"Kejar dia!"

Aku berlari kesana kemari, menghindari tangkapan tangan dari para penjahat itu, sementara sekelilingku adalah hutan belukar yang lebat dan gelap.

"Tangkap dia! Tangkap!" sebuah tangan yang kekar dan kuat mencengkeram lenganku.

"Akhirnya kau tertangkap!" Pria itu menyeringai mengerikan. Aku bisa merasakan titik hangat mengalir dari pelupuk mataku.

"TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKK!"

#####

2 hari kemudian…

"Hah?" Kakashi menatap tubuh seorang perempuan yang tergeletak tak jauh dari lokasinya berdiri. Pria berambut silver yang mengenakan torso sampai menutupi mulut dan hidungnya itu, mendekati tubuh manusia (ya iyalah manusia! Masa hewan! Author gimana sih.) tersebut. Ia berjongkok sambil mengangkat kepala perempuan itu, sepertinya ia berumur 13 tahun.

"Dia cuma pingsan..." Kakashi memperhatikan pakaian perempuan itu dengan seksama, ada beberapa bercak darah, "Bercak darah apa ini?"

Tiba-tiba mata perempuan itu terbuka, tentu saja membuat pria berambut silver itu terkejut, "Hai." Salam Kakashi kaget namun dengan intonasi yang tenang.

Perempuan itu tidak menggubrisnya, malah bangkit berdiri dan berjalan menjauhi Kakashi. Pria itu menatap heran namun dengan sigap menangkap tubuh mungil itu sebelum jatuh mencium tanah.

"Sepertinya kau harus beristirahat lebih." Ucap Kakashi tenang seraya membopong perempuan itu menuju ke suatu tempat. Sebuah rumah besar dengan halamannya yang luas, sekelilingnya dilindungi oleh tembok tebal yang tinggi. Di depan gerbangnya terdapat sebuah lambang daun berwarna keemasan.

Seorang perempuan berambut pink pendek mendekati Kakashi yang datang memasuki rumah bergaya ala Jepang tersebut sambil membopong seorang perempuan.

"Eh? Dia siapa Kakashi sensei?" tanya Sakura sambil meneliti wajah perempuan itu.

"Aku tidak tahu. Aku menemukannya saat berjalan-jalan di daerah sekitar sini." ujar Kakashi sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Sakura menatap gadis berambut indigo pendek yang berbalut pakaian miko tersebut, bibirnya terlihat pucat, begitu pula dengan air mukanya. Ia yakin, gadis yang berada di gendongan Kakashi itu pastilah seumuran dengannya.

"Sepertinya dia bukan dari sini. Aku tidak pernah menjumpai gadis ini saat aku berkeliling." ucap Sakura.

"Yah, sekarang lebih baik kita mengistirahatkannya." ujar Kakashi sambil berjalan menjauhi Sakura.

"Eh? Kau ingin meletakkannya di kamar mana?" tanya Sakura, ia membuntuti Kakashi dari belakang.

"Tentu saja di kamar tamu, Sakura.." Kakashi menghela napasnya, kini ia menaiki sebuah tangga, setelah mencapai puncaknya, ia berbelok ke arah kanan lalu berdiri di depan sebuah kamar. Sakura yang mengikutinya membukakan pintu kamar tersebut, terdapat sebuah double bed dengan seprai putih di sudut ruangan, meja kecil dengan laci berdiri di sampingnya, di atasnya terdapat lampu tidur ala Jepang dulu, lemari pakaian berada di sudut ruangan yang berlainan dengan tempat tidur, meja kayu dengan kursi berdiri menghadap ke luar jendela.

Kakashi meletakkan tubuh perempuan berambut indigo itu ke atas kasur.

"Aku akan mengurusnya," ucap Sakura sambil berjalan mendekati sosok tak berdaya yang berada di atas tempat tidur itu.

"Yah, kau benar." Kakashi melayangkan pandangannya sebentar ke gadis yang sedang tertidur itu sebelum meninggalkan ruangan, 'apa mungkin?'.

Sakura menatap pakaian miko gadis itu, 'bercak darah?'

#####

Kakashi membuka sebuah pintu ganda besar yang terdapat relief naga di permukaannya, ia bermaksud untuk memberitahu perihal mengenai gadis berambut indigo itu kepada Tsunade, selaku kepala geng—ralat, kepala keluarga klan Konoha. Saat ia memasuki ruangan tersebut, terdapat seorang pemuda berambut raven sedang berbicara dengan Tsunade, di samping wanita berambut pirang panjang itu, berdiri Shizune—asistennya. Obrolan mereka terhenti ketika Kakashi mendekati mereka.

"Baiklah, percakapan ini kita sudahi sampai disini saja. Aku akan mempertimbangkan permintaanmu." Ujar Tsunade menyudahi percakapannya dengan Sasuke.

"Hn," Sasuke pergi dari hadapan Tsunade tanpa banyak bicara dan berpapasan dengan Kakashi.

"Hai Sasuke." Ucap Kakashi dengan akrab, namun tidak digubris oleh pemuda berambut Raven itu yang kini telah pergi meninggalkan ruangan kantor Tsunade . Kakashipun tidak ambil pusing, 'dasar bocah'.

"Kakashi, apa yang membawamu kemari?" sahut Tsunade, Kakashipun kembali melangkahkan kakinya yang sempat terhenti untuk memperhatikan sosok Sasuke yang menghilang dari balik pintu ganda.

"Aku menemukan seorang perempuan tergeletak tak sadarkan diri di jalan. Di lihat dari pakaiannya, ia adalah seorang Miko." Pria berambut silver itu menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Tsunade mengernyitkan dahinya, "Jangan-jangan…"

"Ya, mungkin saja ada dia itu salah satu Miko yang selamat dari penyerangan kuil Mizuyose." Kakashi menyibak rambut silver yang menutupi mata kirinya.

"Namun menurut kabar yang kudengar. Seluruh Miko dan pendetanya dinyatakan tewas dalam penyerangan itu. Memang, jasad salah seorang Miko yang berasal dari klan Hyuga tidak ditemukan. Namun pihak berwajib telah mengambil kesimpulan, Miko itu dibunuh di suatu tempat..." Jelas Tsunade, ia menumpukan dagunya di kedua punggung tangannya.

Tsunade menghembuskan napas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya, "Sekarang ia dimana?"

"Dia kuletakkan di kamar tamu. Ia terlihat sangat lemah. Lebih baik kita membiarkannya beristirahat dulu.." Kakashi terdiam sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Ada apa?" tanya Tsunade heran.

"Tidak. Hanya saja, aku menemukan bercak darah di pakaian Mikonya. Namun aku tidak menemukan luka di tubuhnya. Jika prediksiku benar.."

Mata Tsunade terbeliak kaget, "Maksudmu.." Kakashi mengangguk.

"Ini masih prediksi saja. Aku tidak tahu kenyataan di baliknya. Hahaha." Ekspresi Kakashi kembali normal.

"Itu mungkin saja benar. Setiap Miko dari kuil Mizuyose telah diajarkan untuk menggunakan kekuatan itu. Para pendeta itu sengaja mengajarkannya untuk keamanan para Miko tersebut. Namun para pendeta itu melarang setiap Mikonya untuk menggunakannya, bila keadaan tidak terlalu genting. Bagaimanapun, kemampuan itu menghisap banyak energi dari tubuh penggunanya, sehingga sang pengguna akan melemah setelah menggunakannya." Tsunade merubah posisi duduknya, Shizune yang sedari tadi diam sambil memeluk seekor babi (what the heck with those pig?) membuka suaranya.

"Kekuatan apa?" ia menatap wajah Tsunade dan Kakashi bergantian.

"Kau tidak tahu Shizune-san?" tanya Kakashi melayangkan pandangannya ke arah Shizune. Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya.

"Yah, kekuatan itu…"

"Merasuki dirinya sendiri dengan arwah." Sela Tsunade.

"Ehh?" seru Shizune kaget, babi yang ada di pelukannya terkejut dengan seruan Shizune dan menguik-nguik. Shizune berusaha menenangkan babi peliharaannya itu. Setelah binatang berwarna merah jambu itu diam, perempuan berambut hitam pendek itu mengangkat wajahnya.

"Tapi.. kenapa dilarang? Bukankah hal itu biasa? Para Miko dapat melakukan yorimashi."

"Saat para Miko sedang melakukan yorimashi. Para arwah itulah yang mengambil alih tubuhnya sementara, sehingga hal itu dapat membahayakan orang sekelilingnya bila arwah yang merasuki mereka itu adalah arwah orang jahat. Karena bisa saja, saat mereka akan memanggil arwah seorang ibu-ibu, malah arwah seorang buronan yang datang. Kejadian salah arwah ini sering terjadi saat yorimashi."

Shizune bergidik ngeri saat mendengarnya. Ternyata, Miko itu menyeramkan!

"Hubungi keluarga Hyuga! Beritahu bahwa pewarisnya berada di sini!" perintah Tsunade kepada Kakashi.

"Aku mengerti." Kakashi menganggukkan kepala kemudian menghilang setelah menaikkan jari telunjuk dan tengahnya ke depan mukanya.

Shizune memiringkan tubuhnya sedikit ke arah Tsunade, "Pewaris?"

Tsunade meraih gelas tehnya, kemudian menghirupnya sedikit, "Ya. Perempuan itu pewaris perempuan keluarga Hyuga."

#####

Sasuke berjalan menyusuri koridor, tangannya terselip di saku celananya, ia bertemu dengan Sakura yang keluar dari ruangan tempat gadis indigo itu terbaring.

"Eh? Sasuke!" seru Sakura senang, ia berlari kecil mendekati Sasuke, pipinya merona senang melihat Sasuke yang berdiri menatapnya. 'ini kesempatan yang bagus!' Sasuke menatap tidak tertarik padanya.

"Kau darimana?" tanyanya sambil berusaha berdiri sedekat mungkin dengan Sasuke.

"Dari ruangan Tsunade-sama." Ia menatap ruangan tempat Sakura tadi keluar, "Ada orang di dalam?" Sakura menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Ya, Kakashi sensei menemukannya tergeletak di jalanan. Ia mengenakan pakaian Miko."tutur Sakura, pemuda raven itu hanya diam mendengarkan Sakura berbicara.

"Aku menemukan bercak darah di pakaiannya, namun aku tidak dapat menemukan luka apapun di sekujur tubuhnya. Itu terlihat seperti.. bukan darahnya." Tutur Sakura lagi.

Sasuke hanya diam mendengar penjelasan Sakura, tidak memberi respon sedikitpun. Sakura mendesah kecewa. 'sasuke terlalu cuek…'

Seorang laki-laki berambut spike kuning berlari ke arah mereka dengan semangat, "HEI KALIAN! APA YANG SEDANG KALIAN BICARAKAN?" seru pemuda itu. Sakura menatap pemuda itu dengan amarah yang membuncah di kedua matanya, 'SIALAN KAU NARUTO!' sementara itu, sang pemuda Raven itu memandangi Naruto dengan pandangan terganggu oleh suaranya yang super-duper kencang. 'dasar bodoh.'

"Tidak bisakah kau memelankan suaramu Naruto?" marah Sakura. Padahal inilah kesempatannya berdua saja dengan Sasuke, Naruto sialaaaaan! Laki-laki bernama Naruto itu hanya terkekeh-kekeh sambil mengacak-acak belakang kepalanya.

"Maaf, maaf, hehehe. Memangnya kalian membicarakan apa?" tanyanya seraya menyilangkan kedua tangannya ke belakang kepalanya, "Kudengar Kakashi sensei menemukan seorang miko di tengah jalan."

"Memang itu yang kami bicarakan BODOH!" maki Sakura, sementara Sasuke sudah berjalan menjauhi mereka. 'bodoh..' Dia tidak punya kepentingan sama sekali untuk menetap di sana dan menyaksikan aksi bodoh mereka itu.

"Ah! Sasuke..!" seru Sakura kecewa.

"Aaahh! Selalu saja.. Sasuke! Sasuke!" ujar Naruto cemberut. Sakura menatapnya dengan penuh amarah, mengepalkan tangannya, lalu suatu cairan merah keluar menyembur dari mulut Naruto. Sakura meninjunya dengan seluruh amarahnya lalu meninggalkan Naruto yang terkapar pingsan—sekarat, menyusul Sasuke.

Baru saja laki-laki berambut raven itu menjauh, Sakura telah meneriaki namanya lagi, "SASUKEEE!" laki-laki yang bermarga Uchiha itu itu tidak menggubris panggilan perempuan berambut pink pendek itu, malah meneruskan langkahnya menyusuri lorong.

"Sasukeeeeee, bagaimana kalau habis ini kita berkencan?" ajak Sakura to the point. Sasuke, masih dengan pandangan yang memiliki arti 'dasar bodoh.' itu tetap tidak menghentikan langkahnya.

"Tidak. Kau mengganggu. Menjauhlah." Ujar Sasuke dingin, telak membuat Sakura kecewa, seakan-akan dirinya hancur berkeping-keping. 'sasuke memang dingin…'

Di kejauhan mereka melihat Kakashi bersama beberapa orang berjalan ke arah mereka. Beberapa orang itu terdiri oleh Tsunade, Shizune, seorang laki-laki berambut coklat panjang yang diikat satu, lalu yang terakhir adalah seorang pria yang sudah agak berumur. Ia berjalan di depan bersama Tsunade, mungkin 40-an, pikir Sakura. Pria itu berambut panjang coklat juga dan diikat satu. Hampir mirip dengan laki-laki yang berjalan di belakang dengan Kakashi di sampingnya. Shizune berjalan di belakang mereka, masih menggendong babi peliharaannya.

Satu hal yang menarik perhatian Sakura adalah mata kedua orang yang tidak ia kenal itu. Mata mereka berwarna nila keputihan, hampir putih malahan. Dia tahu itu adalah mata milik keluarga Hyuga. Sebuah klan yang berpengaruh di Jepang, mereka memiliki hubungan yang erat dengan klan Konoha. Sehingga tak jarang mereka memberi bantuan bila Konoha mendapat serangan.

"Hai kalian bertiga." Sapa Kakashi. Sakura mengernyitkan sebelah alisnya. 'bertiga..?'

"Aduuuuhh.. Sakura… Kamu kelewatan sekali." Naruto muncul di belakangnya sambil mengusap-usap pipinya yang sakit habis ditinju Sakura. Sasuke hanya diam, matanya tak lepas dari laki-laki Hyuga itu. Sesuatu menarik perhatiannya, apalagi saat pandangan mereka bertemu, laki-laki Hyuga itu memandang tajam ke arahnya, 'dia…'. Sasuke yang tidak suka dengan cara memandang si laki-laki itu kepadanya, membalas tajam. Namun aksi pandang-memandang itu tak bertahan lama karena suara Tsunade yang membuyarkan aksi mereka.

"Kalian bertiga. Perkenalkan, ini tuan Hyuga Hiashi. Kepala keluarga Hyuga." Pria berwibawa itu memandang para remaja itu tanpa senyuman dan ekspresi. Hanya suara 'hm' saja yang keluar dari dalam mulutnya. Lalu ia membungkukkan sedikit kepalanya. Perhatian, SEDIKIT.

"Hiashi, ini beberapa anggotaku. Haruno Sakura, Uzumaki Naruto, dan yang terakhir.. Uchiha Sasuke." ujar Tsunade memperkenalkan mereka bertiga. Mereka bertigapun sontak membungkukkan tubuh mereka untuk menunjukkan rasa hormat. Laki-laki Hyuga yang tadi menatap lurus kedepan, kembali menatap Sasuke. 'jadi.. dia Uchiha Sasuke.'

"Lalu ini Hyuga Neji. Keponakan tuan Hiashi." Ucap Tsunade lagi. Neji membungkuk sedikit, kemudian diikuti oleh mereka bertiga. Sasuke menatap balik laki-laki itu, 'hyuga neji, ya.'

#####

Oya, oya, ini fanfic pertama saya untuk Naruto XD Ah.. karena saya sangat suka dengan Hinata. Makanya saya buat fanfic Hinata~ jangan tanya setting waktu dan tempat, karena saya memang bingung. Ini jaman sekarang atau masih di jamannya Naruto. Tapi kayaknya emang di jaman Naruto deh~ XD yang beda hanyalah pekerjaannya.

Di imajinasi saya, klan Konoha itu merupakan klan Yakuza. Tapi kok ada anak-anak kecilnya ya? *di hajar Team 7/AMPUUUUUUNNN!* Yap! Yakuza! Hahaha, tapi aneh ya.. masa Yakuza bisa ngilang. Hahaha. Yakuza sakti nih!~ *ketimpa beton*

Diharapkan, cerita ini dapat dinikmati~ review please~ saya suka banget baca review orang XD rasanya enak aja. Kritik juga boleh, walau saya pasti ga tahan kalau kalimatnya pedes banget. Yup, sekian itu aja salam perkenalannya. Ciaossu! Read and Review! *ngilang no jutsu*

Yorimashi: Kesurupan yang dilakukan secara individual dalam festival. (Tapi disini saya membuatnya menjadi, aksi kesurupan yang disengaja untuk kapan saja. Maaf telah merubah-ubah artinya, hehehe *dihajar*)

(Oya, oya, cerita ini terinspirasi dari beberapa fanfic yang saya baca. Jadi mohon maaf sekali lagi, saya ga plagiat kok! Cuma terinspirasi~ *bungkuk* dan maaf bila kepanjangaaan!)