"Tsuna! Cepat panggil Seiryu! Suruh bawa Menma ke bumi!"

"Tapi-"

"Tidak ada waktu! Menma dalam bahaya karna Tenseigan murninya

"Jika dia tetap bersama kita di bulan, itu sama waja menyerahkan hidupnya."

"Hiks... Hiks,"

"Demi masadepan clan Otsutsuki, Uzumaki, bumi dan demi anak kita juga-"

"WakattaAnata,"

"Kuchiose No jutsu! Seiryu-Sama!"

"Seiryu-sama! Saya ingin anda menjalin kontrak dengan Menma sekarang! Karna keadaan kami sedang terdesak, aku ingin anda melindungi Menma"

"Perang saudara karena Tenseigsn itu ya?"

"Ha-ha'i, onegai Seiryu-sama! Hiks- onegai lindungi Menma di bumi! Hiks- ak-"

"Wakatta, aku akan menjadi wujut pedang dan akan membuat contrak dengannya saat dia berusia 17 tahun, aku akan berusaha melindunginya, serahkan padaku,"

"Arigatou Seiryu-sama, kami menitipkan Menma padamu,"

"Lalu kalian?"

"Kami akan mengirim anda dan Menma dengan fuinjutsu dan kami akan tinggal untuk mengakhiri perang ini,"

"Fuinjutsu: -"

Otsutsuki

By: Dikkan

Naruto Mashashi Kishimoto

Chapter 1~

Angin pagi di Konoha Gakure terasa sangat sejuk. Para warga biasa banyak yang melakukan aktifitas masing-masing. Tak jauh berbeda dengan pada Shinobi yang tampak melompat di atap rumah para warga dan ada juga yang berjalan santai. Mereka saling sapa jika kenal. Anak-anak berlarian dijalan dengan riang. Senyuman yang indah.

Seuasana desa yang damai adalah hasil dari perang dunia ke-3. Karna dengan adanya perang tersebut terbuat perjanjian 5 desa ninja sepakat berdamai. Sampai sekarang.

"Lalu setelah perjanjian itu-"

"Konoha memilih hokage baru. Dan hokage itu adalah pahlawan perang dunia ketiga yang meletus dijembatan Kanabi. Lalu setelah dipilih pahlawan itu Menyegel Kyubi ketubuhnya sendiri dan anak ramalan yang diramalkan akn menyelamatkan dunia Shinobi. Apa aku benar?"

Semua mata murid academi menatap kearah Seorang bersurai Kuning yang kini sedang menatap malas kearah jendela, Namikaze Naruto.

"Kalau begini bukankah kau yang mengajar Naruto?"

"Tidak, aku hanya menyampaikan apa yang aku ketahui" dia tidak menatap Chunin pembimbing academi dengan luka yang ada di hidungnya itu, Iruka Umino. Tapi jelas matanya melirik dengki kearah seorang perempuan Yang memikiki rambut yang sama denganya yang dimodel diikat ekor kuda. Dengan rapih yang masih enak tidur. Tidak memperhatikan pelajaran.

"Tap-"

Srek...

"Ehehehe, a-ano... Gomen Ir-"

"Lakukan hukuman yang seperti kemarin Menma!"

"Tap-"

"20 putaran!"

"Iruka-sen-"

"30 putaran!"

"Apa!"

"50 Putaran! Kita lanjutkan pelajarannya Minna! Untuk Namikaze-san. Kalian harus lebih memperhatikanku! Hargai aku sebagai pembinng kalian di Academi. Jangan senaknya!"

"Ha'i"

"Tidak, bukan hanya kau saja tapi semua murid itu harus patuh kepada gurunya. Mengerti Minna?"

"Ha'i sensei!" seisi kelas menjawab ucapan Iruka dengan rempak.

"Jadi Otsutsuki-san? Apa yang kau tunggu!?"

"50 putaran dan kau aku tunggu di atap Academi, setelah pelajaran Academi selesai."

"Hah, wakatta Sensei!"

Brak!"

"Hahahah!" tampak semua murid tertawa bersama kecuali Naruto, Uchiha Sasuke yang menatal jendela dan Nara Shikamaru yang tidur.

"Diam! Atau kalian juga kuberi hukuman sepertinya?" Iruka membentak dan menatap marah kearah Murid academi yang langsung diam karna

Pelajaranpun dilanjutkan dengan keluhan dari para murid demgan nada lesu. Dan Iruka sendiri kembali menjelaskan materi mengenai sejarah.

~••~

"Lima puluh! Hah... Sial hah... Akukan memperkirakan akan berlari sebanyak 30 hah... tapi kenapa malah ditambah jadi 50 sih, Iruka-Sensei menyebalkan." Menma lebih tepatnya Otsutsuki Menma sedang bersandar dibawah pohon yang ada ayunannya dengan nafas ngos-ngosan.

"Hah, aku lapar, aku tadi juga tidak sarapan. Hah,"

"Lupa buat bento lagi, hari ini adalah hari sialku," dia memejamkan matanya dan bernafas mencoba dengan teratur.

Pakaiannya lusuh dan beberapa bagian basah karna keringatnya setelah menjalani hukuman berlari lapangan Academi sebangak 50 kali.

"Hm, untuk mu,"

Suara dari depanya membuatnya membuka mata sedikit, mengintip siapa yang berbicara. Dia langsung heran. Pasalnya yang didepannya ini seorang Namikaze Naruto mengulurkan kotak makan dan menatapnya malas.

"Kau? Namikaze Naruto yang aku kenal? Teman bermainku bersama Shizune-chan kan?" dia berucap tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Seorang Namikaze Naruto dengan Sikap cuek, tidak peka dan pemalas tapi semangat jika berlatih mengulurkan Bento? Padanya? Walapun dia teman dekatnya tetap saja, ini aneh. Yah walaupun jika bersamanya dia dan Narutk kelihatan bertukar kepribadian.

"Tidak mau ya sudah," suaranya nampak seperti marah dan acuh.

"Eee... Tu-tunggu! berikan padaku!"

Tap...

Menma menagkap Bento yang dileparman Naruto padanya dengan sempurna. Saat dia membuka bentonya dua matanya berbinar, isinya adalah nasi dengan lauk daging yang dihias dengan rapih.

Glup-

"It-itadakimasu!"

"Hoam, aku malas nih. Kita pulang saja yuk? Paling Iruka-sensei hanya menasehati kita lagi. Dengan kau yang terlambat, aku mengacuhkannya dan Shizune-Chan yang serdsrtidak masuk. Sudah pasti kita hanya akan dinasehati.

"Ugh, diamlah Naruto! Aku lelah mendenga ucapanmu dari tadi." yah, Inilah yang terjadi jika mereka bertiga bersam. Shizune yang hanya tersenyum manis mendengar pertengkaran Naruro dan Menma disebelah Iruka.

Seakan sifat mereka erbalik jika bersama. Naruto yang biasanya cuek dan Diam saja menjadi crewet, sebaliknya dengan Menma. Seperti yang dipikirkan Menma tadi. Bertukar kepribadian.

"He-"

"Kalian!"

"Sudah kubilang Setelah selesai Pelajaran langsung keatap! Kenapa lama sekali? Ini sudah setengah jam sampai Sandaime-sama menunggu."

"Are? Ji ji?" beo Naruto.

"Iya! Uchiha Shisui juga ada disini."

"Benarkah? Nii-chan? " Naruto bertanya dengan nada tidak percaya dan segera berlaari meninggalkan mereka dan duluan menaiki tangga.

"Dia... Kenapa?" Menma memandang kearah perginya Naruto dengan aneh.

"Entahlah, lagian aku juga kangen dengan Hiruzen jiji. Aku duluan Menma-kun," Setelah itu Shizune melesat berlati menaiki tangga.

"Hah, sepertinya hanya aku yang tidak sebahagia itu," bisik Menma, namun masih biasa didengar Iruka. Dan dia hanya tersenyum miris. Pasalnya dia tau kalau Menma itu sebatang kara sejak dia ditemukan oleh Anbu Konoha di perbatasan dengan Desa Suna.

"Tunggu apa lagi!? Apa kau mau kuhukum lagi dengan berlari memutari desa Konoha hah?"

"I-ie sensei. Gomen, aku kesana sekarang."

~••~

Diatap itu nampak 3 orang dewasa dan anak berusia 14 yang masih menjadi murid academi ninja Desa Konoha.

Naruto yang mengobrol dengan Shisui nampak sangat antusias mengenaj jutsu-jutsu yang hebat, lalu Shizune dengan berada disamping Sandaime-sama dengan senyuman manisnga. Entahlah apa yang dia obrolkan. Dan Menma yang hanya menatal langit sore di

Lalu, Hiruzen Sarutobi sang Sandaime Hokade berdiri didampingi oleh Iruka tersenyum kearah mereka. Dia teringat akan pesan Shodaime dan Nindaime Hokage tentang anak-anak dan Keluarga. Ah, dia teringat akan cerita tentang keluarga Shodaime dan Nidaime yang memiliki adik dengan rambut, sifat dan kemampuan yang sama dengan Menma. Mungkin dia renkarnasinya? Entahlah.

Inilah desa yang diimpikannya. Saling memahami, saling mengerti, menyangai dan menjaga. Inilah hal yang selalu dia impikan dari dulu. Dan kini dia melihat impianya sedikit demi sedikit terwujut.

"E-etto Sandaime-sama! Bukanya kita harus segera memberitahukan kepada mereka bahw-"

"Wakatta yo Iruka, tenang saja," Hiruzen menghembuskan Asap dari mulutnya.

"Nani?" Shizune bertanya saat mendengar percakapan singkat dari Hiruzen dengan Iruka.

"Daijobo! Kau akan tau nanti Shizune -chan,"

"Um,"

"Sa~ minna! Aku memanggil kalian berempat karna ada yang aku beritahukan pada kalian," ucapan Hiruzen membuat semua menatapnya dengan penasara.

"Benar juga, kita tidak mungkin dikumpukkan disini oleh mantan Hokage hanya untuk mengobrol bukan, jadi apa yang ingin anda beritahukan Sandaime-sama? Ucapan Shisui ditambah anggukan ketiga anak yang ada disana membuat Hiruzen tersenyum penuh arti.

"Nani?" Naruto bertanya dengan wajah bingung, Shizune menatap kearah Hiruzen dan dibalas dengan kikikan geli dari matanya. Ada yang lucu?

Lalu Menma? Dia masih menaikan alisnya, dia berfikir kenapa sampai seorang Mantan Kage mengumpulkannya dengan seorang sanin dan seorang Jounin yang dari tadi menatap langit yang berwarna jingga karna Sudah sore.

'Ada apa ini?'

"Kalian mulai sekarang adalah... Genin tim 11!"

To becontinued