Tampak dua anak berumur 8 tahun sedang berkejar-kejaran di taman kota. Anak yang bertubuh lebih kecil tersandung batu hingga ia terjerembab ditanah, matanya berkaca-kaca hendak menangis. Anak yang sedari tadi melihat segera menolong sang sahabat, ia meniup lutut sahabatnya bermaksud mengurangi rasa sakit.

"H-hiks.." isakan lolos dari bibir anak yang terjatuh, tubuhnya bergetar menahan tangis, "sakit hiks.."

Anak di depannya terkejut melihat sahabatnya menangis. Ia menangkupkan tangannya di pipi sang sahabat, matanya menatap cemas, "Mingie jangan menangis. Maafkan Kyunnie ne tidak bisa menjaga Mingie.."

Yang di panggil Mingie menggeleng, ia menjawab dengan sesegukan, "tidak, ini bukan salah Kyunnie. Mingie yang tidak hati-hati hiks."

Melihat airmata Mingie yang terus mengalir deras membuat Kyunnie tak tahan, setetes airmata mengalir dipipinya, "hiks.. Mingie jangan menangis.."

Melihat Kyunnie-nya ikut menangis membuat Mingie sangat sedih, ia semakin menangis kencang. Kyunnie yang melihatnya segera memeluk Mingie dan ikut menangis kencang. Mereka menangis bersama sembari berpelukan.

"Sungminnie, Kyuhyunnie, kenapa kalian menangis?!" seorang wanita cantik sedikit berlari menghampiri mereka, ia menatap khawatir.

"M-mingie menangis, jadi Kyunnie ikut menangis hiks.." jawab Kyunnie atau Cho Kyuhyun dengan sesegukan.

Sang wanita tersenyum lembut menatap kedua anak yang lucu didepannya, "kenapa Minnie menangis hm?"

Mingie atau Lee Sungmin segera menghapus airmatanya di bantu Kyuhyun (walaupun Kyuhyun sama sekali tidak membantu, ia hanya menempelkan jarinya di pipi Sungmin), ia menjawab pelan, "Mingie terjatuh, ahjumma. Maafkan Mingie sudah membuat Kyunnie menangis.."

Cho Heechul tersenyum lembut, ibu dari Kyuhyun itu mengecek apakah di tubuh Sungmin terdapat luka atau tidak. Setelah memastikan tidak ada lecet sedikitpun, Heechul membantu kedua anak itu berdiri. Sungmin dan Kyuhyun menepuk celana mereka, membersihkan debu yang menempel, "tidak ada luka kok, Minnie jangan menangis lagi, ne?"

Sungmin mengangguk pelan lalu membungkuk, "gomawo ahjumma."

"Iya Minnie. Sudah sore, sekarang Sungminnie dan Kyuhyunnie pulang, ne?" bujuk Heechul kepada anaknya dan Sungmin.

Kyuhyun merengut, sebenarnya ia masih ingin bermain dengan Sungmin. Kyuhyun kembali memeluk Sungmin, "Kyunnie pulang dulu, ne? Mingie jangan menangis lagi."

"Eum!" Sungmin mengangguk riang, dengan cepat ia mengecup pipi Kyuhyun, sedetik kemudian wajahnya memerah karena perbuatannya sendiri. Sungmin berbalik dan berlari pulang, "sampai jumpa, Kyunnie!" teriaknya sembari melambaikan tangannya.

Kyuhyun tersenyum cerah, ia balas melambai dan berteriak, "saranghae, Mingie!"

Heechul menggeleng pelan melihat Kyuhyun yang berteriak pada Sungmin yang mulai menjauh. Ia pun melambai pada Sungmin dan berseru, "hati-hati jatuh, Sungmin!"

"Arraseo ahjumma! Nado saranghae Kyunnie~!" suara Sungmin semakin menjauh seiring terbenamnya matahari. Kyuhyun terus menatap Sungmin yang mulai ditelan keramaian.

"Ayo, Kyunnie," Heechul berbalik, menggandeng anaknya menuju mobil yang di parkirnya diluar taman, "umma sudah membelikanmu ice cream."

"Jinjja? Gomawo umma! Kyunnie sayang umma!"

Suara ibu dan anak itu makin menjauh seiring mereka meninggalkan taman.

.

.

The Sorrow

.

.

Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Kim Kibum (as Lee Kibum), Kim Heechul (as Cho Heechul), Choi Siwon (as Cho Siwon), Lee Donghae, and other cast.

.

.

Drama, Romance

.

.

All casts belong to God

.

The story belong to me

.

.

Sungmin dan Kyuhyun kecil harus mencicipi pahitnya takdir di saat umur mereka yang masih sangat belia.

.

.

Shounen-ai. GS for Kibum & Heechul. Typo(s). GaJe.

.

.

DONT LIKE? DONT READ!

.

.

Happy Reading~!

.

.

Hot Chocolate pesanan seorang anak sudah datang. Anak yang kira-kira berumur 7 tahun itu menghirup aroma coklat panas yang sangat ia suka. Senyum lebar terkembang di wajah imutnya yang seperti nemo itu. Jari mungilnya melingkar di gagang cangkir, mengangkatnya lalu menghirup minuman favoritnya. Matanya terpejam menikmati air yang mengalir dikerongkongannya.

Ketika membuka mata kembali, sosok yang pertama ia lihat adalah anak manis di sebrang jalan. Senyumnya terkembang makin lebar melihat anak yang akhir-akhir ini sering ia perhatikan dari balik kaca kafe milik ayahnya. Namun senyum lebar itu memudar ketika ia melihat sang anak manis dibawa secara paksa oleh kira-kira tiga pria disebuah lorong sepi. Mata teduh anak berwajah mirip ikan itu terbelalak, ia segera turun dari kursi dan memanggil kakaknya.

"Hyung! Yesung hyung! Bantu Hae!" teriak anak itu sembari menarik lengan kakaknya yang sedang asik berlaptop ria di pojok ruangan.

"Aish! Ada apa, Hae?" Yesung menutup laptopnya dan memandang sang adik yang tampak cemas.

Lee Donghae, anak itu menarik lengan kakaknya, Lee Yesung keluar kafe. Mereka menyebrang jalan dan memasuki lorong sepi dimana Donghae melihat anak manis itu dibawa.

"Teman Hae diculik!" teriak Donghae cemas saat Yesung kembali bertanya.

Mereka sampai di ujung jalan buntu. Tidak hanya mereka yang berada disana, ada beberapa pria yang mengepung anak manis yang dilihat Donghae, anak itu duduk memeluk lutut dan tubuhnya bergetar.

"J-jangan culik Mingie.. hiks.." isak anak itu.

"Hoi!" Yesung yang mengerti keadaan segera maju hendak menghentikan pria-pria itu.

Para pria itu berbalik dan mendapati Yesung yang menatap mereka dengan marah, namun Yesung terbelalak melihat siapa mereka. Kejadian serupapun terjadi saat mereka melihat siapa yang menginterupsi mereka.

"Ya! Yunho! Minho! Changmin! Apa yang kalian lakukan pada teman adikku, heh? Kalian menculiknya?!" seru Yesung, ia kaget ternyata mereka adalah sahabat-sahabatnya.

Yunho menghela nafas gusar, "kami tidak menculiknya!" ia menunjuk anak dibelakangnya, "Jaejoong merengek ingin bertemu anak ini. Kau ingat saat anak ini datang ke kafe? Jaejoong gemas melihatnya."

"Taemin juga begitu," timpal Minho.

"Kami tidak menculiknya kok!" seru Changmin.

Yesung menggeleng heran melihat kelakuan teman-temannya itu. Ia menyuruh adiknya membantu sang anak.

Donghae juga ingat saat anak manis itu datang ke kafe ayahnya. Hampir semua orang gemas melihat tingkah polos anak itu, tak terkecuali Donghae. Itulah mengapa Donghae begitu menyukai anak itu.

Donghae mendekati anak yang meringkuk ketakutan itu, ia mencoba menghiburnya, "hey, tidak ada orang jahat disini."

Anak itu mengangkat wajahnya perlahan, was-was jika ia akan diculik. Wajah manisnya memerah karena menangis kencang. Dia Sungmin.

Jari mungil Donghae bergerak menghapus airmata di pipi Sungmin, ia tersenyum lebar menatapnya. Melihat anak didepannya tersenyum tak ayal membuat Sungmin ikut tersenyum.

"Jangan menangis lagi. Kau tidak diculik," ujar Donghae pelan, "siapa namamu?"

"Ungg? Sungmin, panggil Minnie saja ne?" senyum cerah terkembang di wajah Sungmin, ia tidak cemas lagi sekarang.

Donghae mengerjap bingung, "bukankah tadi Minnie mengatakan Mingie?"

Sungmin menggeleng lucu, "hanya Kyunnie yang boleh memanggil dengan Mingie!"

"Hey kalian, ayo kembali ke kafe," baru saja Donghae ingin menanyakan siapa Kyunnie, kakaknya sudah menginterupsi.

Sungmin mengerjap bingung, "ke kafe? Minnie ingin pulang!"

Donghae menatap Sungmin sedih, "Minnie belum bermain dengan Hae.."

Sungmin menatap Donghae bingung, "Hae?"

Donghae mengangguk sedih, "itu namaku, Donghae."

"Hihi rumah Minnie dekat sini kok! Nanti kita main bersama, ne?" ujar Sungmin ceria.

"Minnie pulang dulu~ sampai jumpa Hae, hyungdeul~" sebelum pergi Sungmin memeluk Donghae sejenak lalu segera pulang.

"Hati-hati, Minnie!" Donghae melambai pada Sungmin dan dibalas Sungmin sebelum hilang di tikungan.

"Nah, Donghae, ayo pulang," Yesung menggendong Donghae dan kembali ke kafe bersama teman-temannya.

.

.

Sungmin melangkahkan kakinya menuju rumah sederhananya. Ia melihat kedai ramen sederhana milik ibunya telah tutup, berarti ibunya sudah pulang.

Sungmin menatap mobil mewah yang terparkir di depan rumahnya dengan bingung, tidak mungkin itu milik ibunya. Pasti ada tamu, pikir Sungmin. Ia segera masuk kerumah, setelah di ambang pintu ia menghentikan langkahnya saat mendengar percakapan ibunya dengan seorang pria yang terdengar penting.

"Jadi, bagaimana kabar Sungmin?" tanya pria yang duduk membelakangi tempat Sungmin bersembunyi.

"Ia baik-baik saja. Kau tidak perlu datang kesini," Sungmin dapat melihat ibunya menunduk dalam, ia juga dapat mendengar suara sang ibu yang bergetar.

"Aku hanya ingin bertemu dengannya. Sepertinya ia tidak ada disini," Sungmin sangat bingung mendengar percakapan ibunya dan pria asing. Ia menatap wajah sang ibu yang terangkat, Sungmin terbelalak kaget melihat setetes airmata mengalir dipipi ibunya.

"Jangan ganggu kehidupanku lagi, Siwon-ah," desis ibu Sungmin, bibirnya bergetar menahan tangis. Sungmin sangat tidak sanggup melihatnya.

Siwon terdiam melihat wanita di depannya yang mulai menangis, "Kibum-ah.."

"Sudah cukup kau menghancurkan aku di masa lalu. Aku tidak ingin melihatmu lagi hiks," isak Kibum, wanita itu mendekap mulutnya menahan isakan tangisnya.

Siwon tidak bisa diam, ia menarik Kibum kedalam pelukannya. Tenaga Siwon cukup mampu menahan Kibum yang berontak di pelukannya. Tangisan Kibum makin kencang dipelukan pria didepannya.

"Maafkan aku, Bummie. Maafkan aku," bisik Siwon sembari mengusap punggung Kibum.

"Kenapa kau kembali hiks.. Aku tidak ingin melihatmu lagi.." isak Kibum. Ia mulai tenang di pelukan Siwon. Tidak dipungkiri lagi, keduanya memendam rindu yang begitu dalam.

"Aku ingin melihat anakku," bisik Siwon di telinga Kibum, ia masih memeluk Kibum erat.

"Aku memberinya nama Lee Sungmin. Dia sudah delapan tahun sekarang. Dia hidup sangat baik bersamaku," ujar Kibum pelan, ia melepas pelukan Siwon.

"Bisakah aku bertemu dengannya?" gumam Siwon kepada Kibum, saat ini ia sangat ingin bertemu buah hatinya, "aku belum pernah melihatnya sejak ia lahir."

Kibum menggeleng perlahan, "ia belum pulang."

Sungmin tidak bisa mendengar pembicaraan mereka, ia bingung dan marah. Bingung karena ia tidak tahu siapa pria itu dan marah karena pria itu telah membuat ibunya menangis. Siapa sebenarnya pria itu?

"Baiklah. Lain kali aku akan kembali, semoga Sungmin berada disini saat aku kembali," sebelum pergi Siwon memeluk tubuh Kibum erat dan mencium kepalanya sekilas.

Sungmin yang melihat Siwon hendak pergi kembali bersembunyi. Siwon memasuki mobilnya, mobilpun melaju dan menghilang di tikungan. Dari tempat persembunyian Sungmin dapat melihat sang ibu masih berdiri di ambang pintu.

"Jangan bersembunyi lagi, Minnie," ujar Kibum lembut.

Sungmin yang merasa telah ketahuan segera menghampiri ibunya, wajahnya menunduk merasa bersalah. Kibum mensejajarkan tubuhnya dengan Sungmin agar dapat menatap wajah manis sang anak.

"Minnie mendengar semuanya?" tanya Kibum hati-hati. Ia menatap mata sang anak.

"Minnie tidak mendengarnya, umma. Kalaupun mendengarnya, Minnie tidak akan mengerti," ujar Sungmin, "Umma jangan menangis lagi.."

Kibum segera memeluk anaknya yang sangat ia sayangi itu, airmata kembali mengalir dari mata indahnya, "suatu hari nanti kau akan mengerti semuanya, Minnie. Suatu hari nanti kau akan tahu siapa appamu."

Sungmin mengangguk pelan, ia merasa bahunya basah karena airmata Kibum, "umma sangat menyayangimu."

"Minnie juga menyayangi umma. Umma jangan menangis lagi," jari mungil Sungmin bergerak menghapus airmata ibunya kemudian memeluknya kembali.

"Saranghae, umma.."

"Nado saranghae, Minnie.."

.

.

Kyuhyun menghentakan kakinya kesal. Pasalnya ia telah menunggu ayahnya daritadi namun sampai sekarang sang ayah belum juga pulang.

"Tuan muda, sudah waktunya untuk makan," bujuk seorang pria pada Kyuhyun.

"Sudah kukatakan aku ingin makan dengan appa! Han ahjussi kenapa tidak mengerti sih?!" sentak Kyuhyun sebal. Ia kembali memainkan pspnya dengan kesal.

"Bagaimana jika makan dengan ahjussi?" Hangeng, manajer ayah Kyuhyun kembali membujuk.

"Aku ingin makan dengan appa!" teriak Kyuhyun kesal membuat semua pelayan di ruang makan itu berjengit kaget.

"Ada apa ini?" Heechul berjalan memasuki ruang makan dengan anggun, matanya bertemu dengan mata Hangeng namun secepat kilat ia mengalihkannya. Heechul mendekati Kyuhyun yang kini sudah sangat kesal.

"Ada apa, Kyunnie?" Heechul mengelus kepala Kyuhyun lembut, ia menatap anaknya dengan sayang. Hangeng hanya memperhatikan mereka.

"Umma, aku ingin makan dengan appa! Kenapa appa tidak juga pulang?" rengek Kyuhyun pada ibunya.

Heechul menghela nafas pelan, "appamu sudah pulang daritadi, Kyunnie. Dia sangat kelelahan. Jangan ganggu dia, ne?"

Kyuhyun sangat kecewa mendengarnya. Lagi-lagi ia tidak bisa makan bersama ayahnya. Kyuhyun turun dari kursi dan berjalan keluar ruang makan.

"Kyunnie, habiskan dulu makananmu."

"Kyunnie tidak lapar, umma."

Heechul menghela nafas lelah. Ia sesak mendengar jawaban dingin dari anaknya. Ia menoleh pada Hangeng, "temani dia."

Hangeng membungkuk sopan sebelum menyusul Kyuhyun ke kamarnya. Setelah Hangeng benar-benar telah pergi dari sana, Heechul terduduk lemas di kursi makan. Ia memijit pelipisnya, kepalanya sakit memikirkan tingkah suaminya akhir-akhir ini. Pulang malam, bersikap dingin padanya, dan jarang menemani sang anak.

"Aku harus menanyakan ini," Heechul berjalan gontai menuju ruang kerja sang suami. Sudah 2 tahun ini Heechul dan suaminya tidak tidur sekamar, sudah 2 tahun pula suaminya seakan tak peduli pada keluarga. Heechul sangat sedih karena itu.

Heechul membuka perlahan pintu ruang kerja suaminya. Ia mendekati sang suami yang sedang mengetik dan menyentuh bahunya.

"Apa pekerjaan ini membuatmu melupakan keluarga?" gumam Heechul sedih.

Pria itu menghentikan kegiatannya sejenak, dua detik kemudian ia kembali melanjutkan kegiatannya, "aku sibuk. Maafkan aku."

Heechul tersenyum pahit mendengarnya, "sudah dua tahun kau bersikap dingin padaku dan Kyuhyun. Ada apa sebenarnya, yeobo?"

Sang suami terlihat menghela nafas lelah, suaranya meninggi, "sudah kukatakan aku lelah!"

Heechul mendekap mulutnya terkejut, airmata jatuh begitu saja dari mata Heechul. Sangat sakit bukan dibentak oleh seseorang yang sangat kau sayangi? "K-kau.."

"Suruh Hangeng saja untuk menemani Kyuhyun,"

"Kyuhyun hanya ingin kau.." isak Heechul, "kenapa kau tidak mengerti hiks.."

"Kembalilah ke kamarmu, Chullie.. maafkan aku."

.

.

"Ahjussi.. mengapa appa selalu tidak bisa menemaniku?" gumam Kyuhyun pada Hangeng.

Saat ini Kyuhyun tengah berbaring di ranjang ditemani Hangeng yang duduk di sebelahnya. Hangeng mengelus surai Kyuhyun dengan lembut, ia baru saja menceritakan Kyuhyun sebuah dongeng namun anak itu tidak juga tidur.

"Appamu sibuk, Kyuhyun-ah," gumam Hangeng.

"Apakah appa tidak peduli padaku? Ia hanya peduli dengan pekerjaannya."

Hangeng tersenyum lembut mendengar keluh kesah Kyuhyun, "appamu yang sebenarnya sangat menyayangimu, Kyuhyun-ah. Ia selalu mendukungmu dari belakang."

Kyuhyun mengerjap bingung, "appaku yang sebenarnya? Apa maksudmu, ahjussi?"

Hangeng mengacak rambut Kyuhyun gemas, "lupakan. Kenapa kau tidak bercerita tentang Sungmin malam ini? Biasanya kau selalu menceritakannya."

"Sungmin? Ah Sungmin tadi terjatuh loh, ahjussi! Ia sampai menangis. Aku tak tahan melihatnya, jadi aku ikut menangis. Aku tidak suka saat Sungmin menangis," Hangeng terkekeh melihat ekspresi Kyuhyun yang lucu saat sedang menceritakan Sungmin.

"Maka dari itu, kau tidak boleh membuatnya menangis lagi."

"Eum!" Kyuhyun mengangguk semangat mendengar nasihat Hangeng, "aku mengerti!"

"Baguslah. Sekarang saatnya pangeran kecil tidur, ini sudah larut," Hangeng merapikan selimut Kyuhyun.

"Baiklah. Selamat malam ahjussi," Kyuhyun memejamkan matanya, tak lama kemudian ia telah berada di alam mimpi.

Setelah memastikan Kyuhyun sudah tertidur, Hangeng mengelus pipi chubby anak itu dan mengecupnya.

"Selamat malam, Kyuhyunnie."

.

.

Sungmin terbangun dari tidurnya saat mendengar teriakan nyaring dari luar rumahnya. Terdengar sayup-sayup suara ibunya sedang memarahi anak pembuat keributan itu.

Sungmin turun dari ranjangnya sembari mengucek matanya. Dengan masih menggunakan piyama pinknya, Sungmin berjalan menuju teras rumah. Saat di ambang pintu, ia melihat Donghae yang menunduk ketakutan dimarahi ibunya.

"Hae?! Darimana Hae tahu rumah Minnie?" pekik Sungmin senang, ia berlari mendekati teman barunya itu.

"Lain kali jangan ribut lagi!" seru Kibum, "Minnie, dia temanmu?"

Sungmin mengangguk senang, "jangan marahi dia ne, umma?"

"Arraseo, ajak temanmu masuk," Kibum berlalu memasuki rumah.

"Ayo masuk, Hae!" Sungmin menarik tangan Donghae masuk ke rumahnya.

"Minnie belum mandi ya?" tanya Donghae setelah ia mendudukan dirinya disofa ruang tamu, "hiiih Minnie bau!"

Sungmin mengerucutkan bibirnya kesal, "Hae menyebalkan!"

"Makanya cepat mandi! Setelah itu kita main!"

"Aish arraseo!" Sungmin berlari menuju kamar mandi dan segera mandi. Selesainya mandi, ia berpakaian rapi kemudian sarapan.

"Umma, Minnie pergi main dulu ne? Kalau Kyunnie kesini suruh dia ke taman ne? Minnie pergi!" setelah berpamit, Sungmin dan Donghae pergi bermain ketaman.

Baru saja Kibum akan memasuki rumahnya, suara klakson mobil menginterupsinya. Kibum berbalik melihat siapa yang telah datang.

Seorang pria berpakaian rapi keluar dari mobil, ia berjalan mendekati Kibum yang terbelalak kaget.

"Kau datang lagi?"

.

.

Kyuhyun mematut wajahnya di depan cermin. Anak itu kembali merapikan rambutnya yang berantakan. Kadang ia merengut sebal saat penampilnya tidak rapi.

"Ingin bertemu Sungmin, hm?" Cho Heechul menatap anaknya dari cermin.

Kyuhyun mengangguk semangat, ia menatap ibunya dengan antusias, "apa Kyunnie sudah tampan?"

Heechul mengangguk senang, ia sedikit membetulkan kerah baju, "kau sangat tampan."

"Jinjja? Kalau begitu Kyunnie pergi dulu ne?"

Heechul mengangguk, lalu mengantar anaknya ke depan mansion.

"hati-hati dijalan!" Heechul melambaikan tangan saat mobil yang membawa Kyuhyun sudah berjalan.

Heechul berbalik setelah memastikan mobil yang membawa Kyuhyun berbelok. Ia kaget melihat Hangeng berdiri tepat didepannya.

"Kita harus bicara, Heechul."

.

.

"Berhenti disini saja, ahjussi!" ujar Kyuhyun.

Kyuhyun keluar dari mobil yang berhenti tepat di depan kedai ramen milik ibu Sungmin. Ia menatap bingung pada kedai itu, "kenapa kedainya tutup? Dimana Sungmin?"

Kemudian Kyuhyun berjalan menuju rumah Sungmin yang tidak jauh dari kedai itu. Ia sudah sangat hapal letak rumah Sungmin.

Sesampainya disana, ia menatap sebuah mobil yang sangat ia kenal terparkir di depan rumah Sungmin. Kyuhyun memasuki pekarangan rumah Sungmin. Pintu rumahnya tertutup.

Kyuhyun mendekati jendela bermaksud melihat apakah ada orang di dalam atau tidak. Namun yang dilihatnya saat ini benar-benar membuatnya sedih. Bayangan sang ibu terlintas dikepala Kyuhyun.

Kyuhyun melihat seseorang yang sangat ia sayangi dan ia hormati tengah mencium ibu Sungmin.

.

.

TO BE CONTINUED

.

.

Haiiiii saya datang dengan FF baru :3

Sebenernya FF ini udah pernah saya post di wp dan baru sampe chapter 4, tapi saya greget mau post disini. Jadi deh saya posting disini :D

Semoga kalian suka dengan ceritanya yaaa. FF ini terinspirasi dari drama Baker King Kim Tak Goo, cuma terinspirasi yaa bukan remake :) jadi pasti banyak yang beda hehe

Oke review untuk FF ini ditunggu~ ^^