Hai, Miu buat fict baru lagi. Fict berseri khusus pairing NaruHina. Cerita ini terinspirasi dari sebuah lagu.

Lagi-lagi fict tentang fiksi ilmiah. Apakah reader bosan dengan genre fict seperti ini ya?

Langsung aja ya..


PENJAGA HATI DARI MASA DEPAN

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Naruto Shippuden

By Syarah Miu

Genre: Cinta, Fiksi Ilmiah dan Humor

Pairing: NaruHina

Sabtu, 12 April 2014

WARNING: Karakter-karakternya benar-benar OOC. Ceritanya gaje dan aneh. Mohon reviewnya.


Chapter 1: A BOY FROM FUTURE

CTIK… CTIK… CTIK…

Terdengar suara ketikan yang halus dari sebuah perpustakaan. Suara ketikan halus yang berasal dari sepuluh jari yang sangat terampil menekan tombol-tombol keyboard pada sebuah laptop. Di layar laptop itu sendiri terpapang sebuah program yang tengah dikerjakan. Sebuah dokumen penting dikerjakan dengan cermat dengan menggunakan program Microsoft Word.

Di depan layar laptop itu sendiri, seorang gadis berkacamata yang tengah duduk di belakang meja. Rambutnya panjang berwarna indigo dikuncir dua. Matanya berwarna abu-abu. Seragam yang ia kenakan berwarna hitam. Terlihat lambang Konoha Senior High School tertempel di lengan kanan seragamnya. Bawahannya sebuah rok lipit berwarna putih selutut. Sepatu kets berwarna senada dengan bawahan yang dikenakannya.

Nama lengkap gadis itu adalah Hyuga Hinata. Umurnya 16 tahun. Duduk di kelas sepuluh Konoha Senior High School. Jurusan IPA. Ia dikenal sebagai anak yang sangat pendiam, tertutup dan penyendiri. Hampir seluruh teman sekelasnya tidak ada yang mau berteman dengannya. Bahkan teman-teman laki-laki di sekelasnya menganggap Hinata sebagai gadis yang aneh dan tidak menarik untuk diajak bergaul. Benar adanya, Hinata menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk membaca buku dan bermain komputer. Tidak ada waktunya untuk bergaul, bersenda gurau, dan berkumpul bersama teman-teman lainnya.

Hinata sendirian di perpustakaan yang hening ini. Setiap istirahat, Hinata menyempatkan dirinya untuk singgah ke perpustakaan untuk membaca buku dan paling tidak mengetik sesuatu pada layar laptop yang selalu ia bawa kemana-mana. Begitulah kegiatan sehari-harinya selama di sekolah.

Ia tak pernah sedikitpun pergi makan ke kantin seperti murid-murid lainnya yang berebutan masuk ke dalam kantin dengan berdesakan karena mengeluh kelaparan. Ia selalu membawa bekal dan makan siang di perpustakaan. Ia hanya menganggap perpustakaan adalah 'sarang' terbaiknya untuk menyendiri. Memang perpustakaan adalah tempat yang hening dan tenang. Cocok buat orang yang ingin sendiri dan menyendirikan dirinya.

Hampir seluruh murid sekolah tersebut tidak pernah mengunjungi perpustakaan itu buat sekedar membaca buku ataupun memanfaatkan fasilitas lengkap yang tersedia di perpustakaan. Seperti fasilitas jaringan wifi tentunya, akan lebih asyik bila bermain internet memanfaatkan jaringan wifi untuk mencari sesuatu yang berguna dan sekedar mencari ilmu-ilmu baru di situs-situs yang terpercaya. Apalagi didukung dengan suasana hening dan tenang di perpustakaan seperti ini. Pastinya lebih menyenangkan lagi.

Setelah menyelesaikan dokumen yang diketik selama hampir seminggu lebih, Hinata menutup close pada jendela Microsoft Word. Microsoft Word menghilang dari layar jendela laptop. Maka kursor tanda panah diarahkan ke icon gambar seperti musang berwarna orange yang berpusar pada bulatan biru yaitu program Mozilla Firefox. Hinata memanfaatkan jaringan wifi untuk membuka internet.

Ketika icon Mozilla Firefox diklik maka tak membutuhkan waktu yang lama, jendela sebuah situs terbuka yaitu situs google. Maka Hinata mengetik sesuatu pada kotak persegi panjang berwarna putih yang berada di bawah icon google. Tertulis di kotak persegi panjang berwarna putih: sign in email yahoo.

Maka muncullah deretan-deretan dokumen beserta alamat situs masing-masing terbentang di layar laptop tersebut. Hinata hendak meng-klik sebuah judul besar pada sebuah judul situs. Tiba-tiba….

PIIIIP….

Layar laptop yang semula terang benderang dengan cahaya putih seketika berubah menjadi cahaya orange. Sehingga semua menu yang ada di Mozilla Firefox tidak bekerja sama sekali. Muncul secara mendadak sebuah perintah icon berbentuk jam berbentuk bulat dan ditengahnya ada tulisan 'HELP ME, PLEASE'. Hinata mengerutkan keningnya sejenak.

"A-apa ini?"

Hinata berpikir apa yang terjadi pada layar laptopnya. Padahal ia tidak salah meng-klik sebuah situs.

Timbul beribu-ribu pertanyaan di pikiran Hinata. Ini perintah situs apa ataukah situs jebakan para hacker komputer yang hendak mencari informasi atau keuntungan?

Hinata sangat bingung. Perintah icon beserta tulisan 'HELP ME, PLEASE' itu membuatnya penasaran. Apalagi warnanya orange. Lebih tepatnya orange terang. Itu menunjukkan sebuah bahaya atau SOS.

Tunggu dulu, kalau tanda bahaya harusnya berwarna merah. Bukan berwarna orange.

Tapi, warna orange itu sangat mengganggu. Membuat hati semakin penasaran tentang maksud situs perintah yang mendadak muncul ini.

Hinata harus mengirim dokumen penting yang telah selesai ia ketik secepat mungkin melalui email yahoo namun sebuah program lain datang mengganggu layar laptopnya sehingga semua menu tidak berfungsi. Maka tidak ada cara lain, Hinata harus meng-klik perintah icon beserta tulisan 'HELP ME, PLEASE'.

Saat icon beserta tulisan 'HELP ME, PLEASE' diklik, maka terjadilah sesuatu yang tidak disangka-sangka.

PYAAAAAASSH…!

Tiba-tiba cahaya bersinar terang benderang muncul dari balik layar laptop tersebut dan menyilaukan mata Hinata.

"KYAAA…!" pekik Hinata kaget dan ia pun terjatuh jungkir balik dari kursinya.

BRAAAK!

Terdengar bunyi sangat keras sebuah benda jatuh ke lantai bersamaan Hinata juga ikut jatuh dari kursi karena saking kagetnya melihat cahaya orange bersinar menyilaukan mata Hinata. Asal suara benda jatuh itu terdengar tepat di samping Hinata yang terjatuh dalam posisi terlentang.

"Aduuuh.." terdengar suara seorang laki-laki yang mengeluh kesakitan tepat di samping Hinata.

Hinata menoleh ke arah asal suara laki-laki tersebut.

Kini Hinata benar-benar membelalak kedua matanya. Bola matanya benar-benar nyaris keluar. Mulutnya ternganga lebar melihat seseorang yang berada tepat di hadapannya.

Seorang laki-laki berambut pirang. Kedua matanya berwarna biru. Di kedua pipinya terdapat tiga guratan garis. Kulitnya putih bersih. Pakaiannya yang ia kenakan berwarna orange dan desainnya aneh. Bawahannya celana panjang ketat berwarna orange dan desainnya juga aneh. Kedua kakinya memakai sepatu boot berwarna hitam dan banyak kabel-kabel di antara sepatu itu. Juga ada kabel-kabel yang terlilit dari atas puncak bahunya lalu kabel-kabel memutari di sepanjang kedua tangannya dan bersatu dengan sebuah benda mirip gelang yang melingkari di kedua pergelangan tangannya. Sepertinya ia seumuran dengan Hinata.

Satu kalimat muncul di dalam pikiran Hinata setelah melihat laki-laki di hadapannya ini yaitu, aneh!

Hinata pun terpana melihat laki-laki yang mendadak muncul seperti hantu ini tanpa bisa berkata apa-apa. Sejenak jantungnya terasa berdetak kencang.

Si laki-laki menyadari keterpanaan Hinata. Ia pun menoleh ke arah Hinata yang terdiam tanpa kata-kata. Ia tersenyum lebar ala tiga jari.

"Hai…" katanya sambil melebarkan seluruh jari-jari telapak tangan kanannya."Apakah kamu yang telah mengklik icon pesan permintaanku?"

Hinata masih terpana melihat si laki-laki itu. Ia belum sadar rupanya.

Si laki-laki menyadari bahwa Hinata tidak menghiraukan perkataannya. Lalu tangan kanannya diarahkan untuk memegang bahu kanan Hinata.

CRRRRRTT…

Tiba-tiba Hinata merasakan adanya kejutan listrik menyengat bahu kanannya ketika bahunya dipegang oleh tangan si laki-laki misterius itu. Seketika itu juga, Hinata melonjak kaget dan akhirnya sadar kembali ke alam nyata.

"WUUAAAAAH!" pekik Hinata kaget setengah mati dan akhirnya melompat ke arah laki-laki itu. Sehingga Hinata tanpa sadar lagi langsung memeluk pinggang si laki-laki misterius itu.

GREP!

Seketika itu juga, wajah laki-laki misterius itu memerah padam saat dipeluk mendadak dari gadis yang baru ia temui. Sedetik kemudian, sebuah garis melengkung tanpa terukir dari wajahnya yang merona merah.

"Hmmm… begini ya rasanya dipeluk oleh seorang gadis secara tiba-tiba begini."

Spontan, Hinata kaget lagi mendengar perkataan laki-laki itu. Dengan wajah super duper merah sekali, ia melepaskan pelukannya dari pinggang laki-laki yang kelihatan atletis itu.

"Hehehehe.." laki-laki itu malah tertawa senang melihat wajah Hinata yang merah padam.

Hinata merasa kesal dipermainkan oleh laki-laki misterius yang mendadak muncul dari mana ini. Tiba-tiba emosinya naik seketika di ubun-ubun.

"Hei, kau siapa? Kenapa kau tiba-tiba muncul seperti hantu begitu? Lalu kau malah mempermainkan aku. Dasar, orang aneh!"

Hinata merah padam. Tapi, kali ini merah padamnya bukan karena malu ataupun merasa berdebar-debar tapi merah padam karena kesal.

Laki-laki itu hanya tertawa renyah. Ia mengulurkan tangan kanannya.

"Perkenalkan, namaku adalah Namikaze Naruto. Panggil saja aku Naru-chan."

Hinata sewot melihatnya dan berseru dalam hatinya,"Anak ini percaya diri sekali menambahkan embel-embel di belakang namanya dengan sebutan chan."

Sekali lagi Naruto tertawa renyah. Segera saja si Hinata membalas uluran tangan si laki-laki misterius yang bernama Naruto atau Naru-chan itu.

"Namaku Hyuga Hinata. Kamu boleh memanggilku dengan Hinata saja."

"Oh begitu, senang berjumpa denganmu, Hinata-sama."

"Hah..?" Hinata mengerutkan keningnya."Kenapa kamu memanggilku dengan Hinata-sama?"

"Karena kamu telah menolongku untuk memasuki lorong waktu untuk menuju ke zamanmu. Aku berhutang budi padamu, Hinata-sama. Terima kasih."

"Hah..? Menolongmu untuk memasuki lorong waktu ke zamanku? Apa maksudnya? Aku tidak mengerti dengan maksudmu, Namikaze.."

Belum sempat Hinata melanjutkan kata-katanya. Naruto memotongnya.

"Hinata-sama, bukan Namikaze. Tapi, Naru-chan. Naru-chan ya..!"

Naruto berlagak seperti bocah berumur sepuluh tahun. Wajahnya memelas dan kedua tangannya bergerak cepat dari atas ke bawah.

Hinata speechless di tempat.

"Baiklah, Naru-chan."

"Hehehe.. aku senang dipanggil begitu."

Naruto tertawa lebar ala tiga jari. Ia mengepalkan kedua tinjunya ke udara saking senangnya sambil berteriak keras. Lagi-lagi Hinata speechless dibuatnya.

"Oh iya, ngomong-ngomong kamu muncul darimana sih, Naru-chan?" tanya Hinata mengubah wajahnya seperti biasa lagi.

Naruto menoleh ke arah Hinata.

"Aku berasal dari tahun 2114. Tepatnya seratus tahun dari masamu, Hinata-sama."

Hinata menganga lebar kembali.

"APAAA? TAHUN 2114?"

Hinata tidak percaya bahwa Naruto yang berada di hadapannya ini adalah orang yang datang dari masa depan. Seketika Naruto bisa membaca pikiran Hinata.

"Sepertinya kamu tidak percaya padaku ya, Hinata-sama."

"Memangnya kamu benar-benar datang dari masa depan?"

Naruto tersenyum. Ia mengulurkan tangan kanannya ke depan wajah Hinata. Hinata heran dan memperhatikan tangan Naruto tersebut.

Sesaat telapak tangan kiri Naruto menekan sebuah gelang berbahan baja yang tersemat di pergelangan tangan kanannya.

PIIIP!

Seketika muncul sebuah cahaya putih menyerupai layar yang mengambang di udara dari sebuah lingkaran atas gelang yang tersemat di pergelangan tangan kanan Naruto.

"Perkenalkan namaku adalah Namikaze Naruto. Panggil saja aku Naru-chan. Aku lahir pada tanggal 10 oktober. Umurku 16 tahun. Aku duduk di kelas sepuluh Technology High School. Jurusan Teknologi robot. Aku suka makan ramen dan menjahili orang. Aku anak yang ceria, bersemangat dan suka menolong. Ingin tahu lebih lanjut tentang aku? Ayo, bertemanlah denganku."

Terdengar suara hologram yang menyerupai Naruto dari dalam layar yang mengambang di udara. Hinata memperhatikannya dengan takjub.

PIIIP!

Layar udara menghilang ketika suara hologram selesai berbicara. Hinata mengedipkan kedua matanya berkali-kali dengan mulut yang ternganga lebar.

"Menakjubkan.. Aku tidak mimpikan?"

"Kamu tidak mimpi. Benda ini benar-benar teknologi dari masa depan. Benda ini adalah kartu nama digitalku. Apakah kamu tidak percaya juga denganku, Hinata-sama?"

Lantas Naruto mencubit pipi Hinata dengan segera sehingga membuat Hinata terpekik kembali karena meringis kesakitan.

"AAAAAH… NARU-CHAN. SAKIT, TAHU!"

Kali ini suara pekikan Hinata yang sangat keras terdengar oleh penjaga perpustakaan. Ia pun beranjak dari kursinya untuk memperingati Hinata.

TAP! TAP! TAP!

Hinata menyadari penjaga perpustakaan berjalan ke arahnya. Perpustakaan itu sangat luas. Hinata berada di bagian belakang ruang perpustakaan tersebut.

"GAWAT..!" seru Hinata membulatkan kedua matanya.

"Apanya yang gawat, Hinata-sama?" tanya Naruto keheranan.

Segera saja Hinata menarik tangan Naruto begitu saja dan menyeretnya ke arah bagian deretan lemari buku yang berdiri agak menyudut ke dinding. Di sela belakang lemari buku itu ada ruang kosong yang sangat lapang dan sangat pas bila ada orang yang bersembunyi di baliknya.

"Naru-chan, kamu harus sembunyi dulu di balik lemari ini," pinta Hinata panik.

"Memangnya mengapa aku harus sembunyi di sini?" tanya Naruto makin heran.

"Penjaga perpustakaan menuju ke sini. Jika dia melihatmu, apalagi kamu masih berpakaian aneh begini. Pasti dia akan menangkapmu karena mengira kamu adalah orang jahat," Hinata sangat panik."Pokoknya diam saja di situ dulu sebelum penjaga perpustakaannya pergi. Mengerti?"

Tanpa banyak bicara lagi, Naruto mengangguk cepat dan menuruti semua perintah Hinata.

Naruto bersembunyi di balik lemari buku yang berdiri menyudut dekat dinding perpustakaan. Hinata buru-buru balik kembali ke tempatnya semula tadi. Ia duduk di kursi dan pura-pura sibuk bermain laptop.

Sedetik kemudian suasana hening. Si penjaga perpustakaan muncul melihat keadaan di tempat Hinata berada.

Si penjaga perpustakaan mengamati tingkah Hinata yang tenang bermain laptopnya.

"Hm.. aneh. Sepertinya ada suara keributan di sini. Tapi, kenapa malah hening begini suasananya?" ujarnya seraya membalikkan badannya untuk kembali ke tempatnya berjaga."Mungkin aku salah dengar ya.."

Penjaga perpustakaan berlalu. Hinata menghelakan napas leganya.

Naruto yang penurut. Masih terdiam walaupun si penjaga perpustakaan telah kembali ke sarangnya. Hingga Hinata datang menghampirinya.

"Hei, Naru-chan, sudah aman!"

"Ah, sudah aman ya.."

Hinata mengangguk kecil sambil tertawa kecil. Naruto keluar dari balik lemari buku.

"Ternyata bersembunyi di balik lemari buku ini menyesakkan napas juga ya.." lanjut Naruto sambil menghelakan napas leganya.

Hinata kembali tertawa kecil melihat tingkah Naruto yang terkesan sangat kekanak-kanakan. Sejenak Naruto melirik ke arah Hinata.

"Kenapa kamu tertawa, Hinata-sama?" tanya Naruto mengerutkan keningnya.

"Karena kamu lucu."

"Hah.. lucu…?"

Naruto jawdrop melihat Hinata. Ia tidak mengerti dengan maksud Hinata.

TANG TONG TANG TONG!

Terdengar bunyi bel. Tanda istirahat selama satu jam telah selesai.

"Bunyi apa itu?" tanya Naruto heran.

"Itu tandanya aku harus masuk kelas."

"Oh ya, aneh juga."

Naruto menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Hinata beranjak mengambil laptopnya yang sebelumnya sudah ia matikan.

"Aku harus masuk ke kelas sekarang juga," kata Hinata menoleh ke arah Naruto."Kamu harus tetap sembunyi dulu di perpustakaan ini. Jangan sampai penjaga perpustakaan melihatmu. Kalau bisa sih kamu sembunyi dulu di balik lemari buku tadi. Setelah jam pelajaran terakhir ini selesai, aku akan datang lagi untuk menjemputmu, mengerti Naru-chan?"

Tanpa aba-aba lagi, Naruto meletakkan tangan kanannya di atas alisnya untuk memberi hormat kepada Hinata.

"Baiklah, Hinata-sama. Perintahmu akan aku laksanakan!"

Hinata tertawa kecil melihat tingkah Naruto.

"Hehehehe.. Aku pergi dulu, Naru-chan!"

Hinata melambaikan tangan kanannya. Naruto juga membalas lambaian tangan Hinata.

Maka Hinata berlalu meninggalkan Naruto yang siap melaksanakan semua perintah Hinata.

Lalu apa yang terjadi selanjutnya…?


TBC


Ceritanya pendek ya? Maaf, lain kali Miu perpanjang. Karena Miu mau buat penasaran buat para reader yang udah membaca dan mereview fict baru ini.

Terima kasih sudah baca dan mereview fict gaje ini.

Fict ini tiba-tiba muncul dari sebuah lagu. Ayo, coba tebak judul lagu dan penyanyinya!

Miu akan melanjutkan ceritanya bila ada yang sudah mereview fict ini.

Kirimkan kesan, saran, kritik dan pendapat kalian tentang fict ini.

Miu mohon maaf bila ada kesalahan pada fict ini karena Miu adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.

Sampai jumpa lagi..

Salam Miu ya…