Invade

Disclaimer: Axis Powers – Hetalia © Hidekaz Himaruya, story's idea © Ravarion, source © Newsticker – Metrotv.

Rated: K+

Genre: Crime / Hurt / Comfort.

Warning: Original Characters (OC).

Character(s): male!Israel – male!Palestine.

Author Note: Sebelumnya saya minta maaf kalau fanfiksi ini menyinggung seseorang atau suatu kelompok. Mungkin ada info yang salah dan sejarah serta timline yang salah. Ini hanya fanfiksi.

Dedicated to: Palestine.

-x-x-x-

ENJOY

-x-x-x-

Israel membersihkan senjata laras panjangnya dengan kain khusus. Hari sudah mendekati larut malam tapi ia merasa harus berjaga di sekitar perbatasan laut. Memantau, mungkin saja ada yang memasok senjata atau bahan senjata ke Gaza. Atau mungkin ada kapal relawan yang nekat menembus blokade. Bulan sabit menggantung di langit terang malam itu terpantul di mata coklat terangnya. Ia belum ganti baju selama berhari-hari di tempat itu tapi ia tak peduli. Ia harus menjaga wilayah jajahannya.

Ia heran, apa ada yang salah kalau bangsanya membuat dirinya di tanggal empat belas mei, enam puluh dua tahun lalu? Yang lalu di tentang bangsa Arab, negara-negara tetangganya sampai ada perang Arab-Israel tiga kali. Bahkan masalahnya berkepanjangan. Memangnya salah kalau ia hanya ingin diakui hak-haknya sebagai sebuah negara dengan wilayah yang ia duduki sekarang?

Israel menghela nafas berat dan mendongak untuk menatap bulan sabit. Bulan sabit dan bintang. Mengingatkannya akan bendera negara tetangganya yang secara terang-terangan memutuskan hubungan diplomatik, walau tak semua. Turki. Lalu, ia pun di kecam Jerman. Yah, dia sudah sering di kecam, jadi hal itu membuatnya biasa. Tapi tetap saja, ia merasa kesal kalau di kecam terus-menerus, terlebih banyak negara yang mengecam perbuatannya memboikot jalur Gaza. Dan ia menarik pelatuk senapan yang ia acungkan ke atas. Membangunkan beberapa orang dari tidur tanpa mimpi.

-x-x-x-

Keadaan Palestina makin melemah dari hari ke hari. Karena Israel.

Ya, semua ini terjadi karena perbuatan Israel. Dan demi salah satu daerahnya juga, banyak nyawa manusia melayang sia-sia. Well, setidaknya tidak terlalu sia-sia juga. Ia senang ada yang masih peduli padanya walau keadaannya kini menyedihkan.

Bahkan berdirinya Palestina di lakukan di luar wilayahnya karena wilayahnya di invasi Israel sejak perang Arab-Israel tahun sembilan belas enam puluh tujuh. Basis-basis perjuangannya, PLO*, di usir berkali-kali. Dari Aljazair ke Yordania. Dan ia diusir karena Yordania khawatir karena PLO bagai negara dalam negara. Akhirnya basis dipindahkan ke Lebanon Selatan, dan diusir juga karena bisa menjadi sasaran penyerangan gara-gara organisasi gerilyawan Arab.

Tapi, kini Israel di kecam hampir seluruh dunia. Karena iba padanya. Begitu menyedihkannya kah ia di mata dunia? Apa keadaannya sama menyedihkan ketika ia masih bersama Inggris yang lalu menyerahkannya pada PBB? Ah, keadaannya takkan pernah baik. Ia selalu tampak menyedihkan.

Tapi, setidaknya ia masih berusaha mempertahankan dan melawan Israel. Ia pun pergi ke tenda-tenda dan membangunkan orang-orang untuk shalat Subuh, meminta perlindungan dan menyerahkan segalanya padaNya.

-x-x-x-

Fin

-x-x-x-

(Listen to: Never Say Never – The Fray)

(Word Count: words)

*) PLO. Palestina Liberation Organization, organisasi bagi beberapa kelompok gerilyawan Arab Palestina yang berusaha membebaskan tanah Palestina yang diduduki Israel.

Oke, saya jadi suka buat fic dengan chara aneh dan OC begindang. -_-

Sumbernya aja dari buku sejarah SMA bruder yang udah lulus sejak tiga setengah tahun lalu. IsraelPalestine, kayaknya lumayan dijadiin pair. (Iya ga, Lu-san? XD)

Saya hanya... hanya apa ya? Ikut miris liat keadaan negara itu. Banyak relawan, tapi kembali lagi ujungnya dan ada yang meninggal. Ada pasokan bahan makanan, itu pun diperiksa dulu. Curiga kalau itu bahan senjata atau senjatanya. –o–

Kalau ada salah info, maafkan saya. Hampura pisan nya... –w–

Nah, mind to review?