Title : Kisah Cintaku
Author : lilily
Pairing : YeWon
Genre : Friendship, Romance
Disclaimer : two-shoot, for Siwon's Birthday, Happy Birthday Our Captain!
Warning : bahasa non-baku and typos everywhere
Summary : Aku rela, meski jika hanya kau jadikan yang kedua, bahkan jikapun aku hanya sekedar teman biasa dimatamu pun tak apa, yang hatiku tahu, aku mencintaimu.
Andai saja akupun diberi kesempatan seperti yang lainnya, tapi mungkin memang sampai disinilah batasanku sebagai temanmu, aku tak pernah memiliki kesempatan lebih itu.
.
.
.
.
.
.
=Chapter Satu=
.
.
.
.
Namaku Siwon, lengkapnya Choi Siwon.
Aku pria lajang berusia 26 tahun, menurutku usiaku masih tergolong sangat muda, tapi rekan rekan kerja yang rata ratanya memang berusia diatas tiga puluhan dan sudah berkeluarga sering kali mengolokku sebagai satu satunya pria yang masih single di kantor untuk segera melepas masa lajangku, walau aku selalu membawa tertawa setiap kali mereka mengangkat topik itu dalam candaan, namun sejujurnya aku sedikit kesal, kenapa harus mengolokku? Menurutku pernikahan bukan melulu soal usia, pernikahan tergantung soal kesiapan, mental dan juga materi.
Dan disini, dua duanya aku belum siap, secara mental aku belum siap untuk menikah, dan secara materi, aku yang hanya pegawai biasa di perusahaan kecil inipun belum berani untuk mempersunting anak orang, terlebih aku tak punya kekasih saat ini, kapan terakhir kali aku mempunyai kekasih? Mungkin sekitar setahun yang lalu.
Aku tak pernah benar benar punya waktu untuk itu.
Dan kenapa aku disini saat ini? aku ingin membagi sedikit ceritaku dengan kalian semua, cerita tentangku, tentang kisah cintaku, yang menurutku menyedihkan. maukah kalian menyimak kisahku? Ku harap kalian mau, karena aku sedang ingin bercerita.
Kisah ini berawal sekitar sebulan yang lalu, saat pimpinan perusahaan mengumumkan bahwa beliau membutuhkan tiga orang karyawan tambahan, karena belakangan perusaahan mulai mengalami sedikit kemajauan.
Namun beliau enggan untuk mengumumkan terlalu luas mengenai lowongan ini, biarlah yang akan masuk mengisi posisi yang dibutuhkan teman terdekat atau keluarga ataupun kenalan para karyawan yang sudah ada saat ini.
"kalau ada diantara kalian yang memiliki keluarga atau teman yang mempunyai kualifikasi untuk mengisi posisi yang kita butuhkan tadi, silahkan rekomendasikan pada saya, dan suruh mereka mengajukan lamaran" ujar Tn Kim Youngwoon, bos ku dalam sebuah rapat dengan seluruh karyawan pada saat itu.
Semua rekan kerjaku mulai berbincang bincang mengenai teman atau adik mereka yang memang sedang membutuhkan pekerjaan.
Sementara aku hanya diam tanpa berkomentar apa apa, aku tak punya saudara yang bisa kucalonkan.
"tapi mungkin aku hanya akan membutuhkan dua orang calon lagi untuk posisi costumer service dan staff administrasi, karena aku sudah memiliki calon untuk mengisi posisi staff accounting" sambung Tn Kim Youngwoon.
Aku yang tadinya tidak begitu tertarik dengan pengumuman yang sedang dibuat atasanku, jadi sedikit tertarik karena beliau sudah memiliki calon sendiri yang akan mengisi staff accounting, stafku.
Aku memegang posisi accounting sendirian pada saat ini, dan saat ini pekerjaan sudah semakin menumpuk, beruntung bos berinisiatif menambahkan satu orang staf untuk membantuku.
Siang itu, saat jam istirahat makan siang, aku secara pribadi menemui atasanku.
"sajangnim, tadi saat rapat anda mengatakan sudah memiliki calon untuk mengisi posisi staff accounting? karena nantinya dia akan bekerja dengan saya, boleh saya tahu siapa orangnya?" tanyaku sopan.
"ah aku sudah menduga kau akan bertanya Siwon ah, ya aku memang sudah memiliki calon, tapi aku juga belum tahu dia bersedia atau tidak, karena sampai saat ini ia masih belum mengonfirmasi kesediannya"
"apa dia orang yang saya kenal sajangnim?"
"mungkin kamu kenal Siwon ah, kalau aku tidak salah kalian dulu satu angkatan dan satu sekolah dulu di sekolah dasar"
Ah kalau aku belum mengatakan ini sebelumnya, aku memang cukup dekat dengan atasanku, Kim Youngwoon sajangnim.
Bahkan beliaulah dulu yang merekrutku untuk bergabung diperusahaannya hampir tiga tahun yang lalu.
Kim Youngwoon sajangnim cukup dekat dengan almarhum Appa ku dulu, beliau tahu persis bagaimana kehidupanku dengan eommaku sejak Appa meninggal, jadi beliau bermurah hati memperkerjakanku di perusahaannya, meski saat itu aku belum menyelesaikan kuliahku, beliau mengizinkanku bekerja disini sambil kuliah.
Jasa yang sangat besar dan tidak akan pernah bisa aku balas, jadi aku sudah memutuskan untuk mengabdikan diriku untuk perusahaan ini.
"siapa sajangnim?" tanyaku setelah tersadar aku terdiam cukup lama.
"keponakanku, Kim Yesung, apa kau masih mengingatnya?"
Ah... Kim Yesung.
Tentu saja aku masih mengingatnya, dia temanku.
"tentu saja saya mengingatnya sajangnim, jadi Yesung akan bekerja disini juga? Bukannya dia sudah bekerja di Seoul?"
"iya, dia sudah bekerja disana, namun orang tuanya ingin agar Yesung kembali dan menetap di Cheonan, sudah cukup lama mereka membiarkan anak tunggal mereka hidup sendirian di kota besar, sudah saatnya Yesung kembali"
"apa Yesung bersedia untuk kembali ke Cheonan? Setahu saya selama ini Yesung hanya akan pulang setiap natal, dan itupun tidak pernah menetap lama, sepertinya dia sudah tidak terbiasa dengan suasana kota kecil seperti ini"
Kim Sjangnim terkekeh mendengar ucapanku.
"sepertinya kau memang masih sangat mengenal Yesung"
Aku jadi salah tingkah mendengar komentar atasanku.
"aku juga masih belum tahu Yesung bersedia atau tidak, namun Appanya memintaku untuk memperkerjakan Yesung disini karena Yesung pernah sekali berucap dia baru akan mau kembali kesini kalau memang ada pekerjaan untuknya disini, ia tidak mau menganggur dan berdiam diri di rumah, takut dilamar orang katanya"
Giliranku yang terkekeh pelan mendengar ucapan Kim sajangnim.
Ah aku jadi merindukan Kim Yesung, temanku.
.
.
.
Aku dan Yesung memang satu angkatan disekolah dasar, namun usianya satu tahun dibawahku, karena aku sempat berhenti pada kelas lima saat Appaku sakit keras hingga meninggal dunia,
Saat aku kembali melanjutkan sekolah tahun berikutnya, aku jadi satu angkatan dengan Yesung, dari sanalah pertemananku bermulai dengannya.
Yesung anak yang pemalu dan pendiam, teramat sangat pendiam, aku bahkan tidak pernah sekalipun bertegur sapa dengannya sampai aku satu angkatan dengannya saat kelas lima.
dia hanya akan berbicara dengan orang orang terdekatnya saja, diluar itu ia hanya akan berbicara kalau hal itu memang dia aggap sangat perlu, beruntung aku menjadi orang yang tergolong cukup dekat dengannya, karena sejak satu kelas dengannya, dia berbicara cukup banyak padaku dibanding pada teman teman lainnya.
Namun walau pendiam seperti itu, Yesung sangat pintar, ia selalu juara satu di kelas bahkan juara umum di sekolah, karena itu juga saat kelulusan sekolah dasar, dia mendapat undangan dari salah satu SMP favorit di Seoul, dan tentu saja Yesung menerimanya.
Ah kalau aku belum sempat menceritakan hal ini sebelumnya, selain pemalu dan pendiam, satu lagi sifat Yesung, dia sangat nekat dan keras kepala untuk sesuatuyang diinginkannya.
Seperti saat mendapat undangan itu, semua anggota keluarganya tidak ada yang mengizinkan Yesung untuk sekolah ke Seoul, dia baru lulus sekolah dasar, dan tidak ada saudara di Seoul, jadi keluarga tidak bisa melepaskannya.
Namun Yesung tetaplah Yesung, si pendiam yang keras kepala, ia akan tetap berangkat dan dengan sifat keras kepalanya itu akhirnya ia bisa meyakinkan keluarganya kalau ia akan baik baik saja tinggal di Seoul.
Kenapa aku bisa tahu semua itu? Karena Yesung temanku, ia menceritakan semuanya padaku, walaupun hal itu terjadi sekitar 13 tahun yang lalu, namun aku masih mengingat persis semuanya.
Komunikasi kami memang tidak bisa dikatakan lancar sejak saat itu, karena aku kehilangan kontaknya sekitar delapan bulan sejak kepindahannya, waktu itu hp ku hilang, dan nomor Yesung yang merupakan satu satunya kontak yang aku punya, juga jadi ikut hilang.
Tahu sifat Yesung, aku tahu dia tidak akan repot repot untuk mencari kontakku kembali, dia bahkan mungkin sudah lupa denganku, temannya di Cheonan.
Aku cukup kaget saat dia kembali untuk pertama kalinya Ke Cheonan setahun kemudian, dia jadi topik hangat dikalangan remaja seusiaku kala itu.
Mungkin aku juga lupa mengatakan hal ini sebelumnya, Yesung itu sangat manis dan jadi idola para namja seme disini sejak masih di sekolah dasar, namun seperti yang sudah kuceritakan tadi, Yesung sangat pemalu dan pendiam, jadi tidak ada yang berhasil mendekatinya, satu satunya teman yang diajaknya bicara saat itu hanya aku, aku merasa sangat bangga dan senang saat itu.
Sampai dimana aku tadi?
Oh sampai Yesung pulang ke Cheonan untuk pertama kalinya setelah lebih dari satu tahun menetap di Seoul.
Saat itu kami sudah berada di bangku kelas dua SMP, itulah saat pertama kalinya aku merasakan yang namnya cinta, saat aku kembali bertemu dengannya.
Aku masih ingat persis hari itu adalah hari sabtu, pukul 4 sore.
Aku dan tujuh orang temanku lainnya tengah menuju lapangan bola kaki tidak jauh dari sekolahku sore itu.
"eh? Bukankah itu Yesung?" komentar salah seorang temanku waktu itu.
aku sontak menoleh kearah yang ditunjuk temanku.
Aku melihat seorang namja mungil dengan sebuah ransel yang cukup besar bertengger di punggungnya.
Demi tuhan, aku selalu mengingat Yesung itu seorang namja yang manis di kepalaku selama ini, namun hari itu, saat aku melihatnya kembali untuk pertama kalinya setelah lebih dari satu tahun, manis tidak lagi cukup untuk menggambarkan sosok Yesung kala itu.
dia sangat indah, Maha Agung tuhan yang telah menciptakannya, dan terpujilah kota Seoul yang telah merubah Yesung menjadi sosok seindah ini selama hampir dua tahun terakhir.
"Yesuuung"
"hai..."
"halo Yesung.. baru datang dari Seoul ya? perlu kami bantu?"
"manis..."
Begitulah kira kira sapaan dan godaan teman temanku yang dilontarkan pada Yesung saat itu ketika dia ber pas pasan dengan kami.
Aku melihat muka Yesung sudah memerah karena malu, dia hanya membalas semua sapaan dan senyuman tersebut dengan senyuman manisnya dan berlalu.
"hai Siwon" sapanya sambil tersenyum sebelum benar benar berlalu, membuat aku dan juga ketujuh temanku yang lainnya jadi tertegun.
Dari 8 orang kami disini dia hanya menyapaku.
Aku yakin dia tahu nama setidaknya 4 orang diantara kami, karena dulu kami sekelas, namun ia hanya menyapaku.
Ah bahagianya aku, dan sejak saat itu aku jatuh cinta.
.
Begitulah untuk tahun tahun selanjutnya, setiap natal ia akan kembali ke Cheonan untuk merayakan natal bersama keluarganya.
Dan setiap bertemu dengan kami para remaja di Cheonan, dia hanya akan memberikan senyuman sebagai respon godaan yang dilontarkan teman temanku, dan hanya akan berbicara sepatah dua kata denganku, hanya denganku.
Aku merasa sangat spesial, walau bagi Yesung mungkin hal itu tidak ada artinya.
.
Tahun tahun berlalu, hingga tanpa terasa natal kali itu aku sudah menginjak bangku kelas 3 SMA, sekitar 6 bulan lagi aku akan lulus dan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Aku bertemu lagi dengan Yesung untuk berbicara satu atau dua patah kata dengannya kala itu.
Dia mananyakan dimana aku berencana untuk kuliah setelah lulus SMA nanti, dan aku menjawab Seoul kala itu.
"ku tunggu kau di Seoul, Siwon" itu adalah kalimat Yesung yang membuatku paling berbunga bunga saat itu, aku tahu Yesung tidak mempunyai maksud lain dalam kalimatnya kala itu, tapi aku dengan senang hati mengartikannya dengan lain, ya mungkin aku sudah gila.
Hari itu untuk pertama kalinya lagi setelah sekian tahun, aku kembali meminta kontaknya, selama ini aku tidak pernah berani melakukannya, entah kenapa, padahal dia temanku.
Dan Yesung tentunya juga tidak akan pernah meminta kontakku terlebih dulu, selain dia yang tergolong sangat pemalu dan pendiam, dia mungkin juga tidak berkeinginan menyimpan kontakku, dia masih mau berbicara denganku setiap dia pulang ke Cheonan saja seharusnya sudah lebih dari cukup untukku, namun aku memang sedang ingin mendapatkan lebih kala itu, hingga aku meminta nomor handphonenya kembali, dan Yesung hanya meninggalkan emailnya, dengan alasan dia sering bergonta ganti nomor kala itu.
.
Dia kembali ke Seoul seminggu kemudian, dan kala itu aku berjanji akan segera mengiriminya email, namun nyatanya keberuntungan dan nasib baik tak berpihak padaku kala itu.
Eomma sebagai satu satunya keluarga yang aku punya jatuh sakit dan harus dirawat intensif di rumah sakit.
Kami hidup pas pasan dari uang pensiunan Appa selama ini, dan pengobatan eomma membutuhkan biaya yang sangat besar, aku terpaksa putus sekolah saat itu juga, karena aku harus bekerja siang malam untuk membiayai pengobatan eommaku.
Hanya berselang sekitar tiga bulan kemudian, Eomma menyerah melawan penyakitnya, Eomma menghembuskan nafas terkahirnya, menyusul Appaku di surga, meninggalkanku seorang diri di dunia ini, aku sangat terpukul waktu itu, hingga nama Yesung memang tak lagi terpikirkan olehku kala itu.
Aku sempat terpuruk dan frustasi berat sekitar dua minggu, hingga suatu hari pihak sekolah menghubungiku, kepala sekolah cukup berbak hati mengizinkanku untuk kembali ke sekolah dan mengikuti ujian akhir, mungkin mereka iba mendengar nasibku.
Akhirnya aku kembali ke sekolah untuk mengikuti ujian akhir, dan sejak saat itu impian untuk melanjutkan kuliah ke Seoul sudah ku kubur jauh jauh, aku bisa menamatkan SMA ini saja sudah lebih dari mujur, aku tidak akan muluk muluk bercita cita lebih.
Namun tuhan memang maha adil dan tidak akan pernah meninggalkan hambanya, lagi lagi saat itu salah satu guruku disekolah menawarkanku untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta kecil di Cheonan, untuk biaya masuk dan juga uang semester tahun pertama beliau mengatakan bahwa aku tidak perlu memusingkannya, beliau akan menanggung semuanya, namun untuk biaya hidup sehari hari dan juga biaya kuliah tahun selanjutnya memang diserahkan padaku.
Aku sangat bersyukur dan bersujud di kaki guruku tersebut kala itu, dia pasti jelmaan sosok malaikat yang dikirumkan orang tuaku dari surga untukku kala itu.
Aku tidak akan pernah melupakan jasamu pak, walaupun beliauun telah meninggal dua tahun yang lalu, tepat di tahun aku menamatkan pendidikan sarjanaku, beliau tak sempat menyaksikanku menggunakan toga wisuda, aku menangis keras kala itu, sekali lagi aku kehilangan sosok yang sudah ku anggap seperti orang tua.
Ah kenapa aku jadi terbawa suasana menceritakan kehidupanku? Yang ingin aku ceritakan disini adalah tentang Yesung.
Baiklah, sampai dimana tadi aku membicarakan Yesung?
Oh iya, sampai pertemuan terakhirku dengannya saat natal.
Aku berjanji akan segera menghubungi Yesung begitu ia kembali ke Seoul, namun kejadian berat yang menimpa hidupku memaksaku untuk sejenak melupakannya.
Hidupku kacau dan aku tak mengingat siapapun, kecuali kedua orang tuaku yang sudah berada di surga.
Aku baru seperti mendapatkan hidupku kembali saat sosok malaikat, guruku membantuku untuk bisa tetap melanjutkan ke perguruan tinggi.
Satu bulan di bangku kuliah, akhirnya aku kembali mengingat Yesung, dan aku segera mengiriminya email seperti yang aku janjikan, aku menanyakan kabarnya dan bagaimana harinya disana.
Namun Yesung tak membalasnya.
well dia akhirnya membalas dua minggu kemudian dengan sangat singkat dan hanya menjawab pertanyaanku, dia sama sekali tidak berbasa basi untuk sekedar bertanya balik.
Aku jadi merasa sedikit ciut dan tidak berani lagi mengiriminya email setelah itu.
Sampai aku mendapat cerita dari teman dekatku kala itu.
"Siwon aku lihat kau cukup dekat dengan Yesung, jadi apa kau tahu soal kebenaran kabar pertunangannya dengan Shin Hyesung anak wali kota tersebut?"
"m- mwo? bertunangan? Yesung? Shin Hyesung?" aku benar benar kaget kala itu.
Siapa yang tidak kenal Shin Hyesung, putra bungsu sang wali kota yang terkenal dengan keramahannya dan merupakan menantu idaman hampir seluruh ibu ibu di Cheonan ini.
"dari reaksimu sepertinya kau tidak tahu" komentar Hyukjae, nama temanku itu.
"aku dengar dari noonaku kemarin, katanya pertunangan dilangsungkan secara diam diam di Seoul hampir dua bulan lalu, hal ini dirahasiakan katanya sesuai dengan permintaan Yesung, dan mereka akan langsung menikah begitu Yesung menyelesaikan kuliahnya nanti"
"bukankah saat ini Hyesung sedang kuliah di luar negeri?" tanyaku, walau sebenarnya aku tidak lagi memiliki semangat.
"iya, noonaku bilang dua tahun lagi Hyesung akan tamat, setelah itu ia akan mengembangkan bisnis tekstil Appanya, sembari menunggu Yesung menyelesaikan kuliahnya"
"oh..."
Sejak hari itu aku memang tidak pernah lagi mengirimi Yesung email, ia sudah bertunangan, dan itu bukan dengan sembarangan orang, ia bertunangan dengan Shin Hyesung, putra sang Wali Kota.
Yesung masih tetap kembali ke Cheonan seperti bisa setiap natal, namun aku tak lagi banyak berbicara dengannya, kami hanya akan bertegur sapa kalau kebetulan lagi berpas pasan di jalan, karena jarak rumahku dengan rumahnya memang tidak teralu jauh, kami masih satu RT.
.
Di tahun ke tiga kuliahku, waktu itu aku sudah mulai bekerja di perusahaan kecil milik Kim Youngwoon, paman Yesung.
Aku sempat bertemu satu kali dengannya kala itu di perusahaan, aku cukup kaget kenapa ia bisa berada di Cheonan, padahal ini bukan natal.
Aku jadi mengobrol sedikit dengannya, dan ternyata ia memang sengaja pulang sebentar untuk menemui langsung pamannya tersebut mengenai penelitian untuk tugas akhir yang akan dilakukannya di perusahaan ini nanti.
Baru tahun ketiga kuliah Yesung sudah mulai merancang penelitian, mungkin ingin segera tamat dan menikah?
Aku sakit hati sendiri dengan pemikiranku, namun saat mengobrol dengan Yesung kala itu aku sempat melirik ke jari manisnya dan tidak ada cincin melingkar disana.
Aku cukup heran hingga aku memang nekat menanyakannya langsung pada Yesung kala itu.
"Yesung ah aku dengar kau sudah bertunangan, tapi kenapa kau tidak memakai cincin?"
Yesung hanya tertawa pelan sebagai jawabannya, ia seperti menolak untuk membahas hal tersebut, dan akupun tak memaksa.
.
Dua hari berada di Cheonan dan datang ke Perusahaan, akhirnya Yesung kembali ke Seoul, dan aku kembali tak pernah berkomunikasi dengannya.
Yesung bahkan tak pulang ke Cheonan pada natal berikutnya, aku dengar kabar dari para tetangga, Yesung tengah sibuk dengan tugas akhirnya, jadi tak sempat pulang.
Satu bulan kemudian aku mendapatkan kabar mengejutkan lagi, Shin Hyesung akan menikah, dan itu bukan dengan Yesung.
Aku cukup kaget, bukankah mereka telah bertunangan? Tapi kenapa Hyesung justru menikahi orang lain?
Namun aku tidak bisa berbohong, jauh didasar hatiku, aku merasa senang kala itu, berarti Yesung kembali single tanpa ikatan dengan siapapun.
Aku kembali menghubunginya lewat email, namun responnya masih sama, slow dan tidak terlalu antusias, membuat aku kembali ragu ragu untuk menjalin komunikasi dengannya, mungkinkah dia malu berteman dengan orang biasa sepertiku?
Karena memang, walau tidak terlalu kaya, keluarga Yesung merupakan keluarga yang cukup berada dan terpandang di Cheonan.
Tapi sifatnya selama ini saat bertemu denganku tidak menunjukkan kalau ia gengsi atau malu untuk berteman denganku, aku bahkan masih bisa memastikan bahwa ia hanya berbicara denganku.
Meninggalkan Cheonan sejak usia 13 tahun membuat Yesung benar benar tidak akrab dan berteman dengan pemuda seusia kami di Cheonan.
Aku tidak sempat terlalu serius melanjutkan aksi pendekatanku terhadap Yesung kala itu, karena aku sudah terlanjur disibukkan dengan tugas akhirku sendiri, aku juga ingin lulus secepatnya, dan kala itu aku dengar Yesung sudah menyelesaikan tugas akhirnya dan akan segera wisuda.
Itu kabar terakhir yang aku dengar darinya sebelum aku juga larut sendiri dalam tugas akhirku.
.
Setahun kemudian aku akhirnya juga lulus dan bisa sepenuhnya bekerja di Kim Coorporation, perusahaan kecil namun sudah mulai makin berkembang, milik paman Yesung.
Gajiku disini tidak besar, namun lumayan untuk biaya hidupku sehari hari.
Sementara Yesung aku dengar sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta di Seoul.
Aku sempat kembali ingin mendekati Yesung, saat lagi lagi aku mendengar dari Hyukjae, teman dekatku hingga saat ini, bahwa saat ini Yesung tengah berpacaran dengan Choi Seunghyun, kakak kelas yang tiga tahun diatas kami saat SD, atau bagi Yesung mungkin 4 tahun diatasnya, karena aku satu tahun berada diatas Yesung, ingat?
Aku tidak tahu dimana dan bagaimana mereka kenal, karena seingatku dulu saat sekolah dasar Yesung dan Seunghyun hyung seperti tidak saling kenal, Yesung yang pendiam tidak banyak banyak berinteraksi dengan teman teman sekitarnya, jadi aku bisa memastikan kalau mereka tidak saling mengenal.
Lagipula saat ini aku dengar Seunghyun sedang berada di Jeju demi tugas kemiliterannya disana.
Ya, Seunghyun hyung merupakan sorang angkatan militer, aku pernah beberapa kali berbicara dengannya kalau ia sedang berada di Cheonan, pergaulanku cukup luas, dan aku mengenal hampir semua orang di Cheonan ini.
Dan bodohnya aku masih mempertanyakan bagaimana Yesung dan Seunghyun hyung bisa kenal, dekat, bahkan berpacaran.
Tentu saja dengan alat komunikasi yang sudah serba canggih seperti sekarang, jarak bukan lagi merupakan masalah, apalagi aku juga tahu keluarga Yesung dengan keluarga Seughyun hyung memang cukup dekat selama ini.
Kau kalah cepat dan kalah saing lagi Choi Siwon.
Aku merutuki nasibku, mungkin aku memang tidak pantas untuk Yesung.
Aku baru tahu diri sejak saat itu, jadi aku berhenti berharap dan menyukai Yesung, walau tak sepenuhnya bisa, karena aku sudah menyukainya selama diam diam sejak aku SMP dulu, saat aku berusia 15 tahun, berarti aku sudah menyukainya secara diam diam sekitar 10 tahun hingga saat ini, menyedihkan.
Sejak hari itu aku berhenti dengan angan hampaku tentang Yesung, dan aku memang tidak pernah lagi memikirkan Yesung, sudah lebih setahun sejak saat itu, hingga bulan lalu tersebut, saat Kim Sajangnim mengatakan ia akan memperkerjakan Yesung di perusahaan ini dan Yesung akan menjadi stafku.
Cobaan apalagi ini tuhan? Saat aku sudah hampir berhasil menghapus rasaku terhadapnya, kenapa ia harus kembali muncul?
Sebenarnya memang belum pasti Yesung akan bekerja disini, Kim Sajangnim sendiri belum bisa memastikannya kemarin.
Katanya Yesung tidak mau kembali ke Cheonan dan sudah terlanjur suka dengan suasana Seoul, wajar kalau ia jatuh cinta dengan Seoul dibandingkan kampung halamannya sendiri sebenarnya, ia sudah tinggal disana sejak usuan 13 tahun, dan sudah mendaptakan pekerjaan pasca lulus kuliah, akupun mungkin akan berpendirian seperti Yesung.
Namun cerita yang aku dengar dari Kim Sajangnim, kedua orang tua Yesung meminta agar Yesung kembali menetap di Cheoan, mereka sudah cukup mengikuti keinginan Yesung untuk sekolah di Seoul selama ini, sekarang sudah saatnya ia kebali ke kota asalnya.
Setelah terus terusan dipaksa, katanya Yesung bersedia kembali asal ada pekerjaan untuknya di Cheonan, itulah kenapa Ayah Yesung memohon pada adiknya, Kim Youngwoon, atasanku, untuk menyediakan posisi untuk Yesung diperusahaan ini, terserah posisi apa saja, yang penting Yesung bekerja, hingga putranya tersebut kembali menetap bersama mereka.
Dua minggu setelah pengumuman tentang penambahan karyawan oleh Kim Sajangnim, dan sudah ada sekitar 12 orang pekamar yang memasukkan lamaran untuk mengisi dua posisi yang kemarin sempat diumumkan, Yesung masih belum mengonfirmasi kesediaanya, jadi aku sudah berfikir Yesung pasti menolak untuk bekerja disini.
Well tentu saja dia menolak, dia sudah bekerja diperusahaan swasta ternama di Seoul, mana mau dia kembali ke Cheonan untuk bekerja di perusahaan baru akan berkembang ini, meskipun itu perusahaan pamannya sendiri.
Namun asumsiku 100% terpatahkan saat minggu lalu, saat aku baru kembali dari kantor, sebuah pesan masuk ke hape ku.
"hai Siwon, apa kau sudah pulang dari kantor? apa kau sedang sibuk? Aku ingin bertanya ringan padamu, -yesung-"
Aku benar benar tidak pernah menduga aku akan menerima text message lagi dari Yesung setelah 12 tahun lamanya, sejak aku kehilangan hp ku waktu itu.
Dari mana ia mendapatkan nomor handphoneku? Mungkinkah ia memintanya pada Kim Sajangnim?
Ah terserahlah ia mendapatkannya dari mana, yang jelas aku senang akhirnya Yesung menghubungiku, dan untuk pertama kalinya dia yang berinisiatif duluan, walaupun aku tahu ini sifatnya pekerjaan.
Untuk sejenak aku lupa kalau Yesung sudah menjadi milik Seunghyun hyung, aku terlalu bahagia mendapat pesan darinya, tentunya aku segera membalas pesan tersebut.
"oh hai Yesung, apa kabar? Tidak, aku sedang tidak sibuk, aku baru saja kembali dari kantor, apa yang ingin kau tanyakan?"
"kabarku baik, aku ingin bertanya soal bagaimana bekerja disana? Apa menyenangkan?"
"yang namanya bekerja pasti ada senang dan ada tidak senangnya, tapi sejauh ini aku cukup enjoy bekerja disini"
"oh begitu yah? Bagaimana dengan para karyawan disana? Apa mereka baik baik? Atau ada yang jutek, cerewet, dan semacamnya?"
"haha macam macam sifat karyawan disini Yesung ah, tapi mereka semua baik kok, lahgipula kalaupun ada diantara mereka yang jutek atau cerewet, mereka pasti tidak akan bersikap yang sama terhadapmu"
"begitu ya?"
"iya, jadi kapan kau akan pulang dan bergabung dengan kami? Kami sangat membutuhkan tenaga ahli dari Seoul sepertimu"
"haha kau bisa saja, sejujurnya aku masih ragu"
"ragu kenapa?"
"jujur saja aku tidak ingin meninggalkan Seoul, tapi Appa dan Eomma terus memaksaku untuk pulang"
"wajar kalau mereka memintamu untuk pulang Yesung ah, sudah berapa tahun kau meninggalkan mereka, mereka sudah semakin tua, tentu saja mereka ingin berkumpul dengan anak semata wayangnya"
"iya aku juga paham, tapi aku masih berat meninggalkan Seoul"
"kau hanya perlu membiasakan diri untuk kembali tinggal disini, aku percaya lama lama kau akan kembali jatuh cinta dengan Cheoanan"
"tapi nanti tidak akan ada orang yang aku kenal di perusahaan, kau kan tahu sendiri aku paling tidak suka berinteraksi dengan orang orang baru, aku akan sangat susah beradaptasi"
"kan ada aku Yesung ah, aku akan membantumu beradaptasi disini, lagipula nanti kau akan bekerja denganku di bagian accounting, jadi kau tidak perlu repot repot memikirkan untuk berinteraksi dengan karyawan lain, kau hanya akan berinteraksi denganku, lalu nanti lama lama kau akan terbisa dengan mereka semua"
"baiklah kalau begitu, janji bantu aku beradaptasi oke?"
"iya janji"
"kalau begitu terima kasih Siwon, aku mau melanjutkan packingku dulu, minggu depan mungkin aku benar benar balik untuk menetap selamanya di Cheonan"
"sama sama, ku tunggu kau di Cheonan Yesung ah"
Yesung tidak membalas lagi, namun aku sudah senyum senyum tak jelas seperti orang gila di kasur, aku bahkan melupakan niat awalku ynag tadinya ingin makan.
Ini komunikasi terpanjangku dengan Yesung sejak 13 tahun terakhir, aku senang dia masih mencariku disaat seperti ini.
Cari aku kapanpun kau butuh Yesung ah, aku akan selalu ada untukmu
.
.
.
.
.
.
=tbc..=
.
.
Tadinya aku mau bikin oneshoot, spesial untuk Siwon's birthday tapi ternyata hasilnya justru jadi kepanjangan, jadi aku putusin buat bagi jadi dua chapter, daripada ntar bosan dan ketiduran bacanya XD
Disini lebih ke Siwon nyeritain masa masa kecilnya dan bagaimana kilas kehidupannya dengan Yesung selama ini yaa, untuk interaksi real Yesung dan Siwon ada di chapter depan, bakal aku post soon!
Mohon tinggalkan review buat chapter ni dulu yaaa
Oh ya dulu kalo nggak salah pernah ada yang minta buat diselipin paring TOP – Yesung, jadi disini aku kasih! Moga siapapun dulu itu yang udah minta, baca juga ff aku yang ini, this is also for you! ;D
Sekian aja cuap cuapnya untuk chapter ini, jangan lupa tinggalin reviewnya biar lily semangat buat ngepost chapter selanjutnya XD
Last... Happy Birthday Choi Siwon!
