[Re-Post: Pergantian Sudut Pandang]

Langit biru tampak begitu nyata disiang hari ini. Angin berhawa kering terus berhembus mengelus permukaan seluruh penduduk Konoha selama kurang lebih dua bulan kebelakang. Awan putih terlihat begitu kontras dengan birunya langit diatas sana. Terik matahari menambah suasana kota semakin bercahaya hangat cenderung panas bagi penduduk. Tidak sedikit penduduk memanfaatkan cuaca seperti ini untuk berlibur mengahabiskan waktu di luar rumah, bahkan anak-anak tampak riang bermain bersama di lapangan. Namun, ada juga penduduk yang lebih memilih menghabiskan waktunya di dalam rumah, bersama pendingin rungan yang mampu menyejukkan ruangan tempatnya bersantai di tengah teriknya udara di luar rumah.

Baiklah karena Konoha terlalu luas untuk dijelaskan detail saat ini, lebih baik kita semua fokus pada tokoh utama cerita kali ini saja.

Rambut merah panjangnya terlihat menarik di siang hari itu. Meski lebih banyak rambut yang tersembunyi, celah kecil menampilkan sedikit rambut indahnya. Rambut yang dapat dikatakan lembut itu berkibar indah terbawa angin hingga menampilkan kilauan yang membius setiap mata yang memandangnya. Seakan-akan rambut tersebut meledek setiap orang, meledek betapa sempurnanya dirinya berada di tubuh pemuda tampan berkharisma layaknya pangeran di negeri dongeng.

Warna hitam motor sport milik pemuda tampan itu membelah padatnya kota Konoha, melesat ekstrem di jalan utama kota yang tidak biasanya lengang. Helm yang berwarna sama dengan motornya itu menutupi seluruh wajah tampannya, melindungi pemakainya dari cidera yang mungkin saja dapat terjadi akibat kecelakaan. Jaket kulit berwarna coklat yang melekat pas pada tubuhnya menambah pesona pemuda tersebut.

Semakin jauh pemuda tersebut keluar di pusat kota. Sepertinya tujuan utama pemuda tersebut bukanlah di dalam kota Konoha. Dirinya makin ke barat dengan kecepatan penuh pemuda misterius melajukan kendaraan beroda dua miliknya ke arah kota Suna. Suna terkenal sebagai kota yang berpenduduk jarang dan minim tersentuh kemajuan tekhnologi. Tidak heran memang Suna hanya memiliki penduduk sedikit karena di daerah Suna sebagian besar merupakan gurun pasir dimana air menjadi komoditi yang paling berharga sekaligus langka. Selain itu Suna juga terkenal sebagai kota dengan cuaca ekstrem, dimana pada siang hari udara sangatlah terik hingga seakan-akan mampu menyengat hingga kedasar kulit sedangkan pada malam harinya udara sangatlah dingin menusuk kulit. Pemuda tersebut semakin masuk ke dalam kota Suna. Ditengah perjalanan sepertinya motornya kehabisan bahan bakar, hingga dirinya harus menepi ke pom bensin terdekat.

Melihat pom bensin yang sepi dan rindang, dirinya bermaksud beristirahat sebentar untuk lepas lelah. Tempat pertama yang didatangi oleh sang pemuda tampan berambut merah adalah toilet umum. Beruntung toilet tidak sedang ramai hingga dirinya tidak perlu mengantri. Langkah tegasnya miliknya semakin membawa dirinya memasuki salah satu bilik di toilet itu. Setelah selesai menyelesaikan urusannya, dirinya keluar segera di bilik. Seperti sebelumnya langkah pemuda tersebut begitu tegas dan tampak sedikit arogan. Tatapan matanyapun terus melihat kedepan tanpa melihat sisi kanan kiri atas bawah jalan. Hingga tidak heran, lantai basah di atas lantai luput dari perhatiannya.

BRUK

"Awww !", pemuda tampan mengaduh keras sesaat setelah dirinya terjauh keras dengan cara terduduk.

Selama beberapa saat tidak ada orang yang menghampiri pemuda tersebut. Disaat yang bersamaan diatas lantai berwarna putih terlihat cairan pekat barbau karat. Cairan merah tersebut tampak kontras dengan warna lantai basah yang menjadi TKP. Jumlah cairan semakin banyak keluar dari tubuhnya dan mengalir deras melewati kaki jenjangnya.

"KERIPUUUUUUUTT SIALAN, dimana kau ?", tidak jelas mengapa kata yang keluar pertama kali dari bibir tipis adalah kata keriput. Dirinya terus mengumpat kencang disaat perutnya terasa sakit seperti ditusuk-tusuk dan ditendang-tendang. "Brengsek ini sakit ! Siapapun tolong akuuuuuu", pemuda tampan yang diketahui bernama Kyuubi Namikaze berteriak keras meminta pertolongan namun tempat ini terlalu sepi seakan tidak ada penghuninya.

Hari ini sungguh sial untuk pemuda tampan berambut merah ini, sudah seharian ini dirinya terus diacuhkan akhirnya ia bisa kabur dari rumah. Ya kabur dari rumah ! Sungguh bahagianya hari ini andai setelah keluar dari rumah berjalan dengan aman dan tentram. Tapi lihat saja sekarang ini. Hell no ! Terjatuh elitenya dengan ceceran darah yang banyak merembes keluar hingga tecium bau karat yang menyengat serta mampu membuat indera penciuman yang berfungsi seakan-akan ingin dilimpuhkan saja karena hanya rasa mual-mual yang dapat dirinya rasakan setelah mencium cairan berwarna merah tersebut. Ditambah tidak ada orang yang datang menolong setelah ia berteriak sangat keras hingga membuat tubuhnya semakin lelah. Tidak ada yang lebih menderita ketika terasa nyata pada perutnya yang sakit seperti ditusuk-tusuk dari dalam. Ya sepakatlah bahwa hari ini adalah sangat buruk!

"Kau ?", tiba-tiba datang pemuda misterius berambut hitam menyapa Kyuubi.


Baby Blues

Disclamer : Mashashi Kishimoto

Rate : M (untuk umpatan)

By : MargritFlow

Warning : BL, Typos, M-Preg, gak masuk akal, dll


Chapter 1 : Kesialan


"Pantat ayam ! Cepat tolong aku", dirinya merasa lega ketika melihat ada peluang dapat tertolong ditengah rasa sakit yang saja ia memanggil pemuda yang lebih muda darinya itu. Harapan untuk segera diselamatkan menjadi lebih terlihat saat ini. Tidak ada kata manis ataupun kata memelas pada pemuda bermata onyx dihadapannya, saat ini yang ingin ia rasakan adalah benar-benar ditolong dengan segera.

"Aish, Cih ! Siapa juga yang ingin menolongmu. Tidak sudi !", jawab acuh pemuda yang di panggil pantat ayam.

"Brengsek kau", dirinya merasakan sekujur tubuh memanas. Panas akan rasa dongkol yang merasuki setiap organ dalam tarikan napas. Merah. Yakin jika dihadapkan data cermin maka wajah merahlah yang saat ini pasti terlihat. Rasa sakit yang dirasakan semakin bertambah ketika kalimat penolakan terdengar dari pemuda pantat ayam. Dijulurkan jari telunjuk tangan kanannya tepat ke arah hidung pemuda bertampang "pas-pasan" yang tidak sengaja menjadi calon penolong pemuda tempramental.

"Untuk apa aku peduli ? Jaa ~", sungguh tidak berprikemanusiaan pemuda yang memiliki nama Uchiha Sasuke. Tidak lain dan tidak bukan dirinya adalah adik ipar Kyuubi, tapi kenapa seakan Sasuke tidak peduli dengan kakak iparnya ? 'Siapa suruh membuat Dobe jauh dariku? Mmmm rasakan pembalasanku rubah buluk', iner Sasuke menjawab pertanyaan. Sasuke melangkah menjauhi Kyuubi yang tengah kesakitan.

"Sialan kau ! Awas saja akan ku buat kau tidak akan bertemu dengan Naruto lagi", iya terlintas dalam benaknya acaman yang sangat cocok untuk Si pantat ayam ini, apalagi kalau bukan menyangkut Naruto. 'HAHAHAHA', Kyuubi tertawa dalam hati ketika melihat langkah pemuda menyebalkan itu berhenti. "Ya, akan kubuat Naruto benar-benar menjauhimu mulai saat ini. Kau tidak akan pernah tau dimana Naruto, kecuali aku dengar dari mulutku sendiri. Hahaha", sungguh bahagianya ketika dirinya bisa membuat pemuda bertampang datar macam Sasuke menjadi kalut karena ancaman yang keluar dari mulutnya. Ya, walaupun singkat, itu sudah sangat menghibur ditengah rasa sakit yang rasakannya.

"Aku yakin bisa menemukannya sendiri", Sasuke tampak tidak terlalu terpengaruh dengan gertakan dari pemuda menyebalkan macam Kyuubi. Meski dalam hati terdalamnya juga goyah sesaat ketika dirinya diancam tidak dapat bertemu pemuda pemilik hatinya.

"Kita lihat saja nanti", tidak meyerah ego Kyuubi yang tinggi melarangnya menyerah dihadapan pemuda menyebalkan yang menyebut dirinya adalah belahan hati adiknya itu, Naruto. 'Cuih', ia sangat tidak percaya bisa menyerahkan adik kesayangannya itu ke tangan pemuda yang saat ini sedang mengacuhkannya. "Kau tidak akan mungkin bisa melawanku, ketika aku ceritakan betapa brengseknya dirimu membiarkan kakak iparmu seperti ini kepada o, Iya Hahhaha! Aku baru sadar aku ini kakak iparmu, pantat ayam. Naruto akan semakin membencimu, pasti itu. HAHAHAH", tidak habis akal, kau terus mengancam pemuda tidak berperasaan dihadapanmu.

Tidak ada jawaban apapun dari Sasuke. Seakan Sasuke bertransformasi menjadi batu berwajah stoic kala itu.

"Jika bukan karena Naruto, aku pasti milih meninggalkanmu sekarang. Campakan itu !", setelah beberapa lama diam, Sasuke mengambil keputusan yang sebenarnya sangat berat ia lakukan. Baginya Kyuubi adalah benalu yang selalu menggangu dirinya dengan Naruto. Sejak menjadi teman, sahabat, pacar, hingga suaminya-pun, Kyuubi tidak pernah absen merecoki hubungannya. Selalu saja, Naruto termakan kicauan buaya dari kakaknya, Kyuubi.

"Cepat kau, tolong aku pantat ayam", tidak akan pernah terucap di bibirmu kata terima kasih pada Sasuke. Sekali benci tetap benci !

"Ck !", Sasuke melangkah kembali mendekati Kyuubi ketika tadi telah sempat berjalan menjauh. Sikapnya tetap terlihat cuek dan tidak peduli walaupun dihadapannya terdapat orang yang sedang mengeluarkan darah, butuh pertolongan. Dimata Sasuke pemuda dihadapannya hanyalah pemuda pengganggu dan menyebalkan.

Sakit yang sempat terlupakan akibat "kesenangan" sesaat membuat dirimu hampir tidak menyadari darah terus merembes keluar dari pangkal tungkaimu. Kembali rasa nyeri menghampiri hampir setiap jengkal tubuhmu. Nyeri yang terasa berpusat tepat di dalam perutmu. Dari dalam perut terus ada yang menghentak-hentak abstrud membuat dirimu semakin kacau. Tetes air asin sebesar biji jagung hasil eksresi kelenjar dalam kulitmu keluar secara tiba-tiba. Dirimu semakin kepayahan menghadapi situasi menyebalkan seperti saat ini. Ya sebenarnya di dalam perut putih milikmu telah tumbuh janin yang berusia 37 minggu lebih 2 hari 5 jam dan 39 detik (?). Usia gestasi yang sebenarnya belum dikatakan cukup bulan untuk merasakan berada di lingkungan baru, lingkungan ekstrauterin, lingkungan dimana janin berada di lingkungan lain setelah keluar dari dunia rahim yaitu dunia. Organ pada janin belum tumbuh secara matur, sehingga janin akan rentan karena kemampuan beradaptasi janin yang masih mimim. Selain itu dirimu juga akan semakin payah, jika tidak segera dilakukan tindakan segera. Terlebih saat ini dirimu sedang berada dengan manusia PANTAT AYAM dan di tengah KOTA ENTAH BERANTAH. Tidak, tidak, tidak ini tidak mungkin terjadi. TIDAKKKKKK !

"Uughh ! Cepat bodoh, jalanmu seperti siput", umpatan kesal kembali keluar dari bibir tipis miliknya. Kyuubi merasa sangat sial berada disituasi seperti, terlebih tidak henti-hentinya perutnya terasa dipelintir dari dalam.

"Kau tidak apa-apa kan ?", Sasuke mengeluarkan pertanyaan bodoh sejagad raya.

"BODOOOOOOOH! MATAMU BUTA HAH, APA KATARAK PANTAT AYAM ? AKU SEDANG SEKARAT SEKARANG", pertanyaan sangat tidak berperikemanuisaan terdengar jelas masuk ke indra pendengarannya. Hati Kyuubi benar-benar meradang, marah, kesal, dan rasanya ingin mencabuti setiap helai rambut orang bodoh dihadapannya dengan kekuatan gigi yang ia rawat. Ya! Kan dirinya kuliti sekalian wajah bodohnya itu. Mata yang melotot, perempatan urat di dahi, sklera yang memerah serta tangan yang mengepal adalah bukti bahwa Kyuubi sedang benar-benar marah sekarang.

"Ini bukan bualanmu seperti biasa kan, rubah buluk ?", sepertinya Sasuke mendendam berlebih hingga mendarah daaging pada Kyuubi karena sifat jahilnya yang tidak masuk akal selama ini. Terlebih kejahilannya yang membuat Dode-nya menjauh darinya saat ini. Sasuke tidak ingin kembali terjebak lagi. Dia harus memastikannya.

"Dasar ayam buta, katarak ! Cepat bantu aku sekarang. Disini...", Kyuubi menunjuk perut buncitnya yang saat itu tertutup dibalik jaket kulit hitam yang dikenakan. " ADA CALON KEPONAKANMU !"

Mata Sasuke selama beberapa sesaat membulat sempurna, sungguh OCC. Tidak mempercayai apa yang baru saja ia dengar. Mana mungkin seorang pemuda macam Kyuubi mengandung. Pria arogan yang tidak bisa diatur macam Kyuubi mana mungkin mengandung. 'WHAT !', Sasuke membatin.

"Lakukan apapun! Aku tidak ingin mati konyol sekarang", kembali ego tingginya tidak mengizinkan Kyuubi menunjukan raut muka memelas.

"Ya. Tunggu sebentar, aku akan telepon baka aniki", setelah kembali mengumpulkan jiwa-jiwa yang sempat keluar dari raganya, Sasuke mengutarakan ide "bijak" miliknya. Karena sebenarnya sejak tadi sebelum dirinya bertemu Kyuubi, Sasuke telah berkeliling tempat ini dan dirinya menyadari tempat ini sungguh sepi dan tidak ditemuinya manusia didekat sini.

Tuuuuut tuuuut tuuut

Terdengar dengar suara dari telepon genggam milik Sasuke.

~ sing...~

Tiba-tiba bunyi dalam telepon Sasuke berhenti terdengar. Bukan-bukan karena telepon Sasuke di-reject oleh anikinya. Tapi...

TIDAK ADA SINYAL

Wajah Sasuke memucat sekarang. Bagaimana mungkin disaat genting seperti ini tidak ada sinyal ? Sasuke berjalan-jalan tidak tentu arah di dekat Kyuubi. Sasuke sampai berdiri di atas teras guna mencari sinyal.

"Tidak ada sinyal", ujar Sasuke tidak berdosa di hadapan Kyuubi. "Aku akan mencari tempat yang lebih tinggi. Sebelum itu aku akan pindahkan kau di tempat yang lebih aman". Sasuke berjalan mendekat ke arah Kyuubi. Badan Sasuke lebih merendah ketika jarah tubuhnya hanya tinggal 5 cm menyentuh Kyuubi. Kedua telapak tangan berkulit alabaster milik Sasuke mengadah bersiap-siap menggendong Kyuubi.

Melihat tingkah Sasuke dihadapannya, membuat Kyuubi memandang horor. Berbagai macam firasat buruk menghantui pikirannya. Teringat betapa seringnya dirinya mengerjai pemuda dihadapannya ini. Sekelebat bayangan negatif menyapa alam bawah sadar Kyuubi, takut pemuda yang dirinya panggil pantat ayam itu akan membalaskan dendam saat ini juga ketika dirinya sedang lemah. "Apa yang kau lakukan, bodoh ?"

"Yang bodoh itu dirimu. Jelas aku akan memindahkanmu ke tempat yang lebih aman", Sasuke mendengus kesal. Merasa kakak iparnya ini sangat bodoh.

"Iya. Tapi untuk apa kau dekat-dekat?" Pikiran buruk kembali menyapa Kyuubi disaat rasa nyeri di dalam perut dan rektumnya kembali meningkat dari yang sebelumnya. "Uughh !"

Melihat Kyuubi yang kesakitan, Sasuke segera menggendong Kyuubi ke tempat yang menurutnya lebih aman. Sasuke melangkah dengan sangat pasti seolah-olah dirinya telah sangat mengenal tempat peristirahatan ini. Tepat dilangkah ke 14, tiba-tiba Kyuubi semakin mengeluh kesakitan. Kyuubi terus meronta-ronta di dalam gendongan Sasuke, hingga tidak sengaja rontaan kasar Kyuubi menjatuhkan ponsel milik Sasuke yang sebelumnya ia simpan sembarang di kantung kemeja yang ia kenakan. Ponsel itu dengan cepatnya meluncur ke bawah dan terjatuh ke lantai berwarna putih. Dan kembali kesialan terjadi di siang hari yang terik itu, kali ini akibat langkah yang terburu-buru. Ponsel Sasuke tidak sengaja terinjak dan terpental jauh menambak tembok oleh kaki Sasuke. Seketika ponselnya hancur berkeping-keping. Sasuke yang melihat kejadian yang sangat singkat itu tidak mampu berbuat banyak. Dirinya tetap melangkah menuju tempat yang sudah ada di pikirannya. Mereka berdua melewati pintu berwarna coklat tua, sebelum mereka memasuki ruangan yang cukup luas. Ruangan itu sepintas terlihat seperti ruang tamu dengan meja dan beberapa tempat duduk berjenis sofa. Sasuke memilih meletakkan Kyuubi di salah satu sofa empuk berwarna merah marun dan memiliki sisi yang cukup luas untuk di tiduri. Kyuubi diletakkan oleh Sasuke dengan perlahan di atas sofa tersebut.

"Aku pinjam ponselmu", Sasuke berkata sangat dingin kala itu. Menjulurkan tangan kanannya mengarah pada Kyuubi.

Melihat perubahan raut wajah Sasuke yang semakin asam membuat Kyuubi tidak mampu berpikir banyak. Ditambah dengan rasa sakit yang tidak ada habisnya menggerogoti perutnya, membuat tidak ada pilihan dibenaknya selaain menuruti semua perkataan Sasuke. Kyuubi merogoh saku celananya, tempat yang Kyuubi ingat terakhir kali menyimpan ponsel berwarna merah yang didapatkannya sebagai kado ulang tahun dari suami, suami tidak bertanggung jawab. Mengingat tampang suami yang tiba-tiba mampir, membuat dirinya semakin dongkol dan hentakan dalam perutnya juga semakin meningkat. Telapak tangan Kyuubi menemukan ponsel yang tadi carinya. Segera Kyuubi berikan ponsel itu kepada pemuda yang tadi telah memindahkannya. Diterimanya ponsel itu dengan segera dan dengan sapuan yang kasar pula oleh Sasuke.

Kyuubi melihat pemuda berkemeja biru itu mengutak-atik ponsel miliknya dengan sangat tidak berprikeponselan. Entah apa yang dilakukannya, yang pasti perlakuannya pada ponsel yang sebenarnya membuat Kyuubi gondok -karena ponsel itu mengingatkannya pada pria keriput tidak bertanggung jawab, Uchiha Itachi-, semakin memanasi aura kelam yang melingkupi setiap sel dan mitokondria dalam tubuhnya mendidih. "Apa yang kau lakukan pada ponselku, pantat ayam !"

"Cih tidak berguna, ponsel bulukmu lowbat", tatapan dingin, Sasuke berikan kepada Kyuubi saat itu juga. "Sama seperti pemiliknya, ponselnya-pun tidak berguna"

"YAHHH ! BRENGSEK KAU, IDIOT ! KAU BILANG APA TADI, BOCAH SIALAN", kembali kesabarannya diuji hari ini. Bocah tidak punya nyali, seperti Sasuke mengatai Kyuubi tidak berguna. Segala macam umpatan kembali dirinya ucapkan dengan kekuatan penuh. Suara dari pita suaranya bergetar hebat, memiliki kekuatan yang seakan-akan mampu membuat tanah tidak stabil bahkan longsor dan ombak di pantai kembali bergelung kembali ke arah tengah laut enggan mendekat ke tepi pantai (?). Sungguh Kyuubi yakin umpatan itu sangat pantas ditujukan pada bocah ingusan yang katanya mencintai adik kesayangannya. CUIH !

"Jika mobilku tidak kehabisan bensin dan pom bensin ini tidak juga kehabisan bahan bakar, sudah ku bawa kau ke rumah sakit", Sasuke berkata sangat datar sambil menatap kakak iparnya yang sejak tadi terus-terusan megumpatnya. Dalam diri Sasuke sebenarnya juga merasakan kaget dengan situasi aneh seperti ini. Berada bersama orang yang sebenarnya ingin dijauhi keberadaannya, dalam kondisi mengenaskan , berdarah-darah, menjerit-jerit, mengumpat, dan sedang ingin melahirkan. Ditambah sedang berada di tempat entah berantah, tanpa sinyal, ponselmu hancur bentarantakan, tanpa orang lain yang bisa dimintai pertolongan, serta tanpa bahan bakar. Hahaha ! Sungguh beruntung Sasuke.

Duk

Suara dalam perut Kyuubi terdengar keras. Kyuubi merasakan tendangan yang begitu nyata meraba otot polos dalam uterusnya. Begitu menyakitkan, sungguh tendangan itu kembali terasa semakin kuat.

Duk duk duk ... DUK

"AUUUUUUU. Hah hah hah", Kyuubi mencoba mengatur napas agar udara tetap memasuki setiap rongga dalam paru-paru. Memenuhi pasokan kebutuhan oksigen bagi organ-organ dalam tubuhnya. Tidak ! Tidak boleh sampai kelihangan napas, ini bisa sangat berbahaya. "Sialan kau bocah tengik, masih dalam perut saja bisa-bisanya kau membuatku kesal. Kau sama menyebalkanya seperti ayahmu. Aish !" Kesal, Kyuubi semakin kesal karena semua keadaan mengenaskan menyapanya bertubi-tubi. Terlebih orang yang mestinya berada didekatnya saat ini, malah entah sedang apa di luar sana. 'Keriput, awas saja kau !', batinnya mengamuk keras. Kyuubi menggam erat pada kain sofa merah dibawahnya sebagai pelampiasan rasa sakit. Semakin kuat Kyuubi cengkram kain itu hingga buku-buku kukunya bisa terlihat memutih. Ini semakin menyiksa, rasa nyeri ini sungguh menyiksa fisik. Kain sofa menjadi robek akibat cengkraman tangannya. Menampilkan busa berwarna abu-abu dibalik kain merah yang membalut sofa. Bisa Kyuubi rasakan keringat kembali menetes deras dari kening, jatuh membasahi sofa. Keringat lainpun juga terus keluar sedari tadi, membuat baju yang kenakannya basah kuyup. "AAAAAAAAAAAA !"

Melihat kondisi Kyuubi yang kepayahan, Sasuke berjalan mendekat kearah Kyuubi. Pertama-tama ia berusaha membuka jaket kulit yang melekat di tubuh Kyuubi. Menurutnya jaket itu menyulitkan Kyuubi bernapas dengan bebas. Disaat Sasuke berusaha membuka retsleting pada jaket itu , tepat pada arah jam 2 di depan Sasuke terlihat sebuah telepon berwarna royal blue dengan kabel berwarna hitam. Dengan cepat Sasuke membuka jaket tersebut dan melepaskannya dari Kyuubi hingga menampilkan kaos putih tipis yang digunakan Kyuubi dibalik jaket kulitnya. "Kau teruslah bernapas. Teriaklah jika itu mengurangi rasa sakitmu. Aku melihat telepon di sana, aku akan mencoba telepon itu. Ingat teruslah bernapas", ujar Sasuke panjang di hadapan Kyuubi. Sasuke berharap ada keberuntungan yang meghampirinya, dirinya berdoa telepon itu berfungsi. Sasuke berjalan mendekat kearah telepon itu, ia mengangkat gagang telepon dengan perasaan cemas.

Dan

GOTCHA !

Telepon itu berfungsi

"Hufft", Sasuke mengeluarkan napas kelegaan, bersyukur ada kebaikan yang datang dari sekian kejadian menyebalkan di belakang. "Telepon ini berfungsi. Yah, berapa no telepon aniki ? Cepat katakan".

"Hah, hah, hah... ! Mana aku ingat no telepon si keriput", rasa sakit terus dirasakannya.

Egonya tidak mengizinkan Kyuubi menjatuhkan harga dirinya dihadapan adik iparnya. Meskipun sebenarnya Kyuubi mengingat di luar kepala no telepon milik suami keriputnya yang tidak bertanggung jawab. Kyuubi gigih untuk tidak mengatakan no telepon itu. Dirinya yakin ada cara lain, selain menjatuhkan harga dirinya dengan mengaku menghapal no telepon amoeba mesum macam Itachi.

"Jangan keras kepala, aku tau kau hapal no teleponnya", Sasuke yakin bahwa orang di depannya sedang berbohong. Sasuke melihat bola mata Kyuubi bergerak gelisah tidak normal, tanda seseorang sedang berbohong. "Jika kau terus keras kepala, aku tidak dapat memastikan kau dan bayimu akan selamat. Kita sedang terjebak di tempat entah berantah, rubah buluk. Cepat jangan buang waktu !", ujar Sasuke sangat dongkol.

"AAAAAAAAAA. Hah hah aaaah", rasa sakit yang menusuk terus-menerus datang di bagian bawah perut Kyuubi. "08X-XXX-XXX-XXX", akhirnya diucapkan juga no telepon itu. Kepala Kyuubi yang keras sudah mulai melunak sepertinya, karena dirinya hanya ingin semua penderitaan ini cepat-cepat berakhir. Membiarkan harga dirinya jatuh, sementara, catat SEMENTARA ! " AAAAAAAAAAA SAKITTTTTT"

Jari-jari tangan Sasuke dengan lincah dan cepat menekan tombol angka di ponsel tersebut, sesuai dengan yang diucapkan Kyuubi. Nada sambung yang familiar kembali terdengar di telinga Sasuke.

Tuuut... tuuut... tuuut...

"Hah hah hah..."

Duk

Duk

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

"Hufft Hah... hah Huft hah hah "

Tuuut... tuuut... tuuut...

DUK

"Sialan, SAKITTTTT"

Tuuut... tuuut... tuut...

Sejak tadi tidak ada balasan dari seberang, Sasuke kembali menekan tombol dial dan mengaktifkan loadspeaker di telepon tersebut. Kemudian dirinya mendatangi Kyuubi yang sedang kesakitan. Sasuke melihat darah dan keringat terus keluar dari tubuh Kyuubi. Raut wajah yang kesakitan terlihat dengan sangat jelas ketika itu. Tidak pernah sebelumnya Sasuke melihat seorang Kyuubi Namikaze sangat kepayahan seperti ini. Dalam hati kecilnya, Sasuke mengakui bahwa dirinya senang bisa melihat peristiwa langka, tapi sisi lain hatinya juga merasa kasihan. "Dengarkan aku! Iya tarik napas, hembuskan. Bagus. Ulangi tarik napas yang dalam, hembuskan", Sasuke mencoba membantu sesuai apa yang ia tau. "Lagi tarik napas. Hembuskan"

"Sakit, sakit. Auuuuuu..."

Tuuuut... tuuut... tuuuut...

"Tarik napas, iya bagus. Sekarang hem..."

"Halo, Uchiha Itachi disini...", muncul suara di seberang telepon.

"AMOEBA KERIPUT CEPAT KAU DATANG KESINI, BRENGSEEEEEEEK !", suara Kyuubi secepat kilat menggema dalam ruangan, sungguh memekakan gendang telinga. Menggelegar kesetiap sudut di ruang itu. Bahkan burung gagak yang sedang bertengger di atas atappun terbang ketakutan.

End/Tbc ?


Layakkah ini dilanjutkan ?

Mind to riview ?

Note: disini seluruhnya diubah jadi sudut pandang orang ketiga ^^