya menggerutu yang mengakibatkan suara pukulan dan tendangan itu berhenti seketika yang menyisakan erangan dari Hidan.

"Sudah cukup, apa kalian mau membunuhnya?"

"Tapi itu pantas sayang", kata sang kekasih dingin.

"Sudah sudah berhenti, aku sudah puas!" kata sang gadis, karena percuma berbicara pada ketiga Devil yang sedang mengamuk ini.

Akhirnya ketiga devil dan seorang malaikat itu pun keluar dari gudang yang telah kosong, karena Hidan sang korban ketiga devil yang mengamuk telah dibawa ke Cherryblossom Hospital, rumah sakit milik keluarga Haruno.

Yah keadaan Hidan yang cukup parah. Dengan retaknya tulang punggung, gegar otak medium (emang ada? :P), lengan kanan yang patah, dan luka lebam di sekujur tubuhnya yang membuatnya harus menginap di rumah sakit ini selama 6 bulan penuh. Jika ditanya apakah ada jalur hukum yang dilewati, jawabannya pasti sudah bisa di tebak, dengan ketiga keluarga yang memegang kendali besar di Jepang, siapa yang tak kenal Haruno, Uchiha, bahkan Namikaze. Nama , serta kekayaan yang sangat tersohor, sudahlah jangan dilanjutkan.

End of flashback

"Mana barangnya atau kembalikan uang ku?" tanyanya dingin.

"Oh itu, sebentar lagi pasti sampai. Itu baru datang tadi pagi dan langsung diantarkan kekediamanmu", jawabnya to the point yang langsung disambut putusan sambungan telfon di sebrang sana.

"Cihh"

Tokk tokk.

Terdengar suara ketukan ringan dibalik pintu di sudut ruang itu, tepatnya kamar sesosok pria ini.

"Siapa?" tanyanya datar.

"Saya Izumo tuan muda, ada kiriman untuk anda.

Cklek

Pintu kamar itu pun terbuka.

"Mana?" Tanya sang pemilik kamar.

"Ini tuan muda" , kata Izumo satpam keluarga ini.

"Arigatou, dan kembalila bekerja", katanya datar kemudian menutup pintu kamarnya dengan tergesa-gesa.

Yah, barang inilah yang membuat laki-laki ini kesakitan. Barang haram yang membuat hari-harinya suram. Segera ia merobek kertas pembungkus paket itu kemudian menuangkan beberapa bubuk ke kertas yang memang telah laki-laki ini siapkan lalu menghirupnya perlahan. Tubuhnya serasa melayang atau nge-fly entahlah apa istilahnya. Semua rasa sakit itu seketika hilang dan membuatnya seperti melambung, yah, semua ini karena benda laknat ini, putauw. Setelah selesai dengan kegiatannya dia segera membereskan barang laknat itu, dan bergegas mandi karena pertemuan yang entah untuk apa.

Tbc

Keep or delete…