A/N:
Ini saya gunakan sebagai tempat khusus untuk menuangkan drabbles NH
Dari pada nganggur di laptop jadi saya tuangkan saja.
Mohon maaf jika terkadang ada yang receh ya :v
Disclaimer :
Karakter yang saya gunakan dalam cerita ini diambil dari Naruto milik Masashi Kishimoto
Cerita diambil dari kisah nyata teman-teman saya (tentu saja saya sudah meminta izin yang bersangkutan untuk menerbitkannya dalam cerita saya) dan bukan tidak mungkin nanti ada cerita saya sendiri
Penuangan cerita dan ide tambahan/perubahan di bagian-bagian tertentu (jika ada) murni dari saya
ForgetMeNot09
presents:
.
.
.
FLU
(Cerita dari seseorang kawan dekat sesama NHL)
.
.
.
Secepat kilat aku berlari keluar kamar kontrakan. Tidak peduli lagi teriakan teman sekamarku yang protes karena aku menjatuhkan sikat giginya ke lantai kamar mandi.
"Hinataaaaa!"
Melesat begitu saja, aku berlari dengan kedua tangan merentang ke belakang. Ya, kau benar. Aku meniru cara berlari dari ninja di anime kesukaanku. Dan ternyata memang cukup efektif. Mungkin sebab permukaan tubuh kita yang bergesekan dengan angin dari depan menjadi lebih kecil sehingga tekanan yang kita dapat juga semakin kecil. Maka laju lariku pun meningkat.
Agak sesak juga sebenarnya karena saat ini kondisi tubuhku sedang tidakprima. Semalam badanku menggigil dan kepalaku terasa berat. Mungkin sedang terjadi perebutan kekuasaan antara sel darah putihku dengan virus influenza. Nyatanya kekebalan tubuhku yang memang lemah membuat virus itu menang telak. Seperti inilah keadaanku sekarang.
Saat mataku menangkap sebuah gerbang besar yang menjulang tinggi, aku tersenyum. Akhirnya aku sampai di tempat tujuan. Aku menerjang masuk ke dalam bangunan kampus. Lebih tepatnya mengarah ke Jurusan Fisika, Fakultas MIPA. Yeah aku sedang menempuh pendidikan di sana. Doakan saja aku cepat lulus ya. Sebab ada yang bilang, jurusan Fisika itu gampang masuknya tapi susah keluar. Entahlah apa maksud mereka. Anggap saja angin lalu.
Ketika mencapai pintu kelas, tiba-tiba tubuhku menegak. Rasanya ada yang kurang. Otakku berputar mencari-cari apa yang tertinggal di kos dan tidak sempat kubawa. Berikutnya kutepuk dahiku keras. Bagaimana mungkin aku melupakan hal yang sangat krusial di saat seperti ini?
Kertas tisu.
Ya, aku lupa membawa kertas tisu. Padahal biasanya pada awal-awal gejala flu menyerang, ingus akan berhamburan keluar dalam bentuk encer. Sungguh memalukan jika aku sampai meler di kelas.
Aku membalik badan, berlari ke arah Tokema (Toko keluarga mahasiswa). Aku masuk begitu saja dan menyabet satu pak kertas tisu. Kemudian berjalan cepat ke arah kasir yang kebetulan sedang kosong.
"Semuanya jadi 10.000 rupiah, Mbak," ujar penjaga mesin kasir yang ternyata adalah seorang pemuda tampan. Aku terpesona. Pemuda itu bermata biru, rambutnya kuning berantakan, ada tiga garis di masing-masing pipinya, mungkin semacam tanda lahir. Aih tampannya ...
Mungkin setelah ini aku bisa berkenalan dan meminta nomor ponselnya. Dengan cepat aku merogoh tas hendak mengambil uang. Entah kenapa tiba-tiba uang itu menghilang dari tempat biasanya. Tanganku mengacak-acak tas itu dengan begitu bersemangat hingga-
Tes!
Setetes air encer meluncur begitu saja dari hidungku. Aku terdiam kaku. Rasa malu luar biasa menyergap. Aku merapal doa dalam hati, "Ya Tuhan, semoga laki-laki itu tidak melihat kejadian barusan."
Ternyata harapanku musnah, saat aku mendongak, pemuda kuning itu menatapku dengan ekspresi yang sulit dijabarkan.
Kami-sama!
Aku ingin terjun dari tebing tinggiiiiiiiiiiii!
.
.
.
END
PS : Yang punya pengalaman author ffn juga btw :v
