Title: Where Are You?

Rate: T

Genre: fluff, romance,angst,tragedy,gender switch

Cast:
Do Kyungsoo
Park Chanyeol
Kim Jongin
Wu Yifan
Oh Sehun
Xi Luhan
Lee Taemin

And find the other cast inside~

"Chanyeol ayo ke kantin!", Kyungsoo menggandeng mesra lengan Chanyeol yang berstatus sebagai kekasihnya. Chanyeol yang dimesrai Kyungsoo hanya tersenyum kaku ke wanita yang sedang menggandeng lengannya itu. Walaupun sudah berpacaran selama tiga bulan Kyungsoo dan Chanyeol masih saja canggung. Sebenarnya hanya Chanyeol yang merasa canggung tidak dengan Kyungsoo.

Kyungsoo selalu bertingkah manis dan manja ke Chanyeol sementara Chanyeol hanya tersenyum kaku dan mengikuti kemana Kyungsoo menariknya. Begitulah. Mereka jelas sepasang kekasih namun seperti ada sebuah tembok tak kasat mata yang menghalangi mereka berdua.

Tembok itu adalah orang-orang di sekitar mereka. Teman-teman Kyungsoo seluruh murid-murid SMA Taebaek. Seluruh orang yang memandang rendah Chanyeol. Karena Chanyeol seorang murid yang aneh. Mulai dari penampilannya yang dinilai aneh, maksudnya terkesan terlalu ketinggalan jaman lalu sikap nya. Dan menganggap Kyungsoo si cantik berprestasi sedikit gila karena mau-maunya pacaran dengan namja aneh dan cupu semacam Chanyeol.

Chanyeol pun sebenarnya tak menganggap hubungan ini serius. Ia tau bahwa Kyungsoo hanya mempermainkannya dan menjadikan Chanyeol sebagai tempat pelarian. Iya, Chanyeol hanya mainan. Hanya mainan, kata yang perlu di garis bawahi. Ia seringkali menjadi pelampiasan emosi berlebih teman-temannya. Di pukuli, di kunci di kamar mandi, di siram air got, bahkan berandalan nomor satu di sekolah Kim Jongin pernah menelanjangi Chanyeol di depan seluruh murid SMA Taebaek dan menyuruh teman-temannya melempari Chanyeol dengan tepung, telur atau benda-benda yang bisa mereka gapai dengan mudah.

Setelah itu Jongin dan gerombolannya yaitu Sehun dan Taemin mengikat Chanyeol di tiang bendera. Lalu meninggalkannya begitu saja. Chanyeol hanya pasrah ditindas seperti ini. Ia tidak menangis, tidak pula menyesal karena mungkin Tuhan menakdirkannya menjadi seperti ini.

Chanyeol saat itu benar-benar lemah, jika tak ada tali yang mengikat tubuhnya di tiang bendera dipastikan ia akan ambruk. Tubuhnya tak sanggup lagi menopang beban. Tapi tiba-tiba Chanyeol merasakan badannya seperti ditopang. Sedetik kemudian ia merasa tubuhnya tidak terikat lagi. Detik selanjutnya ia mendengar suara paling merdu di dunia.

"Kau baik_baik saja?",itu lah yang diucapkan si suara merdu. Chanyeol mendongakkan kepalanya, obsidiannya bertemu dengan mata bulat dan indah milik wanita yang menatapnya khawatir. Wanita itu teman sekelasnya sendiri, sahabat Kim Jongin, wanita yang ia kagumi dari masa orientasi sampai saat ini.

"Ky- kyung.. Sshh.. Soo?" Chanyeol terbata memanggil nama Kyungsoo. Setelah itu ia rasa kepalanya pening lalu semuanya menjadi gelap.

.

Dan sejak kejadian Kyungsoo menolong Chanyeol hubungan keduanya dimulai, dalam artian hubungan keduanya lebih intens dari sebelumnya yang hanya bicara seperlunya di kelas atau kontak fisik ringan lainnya. Kyungsoo semakin mempersempit jaraknya dengan Chanyeol. Dekat dan semakin dekat. Kyungsoo semakin dekat dengan Chanyeol. Dan menjauh dari sahabatnya Kim Jongin. Hal ini membuat Kim Jongin menjadi sangat sangat marah dibuatnya. Hingga saat itu...

"Chanyeol jadilah pacarku", Kyungsoo mengucapkannya dengan nada yang ceria serta memohon diwaktu yang bersamaan. Chanyeol hanya diam mematung. Bingung menerima atau tidak.

Chanyeol merasa tangannya digenggam semakin erat oleh Kyungsoo.

"Ba-baiklah"

"Jeongmal?",mata Kyungsoo berbinar memancarkan kesenangan yabg sangat. Sementara Chanyeol hanya tersenyum tipis sambil mengangguk.

GREP

Kyungsoo memeluk Chanyeol dengan erat.

"Gomawo, Saranghae Chanyeol-ah" Kyungsoo berucap dengan nada yang sungguh manis hingga membuat seluruh persendian Chanyeol seakan tak berfungsi.

Nado Saranghae Kyung..

Chanyeol menjawab nya dalam hati. Ia ingin bicara hal yang sama bahwa aku juga mencintaimu. Tapi suaranya seakan hanya sampai di pangkal tenggorokannya saja. Chanyeol perlahan membalas pelukan Kyungsoo. Satu tangan besarnya merengkuh tubuh mungil Kyungsoo dan satunya lagi membelai rambut hitam milik Kyungsoo.

Chanyeol tak berharap lebih dengan hubungan ini, ia hanya mengikuti permainan yang dilakukan Kyungsoo. Hatinya sakit namun bahagia. Entahlah perasaannya campur aduk saat ini. Bahagia karena berstatus kekasih dengan Kyungsoo yang selama ini dikaguminya. Sakit mengingat ini hanya sebuah drama picisan yang harus ia perankan. Peran sebagai lelaki yang hanya diperalat untuk mendapatkan si wanita peran utama mau.

"Tunggu Park Chanyeol lihat apa yang akan ku perbuat pada mu setelah ini! Aku akan merebut kembali apa yang harus nya menjadi milikku dan membuat mu tidak bisa melihat nya lagi untuk selama-lamanya"

Seseorang menatap tak suka dan membuat janji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menghabisi Park Chanyeol dan merebut kembali miliknya, Do Kyungsoo.

Merebut kembali sahabatnya, seorang perempuan yang baru ia sadari begitu berharga bagi dirinya.

bagi seorang

Kim Jongin.

Kim Jongin, berandalan nomor satu di Taebaek. Siapa yang tak mengenal dirinya?. Garda terdepan bila sekolah sebelah mengajaknya adu jotos. Anak pengusaha properti sukses Kim Dae Sung. Sementara ibunya Kim Chae Rin, mantan artis terkenal dan sekarang ikut mengelola perusahaan bersama istrinya.

Ya, si penguasa. Dan ia juga memiliki kawan seperjuangan Oh Sehun dan Lee Taemin. Sikapnya pun tak jauh beda sok penguasa, mengandalkan otot mereka acctually bad boy.

"Kim Jongin kau seratus persen berandal" ,Kyungsoo berucap dengan nada dan ekspresi datar. Namun di hati nya tersimpan rasa kecewa yang amat dalam.

Jongin hanya mendecih tak suka pada sahabat nya itu.

"Lalu apa urusan mu?" ,Jongin menatap tajam mata bulat Kyungsoo.

Kyungsoo merasa tertohok dengan pertanyaan Jongin barusan. Selama ini persahabatan mereka dianggap apa oleh Jongin. Hatinya sakit sekali rasanya. Seperti diremas kuat-kuat hingga susah bernafas lalu saat remasan itu di kendurkan hatinya sudah berbentuk serpihan.

Kyungsoo manggut-manggut. Ia tak menggeleng, ia benar yakin bahwa persahabatannya dengan Jongin cukup sampai di sini saja.

"Baiklah, cukup sampai di sini. Tidak usah menghubungi ku lagi. Anggap kita tak saling kenal. Lupakan semua yang pernah terjadi di antara kita" ,dengan nada setengah bergetar Kyungsoo meninggalkan Jongin begitu saja di dalam kelas.

Namun hati Jongin rasanya tak jauh beda dengan Kyungsoo. Sakit sampai tak bisa bernafas. Tapi bukankah ini yang diinginkan Jongin?. Agar tak ada lagi yang menasihatinya dalam melakukan segala sesuatu yang ia mau?

.

.

.

Kantin

Kyungsoo dan Chanyeol mengambil tempat duduk di bagian tengah. Tempat di mana anak populer duduk. Termasuk Kyungsoo, ia anak populer jadi sah-sah saja dia mau duduk di bagian mana saja. Pojok, samping kanan atau samping kiri maupun tengah. Tak ada yang melarang. Namun, berbeda bagi Chanyeol. Ia terbiasa di kelas, membawa bekal sendiri dari rumah dan memakannya dalam keadaan tenang sambil membaca pedoman dasar ilmu kedokteran: Sobotta. Padahal buku itu di khususkan untuk mahasiswa kedokteran, tapi walaupun Chanyeol bukan seorang mahasiswa kedokteran ia sudah membaca buku itu dan mengulanginya beberapa kali.

Tetapi setelah ia berpacaran dengan Kyungsoo, waktu istirahatnya ia habiskan di kantin, di taman sekolah maupun di perpustakaan.

"Chanyeol kau mau makan apa?" ,tanya Kyungsoo sambil tersenyum manis.

"Emh.. Ka-kau saja yang makan a-ku belum lap-"

"Sssttt..", Kyungsoo menempatkan jari telunjuknya di bibir Chanyeol. Bermaksud agar Chanyeol menghentikan ucapannya.

"Kau harus makan lihat lah kau semakin kurus" ,ucap Kyungsoo sambil memandang tubuh Chanyeol yang sangat tipis bagaikan triplek. Sepertinya Chanyeol harus mengikuti program penaikkan berat badan.

"Susu coklat dan sandwich?" ,tawar Kyungsoo seraya menjauhkan telunjuknya dari bibir Chanyeol.

"Terserah kau saja" ,merasa tak enak hati menolak tawaran Kyungsoo, akhirnya Chanyeol mengiyakan saja. Sambil tersenyum tipis Chanyeol menjawab.

"Oke tunggu sebentar" ,dengan riang Kyungsoo meninggalkan Chanyeol untuk membeli sandwich dan susu coklat.

.

"Ini" ,Kyungsoo menyodorkan sepotong sandwich dan sekotak susu coklat pada Chanyeol.

"Kau tidak makan?" ,tanya Chanyeol. Kyungsoo menggeleng sambil tersenyum.

"Aku diet",jawabnya.

"Oh",balas Chanyeol singkat. Chanyeol pun membuka bungkus Sandwich namun saat ia hendak memasukkan sandwich ke mulutnya seseorang menyenggol keras bahunya dan alhasil membuat sandwichnya itu jatuh berceceran.

"Ya! KIM JONGIN", pekik Kyungsoo. Sejurus kemudian Jongin menarik lengan pergelangan tangan Kyungsoo.

"Ikut aku", Jongin berucap dengan nada yang mengintimidasi agar Kyungsoo bersedia ikut dengannya.

"Tidak! Aku tidak mau lepaskan!", Kyungsoo mencoba melepaskan cengkraman Jongin di tangan kanannya.

GREP

Chanyeol memegang pergelangan tangan kiri Kyungsoo.

"Jika ia tidak mau ikut dengan mu jangan kau paksa" untuk pertama kalinya Chanyeol berani menentang seorang Kim Jongin dan untuk pertama kalinya pula Chanyeol berani menatap tepat mata Jongin tanpa teralihkan.

Jongin hanya tertawa remeh dan kedua temannya pun sama.

"Lihatlah Jongin, ia semakin melunjak setelah beberapa bulan ini ia tak kau beri pelajaran", ucap Sehun sambil menatap rendah Chanyeol.

"Hah, iya dasar tidak tau berterima kasih kau. Untung Jongin baik hati hingga ia masih mau membiarkan mu hidup", tambah Taemin.

Hening sebentar.

Semua nya hening.

Seluruh yang ada di kantin.

Meninggalkan makan siangnya untuk memperhatikan adegan telenovela yang terjadi di antara Chanyeol, Kyungsoo serta Jongin sekarang.

Kyungsoo yang merasa cengkraman Jongin semakin melemah pun melepaskan kasar tangannya itu.

PLAK

Kyungsoo menampar pipi sebelah kiri Jongin.

"Jangan ganggu aku dan Chanyeol lagi" setelah itu Kyungsoo yang menggantikan posisi Chanyeol, Kyungsoo berbalik mengenggam pergelangan tangan Chanyeol dan menariknya keluar dari kantin.

..

..

..

..

Kyungsoo berjalan cepat dengan tangan yang masih bertautan dengan tangan Chanyeol. Hal yang dilakukan Kyungsoo itu dihadiahi tatapan setiap orang yang ditemui mereka saat berjalan menuju kembali ke kelasnya. Namun saat satu langkah lagi Kyungsoo akan sampai di kelas Chanyeol menghentikan langkahnya. Dan dengan otomatis Kyungsoo juga ikut menghentikan langkah kakinya.

"Aku rasa kita perlu bicara, empat mata dan tidak di sini", ucap Chanyeol rinci disertai nada yang serius.

Kyungsoo hanya menganggukan kepalanya lalu mengikuti kemana Chanyeol membawanya pergi.

..

..

..

ROOFTOP TAEBAEK HIGH SCHOOL

Chanyeol membawa Kyungsoo ke atap sekolah. Tempat yang di rasa paling sepi di antara tempat lainnya di sekolah. Dan tempat favorit kedua Chanyeol selain kelas dan laboratorium kimia.

Chanyeol berhenti tepat di besi pembatas. Ia menumpukkan kedua siku nya di pembatas besi yang sudah mulai berkarat itu.

Dan Kyungsoo hanya berdiri di samping Chanyeol sambil merundukkan kepalanya.

"Kyung aku tau", Chanyeol mengambil nafas dalam, mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara intens seperti ini.

"Kau menyukai Jongin kan?"

..

..

..

DEG

..

..

..

..

Mendengar ucapan Chanyeol, Kyungsoo yang sedang menunduk dengan pikirannya sendiri itu. Langsung saja menatap sepenuhnya ke arah Chanyeol yang menerawang jauh ke langit cerah Seoul siang ini. Bukan hanya pandangannya saja namun atensi nya ditumpukan sepenuhnya pada Chanyeol.

Satu hal yang dipikirkan Kyungsoo, Bagaimana Chanyeol tau bahwa ia menyukai Kim Jongin?.

"Aku tau kau hanya menjadikan ku sebagai umpan, agar Jongin kembali mendekati mu lagi kan?"

"Setelah itu, kau akan kembali pada Jongin dan meninggalkan ku bagai seonggok sampah tak berguna setelah kau pakai untuk mendapatkan apa yang kau mau"

Chanyeol tersenyum tipis sambil memainkan jarinya. Ia merunduk sebentar melihat kegiatannya yang sedang memainkan jari tangannya, untuk mengusir kegugupan yang menerpa dirinya.

"Aku mengetahuinya dari awal, sebenarnya ada kesempatan untukku menolak"

Jeda sebentar, yang terdengar adalah helaan nafas Chanyeol. Dan Kyungsoo masih terpaku di sana mendengarkan dengan seksama setiap kata yang Chanyeol ucapkan. Kata-kata yang menusuk relung hati perempuan mungil, bermata besar dan cantik itu.

"Namun, bodohnya aku"

"Aku tak bisa menolak itu, aku tak bisa menolak seorang perempuan yang datang terlambat dan lupa membawa papan nama saat hari orientasi pertama" ,dan perempuan yang dimaksud Chanyeol adalah Kyungsoo.

"Karena pada saat itu" ,Chanyeol meremas seragam di bagian dada kirinya.

"Aku merasakan perasaan aneh setiap kali aku menatapnya, melihat tingkah yang ia lakukan, melihat ia tersenyum, melihat ia kesusahan membawa buku ke perpustakaan karena membantu Seo ssaem, melihat wajah seriusnya saat membaca novel Sherlock holmes"

"Semua tentang nya membuat perasaan ku menghangat, seluruh tubuhku yang dingin dan beku menghangat" ,Chanyeol tersenyum cerah, menceritakan perempuan itu. Wajahnya begitu sarat akan kebahagiaan.

Kyungsoo semakin mengunci rapat mulutnya bahkan ia menggigit lidah dan bibir dalamnya sendiri.

Ia merasa bersalah.

Dirinya yang dianggap sangat berharga untuk Chanyeol, tapi lihatlah apa yang ia lakukan sekarang.

Ia dengan teganya merusak hati polos, putih, bersih dan rapuh Chanyeol itu demi kepentingannya.

Kyungsoo merasa malu hingga ia menundukkan kepalanya lagi.

"Apakah aku sanggup menolak permintaan tak kasat mata dari seorang perempuan yang selama ini aku kagumi?"

"Jadi aku hanya mengikuti permainannya saja. Mengikuti kemanapun ia membawa ku. Jika ia ke utara maka aku pun akan ke utara. Berputar haluan ke selatan, aku mengikutinya. Hingga saat ia berjalan ke tepi jurang dan menyuruh untuk melompat ke dasar pun-", Chanyeol menghentikan ucapannya sebentar karena ia merasa dadanya sesak. Sesak karena ucapannya sendiri. Menyadari bahwa dirinya sangatlah menyedihkan jika diungkap dengan kata.

- aku akan mengikutinya" ,dengan pengucapan yang sedikit kelu itu, sukses membuat hati Kyungsoo di hujam ribuan panah, pedang, kapak maupun gadam. Air matanya berhasil berjatuhan karena ucapan Chanyeol. Namun, ia masih saja menutup mulutnya rapat menahan isakannya. Bahu mungil Kyungsoo bergetar pelan.

Chanyeol membasahi bibirnya lalu membenarkan letak kacamatanya yang sedikit turun dari hidung bangirnya.

"Asalkan membuat nya bahagia" ,ucap Chanyeol. Lalu perlahan ia menoleh ke kanannya. Tempat di mana Kyungsoo berdiri. Di sana Chanyeol melihat tubuh mungil itu bergetar menahan isakannya yang perlahan lolos.

"Hiks hemp hiks", Kyungsoo terisak namun ia membekap mulutnya sendiri dengan tangan kecilnya itu. Jahat, itulah gambaran dirinya sekarang.

Tangan Chanyeol terulur mengusap rambut panjang berwarna hitam yang sangat indah dan harum milik Kyungsoo. Diusap rambut itu perlahan dan penuh perasaan. Perasaan yang tulus itu Kyungsoo rasakan. Hingga membuat hatinya sakit. Setega itu dirinya membuat laki-laki yang seperti malaikat ini tersakiti oleh perbuatan bodohnya.

"Kyungsoo, sekarang kau sudah mendapatkan apa yang kau mau" ,ucap Chanyeol dengan nada yang menyejukkan.

"Kejarlah, umh bukan-bukan. Kau tak perlu mengejarnya lagi. Kau hanya perlu diam untuknya dan berlari menjauh dariku" ,tambah Chanyeol. Tangannya berhenti mengelus rambut halus Kyungsoo.

"Semoga kau bahagia Kyung" ,kata Chanyeol. Setelah itu ia membalikkan tubuhnya menjauhi Kyungsoo yang masih menundukkan kepalanya.

..

..

Bayang-bayang tubuh Chanyeol dan ujung sepatunya bergerak menjauhi tubuh mungil Kyungsoo setelah mengucapkan salam perpisahan berkedok itu. Kyungsoo seakan tidak rela melepas Chanyeol. Hatinya terasa hampa dan sakit.

Kenapa?

Bukankah ini keinginannya?

Perasaan dan hati kecilnya berkata bahwa ia lebih rela kehilangan Jongin, sahabat sedari ia kecil daripada kehilangan Chanyeol murid nerd yang selama tiga bulan ini menjalin hubungan sebagai kekasih.

TAP

TAP

TAP

Hingga dua langkah terakhir untuk sampai di pintu, Chanyeol menghentikan langkahnya.

..

..

..

"Chanyeol!" ,teriak Kyungsoo dengan suaranya yang serak. Chanyeol berhenti tanpa berbalik. Hanya berhenti.

DRAP

DRAP

DRAP

Derap langkah Kyungsoo terdengar, gadis itu menghampiri Chanyeol. Satu langkah ia berjarak dengan punggung Chanyeol. Ia menatap punggung itu seakan menatap wajah Chanyeol.

"Bagaimana jika-" ,Kyungsoo menjeda ucapannya sebentar. Ia mengambil nafas dalam-dalam, kepalanya menunduk melihat ke arah sepatu berwarna putihnya.

"Jika aku terjebak dalam permainan ku sendiri? Bagaimana? Hah?" ,Kyungsoo kembali berucap dan wajah nya ia dongakkan untuk menatap Chanyeol. Dadanya sesak, bersamaan dengan air mata yang keluar dari mata indahnya itu.

"Bagaimana? Jika aku mencintai mu?" ,nafas nya tersenggal menahan isakan dan emosi yang menggebu. Persetan dengan Jongin, ia lebih ingin bersama Chanyeol. Pria yang menjadi kekasih pelariannya, atau apalah terserah kalian menganggap Chanyeol apa.

Awalnya memang ia mempermainkan Chanyeol saja namun dua bulan lalu ia terjebak di permainannya sendiri. Ia menyukai Chanyeol. Perasaan itu mulai ia sadari saat...

Flashback

Hujan deras waktu itu, hari Selasa. Semua murid langsung menyiapkan payungnya, berbondong-bondong keluar dari sekolah agar cepat sampai di halte.

Prediksi cuaca kali ini benar, Hujan disertai angin kencang. Kyungsoo juga sudah menyiapkan payungnya tapi ia masih menunggu di sekolah, duduk di bangku depan kelas dua belas- tiga yang terletak di lantai satu dan paling dekat dengan gerbang sekolah. Ia mengamati langit yang sekarang berwarna abu-abu tua. Lalu mengeratkan sweater nya karena ia merasa kedinginan.

"Dinginnya" ,ucap gadis itu. Bibir mungilnya meniup kedua tangannya dan menggosokkannya agar ia merasa lebih hangat. Setelah merasa hujan sedikit mereda, ia melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah yang sudah hampir seluruhnya di tutup, hanya menyisakkan sedikit bagian untuk ukuran minimal manusia.

Dengan payung transparan di tangannya Kyungsoo berjalan. Berjalan sambil menunduk memperhatikan rintikan hujan yang jatuh lalu memantul saat mengenai aspal. Hingga siluet aneh di sebrang jalan menghentikan kegiatannya. Tidak, itu bukan siluet dan tidak aneh. Itu Chanyeol benar, itu Chanyeol!. Dengan payung berwarna hitam, ia berjalan cepat menembus hujan tangan kirinya menenteng dua plastik besar berlogo minimarket yang barusan saja ia keluar dari situ.

Kyungsoo yang penasaran mengikuti kemana Chanyeol pergi. Masuk ke gang sempit, kumuh. Hingga Chanyeol berhenti di sebuah rumah susun kecil dan kumuh. Kyungsoo yakin, sangat yakin ini bukan rumah Chanyeol. Chanyeol itu tergolong seorang chaebol. Anak orang kaya. Ayah dan ibunya memiliki restoran yang besar, bahkan digadang-gadang menjadi restoran makanan barat terbaik di Seoul. Chanyeol tanpa ragu langsung masuk dan menaiki tangga menuju lantai tiga rumah susun tersebut. Kyungsoo pun tetap mengikutinya, penasaran apa yang akan dilakukan bocah itu. Dengan langkah perlahan ia mengikuti Chanyeol. Sebisa mungkin tidak membuat suara yang berarti hingga Chanyeol menyadari kehadirannya. Chanyeol berhenti di sebuah pintu usang berwarna coklat yang mulai mengelupas. Dengan senyum lebar yang masih bisa Kyungsoo lihat walaupun ia bersembunyi di salah satu pilar kecil di sana, Chanyeol mengetuknya dengan penuh semangat.

Lalu berteriak.

"ANAK-ANAK APPA DATANG!"

.

.

.

KYUNGSOO POV

MWO? APPA? CHANYEOL? SEORANG AYAH?. Aku membulatkan mataku dan hampir saja berteriak jika tidak dengan segera aku menutup mulut ku dengan kedua tanganku. Sempat terpekik sedikit bahkan Chanyeol sempat menoleh ke arah pilar kecil tempat ku bersembunyi hingga suara teriakan beberapa anak kecil terdengar di telingaku. Mereka berteriak Appa! Appa datang! Rae Jin Appa datang! Jae Seok jangan menarik tangan Appa seperti itu nanti dia jatuhku.

Suara suara anak kecil itu lebih dari tiga orang mungkin, aku menengok untuk melihatnya. Terlihat disana ada tiga, empat, lima. Iya lima orang anak yang sedang menarik-narik tangan Chanyeol. Apa anak Chanyeol sebanyak itu? Dan anak-anak itu berkisar antara umur tiga sampai sepuluh tahun. Aneh.

"Sebentar anak-anak Appa lepas sepatu dulu" ,ucap Chanyeol. Ia melepaskan sepatunya sembarangan lalu langsung masuk karena digiring oleh kelima anak itu. Aku yang semakin penasaran perlahan mendekati rumah itu. Perlahan, mengendap-ngendap. Untunglah ada sedikit celah di jendela yang termakan usia itu jadi aku bisa melihat kegiatan yang ada di dalam.

Aku menutup sebelah mataku agar bisa terfokus pada kegiatan di dalam rumah itu. Yang terlihat Chanyeol duduk di antara kerumunan anak kecil yang berjumlah lima yang sibuk membongkar plastik yang Chanyeol bawa tadi. Seorang anak kecil perempuan berambut panjang terlihat paling tua di sana berumur 10 tahun mungkin? Ia menatap coklat batangan dengan berbinar, tersenyum lalu berteriak

"Appa! Gomawo!" ucap anak kecil itu lalu mencium pipi Chanyeol.

"Ayo berterimakasih pada Appa sudah membelikan kita banyak snack!" perintah anak perempuan itu.

"Gomawo Appa! Saranghae!" ,dengan serempak seluruh anak itu berucap lalu mencium pipi Chanyeol bergantian. Sementara Chanyeol tersenyum lebar lagi, senyum langka. Ia tak pernah tersenyum seperti itu di sekolah. Hanya tersenyum tipis, itu yang aku lihat selama ini. Namun sekarang ia tersenyum lebar bersama anak-anak itu. Rasanya bahagia melihatnya tersenyum seperti itu sampai-sampai aku juga tersenyum dibuatnya.

"Kalian ini kenapa manis sekali" ,ucap Chanyeol. Lalu mengusak rambut anak kecil laki-laki yang ada di sebelahnya.

"Oh iya, sepertinya Appa harus pulang. Kalian baik-baik ya. Tunggu Ahjumma sampai pulang! Jangan macam-macam" ,nasihatnya. Lalu matanya beralih ke anak perempuan yang paling tua tadi.

"Rae jin-ah jaga adik-adik mu ya. Appa harus pulang sekarang. Ingat kau adalah kaptennya" ,ucap Chanyeol. Anak bernama Rae Jin itu langsung tersenyum dan hormat pada Chanyeol.

"Siap komandan!" ,serunya. Setelah itu Chanyeol langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu. Dengan segera aku pergi dari sana dan menuruni tangga dengan kekuatan berseimbangan dengan FLASH manusia super yang bisa berlari sekencang kekuatan cahaya.

.

Aku masih menguntitinya, hujan juga setia turun. Tapi aku penasaran, jelas lah itu bukan anaknya. Ia umur berapa? Anaknya umur berapa? Jika bukan anaknya mengapa memanggil Chanyeol Appa? Ah, aku penasaran sekali.

Chanyeol masuk ke sebuah rumah makan kecil, aku tak ikut masuk. Aku menunngu di luar walaupun dingin. Agar tidak ketahuan tentunya. Masa bodoh dengan suhu yang semakin rendah ini. Aku harus tau apa yang terjadi sebenarnya sekarang!. Aku mengusap kaca yang mengembun itu. Melihat kedalam, Chanyeol sudah selesai membayar di kasir. Ia membawa satu plastik besar berisi bento? Mungkin karena ini rumah makan yang menjual paket kotak makanan. Chanyeol mulai mendekat ke arah pintu keluar, aku segera membalikkan badan ku. Pintu tertutup aku kembali mengikutinya, berjalan sepuluh langkah di belakangnya. Sesekali bersembunyi saat ia terlihat gelisah, mungkin karena ia merasa seseorang mengikutinya.

.

Berhentilah ia di sebuah pabrik kecil. Aku tak tau pabrik apa itu yang jelas ia masuk kebagian belakang. Mengikutinya lagi. Hingga bertemulah dengan beberapa ibu-ibu pekerja kasar di sana.

"Annyeonghaseo" ,ia membungkuk mengucapkan salam pada orang yang ada di sana.

"Wah nak Chanyeol datang rupanya"

"Kamu semakin terlihat tampan nak"

"Ahjumma bisa saja, ini aku membawa kan untuk Ahjumma" ,Chanyeol menyerahkan plastik besar berisi bento itu kepada beberapa ibu-ibu di sana.

"Ini apa nak? Repot-repot sekali?" ,tanya salah satu ahjumma di sana.

"Tidak repot kok. Oh iya Hwang ahjumma dimana?" tanya Chanyeol. Aku semakin mengernyit bingung tak paham dengan situasi ini. Bagaimana bisa Chanyeol mengenal anak-anak itu, yang bahkan memanggilnya Appa, dan ahjumma-ahjumma serta tempat ini. Aku semakin bingung. Tapi penasaran setengah mati.

"Itu dia" tunjuk ahjumma yang sedang membuka bento bersiap memakannya. Dari arah belakang terlihat seorang wanita paruh baya, ia lusuh sekali. Chanyeol menghampiri ahjumma itu, Hwang ahjumma.

"Nak Chanyeol?" setengah kaget wanita itu menatap Chanyeol yang berdiri di hadapannya.

"Nde Ahjumma, annyeonghaseo. Sudah lama tidak jumpa" ,Chanyeol membungkukan badannya lagi. Ia benar-benar sopan, berbeda dengan Kai yang arogan dan tak beradab. Seorang anak orang kaya yang masih mau menghormati orang yang beda derajat dengannya. Ia menganggumkan.

"Yaampun nak. Ini sudah sore. Pulanglah kenapa malah kesini? Cuaca pun sedang buruk" ,Hwang ahjumma itu menatap khawatir Chanyeol.

"Aku kesini untuk mengunjungi ahjumma, tadi saat aku kerumah ahjumma belum pulang. Aku berpikir ahjumma masih bekerja dan pasti ahjumma belum makan. Oleh karena itu aku kesini untuk membawa kan makanan untuk Ahjumma dan yang lain" jelas nya. Seperhatian itu Chanyeol? Tidak, bukan perhatiannya. Tapi seberapa dekat ia dengan Chanyeol hingga diperhatikan sedemikian rupa oleh Chanyeol.

"Oh astaga. Kau ini, aku jadi merasa tak enak padamu. Kau sudah banyak membantu ahjumma dan anak-anak Chanyeol. Entah jika kau tidak membantu kami nak" ,ucap Ahjumma itu. Membantu? Chanyeol, anak-anak, ahjumma. Apa ahjumma itu seorang janda yang memiliki anak banyak sehingga Chanyeol membantunya?. Atau ada alasan lain? Spekulasi pertama masuk akal.

Tapi untuk apa? Jika remaja yang lain hanya akan mempedulikan dirinya sendiri, terlihat keren di depan teman-teman, mengecap kisah romantis atau gila karena mengejar peringkat kelas. Ia berbeda. Sungguh, entah kenapa aku jadi kagum akan sikapnya itu. Walaupun ia berkali-kali diperlakukan seperti tidak selayaknya oleh orang-orang ia tetap diam. Entah bodoh atau sabar, itu berbeda tipis. Apalagi tadi, melihat senyumnya yang lebar itu. Membuat ku ikut tersenyum dan jantungku terasa bergerak lebih cepat. Senang saja melihatnya tersenyun seperti itu.

.

Aku mencari informasi tentang Hwang Ahjumma dan anak-anak yang salah satunya bernama Rae Jin itu. Setelah ku telusuri ternyata Hwang Ahjumma dulunya adalah pemilik sebuah panti asuhan, namun panti asuhan itu tutup karena kurang biaya. Akhirnya mereka memutuskan untuk pindah ke rusun dan Hwang ahjumma harus bekerja di pabrik sebagai buruh lepas.

"Ia laki-laki baik"

"Bolehkan aku menyukai mu, Chanyeol?"

Author POV

.

Still Flashback

"Bolehkan aku menyukai mu Chanyeol?" ,Kyungsoo bertanya pada dirinya sendiri sambil memandangi foto Chanyeol yang ia ambil diam-diam dengan kamera ponselnya.

Ia lalu tersenyum, wajahnya memerah.

.

.

.

.

.

To be cotinued...

Author Note: Hai hai para readers sekalian, salam kenal semuanya. Swag ini termasuk pendatang baru di dunia fanfict dan ini adalah fanfict Chansoo pertama yang swag bikin. Sebelumnya ff ini pernah swag upload di grup line Chansoo shipper (buat uji coba sebenernya :'v). Alhamdulillahnya respon lumayan bagus, jadi dengan pedenya swag coba posing di ffn mungkin kalian bakal suka sama cerita yang swag bikin (ngarep). Swag tau kok, swag masih abal banget nulis oleh karena itu, para readers silahkan kasih review mungkin ada yang harus diperbaiki dari ff ini. Dan... buat yang punya wattpad silahkan buka wattpad swag ya~~ swaggyauthor. Di work nya Swag ada imagine sama ff yang mungkin kalian mau baca terus kasih vote :"V. Makasih readers atas perhatiannya sekalian gomawo :*