MARRY ME, NOONA!
By keiaries
T+
Romance, Drama
Jung Jaehyun x (GS) Kim Doyoung
Typo(s), OOC
NCT milik SM, cerita milik saya :)
.
.
.
.
.
.
.
FLASHBACK
"Noona…"
Pemuda berwajah kelewat tampan itu berlutut didepan seorang gadis manis yang kini hanya melongo melihat kekasihnya. Pemuda itu menyodorkan sebuah kotak beludru merah yang terbuka, menampakkan sebuah cincin emas putih dengan berlian mungil menghiasinya.
"Jae-Jaehyun-ah apa yang—"
"Will you marry me?" Pemuda itu—Jung Jaehyun menatap lurus mata kekasih hatinya, memberikan tatapan mematikan yang bisa membuat gadis manapun berteriak seketika.
Mata Doyoung—gadis itu—makin membulat. Mulutnya terbuka tanpa mengucapkan sepatah atau pun dua patah kata. Ia terlalu terkejut dengan kekasihnya yang tiba-tiba melamarnya di cafeteria kampus—secara tak langsung membuat mereka menjadi tontonan gratis di tempat itu—yah.. walau cafeteria masih cukup sepi siang ini karena ini adalah jam sibuknya para mahasiswa. Tapi tetap saja kan…
Doyoung langsung menarik Jaehyun darisana, membawanya jauh dari cafeteria kampus yang sebenarnya bukan tempat yang cocok untuk membiracakan hal yang kelewat pribadi ini.
"Jaehyun-ah, apa maksudmu?" Doyoung dengan wajah memerahnya, bertanya cepat pada Jaehyun ketika mereka telah sampai ditaman belakang gedung Fakultas Ilmu Budaya—gedung dimana Doyoung belajar.
Jaehyun tersenyum semanis mungkin, lalu kembali membuka kotak yang ia bawa,
"Aku melamarmu.. masa kau tidak sadar sih?"
Doyoung menghela nafas berat, "Jae.." Doyoung menggenggam tangan Jaehyun, lalu menutup kotak beludru itu, "Aku senang—ani sangat senang bahkan—kau melamarku, dan kau tahu aku pasti tak akan menolak lamaranmu.." Doyoung menjeda kalimatnya. Ia mendongak untuk menatap kekasih tampannya yang berada setahun dibawahnya.
"Tapi aku tak bisa menerimamu saat ini juga.."
Kini giliran Jaehyun yang terdiam, "Kenapa?"
"Jae.." Doyoung menghela nafasnya lagi, ia tak habis pikir dengan arah pikiran Jaehyun, "Aku belum lulus kuliah.."
FLASHBACK END
"Doyoung.."
"Hm?"
"Pangeranmu datang tuh.."
Doyoung langsung menghentikan kegiatannya mencatat materi dari buku yang barusan ia dapat. Baru saja ia akan meminta bantuan Ten—sahabatnya, tapi pemuda yang barusan disebut Pangeran itu sudah berada di hadapan Doyoung.
"Sedang apa?" tanya pemuda itu sambil dengan santainya mendudukkan pantatnya di bangku yang berada dihadapan Doyoung.
"Hanya mencatat beberapa materi untuk presentasi minggu depan.." jawab Doyoung sambil tetap melanjutkan kegiatannya.
Jaehyun hanya menatap gadis yang tengah serius dihadapannya. Ia merogoh sesuatu dikantongnya, lalu meletakkan benda itu diatas buku yang digunakan Doyoung untuk mencari materi.
Tangan Doyoung kembali terhenti begitu melihat sebuah kotak beludru merah—yang sudah tak asing baginya—berada diatas buku materinya, lalu matanya perlahan teralihkan pada Jaehyun yang kini tengah memasang senyum manis.
Doyoung memijat pelipisnya yang tiba-tiba pening, "Jaehyun-ah.." Doyoung menggeser kotak itu agar berada dihadapan Jaehyun, "Sudah kedua puluh dua kalinya aku mengatakan hal ini, tunggu sampai aku lulus.. Oke?" lalu menatap pemuda dihadapannya dengan tatapan memohon.
"Tapi kenapa? Lagipula setelah menikah nanti kau masih bisa melanjutkan kuliah, aku tak akan melarangmu.."
"Jae, tapi aku tak bisa.. Aku ingin menyelesaikan kuliahku dulu.."
"Aku juga belum lulus noona.."
"Beberapa bulan lagi kau kan menyelesaikan master-mu! Sedangkan aku bahkan belum menjadi seorang sarjana!"
"Itu bukan masa—"
"EKHEM!"
Suara deheman itu menginterupsi adu mulut mereka. Keduanya melirik perlahan pada Ms. Catherine—pengurus perpustakaan—yang melirik tajam pada keduanya.
"Jung Jaehyun, ini adalah kesekian kalinya kau membuat kegaduhan diperpustakaan, dan Kim Doyoung ini adalah peringatan ke-empat untukmu, satu kali lagi mendapat peringatan kau akan bernasib sama dengannya." ucap Ms. Cath dengan bahasa Korea yang masih disertai logat Amerika-nya, dan diakhiri dengan tatapan maut yang ia berikan pada Jaehyun.
"Jung Jaehyun, ikut aku" ucap Ms. Cath yang berjalan mendahului Jaehyun.
"Aku akan menjemputmu sepulang kuliah nanti.. Bye.. " ucap Jaehyun, ia menyempatkan diri mengecup pipi Doyoung sebelum mengikuti Ms. Cath.
"Anak itu benar-benar.. " Doyoung menggeleng pelan sambil memegangi pipinya yang barusan dikecup Jaehyun. Ia sungguh tak habis pikir dengan Jaehyun. Sejak seminggu lalu Doyoung menolak lamarannya, bukannya mengerti ia justru terus-terusan melamar Doyoung kapanpun dan dimanapun. Sepertinya bocah itu tak akan menyerah sampai Doyoung menerima lamarannya.
"Anak itu benar-benar pantang menyerah ya.." ucap Ten yang baru bersuara kembali setelah menjadi penonton dari drama dadakan sahabatnya, "Lagipula kenapa tak diterima saja sih? Belum lulus kuliah? Itu hanyalah alasan formalitas Doyoung-ah.."
"Aku tahu itu hanyalah alasan formalitas.." ucap Doyoung sambil menjatuhkan kepalanya pada tangannya yang menyilang dimeja, "Sebenarnya aku belum siap dengan segalanya..."
Ten menghela nafasnya, sedikitnya ia mengerti juga sih dengan kata belum siap itu, "Tapi apa kau tak kasihan pada Jaehyun? Sepertinya ia melamarmu tiga kali dalam sehari, sudah seperti jadwal minum obat saja.."
Doyoung makin menenggelamkan kepalanya dalam kedua tangannya, "Tentu saja—tapi entahlah, aku bingung.."
Ten meniup poninya jenuh, ia mengusap rambut coklat pirang Doyoung. Kasihan juga sih melihat sahabatnya galau seperti ini.
Kelas Doyoung berakhir pada pukul 3 sore hari itu, sedangkan kelas Jaehyun akan berakhir satu jam setelahnya. Itu berarti ia masih memiliki 1 jam untuk menunggu Jaehyun menjemputnya, Ten tak bisa menemaninya karena begitu kelas berakhir, Johnny—kekasih Ten—sudah menunggunya. Jadi ia memutuskan untuk menunggu Jaehyun di cafeteria sambil membaca novel.
"Doyoung-ah, sendirian?" suara seorang pemuda menghampiri telinga Doyoung, ia mengalihkan pandangan dari novelnya hanya untuk melihat siapa yang menyapa barusan, "Oh, Taeil-oppa.. Iya aku sendirian"
Pemuda itu mendudukan dirinya didepan Doyoung, "Kenapa tak bersama Jaehyun-sunbae?"
"Aku sedang menunggunya, kelasnya selesai jam 4." ucap Doyoung yang hanya dijawab 'oooh' oleh Taeil, "Boleh kutemani kan?" tanya Taeil, agak ragu. Namun karena pada dasarnya Doyoung memang orang yang ramah jadi ia hanya menganggukan kepalanya untuk mengiyakan.
Taeil tersenyum senang. Berdua saja dengan Doyoung sudah membuatnya cukup senang, "All The Light We Cannot See? Kau juga membacanya? " tanya Taeil setelah melihat judul novel yang sedang dibaca Doyoung.
Doyoung menggangguk, "Iya, oppa tahu?" Taeil mengiyakan, "Salah satu novel favoritku, karya Anthony Doerr tak pernah mengecewakan"
"Benar, bahkan ia mendapat penghargaan Pulitzer"
Taeil menggangguk, "Aku suka caranya menunjukkan kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan dengan cara mengeksploitasi hubungan manusia dengan alam."
"Karyanya memang indah.." Doyoung kembali menimpali.
Dan keduanya menghabiskan waktu dengan bercengkrama membahas berbagai novel. Doyoung dan Taeil merupakan mahasiswa Sastra Inggris, namun Taeil berada satu tingkat diatas Doyoung. Dan keduanya pun memiliki hobi yang sama yaitu membaca novel. Hal ini lah yang membuat keduanya seakan tak lelah membahas puluhan novel best seller yang sudah mereka baca.
"Doyoungie-noona~" kali ini suara yang begitu Doyoung hafal menyapa telinganya, ia menoleh kearah sumber suara dan mendapati pemuda tinggi dengan wajah bak pangeran berjalan kearahnya, "Oh, Jaehyun-ah.." Doyoung melambai pada Jaehyun.
"Hai juga, Taeil-hyung.." Jaehyun pun tak lupa menyapa Taeil yang bersama Doyoung, "Oh, hai sunbae.." dan Taeil pun tentu membalas sapaan Jaehyun.
"Noona, kita langsung saja okay?" tanya Jaehyun dan mengulurkan tangannya pada Doyoung, dan Doyoung hanya mengiyakannya, "Aku duluan ya, Taeil-oppa.." ucapnya sambil menyambut uluran tangan Jaehyun.
"Iya, hati-hati ya.." ucap Taeil diiringi senyum yang sulit diartikan. Lalu pasangan muda itu pun berjalan meninggalkan Taeil sendirian di cafeteria.
"Huft.. seandainya Doyoung bukan milik Jaehyun.." Taeil berucap pelan, ia menatap miris tangan Jaehyun dan Doyoung yang menggenggam erat satu sama lain.
.
.
.
.
.
TBC
a/n:
Terinspirasi dari meme yg dulu booming :v Dimana sang pria 'menyeret' sang wanita ke KUA -_-
Cerita ini mungkin gak bakalan terlalu panjang (sampai 2-3 chapter aja mungkin), karena beberapa minggu lagi saya akan mulai sibuk untuk mempersiapkan sebuah event di kampus, tapi harapan sih semoga saja bisa curi-curi waktu buat nulis ff :v *pok
Lanjut atau tidaknya ini tergantung para pembaca sekalian~
Sebelumnya saya selalu berterimakasih pada semua reviewer dar ff-ff saya :) kata-kata kalian selalu memberi saya semangat buat menulis~
REVIEW JUSEYO~
See u~
