disclaimer: khr! © amano akira
a/n: F.A.I.L. ugh, flame me please


. x .

one two three, leave your lipstick behind
( karena seorang perempuan tidak sepantasnya menggenggam pistol seperti menggenggam lipstik )
haru

. x .


Miura Haru membenci pistol.

Warnanya hitam segelap lubang hitam, terasa halus seperti kain sutra, ringan seperti sentuhan laba-laba beracun. Ia percaya malaikat pencabut nyawa muncul dalam wujud pistol, karena itulah gunanya pistol: mencabut nyawa. Dan itu sangat, sangat mengerikan.

Jadi ia lebih memilih lipstik dan peralatan jahit di dalam tasnya dibandingkan benda mengerikan itu.

(tapi, ia tidak tahu kenapa ia ingin belajar menembak pistol. Apa karena ayah&ibu sudah tidak ada lagi di dunia ini?)

.

Miura Haru berumur enam belas tahun saat ia memegang pistol untuk pertama kalinya, dan dia menangismenangismenangis sampai warna-warna dunia bercampur menjadi satu dan membuatnya pusing, karena jari-jarinya dan pistol bukanlah potongan puzzle yang cocok untuk disatukan, dandan-dan―

(pistol membuat dirinya tidak terlihat lagi seperti gadis-gadis pada umumnya, yang berdandan dan berbicara tentang hal-hal cinta dan tertawa saat melihat cowok tampan.)

Tsuna menepuk bahunya, berbisik, Kau tidak seharusnya melakukan ini, Haru.

Haru mengusap airmatanya dan menggeleng. Aku akan melakukan ini untuk Ayah dan Ibu. Aku akan melakukan ini untuk Tsuna-san. Aku akan melakukan ini untuk semua orang.

(dan saat itu, dia menggenggam pistolnya seperti menggenggam lipstiknya.)

.

Miura Haru berumur dua puluh tahun saat dia pertama kali mencabut nyawa seseorang dengan pistolnya.

Dan ia menangismenangismenangis karena tangannya―yang seharusnya dipenuhi dengan boneka dan lipstik dan semua kesucian yang ada―telah dilumuri oleh darah seseorang yang dia tidak pernah kenal sebelumnya.

Malamnya, ia melihat merah darah yang berlalu begitu cepat di dalam mimpi buruknya, mengejarnya, lalu membasahi dirinya dengan darah yang begitu banyak, membuat ia tenggelam dalam kolam darah.

Haru bangun dengan mata sembab, berkomat-kamit, mengatakan kata-kata kotor (yang sekali lagi, bukanlah ciri-ciri perempuan yang baik) yang ditujukan pada pistolnya.

(tapi, diam dulu. Ia tetap menggenggam pistolnya sepertu ia menggenggam lipstiknya.)

.

Miura Haru berumur dua puluh empat tahun saat menatap refleksinya di cermin.

Ada dia di sana, terperangkap dengan wajah lelah dan rambut yang akhirnya ia potong sebagai wujud kekesalan. Ia mengerjapkan mata dan merapikan kemejanya. Menyisir rambut sebahunya. Ia melumuri bibirnya dengan lipgloss (karena lipstik merah selalu mengingatkannya akan darah dan keasinan). Ia mengecap bibirnya, sempat berpikir apakah semua bisa kembali seperti semula, tapi ia hanya menyingkirkan pikiran itu (karena ia bukan lagi gadissuci & ia tidak bisa tersenyumsepertianakkecil seperti dirinya sepuluh tahun yang lalu).

Ia berbalik dan membawa pergi tasnya, menyenandungkan sebuah lagu dengan nada ceria. Waktunya rapat bersama Vongola.

(dan, oh, lihat! tidak ada apa-apa selain pistol di dalam tas itu.)

.

Well, Haru, selamat datang di dunia mafia.