Author's Note: Uwa, keterusan lagi deh... Fic yang dulu belom selese eh, udah nambah kerjaan lagi...

Ni cerita saia buat dalam beberapa menit, di bawah pengawasan ibu saia yang sibuk menyuruh saia belajar karena besoknya UTS :l Jadi, kalo aneh ya wajarlah... -disepak-

Happy reading n R&R

Warning: AU, aneh, gaje...


"Kau..." rintihan pilu terputus seiring putusnya hubungan jiwa dan raga sang pemilik. Tubuhnya teronggok tak berdaya pada sebuah genangan air, yang tak lain dan tak bukan adalah darahnya sendiri.

"Yah, ini aku..." sesosok tubuh terlihat dibalut gelapnya malam. Menyatu dengan gelapnya malam yang tanpa rembulan.

"Huh... tak kusangka ingatan tentangku masih tersisa..." dengusnya pelan. Sosoknya memudar dan menghilang dalam 1 tarikan nafas.

"Tolong mawarnya 2 ikat," kata seorang cowok berambut jabrik.

"Baiklah. Untuk pacarmu ya? Dia pasti akan senang menerimanya," goda su penjual.

"Ehh? Bu... bukan kok!" kata si bocah berambut pirang panik. Wajah bodohnya tambah nggak enak dilihat, "Ini untuk... sahabatku," katanya tenang sambil tersenyum pahit, sepahit kopi asli...

"Oh, untuk sahabat ya? Kalau begitu, akan lebih bagus kalau dengan bunga periwinkle putih ini ditambah beberapa tangkai bunga myrtle," kata si penjual sambil menunjuk bunga yang dimaksud, "Itu akan merujuk pada kenangan indah di masa lalu."

"Baiklah, itu saja 2 ikat," sahut si bocah cepat.

Setelah selesai dengan masalah pembayaran, bocah itu pergi menjauh dari keramaian dengan 2 ikat bunga di tangannya. Semakin jauh ia berjalan, jalanan yang tadinya tertutup aspal hitam telah berubah menjadi jalan setapak berbatu dengan beberapa pohon beringin dan kamboja di sekitar daerah yang sepi itu. Tak tampak gejala perkampungan di sekitar. Yah, jelas saja ia menuju ke pemakaman.

Ia segera menempatkan dirinya di antara 2 makam, seperti apa yang selalu ia lakukan selama ini. Lalu, diletakkannya masing-masing 1 ikat bunga di atas kedua makam itu. Huruf-huruf yang membentuk kata 'UCHIHA SASUKE' terpahat pada nisan di sebelah kirinya, sedangkan di nisan kanannya terbaca dengan jelas pahatan nama 'SABAKU NO GAARA'.

Ya, bocah yang terduduk itu adalah Uzumaki Naruto. Terpikir lagi kata-kata si penjual bunga "Itu akan merujuk pada kenangan indah di masa lalu"

"Masa lalu... ya?" gumamnya pelan pada diri sendiri. Pikirannya melayang ke saat 2 tahun yang lalu, tepat 2 tahun yang lalu. Tanpa disadarinya, air matanya mulai menetes deras.

"Sampai jumpa lagi ya!" teriak Naruto pada kedua temannya.

"Hn... bye," sahut Sasuke.

"Yah, bye..." sahut Gaara pelan.


Sungguh tak kusangka

Bye itu... untuk selamanya

Jika saja kutahu itu...

Apalah arti hidup ini tanpa persahabatan

Apalah hidup ini saat kalian tak ada


Kenangan mereka yang terakhir itu hanya membuat Naruto termenung dan terdiam. Terbang dalam memory-nya sendiri. Ia dan kedua sahabatnya.


Hiduplah demi kami

Demi kebahagiaan kita

Dengan begitu persahabatan kita akan terjaga

Dan arti hidupmu

Akan kau temukan,

Karena hidupmu untuk kita...


Sore telah menjelang ketika akhirnya Naruto melangkahkan kakinya dengan gontai ke rumahnya. Ia merasa cukuplah 1 cup ramen instan dan sebotol susu yang tersimpan di lemarinya untuk mengganjal perutnya hingga esok hari. Mood-nya sedang tidak mengijinkannya mampir ke Ichiraku Ramen.

TBC (Tau', Bingung Coy...)

Sorarin Cuap-cuap (Kalo ciap-ciap entar dikiranya anak AYAM minta makan) -dikasih Chidori ama Sasuke-:

Oke, oke. Gw tahu. Sadar. Fic ini amat sangat tidak jelas sekali mbanget. (minta maaf yang sebesar-besarnya pada guru Bahasa Indonesia atas penggunaan kata-kata huperbol yang ga' efektif itu...). Entah. Gw cuma tulis apa yang melintas – lebih tepatnya semau tangan gw yang ternyata mengkhianati pikiran gw

Ini fic pertama gw yang bener (dalam artian lumayan serius...). Biasanya cuma bikin fic humor garing gajebo. Jadi, maap kalo ga' jelas.

Mungkin kalian ada yang bertanya, 'Kenapa harus Gaara-kun dan Sasuke yang ko id?' –Gw udah dikejar-kejar ama fans mereka, nyaris dibunuh!– Itu semua karena gw yang nulis. Dilarang keras memprotesnya. Ehehe, bercanda. Entah. Itu... cuman karena mereka yang HARUS mati demi kelanjutan cerita ini kok! Sumpah! -dicincang-

Review diterima dengan senang hati. Terserah mo ngata-ngatain, kritik, ato bahkan muji –ngarep!– Flame juga boleh. Numpang lewat? Silahkan... Gw tetep seneng kok!

TPB (Talkshow Penuh Bahaya)

Sorarin (So): Hai semua! Gimana fic ini? Aneh? Hohoho... Sudah. Biar.

Sasuke (Sa): Dasar Author breng-piip- lo. Kenapa lo bunuh gw seenak kaki lo? Gw Chidori entar, biar lo ikut mati!

Gaara (G): Bener! Gw juga ga terima mati gitu aja.

So: Ohohoho. Kan tadi udah dijelasin kenapa...

G & Sa: ... (speechless)

Sa: Gw ga' suka kalo cuma numpang lewat begitu...

G: Hmm... (ngangguk)

So: Ah, jangan berisik deh! Kan di sini gw authornya!

Sabaku siap. Chidori dah sedari tadi.

So: Kyaa... Sasori tolongin gw!

Sasori (S): Ah, Sorarin mau main boneka bareng ya?

So: Mau! Eh? Enak lo ngomong! Gw ga' mau mati! (Udah langsung teriak tanpa pikir panjang) Woi, cewek-cewek ni Sasuke ama Gaara ada di sini! Ambil sono! Gratis!

Gaara n Sasuke ilang dibawa lari fans-nya. Sora aman. Hanya sayup-sayup terdengar ancaman bakal di-Sabaku plus Chidori, sepuas hati entar... Nasib...

Naruto (N): Kenapa gw harus nangis segala? Capek tau!

So: Ahh, Naru-chan. Yang sabar ya? Kamu kan aktingnya cuma pake obat tetes mata.

N: Sorarin, gw udah ingetin berapa kali. Jangan bilang-bilang, juga. Ketahuan Hinata-chan entar...

So: (ga' ndengerin omongan barusan) Ah, Naru-chan maaf, obat tetesnya masih? Kelilipan nih mata gw.

N: (Kalap) Sorarin udah gw bilang! Jangan bilang-bilang juga! Terima nih, Rasengan! (langsung nglakuin noh jutsu).

So: Kyaa, jangan Naru-chan. Gw tobat. Ampun deh! Gw ga' akan bilang-bilang lagi Sasori-kun, cepetan tolong gw!

S: Ano... review ya? –puppy eyes–

So: Klik aja tombol go di bawah, gampanglah!

N: Gw Rasengan ni yang ga' review!

Sa: Mau cobain Chidori sebelum gw pakai buat ngabisin Author brengpiip itu?

G: Sabaku juga boleh...

So: (sweat dropped) –napa ni orang pada ga' jelas gitu?– (membatin...) Yah, pokoknya review...