Zhang Yixing selalu menganggap dirinya biasa saja.
Yixing merasa bahwa ia hanyalah hybrid berumur 20 tahun dengan status omega pada umumnya.
.
Tak ada yang spesial.
.
Yixing mengecap wajahnya tak se-attractive itu. Jika bicara mengenai paras yang cantik, Luhan, kakak kandungnya yang juga merupakan omega, menurutnya, jauh lebih unggul.
Hal itu cukup dibuktikan oleh banyaknya alpha yang tertarik, mengerling, dan sekedar mencuri pandang saat ada kesempatan—lagipula, siapa yang tidak terjerat saat mata mereka terjatuh pada Luhan dan segala pesonanya?
Sampai akhirnya datanglah Wu Yifan, seorang alpha yang akhirnnya membubuhkan klaimnya di sisi leher Luhan semenjak setahun yang lalu. Memberi peringatan kepada siapapun bahwa Luhan adalah properti-nya, mate-nya, dan bagi siapapun yang hendak mendapatkan Luhan haruslah melangkahi mayatnya terlebih dahulu.
Jelas ia kalah telak dengan kakaknya yang punya paras seindah itu, Yixing sudah mengakuinya sejak dulu dan ia tidak merasa keberatan atau minder sekalipun. Ia juga bukan omega yang lembut, penurut dan konservatif seperti kakaknya.
Dengan gayanya yang cuek dan pecicilan (ini kata Yifan), beberapa orang sering mempersepsikan Yixing sebagai seorang beta, dan bukan omega. Yixing sudah terbiasa, bahkan kedua orangtuanya pun begitu. Mereka begitu membanggakan Luhan, dan terkadang mereka seolah melupakan kenyataan bahwa mereka memiliki putra kedua.
Bicara soal kemampuan, Yixing juga merasa ia tidak sespesial itu.
Ia biasa. Regular. Standar. Rata-rata.
Walau banyak orang yang mengatakan bahwa ia adalah seorang penari yang luar biasa, Yixing tidak pernah merasa demikian. Menurutnya, banyak juga omega lain yang bisa menari lebih baik daripada dirinya.
Ia merasa bahwa ia tidak punya kepribadian yang menyenangkan. Seperti kata orang—introvert, tertutup dan membosankan.
Ia lebih memilih membersihkan rumah daripada hangout bersama teman-teman, lebih memilih belajar daripada pergi ke klub saat malam, lebih memilih menyendiri di sudut tak terjamah perpustakaan daripada berkumpul menggosipkan orang.
Yixing hanya berada di rata-rata—biasa, normal.
.
Ia hanyalah seorang... Zhang Yixing.
.
Dan dia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, saat akhirnya ia harus menemui takdirnya, menjadi seorang mate dari The Alpha.
.
The Alpha's Mate
.
.
Bagian 1.
.
main pair: Suho/Lay
Disclaimer: Karakter yang digunakan bukan milik saya.
warning: wolf!au, omega!verse, boyslove, menye, minim dialog, possible mpreg.
.
.
ooOOoo
.
.
Ia ingat ia bertemu takdirnya, di pesta ulang tahun Luhan yang ke 22.
.
Yixing sebenarnya bukan tipe yang suka berada diantara kerumunan, terutama kerumunan pesta yang pasti akan berisik sekali. Yixing dari dulu memang selalu mengidam-idamkan ketenangan.
Tapi mana mungkin kan, ia tidak muncul di acara ulang tahun kakaknya sendiri? Lagipula, pesta ulangtahun kakaknya kali ini mengusung tema pesta topeng, jadi Yixing merasa bersyukur ia tidak perlu repot-repot menyembunyikan diri dari kerumunan. Sempurna.
Maka dalam balutan setelan jas berwarna putih, sebuah topeng berwarna senada yang menutupi hidung dan matanya, Yixing melangkah dan mengedarkan pandang. Setelah acara potong kue beberapa saat yang lalu, orang-orang yang mengelilingi Luhan di tengah ruangan langsung berpencar hingga ke segala sudut ruangan, melakukan apa yang mereka inginkan.
Yixing menemukan kakaknya itu tengah berada dalam dekapan Alpha-nya di atas lantai dansa, berbagi senyuman dan bergerak luwes diiringi oleh musik bertempo lambat yang mengalun.
Pasangan itu meraih atensi banyak orang, beberapa diantaranya menatap dengan kagum, sebagian menatap dengan sorot iri. Bagaimana tidak? Pasangan Wufan-Luhan adalah pasangan idaman, omega yang cantik dengan alpha-nya yang kuat dan tampan. Pasangan hybrid itu bagai cerita romansa yang indah dari negeri dongeng, kisah mereka bagai sebuah lagu cinta-yang selalu diinginkan banyak orang.
Yixing bahagia untuk kakaknya. Luhan sudah menemukan kebahagiaannya, sekarang ia hanya perlu memikirkan dirinya, terkadang bertanya-tanya kapan gilirannya tiba.
Yixing selalu berharap bahwa ia memiliki seorang pasangan yang akan menerima dirinya, segala kurang dan lebihnya, tidak penting apakah ia beta atau alpha, seberapa tinggi kedudukannya—itu bukan masalah.
Selama ia bisa menerima Yixing apa adanya, ia yakin ia akan bahagia. Ia hanya menginginkan sebuah kisah cinta sederhana yang akan ia rajut bersama pasangannya nanti, tanpa ekspektasi yang muluk-muluk.
Yixing membawa bibir gelas champagne yang tinggal setengah itu ke bibirnya. Ia tegak minuman itu hingga tandas, dahinya mengernyit karena sensasi panas yang membakar kerongkongannya kala itu juga. Setidaknya itu bisa sedikit menetralisir perasaan gelisah yang melanda, entah kenapa.
Jantungnya berdetak tak beraturan—lebih cepat seiring waktu berjalan, kerongkongannya serasa terus-terusan mengering-walau ia sudah beberapa kali berusaha membasahinya dengan champagne dan air liurnya—atau tubuhnya yang tiba-tiba mulai merasakan panas yang lama-kelamaan membuatnya gerah.
Yixing menyakinkan dirinya bahwa mungkin ini semua adalah efek tak langsung dari alkohol yang terkandung di champagne yang ia konsumsi ke tubuhnya, tapi ia baru menyadari, jika ia mulai mengalami hal-hal aneh itu semenjak ia menginjakan kaki di ruangan ini.
.
Ini... aneh.
.
Yixing tahu ia butuh jawaban dari segala pertanyaan yang berputar-putar di otaknya.
Namun ia tak menyangka bahwa jawabannya itu akan datang secepat ini—saat ia mendongakan kepala dan meluruskan pandangan, menuntunnya tepat pada seorang lelaki dalam balutan jas abu-abu di seberang ruangan, bercengkrama bersama para koleganya, para alpha.
Ketika lelaki itu menolehkan kepala, manik Yixing tepat bersitatap dengannya.
Pandangan mereka mengunci satu sama lainnya, ingin berpaling pun rasanya tak bisa.
Dan detik berikutnya, waktu seolah berhenti bergerak.
Yixing bisa melihat posture tubuh lelaki itu berubah kaku, cengkramannya pada gelas rampingnya mengerat. Yixing gemetar.
Semua reaksi ini—kini Yixing mengerti.
Ia tidak bodoh, ia pernah membaca buku sejarah wolf hybrid di suatu siang yang terik di hari sabtu, di sudut bilik perpustakaan. Tentang bagaimana seorang wolf hybrid yang akhirnya bertemu dengan pasangan sehidup mati mereka, Mate.
Apa yang Yixing rasakan saat ini benar-benar persis dengan yang digambarkan dalam lembaran buku itu-jantung yang berdebar menggila, tubuh yang memanas, nafas tak beraturan, tubuh yang gemetar tak terkendali—itu adalah reaksi fisiologis seorang wolf hybrid ketika mereka bertemu dengan mate sejati mereka.
Yixing tidak tahu harus melakukan apa, mendapati kenyataan jika lelaki di seberangan ruangan itu adalah mate-nya.
.
Takdirnya.
.
Hidupnya...
.
Bau menyenangkan yang begitu kuat menguar dari tubuh lelaki itu. Matanya membulat seiring detik berlalu, bau penuh dominasi itu menyegap penciumannya hingga membuat nafasnya tercekat.
Bau seorang alpha. Namun bukan sekedar alpha.
.
Dialah The Alpha.
.
Pemimpin dari sebuah wolf pack. Alpha dari sekumpulan alpha.
.
Yixing mengamati bagaimana The Alpha itu menegak habis cairan kemerahan di gelasnya, kemudian meletakan gelas kosong itu ke meja. Sorot tajamnya yang khas seorang alpha, masih terkunci dengan miliknya.
Yixing menegak ludah.
Ia tahu, ia tidak siap.
Pria di seberang itu menggumamkan sesuatu, mungkin meminta ijin pada orang-orang yang mengerumuninya. Yixing dibuat terkesiap saat lelaki itu berjalan mendekat, pelan namun pasti dalam setiap langkahnya, menuju ke tempat Yixing berdiri sekarang. Lelaki itu memiliki postur sedang, tidak seperti Yifan yang tinggi menjulang.
Mungkin tidak ada yang menyangka jika ia adalah The Alpha, namun aura dominasi yang menguar dari tubuhnya tidak bisa membohongi wolf manapun yang mencium aromanya.
Yixing tidak tahu harus berbuat apa kala lelaki itu kini tepat berhadapan dengan dirinya. Ia masih shock, masih bergulat dengan kenyataan bahwa ia Zhang Yixing, adalah mate dari seorang The Alpha.
Tidak. Tidak. Pasti ada kesalahan. Oh, Tuhan—
Yixing beranikan diri mendongak, walau tubuhnya bergetar semakin hebat. Ia tahu jika bau dominan The Alpha akan membuat seorang omega, bahkan alpha sekalipun, takut dan tunduk secara otomatis.
Namun bau ini jugalah yang anehnya, membuat Yixing merasa aman dan nyaman. Membuat Yixing ingin berada dalam dekapnya dan berharap tak pernah ia lepaskan. Kedua bola mata mereka beradu pandang, Yixing bersumpah seolah ada aliran listrik tak kasat mata yang tercipta dari sana.
Yixing bisa melihat iris dibalik topeng hitam legam itu berubah menjadi kemerahan, dan ia juga yakin irisnya sendiri sudah berubah keemasan. Sebuah reaksi lain ketika kau menemukan the one—pendamping sehidup semati seorang wolf hybrid.
Lelaki itu mengulurkan telapak tangan. Suaranya mengalun sempurna, seperti sebuah melodi orkestra ketika ia bertanya—
"Berdansa denganku?" Ia lantas tersenyum. Senyumnya—indah, menghangatkan. Yixing menyukainya.
Dalam diam Yixing menyambut uluran tangannya, dan mereka pun berjalan ke lantai dansa. Yixing bisa merasakan beberapa pasang mata mengikuti setiap pergerakan mereka berdua. Ia takut, namun pria di depannya tampak tak ambil pusing.
Sang The Alpha membiarkan satu tangannya tergenggam di sela jemarinya, tangannya yang lain melingkar di pinggangnya, sementara Yixing menempatkan tangannya ke bahunya yang tegap.
Detik kala musik mengalir, dan mereka membiarkan diri mereka terhanyut. Di pertengahan lagu, ia bisa mendengar sang Alpha berbisik dengan suaranya yang lembut dan menghangatkan sanubari Yixing,
"Siapa namamu?"
"Z-zhang..." Yixing menarik nafas, berusaha keras menahan suaranya agar tidak bergetar, "Zhang Yixing, kau?"
Sang pemimpin Alpha tersenyum, "Aku Joonmyun, Kim Joonmyun."
-Kim Joonmyun,
Yixing menyukai bagaimana nama itu terkecap di lidahnya.
Joonmyun mendekatkan wajahnya hingga sejajar dengan telinga Yixing, berbisik disana. Nafasnya yang hangat menyapu permukaan kulit Yixing, membuat bulu romanya meremang.
Suaranya berubah berat, dominan dan posesif saat ia berkata,
.
"Mate..." desahnya parau namun begiju jelas, berdengung di telinga.
.
"Milikku..."
.
Tubuh Yixing makin gemetar, mati-matian ia menahan diri untuk tidak melenguh. Semua reaksi ini mengubah dirinya yang biasanya suka membangkang, menjadi omega submisif.
Yixing membenci dirinya, otak dan hatinya tidak saling bekerja sama, ada bagian dari dirinya yang ingin lari dari semua ini, tapi ada bagian dari dirinya yang lain yang justru ingin berada dalam kungkungan nyaman sang The Alpha.
Gejolak pikirannya terhenti, kala Yixing merasakan nafas pria itu lalu berubah makin memburu, dan bibir yang kemudian mengecup lehernya lama.
.
Yixing menutup mata.
Kecupan di lehernya itu seolah mengunci takdir mereka.
.
... takdir mereka sebagai soulmates.
.
.
ooOOoo
Kedua orangtuanya senang bukan main.
Ayahnya langsung memeluknya erat dan Ibunya menangis haru,mengetahui bahwa putra mereka adalah mate seorang The Alpha.
The Alpha yang berada di posisi hierarki puncak, status paling dihormati kawanan wolf hybrid. Secara tidak langsung, keluarga Zhang juga akan merangkak menjadi keluarga yang terpandang.
Mereka dan sanak keluarganya begitu antusias menyambut kabar ini. Jujur, Yixing bahkan baru pertama kali melihat Ayahnya menatap dengan binar sebangga itu pada dirinya. Yixing tidak tahu harus menyikapi bagaimana, yang ia tahu ia belumlah siap.
Kedua orangtuanya memaksa Yixing dan Joonmyun berbagi kamar yang sama, menjadi skakmat bagi Yixing yang sebenarnya berniat untuk menghindari Alpha-nya itu. Saat makan malam, saat sarapan, saat berbincang dengan kedua orangtuanya, setiap Yixing menangkap Joonmyun berada terlalu dekat dengan dirinya. Yixing akan selalu kabur, menjauh dari pendamping hidupnya itu, sejauh yang ia biasa.
Ia benar-benar tidak siap, bahkan untuk sekedar berbagi ranjang dengan mate-nya itu.
Bukan berarti Joonmyun adalah mate yang buruk. Ia memiliki pribadi yang luar biasa. Berkebalikan dari stretotipnya mengenai alpha yang suka semena-mena, Joonmyun justru bersikap manis, sopan, dan murah senyum.
Dan parasnya, oh ayolah, pesona seorang Kim Joonmyun tidak perlu lagi diragukan. Ia adalah seorang alpha yang tampan, dengan dagu yang tegas. Walau berpostur sedang, ia adalah seorang pemimpin yang kharismatik. Yixing sudah melihat wujud serigala pasangannya itu. Berbeda dari tubuh manusianya, serigala Joonmyun berpostur tinggi, besar. Matanya merah menyala dengan coat bulu berwarna hitam pekat yang indah, menjadi pelengkap yang cocok bagi serigala Yixing yang berbulu seputih salju. Ia adalah seorang mate yang sempurna, sebenarnya.
.
Yixing yang salah.
Yixing yang pengecut.
Yixing yang hanya takut akan segala tanggung jawab yang akan dibebankan pada dirinya karena menjadi pendamping Joonmyun.
.
Yixing hanya takut, ia jatuh cinta.
.
Joonmyun tampak mengerti. Ia dengan nadanya yang hangat selalu berusaha mengerti Yixing. Bahkan ia yang menyadari ketidaknyamanan Yixing perihal berbagi ranjang, menawarkan diri untuk tidur di sofa saja, tapi Yixing tidak membiarkannya.
Yang benar saja. Bisa mati digantung oleh Ayahnya karena membuat seorang The Alpha tidur di sofa.
Yixing melenguh, ia membuka kelopak matanya. Tidurnya yang nyaman dipaksa berhenti karena ia mulai merasakan panas yang seolah membakar seluruh tubuhnya. Yixing mencoba bangkit, tapi rasanya tidak mampu. Tubuhnya sangat sulit untuk digerakan, berubah kaku seketika. Yang bisa dirasakannya hanya panas, panas, dan panas.
Ia membuang selimut yang menyelimuti dirinya, meringkuk dengan kedua tangan mengepal. Tubuhnya menjerit ingin disentuh, terutama di area diantara kedua kakinya.
Sentuh.
Sentuh.
Sentuh. Alpha.
ALPHA!
Tolong...
Serigala omega di dalam tubuhnya melonglong, mengemis. Merintih.
Permukaan kulitnya sudah dihiasi peluh. Tubuhnya semakin gerah dan Yixing hanya bisa mengerang pasrah.
Ia menarikan telapak tangannya di sisi tubuhnya tapi sensasi panas itu tidak hilang. Ia bahkan tidak tahu dimana sumbernya, yang ia tahu bahwa ia ingin sensasi panas ini berakhir sekarang jug. Yixing tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Ia takut, ia takut ternyata ia mengalami...
Diantara erangan demi erangan yang meluncur dari bibirnya, ia mendengar suara pintu yang dibuka.
"Yixing apa kau-fuck."
Yixing dengan tubuh masih bergetar, mencoba menolehkan kepala. Menemuka Joonmyun dengan kedua bola mata membulat dan kedua tangan menutup ujung hidungnya di bawah ambang pintu. Yixing bisa merasakan tubuhnya makin menjadi.
Bau dominan The Alpha yang menguar dari tubuh Joonmyun membuat pheremones-nya makin menggila.
"J-joonmyun,"
Adam apple-nya naik turun, Joonmyun menegak ludah. Ia menarik nafas sebelum memberanikan diri masuk ke dalam, mendekati mate-nya yang meringkuk di atas ranjang dengan tubuh gemetar, tampak begitu menderita.
Saat akan disentuh, Yixing menjauh cepat-cepat dan menggeram. Gigi taringnya muncul ke permukaan dan menatap Joonmyun nyalang.
Joonmyun hanya bisa membulatkan mata, terhenyak.
Melihat ekpresi terkejut alphanya, Yixing menundukan wajah. Seharusnya ia tidak boleh bersikap seperti itu pada mate-nya. Alphanya yang juga merupakan The Alpha. Ayah dan Ibunya pasti malu sekali dengan kelakuannya yang tidak tau tata krama. Joonmyun pasti kecewa sekali punya mate barbar seperti dirinya-
"Hei, tidak apa apa..."
Sesuatu merambat ke bawah dagunya, membuatnya terdongak. Tanpa diduga Joonmyun justru menatapnya lembut, tak ada sedikitpun sorot kemarahan disana, irisnya yang tadi memerah berubah kehitaman lagi.
"J-joonmyun..."
"Ssssh, it's okay,"
"J-joon...argh... mhhh...aku-aku..."
Shit, suara desah dan erangan Yixing sama sekali tidak membantu masalah yang muncul di bawah sana. Ia bawa telapak tangannya, mengusap sisi tubuh Yixing untuk membuatnya tenang. "Hussst, tenanglah..."
Sentuhan Joonmyun di kedua sisi tubuhnya seolah mampu menetralkan rasa panas yang sedari tadi mencekiknya. Sentuhannya sungguh menyenangkan. Yixing butuh lagi. Lagi. Lagi. Lagi.
"Kau mengalami heat, Xing."
Yixing menutup matanya, bibir bawahnya ia gigit kuat-kuat. Hal yang dihindarinya akhirnya terjadi juga.
Memang ia tahu hukum alam yang berlaku bagi kaum mereka. Biasanya seorang serigala omega akan mengalami heat di usianya yang telah mencapai 17 tahun. Tapi ada juga serigala omega yang mendapat heat terlambat, Yixing salah satunya. Dan ia merasa bersyukur akan itu. Tapi ia juga tahu, bahwa heat akan muncul dengan sendirinya ketika mate omega itu akhirnya datang. Bau seorang alpha akan mendorong masa heat itu menghampiri sang omega, menunggu untuk di klaim secara resmi oleh sang Alpha.
"Yixing..." panggil Joonmyeon dengan suaranya yang mulai serak, menahan nafsu birahi yang hendak menggedor keluar. "Apa... apa kau mau melakukannya?"
Yixing takut dan Joonmyun mengerti hal itu. Dan terkejutnya Yixing saat Joonmyun begitu lembut memandangnya, memperlakukannya. Walau ia adalah seorang The Alpha. Seorang wolf yang terkenal akan rasa dominasi hebat dan tidak mau kalah mereka.
"Tidak apa-apa. Kalau kau tidak siap, kita tidak harus melakukannya."
Hati Yixing berdesir dan menghangat mendengar suara Joonmyun yang begitu halus, penuh pengertian di telinganya. Joonmyun bersikap terlalu baik padanya, sedang yang Yixing lakukan justru terus-terusan menghindarinya. Ia sunggu mate yang tidak tahu diri. Tidak tahu rasa terima kasih.
Tidak berguna.
"A-aku..." ia menutup matanya, menarik nafas panjang, "A-aku...siap,"
Yixing tahu ia membohongi dirinya sendiri, tapi Yixing sadar, ia tidak bisa terus-terusan melawan takdirnya. Seperti merasakan kegelisahan Yixing, Joonmyun membawa telapak tangannya ke pipinya dan membuat Yixing menghadap tepat ke arahnya. Sorot mata The Alpha itu tenang, penuh afeksi tapi tegas, membuat Yixing makin tercekat.
"Tidak, Yixing. Aku tahu kau belum-"
"Aku siap," Yixing menjawab mantap. "Klaim aku," ia berbisik tepat di samping telinga Joonmyun, "...My Alpha,"
Iris mata Joonmyun berubah merah dalam sepersekian detik. Ia menggeram di bawah nafasnya, berkata dengan suaranya yang rendah, parau dan penuh nafsu, "...Kau yakin?"
Yixing mengangguk, pelan tapi pasti.
.
Dan sepasang bibir yang melumat bibirnya agresif, menjadi pengantar malam yang panjang dan liar bagi mereka berdua.
.
Menjerit, saat akhirnya Joonmyun melesakan taringnya di perpotongan lehernya, menandai Yixing sebagai mate seorang Kim Joonmyun.
.
Miliknya, selamanya.
.
.
bersambung.
notes; Yeyyy, bisa juga akhirnya bikin sulay wolf!au. ini bakal jadi semacam drabbles (((kind of))))yang berhubungan satu dengan lainnya, yang menceritakan Yixing dengan perannya sebagai mate The Alpha XD. Gatau kenapa aku selalu suka ff wolf!au dimana Junmen yang jadi pemimpin packnya, haha. Oh dan masing-masing drabble kayaknya sih alur waktunya bakal urut.
Udah gitu aja, gak penting sebenarnya. Mind to Review, manteman? Kalau mau memberi masukan atau celaan, silahkan ^^ karena penulis tanpa pembaca bukanlah apa apa, hehe. Makasih banyakkkkk /bow
