Monochrome Days
Park Jimin x Min Yoongi
All Bangtan Boys members belong to their rightful family and BigHit enterprise.
AU University
Boys x Boys
Don't like, don't read.
Please enjoy~
-Prologue-
*Jimin's POV*
Apa kau tahu apa itu Borderline Personality Disorder?
Apa kau tahu bagaimana rasanya menjadi seseorang yang menderita BPD?
Selama ini, aku tidak pernah tahu jika aku menderita BPD. Menurut seseorang, emosional penderita BPD seperti korban yang mengalami luka bakar tingkat parah. Mereka tidak bisa mengontrol emosi mereka, dan hal sekecil apapun dapat berdampak sangat menyakitkan bagi mereka meskipun bagi orang lain hal itu adalah hal wajar atau bahkan hal sepele.
Tapi tidak bagi penderita BPD.
Tidak bagiku.
Penderita BPD tidak bisa hidup sendiri. Ia akan selalu berusaha mencari seseorang untuk mengisi kekosongan yang Ia rasakan. Ketika Ia menemukan seseorang itu, Ia akan menjadikannya pusat dari dunianya. Semua kehidupannya akan berotasi pada seseorang itu, dan hanya pada orang itu saja. Namun, sedikit saja orang yang menjadi pusat dunianya itu memberikan pertanda bahwa Ia akan 'pergi' atau akan 'meninggalkan' penderita BPD, maka orang itu bisa jadi akan berubah menjadi sesuatu yang sangat dibenci.
Ya, itu yang aku lakukan selama ini.
Kepada banyak sahabat.
Kepada semua mantan kekasih ku.
Hingga aku selalu ditinggalkan sendirian.
Penderita BPD memiliki tingkat paranoid yang tinggi. Tidak, tingkat emosionalnya sangat tinggi. Banyak orang awam berpikir bahwa penderita BPD hanya melakukan hal – hal tersebut untuk sekedar menarik perhatian atau agar menjadi pusat perhatian saja. Tidak. Penderita BPD tidak tahu mengapa Ia melakukan hal itu. Mereka terkadang melakukan hal ekstrem seperti menyakiti diri mereka sendiri secara fisik karena mereka tidak dapat mengeluarkan emosi mereka yang meletup – letup dan membuat jiwa mereka menderita.
Ya, itu aku.
Semua 'teman' ku berpikir aku cari muka.
Mereka tidak tahu.
Aku juga tidak ingin begini.
Dan pelampiasan fisik adalah satu – satunya cara bagiku agar aku tidak gila.
Hal – hal di atas hanya sepersekian ciri dari penderita BPD. Hal – hal major yang tampak dari luar dan seringkali disalah artikan. Yang semakin membuat penderita BPD depresi dan tertekan karena mereka tidak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Banyak orang bilang penderita BPD adalah orang – orang yang hampir mustahil untuk dicintai. Mereka terlalu rapuh secara emosional dan dapat mengamuk seperti sapi gila dalam hitungan detik, untuk kemudian meminta maaf sampai setengah mati karena mereka tidak bermaksud untuk melakukannya. Amarah mereka terbentuk karena pemikiran paranoid mereka yang sebenarnya hampir tidak masuk akal. Mereka sangat sangat takut akan tertinggal sendirian. Mereka tidak suka ketika kelompok kecil orang – orang tersayangnya harus pecah dan melihat orang – orang kesayangannya pergi dengan yang lain. Padahal hal itu wajar, setiap manusia memiliki kisah hidup mereka masing – masing dan mereka tidak bisa terus selamanya berada di sisi para penderita BDP. Tapi penderita BPD tidak bisa memahami hal itu. Jikalau pun ada, mereka hanya menyembunyikan fakta bahwa mereka merana dan menderita ketika mereka harus dihadapkan pada kenyataan bahwa perpisahan itu pasti ada. Hal ini juga lah yang membuat penderita BPD terkadang melakukan hal nekat hanya agar orang – orang yang mereka sayangi tetap berada di sisi mereka.
Ya, itu juga aku.
Itu juga yang ku lakukan selama ini sampai akhirnya aku menyerah.
Aku berusaha memeluk kesendirian.
Tapi nyatanya aku makin gila.
Aku tidak bisa membedakan siapa yang benar – benar tulus menyayangiku atau hanya sekedar memanfaatkan keadaan ku yang tidak bisa sendirian ini.
Yang aku tahu, aku akan nyaman dan merasa aman ketika ada orang yang bersedia berada di sisi ku. Selama yang mereka sanggup. Meskipun mereka berbohong.
Aku tidak bisa sendirian.
Atau aku bisa gila.
Tentu saja aku ingin sembuh. Siapa yang ingin hidup dengan kelainan kejiwaan seperti ini? Apalagi kelainan yang membuat mu tidak bisa bersosialisasi secara normal dengan orang lain. Aku pernah merasa aman sendirian, tapi itu tidak berlangsung lama. Terutama bagi ku yang selalu ingin bercerita. Tidak memiliki seorang pun membuatku tertekan, merasa kesepian dan pada akhirnya aku akan kembali depresi.
Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk sembuh.
Aku tidak ingin memberitahu orangtua ku.
Selain mereka tidak akan mendengarkan ku, mereka juga tidak akan percaya.
Mereka hanya akan menganggap aku haus perhatian mereka.
Mungkin itu benar, karena sejak kecil aku jarang menghabiskan waktu dengan mereka yang sibuk dengan pekerjaannya masing – masing. Demi aku dan kakak ku katanya.
Padahal mereka tidak tahu bahwa putra terakhir mereka berjuang untuk tetap hidup melawan akal sakitnya yang menyuruhnya untuk mengakhiri hidupnya setiap hari.
Mereka tidak tahu.
Dan tidak akan pernah tahu.
Tidak.
Mereka tidak mau tahu.
Bagi penderita BPD, dunia hanya terdiri dari hitam dan putih. Mereka buta akan hal – hal yang berada di area abu – abu. Mereka hanya paham jika kau bukan miliknya, maka kau bukan miliknya. Jika kau mengatakan kau miliknya, maka kau hanya akan menjadi miliknya seseorang. Tapi dunia tidak berjalan seperti itu bukan?
Dunia ini penuh akan hal abu – abu.
Dan aku buta akan hal itu.
Aku tidak pernah mengerti kenapa seseorang rela berhubungan dengan orang lain tanpa status jelas apakah mereka saling memiliki atau tidak.
Aku tidak pernah mengerti kenapa banyak orang rela menghabiskan waktunya demi cinta mereka yang bertepuk sebelah tangan.
Yang aku tahu, cinta sepihak itu sakit luar biasa.
Tidak aneh bagi ku ketika ada yang mengatakan jika kau ingin mati berulang kali maka cintailah orang yang tidak mencintai mu.
Karena itu yang aku rasakan.
Aku tidak akan mengerti ketika ada orang yang berkata "aku menyayangi mu, aku mencintai mu, tapi aku tidak bisa bersama mu"
Kenapa?
Aku tidak akan pernah mengerti hal itu.
Karena yang aku tahu, ketika aku mencintai seseorang, aku akan sepenuhnya menjadi milik nya. Lakukan apapun yang kau mau pada ku, karena itu adalah putih untuk ku.
Karena semuanya jelas.
Aku milik mu. Dan kau milikku.
Karena yang aku tahu, ketika aku tidak bisa memiliki seseorang, maka aku tidak akan memiliki sebagian kecil pun dari orang itu. Aku tidak akan melakukan apapun dan tidak mau kau melakukan apapun padaku karena itu adalah hitam untuk ku.
Karena semuanya jelas.
Aku bukan milik mu. Dan kau bukan milikku.
Tapi kenapa?
Kenapa selama ini orang yang menjadi kekasih ku selalu saja abu – abu?
Kenapa ada yang berkata sayang pada ku tapi nyatanya pergi dengan orang lain?
Itu tidak hitam juga tidak putih.
Kenapa ada yang berkata sayang pada ku tapi nyata nya ketika aku meminta kejelasan, Ia malah marah dan berlaku seolah aku miliknya?
Padahal Ia bukan, dan enggan menjadi milikku..
Itu tidak hitam juga tidak putih.
Dan aku bisa gila karena nya.
Tidak
Aku sudah gila dibuatnya
Kini aku sendirian
Menjadi hal yang paling kutakutkan
Kini aku tidak peduli
Tentang hitam atau pun putih
Selama aku tidak sendiri
Tangan siapapun yang terjulur pada ku akan ku tangkap
Selama aku tidak sendiri
Siapapun yang menyentuhku aku tidak peduli
Selama aku tidak sendiri
Walau pada akhirnya aku akan ditinggalkan
Lagi
Lagi
Dan lagi
Dan terus saja seperti itu
Selama aku tidak sendiri
Walau hanya dalam hitungan jam
Kemari lah
Aku pasti akan menyambut tangan itu
Meskipun aku tahu
Luka itu akan selalu menganga
Ketika aku akan ditinggalkan
Lagi dan lagi
Aku tidak lagi peduli
Aku hanya tidak ingin sendiri
This is just a prologue of the story. I've done many research for BPD and I happen to be one of the owner of this disorder as well so I know exactly how it feels like to have BPD. Maybe I should just create a ficlets about mental disorder theme..? Hahaha.. I have a hard time decided who will have this disorder and thus I decided it will be Jim. Cause I've tortured Suga too much lately LMAO
And oh my God, BTS will held a world tour next year. SO EXCITED! WHO'S WITH ME?! *raise my hands* See you on chapter 1 of this fic~ x'D I'll update Living With Depression and You soon! Sorry for keeping you waiting! ;w;)/ Ciao~
-Ches A-
