BleachKubo Tite
Utakatakanata.
Seorang bocah perempuan berambut merah muda berjalan di tepian sebuah sungai. Riang, tanpa beban, ia seret zanpakutou mininya seraya bersenandung kecil. Tak lama kemudian ia terduduk di pinggir sungai dan menatap seorang perempuan muda berambut keperakan menggenggam sebuah botol kecil di satu tangan dan kawat yang pada ujungnya dibentuk suatu lingkaran di tangan lainnya. Ia terduduk menatap sungai dan meniupnya, melahirkan berpuluh-puluh gelembung sabun yang memerah, mengikut warna langit sore itu. Tampak menyadari kehadiran seorang bocah yang menatapnya, si wanita yang meniup gelembung tadi menatap si bocah yang mendadak bertanya.
"Itu apa?"
"Kau mau?" ujarnya menyodorkan air sabun yang tersimpan di dalam botol kaca.
"Iya.." jawab bocah berambut merah muda, menatap keheranan pada orang yang memberinya gelembung sabun. Seorang wanita yang memeluk lututnya dan terus menatap sungai. "Aku Yachiru…kamu siapa dan kenapa kau ada di sini?" ujarnya keheranan.
"Jangan dipikirkan kenapa… Aku hanya mengingat masa lalu," ucapnya dalam senyum dan melangkah pergi, meninggalkan si bocah yang termangu. Masih dalam keadaan itu, wanita misterius itu melanjutkan," Bahkan sebuah gelembung diam yang pecah punya lebih dari seribu bahasa untuk berkata…"
Utakata
1. The Winter Firework
Pagi pertama di musim semi. Udara yang dingin masih menyengat kulit. Namun tak dapat disangkal bahwa tumbuhan mulai mencuri pandang pada dunia. Seorang lelaki paruh baya berambut putih berjalan di tanah lapang. Haori yang digunakannya mengibas tertiup angin. Tampak ia sendiri, melangkah menantang angin. Jejak langkahnya berbekas di salju yang mencair, meninggalkan kesan hampa yang berbeda. Mengeratkan syal yang melilit lehernya, ia berjalan ke arah suatu gerbang, dimana pada pintunya tertulis kanji 13.
"Selamat pagi taicho," ujar beberapa shinigami yang menjaga gerbang dan dibalas lambaian tangan hangat oleh orang yang dipanggil taicho tersebut. Segera ia bergegas ke salah satu ruangan yang ada di bangunan tersebut. Tubuhnya yang cukup lemah membuatnya tak mungkin berlama-lama, menantang angin atau berdiri di luar lagi. Bergegas walau tak terkesan tergesa, ia berjalan ke bagian dalam gedung tersebut. Senyum hangat menghiasi wajahnya ketika beberapa shinigami lain menyapa orang yang mereka panggil taicho tersebut. Selangkah lagi ia menuju ruangan tempat ia biasa bertugas. Namun, tiba-tiba keributan kecil menarik perhatiannya. Ada pertengkaran umum yang memang terus terjadi di pagi hari. Mungkin tepatnya sepanjang hari. Dua orang bawahannya ini tampaknya tak pernah bisa akur. Sehingga pekikan atau makian yang membahana itu sudah menjadi warna tersendiri di divisi 13.
"Heh bocah, kau tak lihat gelembung sabunku lebih banyak ya?"
"Pak tua! Hitung aja sendiri! Bukannya banyakan punyaku! Kalau ga percaya tiup aja lagi!"
"Heh bocah! Tiup lagi dan buktikan saja!" ujar yang lebih tua seraya mulai meniup gelembung sabun yang dipegangnya.
Menahan geli, ia menepuk bahu kedua orang yang bertengkar karena alasan unik ini. "Ohay…" ujarnya tertahan. Kedua rekan kerjanya itu meniup gelembung ke arah wajahnya dan menimbulkan bunyi blup yang berakhir dengan pecahnya para gelembung tepat di wajahnya.
"Aaaaa…gomeeenn..gomen nasai taichoo!" ujar mereka panik.
"Ini gara-gara kau Kotetsu, kenapa pagi-pagi malah ngajak main gelembung sabun!" ujar yang lebih tua.
"Pak tua sendiri yang buat air sabunnya kan!" jawab tak mau kalah dari yang lebih muda. Ia mengulurkan sapu tangannya disertai kata maaf yang diulang berkali-kali.
"Sudah, sudah, bukan masalah Sentarou, Kiyone…" ujar sang taicho mengelap wajahnya dengan sapu tangan Kiyone, tersenyum melihat ulah sansekinya, sementara ingatannya melayang ke beberapa puluh tahun lalu.
####
"Langitnya cerah kan, taicho! Paling bagus memang nonton kembang api musim dingin di atap!" ujar seorang pemuda berambut hitam kelewat semangat. Syal yang dipakainya berkibar tertiup angin.
"Uhuk..tapi Kaien. Mulainya masih setengah jam lagi," jawab seseorang yang dipanggil taicho oleh orang yang bernama Kaien tersebut.
"Dia udah ga sabar Ukitake-taicho. Dari tadi siang ngoceh terus tentang kembang api," jawab seorang gadis berambut hitam panjang yang memeluk lututnya untuk menahan hawa dingin.
"Hei Miyako, bilang aja ga tahan dingin kan," ledek pemuda berambut hitam itu seraya mencibir pada gadis yang dipanggilnya Miyako.
"Kalau ga tahan dingin kenapa?" balas Miyako kesal. Setengah hati ia merutuk mengapa harus menemani kedua orang ini menunggu setengah jam di atas atap.
"Bilang kek! Nih pakai!" ujar Kaien melepas dan memberikan syal yang dipakainya pada Miyako. Samar-samar, dapat dilihat semburat merah pada wajah Miyako.
"Ada yang salting ya…" ujar Ukitake tanpa dosa dan membuat wajah kedua bawahannya ini memerah.
"Bu..bukan.." ucapan Miyako terputus ketika sebuah kupu-kupu neraka melayang diantara dirinya, Ukitake, dan Kaien.
Yth Para Shinigami
Pertunjukan hari ini dibatalkan atas suatu alasan yang mendesak. Mohon maaf atas kekeliruan ini.
Kaien kembali memeluk lututnya dengan wajah kesal sementara Ukitake menahan tawa melihat tingkah wakilnya. Sementara Miyako berdiri dari duduknya dan mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah botol bening berisi cairan berwarna hijau dan sebuah batangan peniupnya. Miyako meniup batangan tersebut dan membuat berpuluh-puluh gelembung sabun beterbangan di atap divisi 13. Terlihat ia merapalkan sebuah mantra. Dan dengan satu lambaian dari dua jarinya, satu-persatu gelembung tersebut pecah dalam bentuk berbagai warna kembang api mini.
"Akhirnya nonton kembang api juga kan?" ujarnya tersenyum pada Kaien dan Ukitake yang bertepuk tangan dengan heboh.
####
Ukitake tersadar dari lamunannya. Ia menatap Sentarou dan Kiyone yang masih untuk kesekian kalinya membungkuk-bungkuk meminta maaf padanya. Setengah geli, ia mengambil air sabun yang dipegang Kiyone, meniupnya dan melakukan hal yang sama dengan Miyako. Kemudian berlalu keruangan kerjanya, meninggalkan Kiyone dan Sentarou yang berteriak kagum histeris pada kembang-api-gelembung hasil karyanya.
####
Yatta.. Yatta.. selesai jugaa… ini cerita pertama Kanata yang Kanata publish di sini..(sebelumnya cuma jadi asisten :D) . Mohon bantuannya, minna… Semoga terhibur bacanya ya :) . Arigatou buat semua yang baca. Reviewnya ditunggu lho…hhoho :DD
P.S.: Utakata = gelembung
