Naruto© Masashi Kishimoto
Symphony of My Heart © Takamura Uru
Hoho Taka kali ini buat fict dengan kebiasaan Taka, yah mungkin kalian tau hehe. Jadi, kalau tidak suka fict yang terlalu gimana gitu#plak# mm disarankan jangan baca hahaha takutnya nanti malah kecewa lagi ^^a. Yah mungkin itu saran Taka aja sih hehe ya sudah baca saja yaa~ [bagi yang mau baca] (^~)
Genre : Romance/Tragedy
Warning : Typo bertebaran, alur membingungkan dan kecepetan, gaje, berantakan, little
OOC dan warning standar lainnya (==)"
Summary : Symphony itu selalu mengalun lembut dihatiku membuat ku terbius dengan
pesonanya. Sampai suatu hari tatkala simphony dan melodi itu tak terdengar
indah lagi di hatiku. Seakan aku mendengar symphony yang menyayat hatiku lebih
dalam...
Not like?
Don't read
Chapter 1- Memory
"Symphony of My Heart"
Alun melodi klasik dalam hatiku memang terlihat seperti monoton..
Hanya Do..Re..Mi..Fa..Sol..La..Si..Do
Tapi dengan melodi itu ku dapat merasakan sebuah symphony yang hidup dihatiku..
Symphony yang mengalir dan memenuhi ruang dihatiku ..
Di tengah malam ini aku terbaring dikasur. Meringkuk merasakan betapa hebatnya dinginnnya malam yang menusuk sampai ketulang. Berulang kali aku mecoba menepis semua perasaan kacau ini. Perasaan tak menentu yang terbentuk setelah hari 'itu' ya hari itu.
Surai indigo ku terurai tanpa sentuhan apik sisir. Kubiarkan bebas menari bersama semilir angin yang menusuk. Kubiarkan jendela itu terbuka, kubiarkan pintu itu tak kukunci. Semata hanya untuk menunggu balasan dari dirinya.
XXX
[Flashback on]
Konoha, 13 april 20XX
"Hei Hinata sama seperti biasanya ya? haha.." seoarang gadis bubble gum menanyaiku dengan semangatnya.
"Iya..se-selalu dan selalu kok, me-memang kau tak bosan bertanya ya?" jawabku sembari melanjutkan apa yang sedang kulakukan dengan diliputi rasa gugup, seperti biasa.
"Hahaha tidak! Karena aku senang bisa membaca karya-karya mu itu,"
"He? I-ini bu-bukan karya biasa, tapi..pu-puisi hati," ujar diriku di sertai senyuman dan semburat merah yang terpampang jelas di pipi ku.
"Uwaah jadi puisi itu untuk Naruto-senpai?!" teriak gadis bubble gum itu yang serta merta membuatku kaget dan reflek langsung ku dekap mulutnya itu.
"Sakura-chan, bisa pelankan suaramu? Nanti kalau yang lain dengar bagaimana?" diriku yang kesal sudah tidak gugup lagi dan aku ini hanya bisa mendapati mata memelas dari Sakura. Alhasil aku melepaskan dekapan di mulutnya, dan reaksi dari Sakura hanya nyengir tidak jelas. Aku hanya bisa menghela nafas.
"Gomenasai Hinata-chan aku tidak sengaja keceplosan hehe,"
"Hh..baiklah ti-tidak apa-apa, huum ba-bagaimana kalau i-istirahat nanti ki-kita duduk di bangku de-dekat lapangan basket?" ajak diriku sembari menundukkan kepala dan memainkan jari ku, merasa malu untuk mengatakannya. Karena, sudah jelas apa tujuanku untuk melakukan itu.
"Ya, baiklah lagi pula aku juga ingin melihat permainan basketnya Sasuke-senpai,"
"A-arigatou Sakura-chan.."
XXX
"Eh? Hinata-chan lihat itu! Naruto-senpai dan Sasuke-senpai, kyaaaa~ keren banget mainnya!" seru Sakura dengan semangat.
"Iya permainan mereka itu bagaikan sekumpulan burung yang tengah terbang untuk mencapai tujuannya," puitis diriku sambil menatap ke arah lapangan basket.
"Ya ampun Hinata-chan kau ini selalu puitis ya haha," tawa Sakura yang disambut senyuman malu-malu dari diriku.
"Eeto~ Sakura-chan, a-apa hari ini a-anak-anak basket akan latihan?"
"Iya benar, umm..sepertinya waktu selesai latihan mereka berbarengan dengan waktu selesai Klub Sastra, dan hei..kau punya kesempatan mengikuti Naruto-senpai sampai kerumahnya lalu dengan dengan begitu aku dapat tahu rumah Sasuke-senpai juga karena rumah mereka bersebelahan, huwahh senangnya...!" teriak Sakura dengan wajah berseri-seri yang menurutku imut, aku terkekeh geli melihatnya.
"A-ano, tapi..apa tidak apa-apa mengikutinya dari belakang seperti itu?"
"Eeto~ mungkin tidak apa-apa, yang penting kita tahu rumah mereka," semangat Sakura sangat berapi-api, aku jadi ikut semangat karena nya.
"Umm..ba-baiklah.." ucap diriku yang diikuti rona merah karena membayangkan bagimana nanti saat aku melihat wajah Naruto-senpai lebih dekat saat pengintaian.
XXX
"Yosh! Hinata-chan, ayo cepat beres-beres bukunya! Nanti ketinggalan mereka lho, ayolah.." paksa Sakura saat aku tengah merapikan buku ku seusai berlatih di klub sastra bersama dengan Sakura.
"Gomen ne~ aku lama, baiklah ayo,"
"Huh kau memang lama Hinata-chan, tapi baiklah ayo," Sakura dengan tergesa-gesa menarikku untuk berjalan dengan cepat. Ya ampun Sakura kau kan tidak perlu sampai sesemangat ini, aku jadi iri padamu yang selalu bisa semangat seperti ini.
"Sa-sakura-chan ja-jangan cepat-cepat, a-aku susah mengimbangimu!"
"Aku tidak bisa pelan-pelan Hinata-chan dan ah..itu dia," setelah Sakura mengatakan itu dia langsung berhenti dan mengajakku untuk bersembunyi di balik pos satpam dekat pintu gerbang.
"A-ada dimana mereka?"
Sakura mengalihkan pandangannya ke arah taman, "Itu, baru saja keluar," Sakura tampak sedih.
"Doushite Sakura-chan?" tanyaku khawatir pada Sakura.
"Ah bukan apa-apa! Ayo kita ikuti lagi.." Sakura menunjukkan senyum lebarnya, tapi aku tahu di balik itu ada kesedihan.
XXX
Symphony itu selalu mengalun lembut dihatiku membuat ku terbius dengan pesonanya..
Sampai suatu hari tatkala simphony dan melodi itu tak terdengar indah lagi di hatiku..
Seakan aku mendengar symphony yang menyayat hatiku lebih dalam..sangat dalam..
Akan kah symphony itu mengerti bahwa piano klasik ini butuh rangkaian dari melody yang syahdu..
"Sakura-chan, apa kau dengar itu?" tanya diriku di tengah-tengah pengintaian—yah sebut saja begitu.
"Iya, mereka sepertinya merencanakan ingin menyatakan cinta pada seseorang,"
"Umm..a-aku tidak berpikir mendengarkan pembicaraan ini baik Sakura-chan.."
"Yah aku juga berpikir begitu, jadi kita agak menjauhkan jarak kita dari mereka," ujar Sakura dengan wajah yang cukup terlihat sedih, seakan mungkin dia tahu sesuatu.
"Ah haii~"
...
"Sakura-chan, a-aku merasakan hal yang buruk akan terjadi," kali ini aku benar-benar merasa resah, ingin rasanya aku menyudahi pengintaian ini. Tapi, bagaimana dengan Sakura? Apa dia mau ku ajak menyudahi pengintaian ini?
"Sudahlah Hinata-chan lupakan pikiran negatif tersebut, tidak baik kalau terlalu dipikirkan.."
"I-iya" sudah kuduga pasti jawabannya itu. hh.. kini aku hanya berharap tidak akan terjadi apa-apa. Namun semua perasaan negatif yang kutepis ada benarnya.
"Hinata-chan lihat itu ada truk datang ke arah Naruto-senpai dan Sasuke-senpai yang sedang menyebrang! Gawat!" panik Sakura dan dia langsung berlari untuk memperingati mereka berdua. Aku yang juga melihatnya langsung berlari tanpa berpikir, dan berteriak menyerukan nama Naruto.
"NARUTO-SENPAI! AWAS!"aku dan Sakura terlambat. Tapi sepertinya Naruto mendengar teriakkan ku lalu menengok sekilas dan tersenyum sebelum akhir nya...
BRUKKK..
Aku jatuh terduduk bersamaan setelah itu terjadi, mataku ametyhst ku membulat tidak percaya. Aku sungguh tidak percaya, kenapa ini bisa terjadi? Tanpa pikir panjang aku langsung berlari mendekati tubuh Naruto. Aku melihat Sakura yang tengah menangis di dekat Sasuke, tapi entah kenapa air mataku tidak bisa keluar. Aku mengecek keadaan Naruto, kalau-kalau dia masih hidup. Tapi sanyangnya Naruto, sudah tewas ditempat. Berbeda dengan Sasuke yang meskipun punya luka parah namun tidak separah Naruto, dia masih hidup. Oh Kami-sama, kenapa kau tidak begitu adil? Kenapa harus Naruto yang meninggal? Kenapa tidak Sasuke saja? Kini aku mulai egois, dan ada satu masalah lagi. Kenapa aku tidak bisa menangis? Dengan ini aku hanya dapat menatap kosong tubuh yang sudah tidak bernyawa yang ada di hadapanku sekarang ini.
[Flashback OFF]
Yah mengingat peristiwa itu juga jadi mengingatkan ku, mengingatkan ku sejak kapan aku mulai berhenti merasakan segala bentuk ekspresi. Dan juga mengingat sejak kapan aku berhenti menangis. Dan semua telah terjawab, setelah kematian dirinya, Naruto. Entah kenapa aku jadi terjebak di dalam labirin hati yang begitu sempit. Memaksaku untuk mencoba melarikan diri dari berbagai kenyataan yang terjadi. Menepis semua rasa yang mendekat. Mencoba merasakan bahwa masih ada dirinya, disini didunia ini.
Drrrrr...Drrrr...Drrrr
Lagi-lagi dering telepon, kuyakin pasti ini dirinya. Setiap malam pasti begini. Walau tengah malam pun tak masalah baginya untuk menelpon ku.
"Hinata?"
"hn" dan yah benar ini dari dirinya, Sakura.
"Hei apa kau sudah menutup jendela dan pintumu?"
"..." sebenarnya aku menghargai perhatiannya, tapi aku tetap ingin menunggu 'dia'.
"Ya ampun Hinata..nanti kalau ada pencuri masuk bagaimana?"
"Aku tidak peduli, aku tetap mau menunggu dia,"
"Hinata! Ini sudah lewat 3 tahun sejak kejadian itu! mau sampai kapan kau..ah! gomen ne~ Hinata aku tidak sengaja membentakmu,"
"Tidak apa-apa Sakura toh memang itu kebenarannya, aku memang sudah bukan diriku lagi sekarang.."
"Tapi Hina.." sebelum dia melanjutkan perkataan nya lagi langsung ku matikan handphone ku, kemudian ku lempar ke arah sofa samping tempat tidurku.
Aku sudah tidak begitu berminat menjalani hidup ini, tapi masih ada Kaa-san dan Tou-san yang belum ku bahagiakan. Kini tujuanku hanya dua, pertama membahagiakan Kaa-san dan Tou-san. Dan yang kedua adalah menulis 1000 puisi untuk dirinya.
Sepertinya tujuan ku yang pertama hampir tercapai, aku kini sudah menjadi seorang penulis novel terkenal. Hanya tinggal tujuanku yang kedua, membuat 1000 puisi untuk dirinya. Kini kalau aku menghitungnya sudah ada 900 puisi yang kutulis, sejak aku lulus dari Konoha High School 2 tahun yang lalu. Entah apa yang kupikirkan, sampai-sampai aku mengirim pusisi ke kediaman seseorang yang sudah tidak ada. Iya kerumah kediaman keluarga Namikaze ah—bekas kediaman keluarga Namikaze. Karena rumah itu sudah ditinggalkan sejak Naruto tidak ada.
Aku tidak begitu peduli orang berkata aku aneh, dengan mengirimkan puisi ke rumah kosong. Yang penting aku akan terus menunggu balasan dari dirinya, Naruto. Walau aku tahu dia tidak akan pernah membalas puisi ku, tapi aku tetap yakin dia masih ada di dunia ini.
~To Be Continued~
haii~ gomen ne~ Taka baru muncul lagi XD
habis ada kendala buat nge-publish =3=
okeh bagaimana menurut kalian tentang cerita Taka kali ini?
apakah sudah bagus? o.o/
ne~ jadi akhir kata..
..
.
.
.
Review Please :D
