This is our first collaborate story,and this story is bxb with mature content. So if you don't like this kind of story, we already warned you. And we also pairing EXO CHANBAEK on this story.

And if you more comfortable read on wattpad, check our account; Naoong614

Happy reading guys~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Baekhyun's POV

Hari ini cuaca cukup bagus walaupun musim dingin belakangan ini cukup ekstrim. Aku merapatkan coat bulu Diorku karna aku tidak akan membuat diriku terserang penyakit di hari yang telah kunantikan ini. Dengan dipercantik syal rajut bewarna coklat aku melirik bayanganku dari kaca mobil yang terpakir. Tampan. Itu satu kata yang bisa aku ucapkan ketika melihat penampilanku. Sedikit sentuhan, aku menata sedikit rambut coklatku sebelum kembali berjalan menuju kantor.

Hari ini adalah hari pertamaku sah menjadi pegawai magang di salah satu stasiun TV terkenal di Korea. Dan inilah yang aku tunggu-tunggu setelah terombang-ambing beberapa bulan tanpa pekerjaan, akhirnya aku bisa mendapatkan perkerjaan dengan jerih payahku. Tanpa mengekor seperti anak ayam dengan bekerja di perusahaan ayah. Itu adalah tujuanku agar tidak dicap sebagai anak manja.

Tapi tetap saja aku tidak akan menyiakan uang yang selalu ayah beri setiap bulan. Dengan gaji kecil pegawai magang, aku yakin aku tidak dapat membeli sebuah sepatuGucciterbaru atau misalnya perawatan kulit dengan dokter Kim setiap 2 minggu sekali. Memangnya aku bisa membayarnya dengan daun?

Tetapi aku percaya diri jika secepatnya statusku akan berubah menjadi pegawai tetap. Dengan pesonaku yang luar biasa, mereka tidak akan menendangku keluar dan tetap mempertahankanku. Aku akan menjadi tim kreatif di acara JMB News. Mendengar kabar ini Tao hampir dibuat mimisan. Sahabatku itu sangat memimpikan bisa bekerja di Stasiun TV JMB. Stasiun TV dimana sekarang aku berada.

Setelah menaiki lift dan menuju lantai 15 aku telah sampai di kantor JMB News. Seketikayang kulihat bukanlah pemandangan yang telah disangka-sangka. Aku kira kedatanganku akan di sambut oleh semua tim dengan meledakan confetti atau paling tidak sebuah karton dengan tulisan 'SELAMAT DATANG BYUN BAEKHYUN. KAMI AKAN MENDUKUNGMU!'

Tapi nyatanya kedatanganku seperti angin musim gugur bagi mereka. Ketika aku masuk dan memberi senyum terbaikku, aku tidak yakin bahwa mereka menyadari keberadaanku.

Semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Yang aku tahu sekarang masih jam 9 pagi dan acara berita akan mulai pada pukul 11:30 KTS. Dengan berdiri seperti orang tolol di depan pintu aku mendapat tatapan mata sinis dari orang yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Sepertinya aku memblokir satu-satunya jalan masuk dan karena sisi kepekaanku yang baik aku memahami maksud seorang lelaki kecil itu dan menggeser sedikit tubuhku.

Lelaki kecil itu melihatku dengan pandangan meneliti dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tatapannya tidak bisa dibilang bersahabat. Aku juga melakukan hal yang sama. Meneliti penampilannya yang menurutku cukup terbilang trendi. Dia memakai kemeja bewarna merah muda dan dilapisi sebuah sweater rajut bewarna biru yang semuanya tercantum merk dari perusahaan fashion terkenal.

"Kau anak baru?" tanya lelaki pendek itu dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Tentunya dada milik dirinya sendiri.

Aku mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu membungkuk kepadanya. "Hallo, aku ByunBaekhyun dan ini hari pertamaku dimohon bantuannya!"

Kali ini lelaki kecil itu yang mengangguk kecil. "Aku Do Kyungsoo, aku adalah makeup artist dan hair stylist di sini."

Aku mengerti sekarang. Pasalnya lelaki bernama Kyungsoo ini sangat tidak mungkin bekerja sebagai pegawai biasa. Aku malah mengira tadinya dia adalah seorang artis baru yang salah masuk ruangan. Yang aku tidak mengerti kenapa aku masih berdiri seperti orang tolol tanpa diberi petunjuk di mana mejaku berada.

Sebelum aku sempat mengeluarkan suaraku untuk bertanya dan berharap Kyungsoo tahu keberadaan mejaku di mana, suara ribut dari sebuah ruangan lebih menarik minatku.

"Kau harusnya lebih pintar brengsek! Laporan mudah seperti ini saja kau masih tidak becus!" Dua orang lelaki keluar dari ruangan itu. salah satu lelaki yang lebih tinggi terlihat sedang memberi makian kepada lelaki lainnya. Aku melihat lelaki tinggi berambut pirang itu tampak amat sangat marah. Entah apa kesalahan lelaki satunya lagi sampai berakhir seperti itu. "Aku tidak mau melihat laporan-laporanmu lagi jika kau tidak memberiku laporan yang baru dalam satu jam!"

Setelah itu lelaki tinggi berambut pirang itu masuk kembali ke dalam ruangannya dengan membanting pintu. Kejadian tersebut membuat semua mata memandang aksi mereka. Termasuk aku dan Kyungsoo yang berdiri paling dekat dengan kejadian itu.

Kyungsoo mendekati lelaki yang telah terkena makian tadi. Dia berjongkok dan membantu lelaki itu mengambil lembaran kertas yang tadi sebelumnya di lempar dengan tidak manusiawi oleh lelaki tinggi berambut pirang. Karna tidak tahu harus berbuat apa-apa, aku membantu mereka mengambil kertas-kertas yang berserakan di lantai.

"Ya ampun Luhan, kau mulai lagi. Kau telah membuat seekor naga marah di pagi yang cerah ini." Kyungsoo merapihkan kertas di tangannya lalu setelah itu memberinya kepada lelaki bernama Luhan. Aku pun mengikuti jejak Kyungsoo dan memberi kertas tersebut kepada Luhan.

Luhan tersenyum. Aku tahu dia mencoba untuk tersenyum. Yang aku tahu sepertinya ini bukan harinya. Yang benar saja, tidak ada yang lebih buruk dari pada mendapat kesialan di pagi hari. Seperti saat kehabisan shampoo ketika mandi padahal hari itu adalah jadwal kau keramas atau kehabisan mentega saat kau mau sarapan. Itu akan berujung kesengsaraan pada saat – saat berikutnya.

"Terima kasih," Ucap Luhan terdengar lembut. Lelaki ini terlihat sangat cantik dari dekat. Aksen koreanya yang jelek membuatku mempunyai kesimpulan bahwa lelaki cantik itu bukan asli Korea.

"Kau tidak apa-apa?" aku bertanya kepada Luhan karna nyatanya dia sedikit pucat.

Luhan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "I'm okkay. Kris memang seperti itu aku sudah memaklumi sifatnya."

Aku ikut tersenyum. Luhan terlihat seperti malaikat dengan sifat dewasanya seperti itu. Jika aku mendapat perlakuan kasar yang di dapat Luhan seperti tadi aku sudah jelas akan mencakar wajah lelaki beranama Kris itu. Aku juga akan menendang selangkangannya dengan sepatu bootsku ini. Tidak peduli bahwa dia atasanku sekalipun.

"Byun Baekhyun? Kau anak baru itu bukan?" Luhan kali ini bertanya padaku.

Aku membungkukkan badanku. "Hallo, namaku Byun Baekhyun. Dimohon bantuannya!"

"Hallo! Aku Luhan. Ah, sebelumnya Kris memintaku untuk bertemu denganmu dan memberi tahunya bahwa kau harus menghadap kepadanya." Ucapan Luhan membuat seketika langit menjadi mendung. Aku akan menghadap naga berapi itu? disaat hari pertamaku kerja? Disaat bahkan aku belum merasakan indahnya duduk di kursi tempat meja kerjaku sendiri.

Aku mengangguk mengerti lalu melesat pergi meninggalkan Kyungsoo dan Luhan. Beberapa langkah kecil aku berhasil berada di depan pintu ruangan Kris. Aku mengetuk pintu itu beberapa kali dan setelah itu berhenti di saat sebuah suara menyuruhku untuk masuk.

Aku membuka pintu itu perlahan dan masuk. Semoga Tuhan berada di sisiku saat ini. Aku melihat Kris yang sedang terduduk di mejanya. Dia telah sibuk dengan tabnya ketika aku sudah sampai di depannya.

"Anda memanggilku, Tuan?" Tanyaku.

Sedetik kemudian Kris menoleh kepadaku dan tersenyum. Sungguh kepribadian yang sangat luar biasa. "Ah kau sudah sampai? Kalau begitu sekarang waktunya kita rapat."

Aku melihat Kris yang berdiri dari duduknya dan memakai mantelnya. Dia bahkan tidak memberi waktuku untuk terkejut. "T – tapi aku—"

"Kau anak baru dan sekarang adalah waktumu untuk belajar bagaimana caranya mengikuti jalannya rapat. Kau hanya cukup memerhatikan dan mempelajari jalannya rapat nanti." Kris memotong ucapanku.

Dengan cepat aku mengikuti Kris keluar dari ruangannya dan menuju ruangan rapat. Dan ketika kami berdua telah masuk ke dalam ruangan tersebut, semua pegawai telah hadir.

Kulihat Kris membungkukkan badannya. Aku pun mengikutinnya. Jujur aku sedikit gugup telah menjadi sorotan. Dan lebih parahnya lagi kris merangkul bahuku seolah tidak ada masalah apa-apa.

"Semuanya perkenalkan dia adalah anak baru dan akan mulai berkerja sebagai pegawai magang di tim kreatif, emm siapa namamu?" Begitulah kata-kata Kris yang membuatku mati kutu.

Aku tidak pernah berpikir akan ada kejadian seperti ini sebelumnya. Kris memang lelaki brengsek yang pertama kali aku temui di muka bumi ini. Aku menghela napas pelan. Kau harus bisa Byun Baekhyun! Kau ini adalah lelaki tampan yang bisa membuat semua orang terkesima kepadamu. Jangan membuat dirimu malu di hari pertamamu kerja!

Dengan begitu aku memberi senyum terbaikku dan berkata. "Hallo! Perkenalkan nama saya Byun Baekhyun. Dimohon bantuannya!"

.

..

...

..

.

To Love You More

Main Cast;

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Others

Genre; Romance, Drama, Humor

Rate; M

Length; Chaptered

This story is written by two different authors – Nagun for Baekhyun's POV and Zara for Chanyeol's POV –

.

..

...

..

.

Chanyeol's POV

"Tiup lilinmu." Aku memutar kedua mataku sambil terkekeh ke arah pria yang ada di kursi sudut ruangan kerjaku. Dimeja kerjaku sudah ada sebuah kue kecil dengan lilin di atasnya, dengan malas aku meniupnya lalu menghampiri pria tadi dan mendudukan tubuhku di sebelahnya.

"Aku sudah dua puluh delapan tahun, dan kau masih saja menyuruhku untuk melakukan itu," Kataku sambil membaca artikel yang aku tugaskan padanya. Pria ini hanya terdiam sambil merapihkan kertas – kertas yang sejak tadi ada di tangannya.

Pria ini bangkit, lalu berjalan ke arah pintu, "Jangan lupa, besok ada rapat dengan redaksi tentang artikel yang sedang kau baca itu. Jangan terlambat." Lalu ia menutup pintu.

Aku hanya terkekeh, dia – Oh Sehun benar – benarpria yang sangat dingin pantas saja tidak ada yang mau menjadi kekasihnya. Biar begitu dia satu – satunya orang yang dapat aku percaya untuk menjadi rekan kerjaku, seperti artikel yang sedang ku baca ini, yang ia kerjakan selalu bagus dan tepat sasaran. Jelas saja jika JMB selalu mengerjakannya.

Biasanya jika hari ulang tahunku ibu menyuruhku untuk pulang lebih awal agar kami bisa merayakannya bersama, namun musim dingin tahun ini banyak sekali berita – berita yang harus kami kejar, terlebih lagi pemimpin redaksi JMB News paling tidak menyukai berita yang sangat basi. Dan belakangan hari ini kasus – kasus selebriti terjerat narkoba sangat memusingkan aku dan Sehun. Kebanyakan kasus mereka di tutup – tutupi oleh agensi mereka yang membuat kami berdua harus bekerja super ekstra agar mendapatkan konfirmasi tentang hal itu. Belum lagi kasus bunuh diri yang sedang ramai – ramainya terjadi di Korea yang hampir terjadi setiap minggunya.

Setelah merapihkan beberapa artikel yang Sehun berikan tadi, aku segera mengambil jaketku dan berjalan meninggalkan ruangan kerjaku. Di parkiran hanya tinggal tiga mobil yang tersisa, dan salah satunya adalah mobil Kris si ketua tim kreatif di JMB News. Dia mungkin salah satu karyawan yang akan pulang paling akhir setiap harinya, karna ia harus memikirkan ide – ide untuk acara siaran besok dan bahkan seterusnya.

Setelah menyalakan mobilku, aku langsung meninggalkan parkiran ini. Hampir jam sebelas malam jadi jalanan sudah cukup sepi, terlebih lagi sedang musim dingin seperti ini, kebanyakan dari mereka pasti memilih untuk menggunakan kendaraan umum sedangkan aku akan tetap setia dengan Audi hitamku ini.

Karna jalanan cukup sepi, aku hanya menempuh empat puluh menit dari kantor kerumah, padahal biasanya hampir satu setengah jam. Dan benar dugaanku, ayah, ibu dan kakakku sudah menyediakan sebuah kue ukuran sedang dengan satu panci sup rumput laut.

"Selamat ulang tahun, Yeolli... wah kau tumbuh sangat cepat ya, tidak terasa kau sudah dua puluh delapan tahun." Itu kakak perempuanku, Park Yoora. Dia dua tahun lebih tua di atasku.

"Semoga kau semakin sukses ya, nak." Dan itu ibuku. Di sebelah ibu ada ayah yang hanya tersenyum sambil menepuk – nepuk bahuku.

"Terimakasih Ibu, Ayah, dan Yoora noona... seharusnya tidak usah seperti ini, aku sudah terlalu tua untuk hal seperti ini," Kataku yang diikuti oleh tawa seluruhkeluargaku. Ya, syukurlah keluarga kami sangat bahagia.

Ibu mengambil tas yang sejak tadi aku pegang, menaruhnya di lemari dekat meja makan. "Duduklah, tiup lilinmu lalu makan. Kau terlihat sangat lelah." Aku mengikuti perintah ibu, duduk di depan sebuah kue dengan lilin yang sudah hampir habis.

"Sebelum kau meniupnya, panjatkan doa terlebih dahulu Yeol. Berdoalah agar kau cepat mendapatkan kekasih," Ujar kakakku. Aku hanya melirikkan mataku kearahnya yang berhasil membuatnya tertawa cukup keras.

Aku dengan kakakku memang cukup dekat, dulu saat kami masih kecil, kami hampir menghabiskan setiap waktu bersama. Dan bahkan kami berdua jarang bertengkar seperti kakak – adik pada umumnya.

"Setelah makan lekaslah tidur Yeol, besok kau harus keja lagi bukan?" Aku mengangguk, "Iya bu, terimakasih atas pesta kecil malam ini, aku sangat bahagia," Ucapku.

###

"Kalian sudah mempelajari artikel yang aku berikan kemarin bukan?" Tanyaku kepada tujuh orang dihadapanku. Mereka adalah tim ku di JMB News ini. Tim Jurnalis. Hari ini seperti hari – hari biasanya, kami akan rapat untuk menentukan berita – berita apa saja yang akan di publikasikan untuk siaran malam nanti.

Seseorang mengangkat tangannya, "Ada apa Jongdae?"

"Untuk berita kecelakaan diGwangju, bukankah itu sudah terlalu lama jika di siarkan malam ini? Karna disini ditulis kecelakaan itu terjadi tiga hari lalu bukan?" Aku memeriksa artikel yang tadi Jongdae sebutkan.

"Benar, tapi seperti yang tertulis disini, yang akan kita beritakan tentang pengemudinya yang meninggal kemarin malam, bukan soal kecelakaan itu," Jelasku, yang di jawab dengan anggukan mengerti dari Jongdae. "Ada yang lain?"

Semua menggeleng, "Baik, jadi aku anggap kalian semua siap untuk meeting hari ini. Fighting!"

"Fighting!"

Dan sekarang timku sudah berada diruang meeting, tinggal menunggu Produser kami yang izin akan telat lima menit, dan Sehun yang ada di sampingku tengah menyebarkan artikel – artikel kami ke tim kreatif dan tim produksi.

Aku melihat kembali catatanku, hampir tiga puluhan yang kami kumpulkan dalam satu hari, aku akui kalau timku memang hebat.

"Wah, kalian berhasil mewawancarai Kim Hana? Hebat sekali," Celetuk salah satu tim produksi.

"Ah, Sehun kemarin berhasil menemuinya," Balasku. Perempuan itu hanya menangguk.

"Wah, ternyata dia korban ya..." Ocehnya perempuan itu lagi.

Ya, Kim Hana aktris berumur tiga puluh tahun itu baru saja melaporkan sebuah kasus pelecehan yang dilakukan oleh salah satu staff di agensinya. Namun pihak agensi melarang media untuk menemuinya, hingga kami berhasil mewawancarainya.

Pintu terbuka membuat beberapa orang yang sedang dalam pikirannya masing - masing terkejut – begitu juga Sehun yang ada di sebelahku. Ternyata Kris, kupikir produser kami yang datang.

Kris berjalan ke arah depan ruangan ini bersama dengan seseorang yang belum pernah aku temui sebelumnya. Pria itu membungkukkan badannya setelah Kris melakukannya.

"Semuanya, perkenalkan dia adalah anak baru dan akan mulai bekerja sebagai pegawai magang di tim kreatif," Jelas Kris. Ah anak baru, pantas saja aku baru melihatnya hari ini.

"Hallo! Perkenalkan nama saya Byun Baekhyun. Dimohon bantuannya!" Apakah Kris yakin akan mempekerjakan orang seperti dia? Setahuku, Kris adalah pria yang sangat amat perfeksionis dan yang kulihat dari pria itu hanyalah senyum yang sangat konyol dengan pakaian mahal yang melekat di seluruh tubuhnya.

Dan bocah itu terlihat seperti anak yang hanya bisa menghabiskan uang orang tuanya dengan semua barang - barang bermerk yang ia beli.

Yaa... Kuharap ia tidak akan merepotkan Kris atau tim kreatif yang lainnya.

Tidak lama setelah itu, produser kami memasuki ruangan dan segera meminta kami untuk memulai rapat yang sudah tertunda hampir lima belas menit.

Semua larut dalam rapat, akupun begitu. Hanya satu, bocah yang sedang duduk dipojokan yang sejak tadi menggoyangkan kedua kakinya, melipatnya lalu meluruskannya kembali. Membenarkan rambutnya setiap lima detik sekali, dasar anak muda.

Aku terkejut saat Sehun menyenggol lenganku, ternyata sudah saatnya aku dan timku mempersentasikan berita kami. Hah, mengapa aku bisa kehilangan fokusku hanya karna bocah yang bahkan sekarang tengah tersenyum - senyum sendiri.

.

.

.

.

.

"Kasus Kim Hana kita jadikan sebagai berita utama, karenaku rasa penggemar Kim Hana menanti – nantikan konfirmasi ini," Usul salah satu tim produksi. Aku hanya menganggukan kepalaku, lalu melanjutkan persentasi tentang berita – berita yang lain.

"Selanjutnya untuk percobaan bunuh diri di sungai han yang terjadi malam tadi, seperti yang tertulis disana –"

"Hah... mengapa sungai Han selalu menjadi destinasi untuk bunuh diri," Celetuk pak produser yang membuat satu ruangan ini tertawa. Aku terkekeh, lalu melanjutkan persentasiku saat semuanya sudah kembali diam.

"Bagus Chanyeol, timmu selalu bekerja dengan baik, beri tepuk tangan untuk tim jurnalis." Aku membungkukkan badanku saat satu ruangan ini bertepuk tangan, begitu juga seluruh timku.

Rapat sudah selesai sejak beberapa menit lalu, dan sekarang hanya tinggal aku, dan si bocah magang yang tengah – entahlah ia hanya mengelilingi ruangan ini sejak tadi.

Dengan berkas – berkas yang ada ditanganku, aku melangkah menuju pintu keluar dari ruangan ini.

"Um... maaf tuan – ah, aku lupa namamu," Ucap bocah itu yang membuatku menghetikan langkahku lalu berbalik ke arahnya.

"Park Chanyeol."

"Ah iya... bahkan namamu saja sangat keren." Aku mengerutkan keningku saat melihatnya tersenyum dengan senyuman yang sangat aneh.

"Ada apa?" Tanyaku. Lalu ia tersenyum dengan senyuman itu lagi.

"Jadi begini, hari ini adalah hari pertamaku bekerja tetapi aku tidak tahu dimana seharusnya aku mendapatkan meja kerjaku, jadi apakah kau –"

.

.

.

.

.

TBC~