Nah, inilah versi 'matang'nya, setelah sebelum 'dimasak' ditaroh di note fb kazu dulu, minta saran temen-temen, karena bener2 'mentah' banget, gak tau judulnya, pair, bahkan bingung mau ditaro di fandom mana. Soalnya agak ragu di bleach, karena nama kazu udah kebanyakan nampang di disitu, tapi, saran mereka yang komen di note itu di bleach aja, ya udahlah....
Dan pair-nya GinRan, sesuai dengan saran kishina nadeshiko, dan setelah dipikir-pikir, ternyata saia juga mirip dengan kisah pair ini.... m=o="
Awalnya males publish sekarang, tapi karena si rabi-chan yang ngedesak buat publish cepet, ya udahlah, ini nih, saia publish-in!!
Arigatou buat yang udah bantuin, ya! HAVE A HAPPY READING!!! XDD
****Crying, For The Love****
BLEACH © TITE KUBO
Crying, For The Love © kazuka-ichirunatsu23
- Prologue -
Aku seorang yang rapuh.
Aku makhluk yang terlukai akan masa lalu.
Aku nista dalam waktu yang membelenggu.
Aku bukanlah hamba yang beruntung.
Hatiku telah beku dan mati semenjak dia pergi dari kehidupanku.
Jiwaku melenyap dari konteks kebahagiaan semenjak dia campakkan perasaanku.
Aku tahu dia bukan untukku.
Aku mengerti seluruh raganya tak bisa lagi kugapai.
Namun hatiku dendam. Bukan dendam yang sesungguhnya. Tapi dendam yang entah kenapa begitu susah kugambarkan.
Aku marah, ya, aku marah. Karena dia telah memberiku luka yang begitu susah kusembuhkan.
xxx
Angin menyusup pelan ke telingaku, seolah mendengungkan kembali namanya yang begitu menyiksaku. Aku meringkuk, bersikeras menahan air mata yang terlalu memaksa untuk mewujudkan kesedihan ini.
Andai dari awal kutahu begini, aku tak akan mau mengenal dirimu. Mengenalmu tak memberiku untung yang berarti.
Aku terlalu lugu karena aku belum berpengalaman.
Ya, aku lugu, dan polos!
Sebegitu polosnya, bahkan aku tak mengerti dirimu yang sesungguhnya.
Bagaimana kehidupanmu, bagaimana sifatmu....
Yang ternyata menjebakku dalam air mata berkepanjangan.
Aku patah hati, patah semangat.
Aku hanya menjadi onggokan sampah kecil yang terlalu sering menangis hanya karenamu.
Kau yang disana tertawa lepas menikmati kehidupanmu, tak akan paham apa yang kurasa tentang dirimu. Aku merasa aku tak lagi cinta pada dirimu.
Tapi kecewa! Marah! Benci!!
Makin kusadari bahwa benci dan cinta tak berbatas lebih dari selembar sutra tipis.
Tetapi, lagi....
Terkadang bayangmu terus hantui aku, membuatku mengingat lagi senyummu....
Membuat aku lagi-lagi mengingat bagaimana rasanya jatuh cinta untuk pertama kali.
Ini menyakitkan! Kenapa aku mesti mengenal dirimu?!
Biar sekeras apapun aku berteriak, air mata ini tak akan kering begitu saja.
Karena dirimu bergitu berbekas di hatiku. Membentuk sebuah kenangan, yang bukan sekedar kenangan kecil biasa....
Karena kau adalah memori berharga cinta pertama.
Berharga? Berharga untuk dipelajari, bukan untuk dikenang sambil tersenyum!
xxx
Angin kembali berjalan menembus dimensi jarak, mengusik pelan rambutku yang tersisip di belakang telinga.
Aku menyeka air mataku, aku menyesal aku menjadi sepolos dan secengeng ini hanya karena dirimu. Aku ingin kuat, tegar. Tak ingin rapuh dalam bayangan masa lalu.
Kutatap bulan penuh di hadapanku.
Andaikan bulan itu dapat kupeluk, dan menumpahkan segala perasaanku.
Tapi dia hanya diam, menatapku sambil terpaku di tempatnya. Entah dia menertawakanku, atau dia ikut menangis, hanya Tuhan yang tahu.
Atau bintang-bintang disana?
Mungkin mereka bisa kupanggil kesini, merubungiku sambil menyanyikan lagu penghibur hati.
Aku butuh seseorang.
Seseorang untuk mengembalikan potongan hatiku yang hancur. Untuk menyusun kembali senyumku, senyum yang tulus, bukan yang palsu.
Menghilangkan pandangan orang lain yang melihatku sebagai insan yang rapuh.
Ya, aku terlalu polos, lugu, hingga hampir semua orang tahu kalau aku sedang terluka, sedang labil. Sikapku terlalu terbuka untuk menggambarkan bahwa aku hanya terdiri atas jiwa yang selalu menangis.
Aku perlu bahu untuk bersandar.
Aku ingin sebuah tangan yang dapat membimbingku dari keterpurukan ini.
Aku perlu seuntai senyum....
.... Yang bisa kembalikan kebahagiaan untukku.....
- To Be Continued -
Cuma ada perubahan kecil dari yang di note fb kan? Okelah, saia (kembali) jujur, ini adalah fic yang berhasil menumpahkan kembali air mata saia berkali-kali -atau tepatnya bukan hanya karena fic ini, tapi kisah pribadi yang begitu saia hayati sendiri.
Saia memang terlihat (atau tepatnya terbaca) begitu terbuka, tak ragu-ragu curhat pada siapapun, dan kali ini benar-benar kembali saia ceritakan. Dan, ini fic ketiga yang benar-benar diangkat dari kisah nyata kazu, setelah First Love dan Thank You....
Dia memang benar-benar hebat, bisa membuat saia menangis berkali-kali. Itu yang menyebabkan saia jadi terlihat ceria pada sekilas penglihatan, namun sebenarnya begitu rapuh karena selalu menangis karena 'dia'. Memanglah saia benar-benar susah melupakannya, tapi saia jadi terlalu cengeng untuk hanya sekedar mengingat hal biasa akan dia dan saia.....
yukina : *muncul tiba-tiba* Eh, ngapain lu pake curhat disini?? *nodongin gergaji*??*
kazuka : ugh.... Ekh? *baru nyadar* HAA? Iya ya.... ngapain kazu pake curhat segala? Gak penting, readers!!! Maaf, saia terlalu bodoh karena keseringan curhat!! *jedot2in kepala ke kaca jendela tetangga*
yukina : gak usah pedulikan! Tapi kalau peduli maka akan sangat dihargai!! Sankyuu!!! RIPYU-nya ditunggu sekalii!!!
Arahkan kursor anda ke bagian ijo yang sedang terlihat di bagian bawah penglihatan anda ini!!! *nunjuk2 ke bawah*
