Death Butler's Note

Disclaimer : Kuroshitsuji punya jeung Yana Toboso, Death Note sih punya Takeshi Obata dan Tsugumi Ohba! Coba kalo punya saia! Sebastian akan saya jadikan butler saia dan Death note akan saia pegang! Mufufufufu~


Warning : Gaje, Garing, Ga nyambung, OOC, AU, Yaoi scene, de el el~ Tidak dianjurkan bagi orang stres karena hanya membuat anda tambah stres.. bahkan ada yang lompat dari gedung berlantai sejuta gara2 baca fic ini *author dilempar bakiak dari segala arah*

Ok deh, met baca. Don't like? Don't read, dong.


Di pagi yang cerah, matahari bersinar sangat terang, terang sekali, sekali terang, terang terus.. (?). Kembali di manor kesayangan kita semua, Manor Phantomhive. Sebuah manor terpencil nan mewah yang berlokasi di daerah London, Inggris. Tentu saja, pemiliknya adalah seorang boca— maksud saya, bocchan kita tercinta~ Ciel Phantomhive.

Dia sedang tertidur di ranjang mewahnya tersebut. Sebastian tertidur di kursi yang letaknya tidak jauh dari ranjangnya. Tidak lupa dia memeluk boneka Teddy kesayangannya. (sejak kapan Sebby suka Teddy?)

Tiba-tiba…

"Cinta satu malam, oh indahnya, cinta satu malam buatku melayang~.."

Demikianlah bunyi ringtone HP milik Butler (tidak) elit , membuat mata Ciel melotot dadakan seakan mau keluar ke WC ketika mendengar ringtone antik milik Sebastian. Dengan seksinya (?) dia bertanya (baca : teriak pake toa) ke butlernya tersebut. "Sebastian, apa-apaan HP mu itu! Ndeso tau!". Sang butler sweatdrop stadium awal. Memang akhir-akhir ini Sebastian agak 'menggila' semenjak pulang dari kampungnya yang berada di daerah bojong penyod.

"Maafkan saya tuan muda, ada telepon..". Demikian katanya sambil mengangkat HP Esia secondnya itu.

Si kepala nana— Sebastian, menjawab dengan sigap, padat, dan tangkas (?).

"Ya? Sebastian Michaelis di sini, siap melayani laundry, cuci baju, jemur pakaian, cukur jenggot dan rambut dan keperluan rumah tangga lainnya.."

Ciel sweatdrop mendengar perkataan butlernya itu. Sejak kapan dia membuka usaha jasa tanpa sepengetahuan tuannya yang imut , manis , dan pahit ketika dia terpaksa menerima kenyataan bahwa Gery Chocolatos emang enak rasanya(ga nyambung).

"Ok, saya akan membicarakan hal ini dengan Tuan Muda. See you Beibeh…"

Sweatdrop stadium kedua dialami Ciel.

"Beibeh? Apa itu? Apa itu nama orang? Apa itu sejenis manusia? Apa itu enak rasanya? Apakah itu alasan kenapa perusahaan Phantomhive bangkrut? Apa itu semacam— * Ciel dibekep gara2 kebanyakan bacot*

Prak! Sebastian memencet tombol berwarna merah di HP bobroknya itu. (kok bunyinya kayak gitu?)

"Siapa Sebastian?". Tanya Ciel dengan nada curiga.

"Ah, itu dari paca— maksud saya, ketua kepolisian Jepang, Soichiro Yagami..". Sebastian membetulkan posisi Teddy yang terjatuh jungkir balik ketika ia menjawab telepon.


"Ada Kasus Tuan muda.."

"Markus?"

"Kasus.."

"Bungkus..?"

"Kasus.."

"Rakus..? Jangan mentang-mentang aku banyak minta cemilan jadi kau katakan aku rakus yah!"

Saraf otak Sebastian putus 100! Dia melempar Ciel dengan Teddy Bearnya hingga Ciel terlempar dari ranjang menuju ke Menara Tokyo(?). Dasar butler MURTAD! *Author nista (ngaku) digorok Sebby*

"KASUS TUAN MUDA! KASUS!"

Sebastian berteriak menggunakan toa yang diambil dari masjid belakang rumah (kapan ngambilnya?) di sebelah telinga Ciel sejauh 0,000000001 mm. Ciel dipastikan akan mengalami budek abadi sehingga harus dilarikan segera ke dokter hewan terdekat.

Ciel sadar dari ketidakwarasannya dan memakai bajunya. Hanya pakaian yang biasa dipakai, baju gembel dan tidak lupa membawa kantung beras. Pekerjaan memulung dilakukannya tiap pagi.. dan... *CUUUUUTT!*

(A/N : wah Ciel udah bisa pake baju sendiri~! Kyaaa~~! Dia sudah dewasa sodara2 ~! *nangis Bombay pake selay agak alay*)

"Ok kasus apa sekarang?", Tanya Ciel sambil nyeruput the S*sr* nya dan memakan sarapannya.

Biasalah, makanan paporit Ciel, roti pete dan jengkol bumbu sambel terasi special buatan Sebastian. (Kapan bikinnya?)

"Telah terjadi kasus, banyak penjahat mati mendadak di Jepang, dan mereka semua mengalami serangan jantung dadakan dalam sel..". Sebastian menerangkan dengan sangat terang seterang lampu Phil*ps 1 milyar watt.

"Bagus kan? Keadilan dapat ditegakkan dan para Kriminal itu mendapatkan ganjaran yang sepantasnya mereka dapatkan..", komentar Ciel ala ustadz baru sunat sambil ngemut sebiji jengkol di dalam mulutnya.

"Tapi Tuan Muda, ada yang mengatakan bahwa mereka terkena serangan jantung yang tidak wajar.. seakan-akan ada yang mengutuk mere—

"Ok, kita ke sana!". Ciel memotong penjelasan Sebastian dengan lancang, tajam, dan terpercaya (?). Hal ini membuat Sebastian berwajah cengo seketika.


1 menit…

Dia belum sadar..

2 menit…

"ho ho ho" milik Tanaka terdengar nyaring senyaring anjing ketabrak kucing kawin

3 menit…

Ada burung gagak lewat berkoak ria…sambil ber-pup di atas kepala sebby

4 menit…5 menit.. 6 menit..

100 Tahun Kemudian.. *Author dibunuh dan dibejek-bejek ma fansnya.. eh..readers*

Sebastian sadar juga setelah melewati gunung lewati lembah , sungai mengalir inda— (emang Ninja Hatori?)

Matanya berkilau alias sparkling seakan mendapatkan pencerahan dari PLN ..eh..neraka..

(ketahuan Ciel belon bayar listrik 2 bulan)

Pemandangan nista ini sungguh merusak jiwa, raga, dan organ! Tidak lupa membuat orang-orang yang lewat muntah seketika atau bahkan meninggal di tempat.

Gempa sebesar 19,87 SkalaRichter terjadi di seluruh penjuru dunia seakan2 kiamat telah tiba!

Akhirnya tuan muda nurut juga… pikir Sebastian dalam benaknya yang dalam sedalam samudera Atlantik seraya menarik napas lega.

Dia terlarut dalam khayalan yang iya-iya itu.

"Se.. Sebastian..", Ciel mendesah..

"Ya Tuan Muda?". Entah kenapa lagu berjudul Boker Face yang dinyanyikan oleh Lady gagak terngiang dari hati Ciel.

"Aku kebelet boker..".

TBC..


A/N : Ohoho,, gmn readers? Gaje kan? Garing kan?

Yauda deh.. harap reviewnya… Apa susahnya mengeklik satu tombol di layar?

Kan tepat di bawah tulisan ini…

Ayoo… segera….