My first fanfic about SHINee. Harap maklum kalau gaje dan sangat tidak masuk akal. Namanya juga fiksi hihi =))
Apabila ada kesamaan nama(nggak mungkin), tempat, cerita mohon dimaafkan. Cerita ini hanya fiktif belaka. Author juga manusia *emansipasi author* (?)
Disclaimer: SHINee bukan milik saya seorang tapi milik shawol di seluruh dunia dan akhirat. Member SHINee milik sang pencipta dan diri mereka masing-masing.
"Minho-hyung, tunggu!" teriak seorang namja imut berambut pirang. Dia mengikat tali sepatunya tergesa-gesa. Setelah selesai mengikat tali sepatu, dia lalu menyambar sandwich-nya yang diletakkan di atas rak sepatu *jorok banget!*
"Lama banget sih, Taemin-a! Kayaknya bang Firaun juga udah bangun lagi tuh nungguin lu."
"Mianhaeyo~" ucap namja ganteng yang ternyata bernama Taemin *:O ooh* *plakk! *
Mereka berdua lalu masuk ke dalam mobil sport hitam yang sudah sengaja dipanaskan di penggorengan dengan menggunakan api kecil *plakkk!*
Mereka berdua lalu masuk ke dalam mobil sport hitam yang sudah sengaja dipanaskan di halaman rumah oleh pak Cecep, supir berdarah sunda-batak yang merantau ke Korea.
Mobil ini merupakan hadiah ulang tahun Minho dari hyung-nya yang kerja di pabrik mobil. Katanya sih tiap hari selama setahun hyungnya ngutilin onderdil mobil. Hari pertama bawa ban, hari berikutnya bawa setir, kemudian bawa jok, daaan seterusnya *plakkkkk!* *gamparannya makin keras T.T*
Hyung-nya Minho itu direktur perusahaan mobil terkenal di korea, mau tau siapa? Kasih tau nggak ya...kasih tau nggak ya...emm *plakk!*
Namanya adalah Onew. Shawol pasti udah pada tau. Yep, doi leadernya boyband Sm*sh! Hihihi *plakkk!* elaah ini siapa sih yang berani-berani ngegampar author mulu? *bawa samurai 5 meter*
"Eh Author yang serius dong bikin fanficnya! Aah payah authornya. Paboyaa!" Suara mencicit Taemin tiba-tiba berkumandang di langit-langit kamar author. *hahah emang enak gue kasih 'mencicit'*
Mobil sport hitam Minho melaju di jalanan yang sangat tumben-tumbenan tidak padat seperti biasanya. Minho dan Taemin bahkan sampe bisa piknik dulu di tengah jalan. Hingga tiba-tiba muncul sebuah truk dari arah belakang dan langsung menabrak kakak-adik yang sedang asyik piknik.
BRAKK!
Tubuh mungil Taemin sukses menghantam trotoar jalan. Sedangkan Minho terlempar ke toko kasur di seberang jalan dan mendarat di atas kasur berseprai Kintakun-nya mbak Syahrini dan mas Anang kemudian ngorok dengan merdunya.
Taemin mati mengenaskan hahahah :P
~tamat~
Wkakakakkak emang enak dijailin author, hah?
Oke sekarang author mau ke cerita yang sesungguhnya. Tadi hanya pembukaan saja reader. Here we go! Enjoy reading ^^
~Normal POV~
Mobil sport hitam Minho melaju di jalanan yang kosong. Jarang-jarang Minho bisa ngebut sampai 90km/jam, di tengah kota! Tujuan mereka adalah Seoul Billingual High School, sekolah elit Korea yang sangat terkenal. Hari ini merupakan hari pertama Taemin masuk sekolah setelah ia menjalani MOS minggu lalu. Sedangkan bagi Minho, ini adalah hari pertama ia berada di tahun terakhirnya.
Minho benar-benar terbuai dengan suasana jalan yang begitu lengang. Sambil menggoyang-goyangkan kepalanya mengikuti irama musik dari CD player di mobilnya, Minho tetap menyetir dengan sangat ngebut.
"Hyung, hati-hati, pelan-pelan saja," suara Taemin terdengar sangat cemas. Iya bahkan tidak berani melihat jalanan. Karena saking cepatnya, itu membuatnya mual.
"Tidak apa-apa Taemin, mumpung sepi. Aku sudah lama tidak menyetir seperti ini. Hahaha," Minho hanya menepuk-nepuk pundak Taemin yang sedikit gemetaran. "Eh, sandwichmu belum dimakan? Ah kau ini, ayo cepat dimakan, nanti maag mu kambuh kalau tidak sarapan."
"Mana bisa aku makan kalau hyung menyetir ugal-ugalan seperti ini!" suara Taemin terdengar manja.
"Baiklah aku pelankan sedikit ya. Sekarang cepat kau makan! Aku tidak mau appa menyalahkanku kalau sampai penyakitmu kambuh lagi."
Taemin melahap sandwichnya yang sudah hancur. Karena selama Minho menyetir dengan sangat ngebut selama itu pula Taemin memegang terlalu erat sandwichnya. Kini mobil sport hitam melaju dengan kecepatan sedang. Minho tidak mau adik tersayangnya sampai tersedak.
~flashback~
Hari itu cuaca sangat tidak bersahabat. Sejak pagi hingga malam, hujan mengguyur kota Seoul. Taemin berangkat pagi-pagi dari rumah untuk pergi ke sekolahnya di Seoul International Middle School. Ia pulang pukul dua siang dan mendapati tidak ada siapapun di rumah. Sementara pembantu mereka sedang cuti saat itu. Taemin terus menunggu kedatangan Minho hingga larut malam.
Terdengar suara deru mesin mobil Minho memasuki halaman. Taemin mendongakkan kepalanya, dilihatnya sesosok pria berbadan atletis mendekatinya dengan terburu-buru.
"Taemin-a mian aku terlalu asyik main futsal. Eh, kau kenapa?" Minho menghampiri Taemin yang duduk di teras sambil memegangi perutnya. Wajahnya terlihat sangat pucat, keringat dingin membasahi sekujur tubuh Taemin. Taemin bergeming, ia tidak mampu menjawab pertanyaan hyun-gnya. Ia terlalu fokus pada rasa sakit di lambungnya. Taemin menutup matanya, tubuhnya terkulai seketika.
Tanpa menunggu lama, Minho langsung menggotong Taemin ke mobilnya. Dia sadar bahwa penyakit Taemin sedang kambuh. Pikirannya sangat kacau, dia merasa sangat bersalah telah terlalu lama meninggalkan rumah. Padahal dia tau Taemin akan segera pulang.
"Apa?" Appa Taemin yang juga appa Minho terkejut mendengar saat Minho tiba-tiba memberi kabar bahwa Taemin masuk rumah sakit. Begitu pula Onew, si sulung. Mereka sangat kecewa pada Minho. Karena sebenarnya penyakit maag yang diderita Taemin bukan penyakit maag biasa.
Akhirnya setelah seminggu Taemin dirawat di rumah sakit, ia diperbolehkan pulang. Kejadian itu benar-benar membuat Minho menyesal dan berjanji akan selalu menjaga adiknya agar tidak pernah terluka lagi.
~end of flashback~
"Hyung, awas!" jeritan Taemin menyadarkan Minho dari lamunannya.
Minho terkejut, seorang yeoja muncul tiba-tiba dari arah sebelah kanan. Minho membunyikan klakson keras, akan tetapi sang yeoja justru terlihat sangat kaget dan berdiri mematung di tengah jalan. Minho berusaha menghindari tabrakan dengan yeoja itu. Ia membanting setirnya ke kiri dan hampir menabrak pembatas jalan. Ia menghembuskan nafas lega ketika tabrakan akhirnya bisa terhindarkan.
Minho menoleh ke arah Taemin, dilihatnya sang dongsaeng sedang menutup hampir seluruh wajahnya dengan telapak tangannya. "Taemin kau tidak apa-apa kan?" Minho cemas, ia memeriksa tubuh Taemin, memastikan bahwa Taemin tidak terluka sedikit pun. Setelah itu ia keluar dan menghampiri yeoja yang sedang terduduk lemas di tengah jalan.
"Hei, kau tidak apa-apa kan?"
Yeoja itu hanya diam tanpa menoleh sedikit pun ke arah Minho. Minho berjongkok dan menyejajarkan dirinya dengan si yeoja.
"Apa kau terluka?"
TIIN TIIINN!
Terdengar bunyi klakson mobil. Walau bagaimanapun itu adalah jalan umum, tentu saja ada kendaraan lain yang lewat jalan itu.
Minho menarik tangan yeoja itu untuk memberi jalan bagi kendaraan yang ingin melintas. Yeoja itu menoleh ke arah minho. Ia melihat tangannya yang dipegang Minho, buru-buru Minho langsung melepaskannya.
"Mianhaeyo," kata Minho pelan. "Apa kau terluka?" Minho lagi-lagi mengulang pertanyaan yang sama. Tapi kembali tidak ada jawaban. Sepertinya si yeoja benar-benar shock sampai dia tidak bisa berkata-kata.
Kesabaran Minho mencapai batasnya. "Kau ini tuli atau apa sih?" yeoja itu melotot, dia sepertinya tersinggung dengan perkataan Minho.
"Sudahlah, aku minta maaf atas kejadian tadi," ujar Minho seraya pergi meninggalkan yeoja yang masih mematung di tengah jalan. "Selain itu, hati-hati kalau ingin menyebrang!" teriak Minho.
-Seoul Billingual High School-
Mobil Minho memasuki lapangan parkir. Ia memarkir mobilnya tepat di sebelah Limosin putih bernomor polisi K 3 Y. Minho dan Taemin keluar berbarengan dari dalam mobil. Keduanya tampak sangat mempesona. *author ngambil tisu buat ngelap mimisan*
"Hari ini aku ada latihan basket sampai pukul 5 sore, hyung. Jadi hyung tidak usah menungguku," kata Taemin mengingatkan hyung-nya sebelum mereka berpisah masuk ke kelas masing-masing. Minho hanya mengacungkan jempolnya. Taemin kemudian bergegas menaiki tangga menuju lantai dua dimana kelasnya berada.
"Jangan lupa makan siang ya, Taemin-a!" teriak Minho ketika Taemin baru menaiki anak tangga yang ke lima.
"Baik, hyung!"
~Minho's POV~
Yeppeo! Yeoja itu cantik sekali. Sorot matanya, bibir merahnya, wajah imutnya. Aku bisa merasakan tanganku masih hangat setelah memegang jemari yeoja itu. Sshhh apa aku jatuh cinta? Aku benar-benar tidak bisa berpikir jernih sekarang. Padahal aku kenal saja tidak dengan dia tapi aku bisa merasakan ada cinta untuknya. Aku berharap akan bisa bertemu yeoja itu lagi.*author sedih langsung nangis mutiara*
"Oy Minho-ya!" suara seseorang membuyarkan lamunanku. Orang itu berjalan mendekatiku. Terlihat di tangan kanannya ia sedang memegang iPad-nya.
"Hai Key! Ada apa?"
"Ada hal penting yang harus aku bicarakan," katanya pelan dengan mimik wajah serius. Terlihat keringat membasahi keningnya. Matanya pun tidak fokus menatapku, ia melirik ke segala arah untuk memastikan bahwa tidak ada orang lain di tempat itu. Aku benar-benar khawatir, apakah ada terjadi sesuatu dengan sahabatku ini.
Kemudian dia mendekatkan mulutnya ke telingaku dan membisikkan sesuatu, "Aku belum mengerjakan PR Matematika."
GUBRAK!
BLETAK!
"Awww! Kok kau malah menjitak kepalaku Minho-ya? Sakit, tau." Key meringis sambil memijat-mijat kepalanya yang sakit. Ah siapa peduli, habisnya suruh siapa dia bertingkah berlebihan seperti tadi.
"Kau ini kalau ingin nyontek ya tinggal bilang saja! Tidak usah pakai acara dramatis-dramatisan seperti tadi. Huh!"
"Mianhae, chingu. Aku hanya bercanda. Ya sudah, sekarang mana iPad-mu?"
"Nanti saja di kelas, aku malas mengeluarkannya di sini."
~Normal POV~
TRETTTT TRETTT TRETTTT
Alarm pertanda dimulainya pelajaran berbunyi di sepanjang koridor yang ada di sekolah. Murid-murid berlarian masuk ke dalam kelas masing-masing. Begitu pula Minho dan Key, mereka segera melangkahkan kakinya ke ruangan bertuliskan XII-B di atas pintunya.
Murid-murid di sekolah ini belajarnya tidak lagi menggunakan buku tulis. Mereka diberi hak dan kebebasan untuk memilih gadget apapun untuk membantu proses belajar. Ada yang bawa Notebook, PDA, dan sebagainya. Sementara meja guru tidak lagi onggokan meja reyot yang biasanya terpajang di sekolah-sekolah biasa. Para guru menggunakan Microsoft Surface untuk menerangkan setiap mata pelajarannya. *sekolah impian author ini mah*
"Minho-ya, cepat mana iPad-mu? Sebelum Keiko seonsaengnim datang," Key merengek sambil menarik-narik ujung lengan baju Minho. Minho terlihat risih dengan tingkah laku soulmate-nya itu. Buru-buru dia lalu mengeluarkan iPad-nya.
"Nih."
Setelah menerima iPad Minho, Key lalu menghampiri meja guru dan menyalakan Microsoft Surface milik sekolah. Sebenarnya sih yang bisa menyalakan Microsoft Surface hanya para guru, karena harus ada password yang dimasukkan. Tapi bagi Key password sesusah apa pun pasti bisa terbuka olehnya. Sebuah anugerah dia bernama 'Key'. Key memang hacker sejati, hihihi.
Dia lalu meletakkan kedua gadget di tangannya ke atas Microsoft Surface. Benda canggih ini lalu langsung membaca apa yang sedang menyentuh bidangnya. Tangan terampil Key kemudian mengutak-atik bidang Microsoft Surface dengan cepat. Dan...
DING!
'successed sending file'
File PR matematika pun berhasil masuk ke iPad milik Key. Dia lalu buru-buru mematikan Microsoft Surface sebelum Keiko seonsaengnim sang empunya pelajaran memasuki kelas.
KLIK
Pintu kelas terbuka dan murid-murid langsung tau siapa orang yang baru masuk itu. Wanita berdarah Jepang-Korea itu mengenakan kacamata ber-frame hitam yang tidak terlalu tebal. Mata sipitnya jadi sedikit tidak terlihat karena kacamata itu. Rambut bergelombangnya dibiarkan terurai hingga mencapai lengan. Kemeja modern garis-garis yang elegan dipadukan dengan syal tipis yang dililitkan di leher membuat wanita itu terlihat sangat modis. Ditambah lagi rok pendek yang hanya mencapai lutut semakin menambah pesonanya.
Tubuh idealnya berjalan memasuki kelas dan menuju meja guru di sudut ruangan. Sudah bisa menebak siapa dia? Yap, dia lah Keiko, guru Matematika yang mengajar di kelas XII.
"Selamat pagi, murid-muridku," sapa Keiko sambil tersenyum tipis.
"Pagi!"
"Kumpulkan PR kalian minggu lalu!"
"Wah untung saja aku sempat menyalin PR Minho, kalau tidak, bisa-bisa aku disuruh menulis angka satu sampai sejuta secara manual untuk yang ke dua kalinya. Selamet...selamet..." pikir Key dalam hati.
~Taemin's POV~
Aku melangkahkan kakiku memasuki kelas. Seperti biasa, anak-anak perempuan di kelasku selalu terlihat histeris setiap aku memasuki kelas. Sebenarnya terkadang aku risih juga dengan sikap mereka itu, tapi biar sajalah selama mereka tidak menggangguku.
Aku hanya melontarkan senyum pada sekumpulan anak perempuan yang sedang mengobrol di pojok kelas. Kemudian bergegas menuju kursiku. Aku segera membuka iPad-ku, aku baru ingat kalau hari ini adalah hari sabtu, setiap hari sabtu aku harus mengecek hasil laporan kesehatan mingguanku yang dikirim lewat e-mail. Setelah sehari sebelumnya aku menjalani check up. Ribet banget deh kalo punya penyakit, fiuhh...
Jam sudah menunjukkan pukul 07:00, seharusnya Young Hee seonsaengnim sudah mulai mengajar. Tapi sampai sekarang belum juga terlihat ada tanda-tanda beliau akan masuk. Aku mengambil pulpen dan buku catatan kecilku dari dalam tas, yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan di sekolah ini. Aku mulai menuliskan keterangan perkembangan kesehatanku di buku catatan itu. Ehmm ternyata tidak ada perkembangan yang signifikan.
Tidak lama terdengar bunyi pintu kelas terbuka. Perlahan memasuki kelas seorang guru berumur setengah abad diikuti seorang yeoja di belakangnya. Yeoja itu kelihatan malu-malu ketika memasuki kelas. Kemudian dia membalikkan badannya ke depan kelas, kini terlihat jelas wajahnya yang tersipu-sipu itu.
DEG!
Kenapa? Ada apa ini? Jantungku seperti berdetak seratus kali lebih cepat. Yeoja ini, sangat manis...
"Annyeonghaseyo chingudeul, jeoneun Kim Hye Sun imnida. Semoga kita bisa berteman baik," ucap yeoja itu sambil membungkukkan badannya sedikit.
Ternyata dia murid baru di sekolah ini, tapi sepertinya aku pernah melihat yeoja ini, di mana ya. Atau hanya perasaanku saja. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara lembut di telingaku, "Pulpenmu terjatuh," sambil tersenyum yeoja itu menyodorkan pulpenku.
"Ah, gomawoyo Hye Sun-ssi ," ucapku membalas senyumnya. Suaraku sedikit bergetar karena gugup. "Cheonmaneyo," jawabnya, yeoja itu lalu melangkah menuju kursinya. Dalam hati aku tersenyum berbunga-bunga.
~Normal POV~
-kediaman Minho dan Taemin-
"Hyung, tahu tidak tadi ada murid baru di kelasku," ujar Taemin mendekati hyung-nya yang sedang asyik main Winning Eleven. Dia duduk di sebelah Minho sambil ikut memperhatikan layar TV yang menampilkan pertandingan antara Manchester United Vs Arsenal.
"Benarkah?" Minho tiba-tiba menekan tombol pause di stick PS-nya. Kemudian mengalihkan perhatiannya pada Taemin, "Biar kutebak, pasti seorang yeoja!"
Taemin terlihat sedikit kaget, "Ne... Mengapa hyung bisa tau?"
"Wajahmu merah ketika mengatakannya padaku, jadi sudah pasti kau sedang menceritakan seorang yeoja. Hahaha."
"Jinjja?" ujar Taemin sambil memegang kedua pipinya yang memang terasa panas. Dia benar-benar malu karena langsung ketahuan seperti itu oleh hyung-nya.
"Dongsaengku sudah besar ya. Hahahah... kau sudah bisa jatuh cinta rupanya."
"He? Mengapa hyung bicara seperti itu? Aku bahkan belum memberi tahu hyung masalah itu."
"Belum? Itu artinya 'baru akan' kan?" Minho terus menggoda adiknya.
"Kau ini menyebalkan hyung!" Taemin memukul Minho dengan bantal sofa yang ada di dekatnya. Minho tidak terima, dia kemudian melemparkan kembali bantal yang dipukulkan Taemin kepadanya, namun Taemin segera lari sebelum lemparan bantal mengenainya.
"Hei jangan lari kau!" Minho mengejar Taemin dan mengacuhkan Winning Elevennya. Taemin terus berlari menghindari serangan bantal sambil tertawa-tawa. Malam itu menjadi malam yang penuh dengan gelak tawa kakak-beradik itu.
Sebulan telah berlalu sejak malam ketika Taemin menceritakan perasaannya terhadap seorang yeoja bernama Kim Hye Sun kepada Minho. Minho pun sudah tahu siapa yeoja yang dimaksud Taemin. Awalnya dia merasa kecewa dan sakit hati karena ternyata yeoja yang dicintai Taemin adalah yeoja yang tempo lalu hampir tertabrak mobilnya, Minho juga menyukai yeoja itu! *gadis yang beruntung T^T* secara teknis memang Minho yang pertama kali bertemu dengan yeoja itu, namun dia lebih baik mengalah karena dia sudah janji pada dirinya sendiri untuk menjaga Taemin agar tidak terluka, dan kali ini adalah masalah hati. Maka dari itu, Minho tidak pernah menceritakan hal ini kepada Taemin. Dia tidak ingin merusak hubungan Taemin dan pacar barunya itu.
Walaupun selama sebulan itu pula Minho uring-uringan karena cinta pertamanya direbut oleh adik yang paling disayanginya. Cinta pertama? Ya, ini cinta pertama Minho, karena belum pernah ada seorang gadis pun yang berhasil meluluhkan hati Minho. Kim Hye Sun adalah yang pertama. Dan terakhir...
~Minho's POV~
Ah kenapa aku bisa lupa menjemput Taemin di sekolah sore ini! Lagi-lagi karena terlalu asyik bemain futsal. Paboya! Sekarang sudah pukul 7:10 malam, sudah satu jam lebih Taemin menungguku. Di saat seperti ini kenapa ponselku harus habis baterai. Hyung macam apa aku ini. Semoga Taemin tidak marah, dan yang lebih penting tidak terjadi apa-apa padanya, karena hari ini cuacanya lumayan dingin juga.
~Taemin's POV~
-pukul 5:50-
Lelah sekali, latihan basket sore ini benar-benar menguras tenaga, karena latihan sore ini memang dipersiapkan untuk menghadapi pertandingan bulan depan. Tidak salah aku meminta Minho-hyung untuk menjemputku. Aku langsung menghabiskan air minum dalam botol dalam beberapa kali tegukan. Air putih ini terasa seribu kali lebih nikmat dari biasanya, pikirku.
Aku mengambil iPhone-ku dari dalam ransel, ketika membukanya di sana tertulis 1 message unread. Segera aku membuka pesan itu,
From: Kim Hye Sun
Time: 05:15
Yeobo~ jangan terlalu dipaksakan latihannya, ingat kesehatanmu ^^
Reply
To: Kim Hye Sun
Time: 05:53
Geomawo Hye Sun-a kau baik sekali, tidak kok :D
Send
Kemudian setelah itu aku meraih ranselku. Setelah memberi salam pada teman-temanku, lalu aku langsung meninggalkan ruang olahraga. Karena sebentar lagi pasti Minho hyung menjemputku. Ketika akan menuruni tangga aku bertemu dengan Key hyung, sepertinya dia habis mengikuti kelas memasak, karena di dekat kerah lehernya terlihat debu putih sisa terigu.
"Hei Taemin!" sapanya ketika dia menyadari kehadiranku di dekatnya.
"Hei hyung! Habis ikut kelas memasak ya?" jawabku sambil menunjuk kerah bajunya yang sedikit kotor. Dia langsung membersihkan debu putih itu dengan tangannya seraya menjawab pertanyaanku dengan semangat, "Benar sekali Taemin. Hari ini ada resep baru lho, aku tidak sabar ingin mencobanya di rumah," aku hanya tertawa tanda ikut senang mendengar kabar itu.
Key hyung pamit pulang setelah kami sampai di halaman sekolah, dia bergegas menuju lapangan parkir. Sementara aku duduk di kursi taman dekat gerbang sekolah. Satu per satu teman-temanku yang tadi masih ada di dalam ruang olahraga pulang dan memberi salam padaku. Kini jam sudah menunjukkan pukul 6:30 tapi Minho hyung belum datang juga. Aku sudah mencoba menghubungi ponselnya, tapi tidak aktif.
Tidak lama, di kejauhan terlihat sorot lampu depan mobil sport. Aku berdiri bersiap-siap untuk pulang. Namun setelah diperhatikan ternyata mobil itu berwarna putih dan berplat nomor K 3 Y. Itu mobil Key hyung. Mengapa dia balik lagi?
Jendela depan mobil terbuka, terlihat Key hyung di dalamnya. Dia kemudian bertanya, "Minho belum menjemputmu, Taemin?"
"Belum hyung, mungkin macet., jawabku. "Hyung kenapa balik lagi? Ada yang tertinggal?"
"Iya Taemin, resep masakan yang tadi tertinggal di kelas. Jadi aku harus kembali lagi untuk mengambilnya," Key hyung lalu kembali memarkir mobilnya di depan sekolah. "Kalau Minho belum menjemputmu sampai aku kembali, kau kuantar saja ya," Key hyung menawarkan tumpangan.
"Mmm... kita lihat saja nanti hyung," Jawabku sambil tersenyum tipis.
"Okay. Aku ke dalam dulu ya," Key hyung lalu berlari ke dalam gedung sekolah untuk mengambil resepnya yang tertinggal. Sementara aku masih mempertimbangkan tawaran Key hyung. Bagaimana kalau aku pulang dengan Key hyung lalu kemudian Minho hyung datang, tapi kalau aku menolaknya siapa yang menjamin aku akan segera dijemput Minho hyung. Saat itu juga aku berharap Minho hyung akan segera datang. Tapi sampai Key hyung kembali Minho hyung belum datang juga. Key hyung memaksaku untuk ikut dengan mobilnya. Berhubung sudah malam, akhirnya aku menerima tawarannya.
~Normal POV~
Salah satu jalan di kota Seoul hari itu benar-benar macet. Kendaraan sulit sekali untuk bergerak. Mobil sport Minho ikut terjebak dalam kemacetan parah itu. Dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Pembalap kelas dunia pun jika dihadapkan dengan situasi seperti ini pasti tidak bisa berbuat apa-apa. Sementara Limosin Key melenggang bebas di jalanan lain yang benar-benar bebas dari kemacetan.
Minho akhirnya mengambil jalan pintas setelah mobilnya bisa bergerak sedikit demi sedikit, dia memutar balik mobilnya dan keluar dari jalur macet itu. Jarak tempuhnya jadi dua kali lipat, tapi itu akan lebih baik karena dia bisa mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Di persimpangan jalan itu, aku harus cepat membelokkan setir mobil sedikit ke kanan kemudian ke kiri. Karena kalau harus mencapai belokan berikutnya akan memakan waktu lebih lama," pikir Minho sambil konsentrasi.
Minho berencana melanggar peraturan lalu lintas dengan memotong jalur kendaraan dari sebelah kanan. Itu artinya, dia akan menyebrangi jalan yang sebenarnya tidak boleh untuk diseberangi karena berbahaya apabila ada kendaraan yang melaju dari arah kanan.
Minho menginjak pedal gasnya semakin dalam. Kini mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi. Dia bersiap-siap untuk membelokkan mobilnya sedikit ke kanan kemudian ke kiri untuk memasuki jalan yang dia inginkan. Tapi ketika dia hampir mencapai ujung jalan, terlihat sorot lampu mobil dari arah kanan. Dia mencoba mengerem dan membanting setir ke kanan, tapi terlambat...
TIIINNN TIIIINNN!
BRAKKK!
yap chapter one selesaai... mian kalau ada salah penggunaan istilah korea hehe
ditunggu reviewnya ya reader ^^ gomawoyo...
ini sebenernya fanfic saya yang saya buat pas masih SMA, masih kacau banget bahasanya ternyata
udah nyoba diperbaiki sih, tapi kayaknya masih tetep ada yang kacau -_-
akun ini sempat terlupakan, karena saya lupa password :P
*sekedar curhat setelah sekian lama baru inget password ni akun, hehehe*
