Note: terinspirasi gara-gara replynya Saint-Chimaira yang bercerita tentang Shura curhat sama Milo dan Aiolia di tengah-tengah hujan itu lho. Trus pas Chimaira nyeletuk kalo diganti yang jadi pendengarnya Camus jadinya dingin kan.

Credit buat Saint-Chimaira dan Urja Shannan ye

Disclaimer: kalo udah punyaku, gold saint udah jadi heronya deh!

Fic ini khusus dibuat untuk Saint-Chimaira, Urja Shannan, Yuki, Sanich dan anak-anak SS lain yang tidak lelah mempromosikan saint seiya. Semoga fic ini bisa membuat semua tertawa terutama tentu saja Chimaira dan Urja karena aku pinjam ficnya/idenyanya lolz.

Note buat Urja: sorry klo dipublish dulu soalnya ngak sabar XD tapi tenang soalnya aku pasti kasih credit koq (ditulis di atas) :D


Gold Saint Selection 'Antara benci dan Rindu'

ltifal melihat balasan surat dari Saint-Chimaira, setelah membaca sejenak, muncullah ide dan sang penulis mulai mengetik.

Scene satu

Action!

Selagi Camus menemani Shura di luar, Milo menyeduh 2 gelas coklat hangat dan 1 gelas coklat isi es batu! Camus sendiri berdiam diri saja tanpa mengatakan apapun. Shura yang duduk di sebelahnya juga duduk diam, tapi makin lama tubuhnya sedikit menggigil, udah hujan-hujanan di luar eh ditambah ditemenin Aquarius lagi. Aduh, jadinya dingin banget! Untung Milo cepet keluar sambil bawa coklat hangat yang langsung disambar begitu saja.

"Lho, sabar napa coba?!" Sahut Milo garang, niat mo nanya Shuranya ilank. Camus sendiri cuma melirik sambil mengambil coklat dinginnya.

"Dingin nih!" seru Shura sambil menyeruput coklat panasnya.

"Sapa suruh loe ujan-ujanan."

"Lho, benernya loe mau narik gua suruh curhat atau mau ngajak brantem sih?" Sahut Shura tak kalah sengit.

"Ok, tenang Shur, sini ceritain deh uneg-unegnya biar lega. Keknya loe emank depresi berat." Milo akhirnya berkata sambil berusaha menghibur Saint Capricorn yang emang mukanya makin cemberut.

"Enggak ah..."

"Yah udah, klo gitu diem aja deh, gua lanjutin baca buku." Sahut Camus kalem sambil kembali melanjutkan buku 'Angel and Demon' nya.

Sunyi...

Sepi...

Senyap...

Hujan yang tadinya turun terus menerus tiba-tiba berhenti sampai akhirnya kilat kembali menyambar.

"Benernya loe niat ngak sih jadi pendengar!" Shura makin lama malah tambah kesel.

"Kamu sendiri tadi bilank ngak." Camus berdelik. Gubrak! Milo menghantam kepalanya ke meja berkali-kali saking frustasinya. 'Ugh, dasar ngak sensitif...'

Cut Cut!!!


ltifal geleng-geleng kepala, reaksinya parah sekali kalau begitu. ltifal kembali melihat account ffnetnya dan melihat balasan ke dua dari Saint-Chimaira. Setelah membaca sejenak ltifal kembali membayangkan apa yang terjadi…

Scene dua

Action!

Di tengah-tengah percakapan antara Aphro dan Deatmask, uh… sebenarnya, cuma Aphro sih yang lagi ngomong sampe berbusa-busa soal liptik barunya yang ternyata ngak cocok sama warna matanya, lho? Deathmask sendiri benernya pingin ngabur tapi apa daya... Ancaman pengrusakan koleksi topeng kesayangannya kalau dia minggat telah dilontarkan , si cancer mau tidak mau duduk di kursi berandanya sendiri sambil melirik kanan kiri. Aduh mana sih kapas kalau lagi perlu?!

"Eh!" Sahut Deathmask tiba-tiba (dengan leganya karena ada interupsi) sambil nunjuk ke arah depan "Itu kan si kambing."

"Mana?" Tanya Aphrodite sambil melihat ke arah yang ditunjuk oleh temannya itu. Halleluyah! Begitu pikir Deathmask, akhirnya ada juga orang yang bisa dijahilin! Mereka melihat Shura sedang berjalan menuruni tangga Sanctuary dengan muka sendu, sambil berlindung di bawah payung hitam.

"Dia ngapain??" Tanya pemuda berambut biru itu sambil mengamati gerak-gerik Shura yang berasa tanpa nyawa.

"Jangan-jangan... dia mo facial kali?"

"Facial! Emank elo!" Semprot Deathmask yang pastinya buat Aphrodite berdelik garang.

"Loh! Boleh donk cowo facial! Loe juga tahu, ada tuh skin care for man, hair remover for man, trus ada cream for man, parfum for man." Si penyuka mawar kembali nyerocos soal face and body care product sedangkan wajah temannya itu makin lama makin menunjukkan wajah jijik.

"Tunggu! Hair remover buat apaan?!" Deathmask bertanya, dia tidak benar-benar yakin kalau ingin medengar jawaban yang diberikan sobat genitnya itu…

"Buat ngilangin bulu lah jelas, bulu di tangan, kaki, punggung, dada, ketiak dan…"

"Stop stop! Gua ngerti."

"WEI!!! Kalian ini jadi ngak sih nanya gua ngapain hujan-hujanan kek gini!" Shura yang tadinya hanya berjalan lunglai dengan pandangan menerawang akhirnya berhenti tepat di depan dua 'sejoli' yang sedang diskusi masalah body care product!

"Oh kebetulan loe ke sini! Tuh kasih tahu, ada kan care product buat cowo!" Shura hanya bisa pasrah. Ini bukan dia yang mau curhat, ini sih namanya dijerat buat dengerin ceramah produk kecantikan! Ampun!

Cut! Cut!


ltifal tertawa terbahak-bahak membayangkan yang terjadi. 'Hmm' Wah, gawat! Evil grinnya ltifal mulai muncul…

Scene tiga

Action!

"Oooooooiiiii!!!! Shuuuuuurrrr!!!! Ngapain loe disitu ujan-ujanan???" teriak Aiolia sambil membentuk tangannya laksana toa.

"Dia ga ujan-ujanan! Masa lu ga liat dia pake payung?" sergah Aiolos sambil ngeluarin toa keramatnya yang sempat dia pakai pas birthdaynya Saga/Kanon. (referensi dari 'Potong Kuenya!' karya Urja Shannan)

"SHUR!!!!!!!! LOE NGAPAIN!!!!!!!!!!!"

"SERIUS NIH PAKE TOA SEGALA!" Sahut Aiolia ngak kalah kerasnya, tangan toanya Aiolia ternyata berfungsi!

"WAH! TANGAN LOE TOA KERAMAT!" Aiolos bilang tanpa sadar menghadapkan toanya ke arah adiknya, yang jelasnya bikin orang budek! Sementara itu Shura yang tadinya hanya mendongak, memandang mereka sekilas dengan pandangan 'aku tidak mengenal mereka' sebelum akhirnya kembali bengong menatap hujan. Masalahnya action Shura yang sudah sesuai dengan buku script sama sekali tidak disadari oleh dua kakak beradik yang tetap teriak-teriak (ngobrol) pake toa.

"IA DONK, KAN TANGANKU PAKE COSMOS!"

"EMANK BISA!"

"BISA DONK, MALAH BISA BUAT NANAK NASI LAGI!"

"ITU SIH COSMOS APPLIANCE RUMAH!!!

"KALIAN BENERNYA MO NANYA GUA KENAPA ATO MO NGOBROL PAKE TOA!!!!!" Duh Shura udah benar-benar tidak sabar, pengen rasanya Excalibur ini menusuk atau mengiris!

"NGOMONG PAKE TOA!!!" Sahut kedua bersaudara ini kompak sama sekali lupa dengan Shura. Si pemegang cloth Capricorn ini akhirnya mengangkat tangannya tingg-tinggi sambil menebas ke depan. Untung saja kedua kakak beradik ini sempat menghindar dan kabur berteriak minta tolong (pake toa).

Beberapa menit kemudian, empat sekawan yang sedang melewati waktu bersama menunggu hujan reda mendengar teriakan ribut-ribut dari arah depan kuil. Milo yang sedang menyeruput coklat hangatnya berhenti ketika dia melihat dua orang gold saint minta tolong dan berlari cepat melewati istana Virgo, sedangkan Camus yang sedang membaca buku melogok ke atas ingin mengetahui apa yang terjadi. Shaka si penjaga temple sendiri yang sedang bermain chess dengan Mu mengerutkan keningnya ketika melihat Shura melewati templenya sambil menebas-nebas memakai payung hitam.

Beberapa saat hening kemudian…

"Mereka ngapain?" Milo dalam keadaan bingung akhirnya membuka pembicaraan sambil meletakkan mug coklatnya.

"… Entah yah…" sahut Camus tidak peduli sambil kembali ke bukunya.

"Um… perlu kita tolong ngak?" kata Mu dengan cemas.

"Ngak usah, tapi nanti aku minta mereka ngepel lantai, kena air hujan tuh." Sambung Shaka datar "Nah! Check match!"

"EH!" Mu hanya bisa bengong ketika dia melihat bahwa posisi rajanya sudah tidak terselamatkan.

Cut! Cut


Tawa si penulis semakin lebar, sepertinya makin lama si penulis makin error. Pemudi berambut hitam ini lalu geleng-geleng kepala lagi sambil melanjutkan fantasinya...

Scene 4

Action

"Lama banget sih loe berdua. Huacchih!!! Gua kedinginan nih, nunggu disini ujan-ujanan!! Huacchih!!!!" Shura ngomong sambil bersih-bersin karena kehujanan.

"Maka dari itu, banyak-banyak meditasi" Shaka membuka matanya dan melirik tajam, jelasnya dia tidak mau beranjak dari tempat dia bermeditasi di teras (meditasi sambil memandangi alam…) tetapi Mu maksa terus dari tadi sambil narik narik. Dasar Mu terlalu baik…

"Sudah sudah, Shura, kamu lagi apa? Kenapa berdiri di tengah hujan begini? Kalau sakit bagaimana?".Si rambut ungu berkata sambil memegang payung ungu, sedangkan Shaka di sebelahnya melipat tangannya sambil sesekali mengibaskan air yang menetes ke pundaknya. Jelas susah kalau satu payung berdua tapi mau bagaimana lagi. Si rambut emas memang jarang keluar kuil dan pastinya tidak mau keluar hujan-hujanan seperti yang dilakukan seseorang yang sudah kita kenal ini…

"Soalnya aku mau curhat...." suara Shura semakin pelan dan ia menundukkan kepalanya.

"Aku baru tahu kalau curhat harus di tengah-tengah hujan begini." Mu menaikan alisnya dengan bingung ketika Shaka nyeletuk.

"Ngikut film India sih, sekalian pake nari, mas." Sahut Shaka kesal, tumben sekali ngasal (soalnya meditasinya keganggu terus).

"Enak aja, yang orang India itu sapa!? Itu kan kamu!" Debat si rambut hitam geram, niat curhatnya terlupakan.

"Gua memang lahir di India, tapi bukan orang India, rambut gua pirang!"

"Tapi tetep dari India!" Logikanya sih bener…

"Pernah liat orang India rambut pirang?!" Shaka (hampir) meninggikan suaranya tapi intonasi suaranya kembali normal meski urat di dahi Shaka mulai terlihat…

"Pernah liat rambut orang Tibet ungu?" Lho koq jadi Mu yang kena? Orangnya sendiri cuma bisa tengok kanan dan kiri seperti melihat pertandingan bola pingpong ke arah kedua temannya . Sebelum…

"Sudah! Ngomong-ngomong ini mau curhat ato ngomongin warna rambut yang emang bin ajaib sih?" Mu akhirnya menengahi.

"Iya ngerti… hhh…sampai mana tadi oh iya… soalnya kalo di jalan ini inget dia…"Shura kembali menerawang menatap hujan.

"Dia? Lagi nostalgia yah. Ada-ada saja…" Si rambut pirang sudah habis kesabaran berdiri di tengah hujan, mana baju putihnya sampai basah segala lagi. "Udah dia cuma inget kenangan masa lalu, ayo kita cabut."

"Eh! Koq gitu?"

"Iya, buang-buang waktu inget masa lalu, hiduplah di saat ini Shura, nah gitu aja. Bye bye deh." Sahut saint Virgo sambil ngeloyor pergi dan menarik Mu yang tidak bisa protes meninggalkan seniornya yang cuma bisa bengong. Waktu meditasinya udah kebuang 10 menit!

Cut cut!

ltifal tertawa kecil membayangkan apa yang terjadi. Kasihan Shura. 'Hem… coba lagi deh.'

The end? Or to be continue?

Note: hehehe ada yang mau nyeletuk character lagi? Menurut request aja deh tapi jangan terlalu jauh pasangannya yah, misalnya Deathmask – Athena, itu jelasnya ngak mungkin… si kembar Gemini sempat saya tulis sih tapi masih belum selesai jadi... antara saya update ato saya delete...