Naruto © Masashi Kishimoto

S.O.S

Strawberry On The Shortcake

By:

Hiryuka Nishimori

Chapter 1

DAG..

DIG..

DUG..

DAG..

DIG..

DUG..

Di sebuah toko buku yang sepi pengunjung itu sekarang terdengar kerasnya suara jantung seorang pelajar Konoha High School berkacamata dan berambut hitam. Di tangan sebelah tangannya tergenggam erat sebuah buku yang berjudul "Cara Mudah Mempelajari Trigonometri". Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya, dan tangannya yang putih telah berubah warna menjadi pucat pasi.

DAG..

DIG..

DUG..

Aku harus mengambil buku ini. Bagaimanapun caranya.

Hanya pikiran itulah yang sekarang ada di benaknya. Dia lalu melihat ke kiri dan ke kanan, hanya untuk memastikan tidak ada seorang pengunjungpun yang melihat aksinya untuk memasukkan buku itu ke dalam tas sekolah hitam miliknya. Tangannya tidak juga berhenti gemetaran ketakutan, keringat dingin pun semakin deras membasahi wajah dan kedua belah tangannya.

Pelan-pelan, Sasuke. Pelan-pelan saja. Tidak ada seorang pun yang melihatmu.

Ia berusaha untuk menyakinkan atau tepatnya membuat nyaman dirinya dengan pikirannya sendiri. Buku trigonometri itu sudah setengah masuk ke dalam tasnya.

BRAAKK!!!

"Hei! Jangan menjatuhkannya! Kalau kau tidak mau beli sebaiknya kau keluar saja! Ayo pergi!" hardik seorang kakek botak berwajah galak yang merupakan penjaga toko tersebut kepada salah seorang pengunjung.

Sasuke yang sudah cemas semenjak tadi langsung menjejalkan kembali buku trigonometri itu secara asal ke dalam rak buku. Walaupun teguran keras dari kakek penjaga toko yang galak tadi bukan untuknya, tetapi Sasuke segera melangkah dengan tergesa-gesa keluar dari toko itu.

Ia terus berjalan cepat dan cepat, akhirnya ia memutuskan untuk berlari. Berlari sejauh mungkin. Tidak! Tidak! Aku tidak akan mencuri! Tidak! Tidak akan pernah!. Ia terus mengatakan itu pada dirinya sendiri. Jalanan yang ramai membuat larinya sedikit terhambat, dan sampailah ia di sebuah jembatan. Jembatan yang memiliki banyak kenangan, kenangan ia bersama ibunya, Mikoto.

Ibu! Apa yang sudah kulakukan?

Ibu, maafkanlah aku.

Maafkanlah aku, Ibu.

Tanpa sadar ia memanjat pembatas jembatan itu dan berdiri di atasnya. Ia memandangi sungai bewarna biru jernih di bawahnya, sungai yang tenang tersebut sepertinya memberi daya tarik tersendiri baginya.

"HEI!! HEI!! Apa yang kau lakukan? Cepat turun!!" hardik seorang gadis berambut sewarna dengan bunga sakura yang mengenakan mantel bewarna merah strawberry kepadanya. Napas gadis itu sesak, seperti habis berlari jauh. Sasuke hanya terdiam memandang gadis itu dan masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

Melihat Sasuke yang hanya diam, gadis itu segera menarik paksa tangan Sasuke. "Apa yang kau lakukan? Kau mau bunuh diri? Aku katakan kepadamu, kau tidak akan mati kalau hanya meloncat dari jembatan ini. Kau harus melompat dari gedung bertingkat 10 kalau kau benar-benar mau langsung mati!" Gadis itu berkata dengan cepat.

Lagi-lagi Sasuke hanya diam memandangi gadis.

Kesal. Itulah hal pertama yang merayapi pikiran gadis itu. " Halo? Kau mendengarku? Kau mendengarkanku kan, Sasuke Uchiha?" tanya gadis itu sambil melambaikan tangannya di depan wajah Sasuke.

Sasuke kaget karena gadis itu mengetahui namanya, "Da.. Dari mana kau tahu nama ku?" tanya Sasuke sedikit terbata.

"Haah.. kau tidak tahu Sasuke, aku sudah berlari sejauh ini untuk mengejarmu. Larimu cepat juga. Hahaha…" gadis itu tertawa lega setelah Sasuke merespon pembicaraan yang sebelumnya terjadi hanya satu arah saja.

Gadis itu mengambil sesuatu dari saku mantelnya," Aku mau memberikan ini kepadamu."

Lagi-lagi Sasuke kaget. Ia kaget melihat pemberian gadis itu. "Ini untukmu." Sasuke tidak dapat berkata-kata, ia sangat terkejut. Pemberian dari gadis itu adalah buku "Cara Mudah Mempelajari Trigonometri" yang akan ia curi tadi.

"Aku tidak mau." kata Sasuke singkat.

"Apa? Aku sudah mencurinya untukmu, masa kau tidak mau mengambilnya?" tanya gadis itu sedikit marah.

"Apa? Kau mencurinya?" tanya Sasuke terkejut.

"Ya! Ternyata aku lebih berani darimu!" kata gadis itu dengan senyuman bangga menghiasi wajahnya yang manis.

"Maksudmu?" Sasuke keheranan.

"Apa kau tidak menyadari kalau aku mengamatimu semenjak di toko buku tadi?" Sekarang, gadis bermata emerald itulah yang keheranan.

Sasuke kembali terkejut. Ternyata ada yang melihatnya ketika hampir mencuri tadi. "Ayolah! Ini untukmu! Aku tahu kau sangat membutuhkan ini." Kata gadis itu lagi sambil meraih tangan Sasuke dan meletakkan buku itu ke tangan Sasuke.

"Tidak! Aku tidak mau!" seru Sasuke sambil mengepalkan tangannya untuk menolak buku itu.

"Kenapa?" tanya gadis itu.

"Karena kau mencurinya," jawab Sasuke pendek.

"Oh. Jadi, karena itu. Kalau seandainya, kakek itu tidak berteriak, aku yakin sekarang kau sudah pulang dengan mengantongi buku ini. Apakah hal itu bisa kau terima?" Mendengar perkataan itu, Sasuke kembali terdiam. Ia memikirkan semua perkataan gadis itu.

"Sebenarnya aku berbohong padamu, Sasuke! Aku sebenarnya membeli ini. Kau tidak percaya? Ini buktinya." Kata gadis itu sambil tersenyum dan merogoh kembali saku mantelnya. Ia lalu memperlihatkan bukti pembayaran sebuah buku trigonometri kepada Sasuke.

"Ayolah! Terima saja! Aku benar-benar berniat membelikannya untukmu, Sasuke!"

Sasuke berpikir beberapa saat. Ia sangat ingin memiliki buku itu, tapi ia tidak memiliki cukup uang. Lagipula, sebentar lagi ia akan menghadapi ujian akhir. Buku itu akan sangat membantu proses belajarnya, karena ia memang tidak terlalu mantap dengan materi trigonometri. Dan sekarang, ada orang asing yang mau memberikannya buku itu secara gratis. Tapi, masalahnya yang mau memberikan buku itu adalah orang asing. Ingat itu, orang asing. Sekalipun orang asing itu adalah seorang gadis berwajah polos.

Gadis berambut warna jambu air itu hanya menatap wajah Sasuke keheranan menunggu jawaban dari Sasuke dan tangannya tetap memegang tangan Sasuke. "Baiklah." kata Sasuke akhirnya, ia pun menerima buku dari gadis asing tersebut.

Senyum kegembiraan kembali terukir di wajah manis gadis itu. "Terima kasih," kata Sasuke sambil berbalik dan berjalan menjauhi gadis itu.

"Hei! Sasuke, kau mau kemana?" tanya gadis itu sambil mengejarnya.

"Pulang," jawab Sasuke singkat.

"Tunggu dulu!" kata gadis itu lagi.

"Ada apa lagi?" tanya Sasuke.

"Temani aku bermain. Sebentar saja."

"Bermain? Kau hanya akan menghabiskan waktuku saja! Aku mau belajar!" kata Sasuke.

"Ayolah Sasuke. Satu kali saja. Aku mohon." Gadis itu berkata sambil bermohon-mohon.

Melihat itu, Sasuke berkata,"Main apa?"

"Ahh!! Ayo kita bertaruh! Kalau mobil yang lewat sebentar lagi adalah mobil biasa, uhmm.. maksudku bukan mobil truk, maka aku akan lompat ke tengah jalan dan biarkan saja mobil itu menabrakku. Tapi, kalau mobil yang akan lewat itu adalah mobil truk, maka kau lah yang harus melompat ke tengah jalan. Bagaimana? Adil bukan?" tanya gadis itu.

Mendengar permainan aneh dari gadis aneh itu, Sasuke mendengus dan akhirnya berbalik lagi. "Tidak bisa. Sampai jumpa!"

"Sasuke! Kau sudah janji mau bermain!!" seru gadis itu.

"Aku tidak berjanji. Aku hanya menanyakan padamu tentang permainan apa yang ingin kau mainkan," kata Sasuke sambil terus berjalan menjauhi gadis itu.

"Baiklah! Kalau kau tidak mau, aku akan bermain sendiri," kata gadis itu akhirnya.

"Terserah," jawab Sasuke sembari kembali melihat buku trigonometri pemberian gadis aneh itu.

Tiba-tiba, dari kejauahan, terlihatlah sebuah mobil BMW bewarna hitam. Dia tidak akan melakukan permainan itu. Dia tidak akan melakukan permainan bodoh itu. Tenang, dia tadi hanya bergurau padamu saja. Sasuke kembali meyakinkan dirinya sendiri bahwa gadis aneh itu tidak akan pernah melakukan permainan menabrakkan-diri-kemobil-yang-lewat itu.

Tapi, lagi-lagi perasaan Sasuke mengkhianatinya. Ia tetap saja tidak tenang, apalagi ketika mobil itu melewati dirinya. Perasaan cemasnya terhadap gadis aneh itu semakin bertambah parah. Tapi, ia menguatkan dirinya untuk tidak menoleh ke belakang melihat gadis itu.

BRAAKK!!

CKIITT!!

Sasuke berhenti melangkah, matanya terbelalak terkejut. Dan, tanpa aba-aba lagi ia langsung berlari ke tempat gadis aneh tadi berdiri.

..TBC…

Hahaha…

Akhirnya, saya bangkit dari kealpaan…

Selese juga fic aneh bin bapaknya aneh *???*

Fic pelampiasan stress akibat mid test yang ga kunjung selese…

Trus, fic ini terinspirasi dari dorama Jepang yang judulnya sama..

;)

Uhmmm..

Kayanya fic ini bakalan panjang..

huwaa…

Padahal, fic yang satu lagi masih belum kelar..

Tapi…

Ya sudahlah…

Review, please….

*puppy eyes no jutsu*

Hiryuka Nishimori