Desclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Romance & Fantasy
Warning : AU,OOC,dll
.
.
.
Dia bagaikan boneka rapuh yang dibuang orang begitu saja,tapi dibalik sosok rapuhnya yang menawan dia menyimpan seribu rahasia yang tak pernah terduga siapapun...
.
.
.
Bulan ini musim dingin. Aku tidak dapat merasakan dinginnya udara inilah yang kualami tahun ini bukan,tapi seumur hidupku aku tidak bisa merasakan dinginnya alam tapi,aku masih bisa merasakan sedikit kehangatan di musim panas. Setidaknya ada satu orang yang tahu akan keanehanku ini. Naruto. Sebenarnya aku ragu memberitahunya tapi sudah 3 tahun lamanya rahasiaku terjaga olehnya, aku percaya.
''Sasuke-kun ! Bagaimana kau bisa bertahan diluar sana tanpa sarung tangan!''
''Aku tidak apa-apa sakura jangan berlebihan!''
Aku benci diperhatikan.
''Hah,kau selalu begitu!''. Dia lalu menggenggam jemariku,''Tuh kan dingin''. Dia selalu begitu, tidak berubah.
''Cepat masuk! Ada Naruto dan Shikamaru''.
Aku bingung sebenarnya kepada mereka kenapa membawaku ke tempat aneh seperti ini tapi, ketika aku masuk aku takjub dengan segala arsitektur tempat ini, bangunannya bernuansa Eropa dengan cat putih keperakan yang menawan ini, basecamp terbagus yang pernah kulihat.
''Yo! Sasuke''
Naruto duduk di sofa berwarna hitam elegan dengan mantel putih yang menyelimuti tubuhnya, begitu juga Shikamaru duduk dengan mantel coklat sedangkan bibirnya terus menghisap racun yang berasal dari nikotin.
Aku menyilangkan tanganku.
''Apa mau kalian menyuruhku datang kesini?''
walaupun aku tahu apa maksud mereka menyuruhku kesini tapi aku ingin penjelasan lebih dari mereka.
''Tidak usah berpura-pura aku tau kau tau'' Shikamaru menghebuskan asap rokok sesaat sebelum berbicara lagi ''Kau punya kewajiban untuk ikut kami''.
Cih, kewajiban katanya.
''Begitu?''
Aku ikut duduk bergabung dengan mereka. ''Jawabanmu tidak menyenangkan Temee!'' omonganmu tidak bermutu Dobe.
''Apa konsekuensinya jika aku tidak mau? dan apa yang menyebabkan kalian ingin aku bergabung?'' oke pertanyaan cukup panjang bagiku, aku melirik Naruto sontak dia menggelengkan kepalanya seakan tau apa maksudku.
'Aku tidak membocorkannya'
aku tau dari bahasa tubuhnya.
''Aku tau kau seperti kami, dan apabila kau melanggar akan kupastikan mereka mengejarmu, para monster'' aku tercekat seketika.
''Aku terkesan dengan instingmu Shikamaru, oke baiklah kalau itu yang kalian mau'' Sakura yang sedang menaruh cappucino hangat diatas meja langsung berbinar.
''Pasti menyenangkan Sasuke-kun ikut bergabung!''.
.
.
.
Dia begitu serius memperhatikan segala coretan dan ocehan guru, wajahnya yang seperti boneka begitu dingin dia berubah kepribadian semenjak 5 tahun yang lalu semenjak Hyuuga Neji meninggal di depan matanya yang aku tau dari Naruto dia di bunuh oleh seorang vampire saat menjalani tugasnya sebagai pembasmi vampire, sama sepertiku yang sekarang hanya saja, aku belum tau siapa partnerku.
Hyuuga Hinata. Begitu menawan dengan segala pesonanya, dengan pipinya yang merona dan sifat pemalunya tapi sekarang, musnah sudah tidak ada lagi rona dipipinya ataupun sifat pemalunya yang ada hanya Hinata si gadis yang misterius.
Bel sekolah berbunyi sangat nyaring. Aku merapikan jas seragamku dan berjalan pulang sebenarnya tidak benar-benar pulang karena aku harus ke basecamp tempat baruku. Ada yang perlu dibicarakan kata si pria bermasker itu . Kakashi .
Aku benci keluar rumah atau segala tempat keramaian, tapi inilah yang harus kujalani setiap hari, seperti saat ini di kereta berdesakan dengan makhluk bernama perempuan yang selalu cari perhatian. Aku mulai memasuki gang sempit, jalan dimana menuju ke sebuah bangunan yang luarnya kacau tapi dalamnya begitu mewah. Aku mulai memasuki bangunan itu semuanya sudah hadir tapi, ada laki-laki asing di sini.
''Sasuke-kun kau sudah datang. Ah, ini dia Gaara dia juga anggota kita.'' Sakura punya telepati jadi dia bisa mengetahui apa yang kupikirkan.
Tep!
Kakashi menutup buku hentai yang sedari tadi ia baca ''oke semua kita mulai! senin depan akan ada bulan setengah kalian pasti tau apa yang akan terjadi, monster-monster itu akan menyerang orang yang berjiwa hitam. Yaahh...maksudku penuh dengan kebencian ataupun dendam maka dari itu kita harus mempersiapkan dari sekarang!'' ucap Kakashi panjang lebar.
Tiba-tiba Naruto angkat tangan ''Kali ini monsternya apa?'' Kakashi menyeringai dalam maskernya.
''kucing.''
Naruto terdiam sesaat ''apa kucingnya manis?''.
''Bodoh.''
si laki-laki berambut merah bersuara.
''Kakashi, apa yang bisa kulakukan?'' sungguh aku bingung mereka menyuruhku bergabung tapi, aku bingung apa yang bisa perbuat?
''Aku akan memberimu pedang seperti yang lainnya, aku tau kau bisa menggunakannya dengan baik.'' aku hanya bisa termenung.
.
.
.
''kakashi itu bodoh atau apa sih?'' ucap Sakura sambil memainkan ilalang yang dia ambil ''Seharusnya kemarin dia langsung memberi tau partner kita siapa aja?!'' aku setuju untuk itu.
''Apa kita harus membunuh monster juga?''
Sakura menghela nafas. '' Tentu, bukan hanya vampire tapi monster juga.''
aku sering melihat monster tapi mereka tidak berani menyerangku.
''Apa ada hubungannya monster dengan vampire?'' Naruto terkekeh kecil.
''Tentu ada bodoh, monster itu termasuk peliharaan vampire bisa dibilang pasukan mereka juga''
oh, jadi begitu.
''Tugas kita banyak.'' aku hanya bisa menghela nafas.
.
.
.
Hari ini aku membolos lagi. Atap adalah tempat yang pas unutuk saat ini, aku mengeluarkan satu batang rokok dan menghisapnya, menikmati racun terus merasuki paru-paruku.
''Kau bunuh diri''
Suara itu...
''Menghisap rokok adalah hal yang tidak berguna, hanya bisa membunuh dirimu sendiri'' suaranya lembut tapi terdengar dingin.
''Hyuuga Hinata''
Dia berjalan kearahku, rambut panjangnya melambai pelan. Dia mengambil rokok yang ada dibibirku dan menginjaknya.
''Kau perhatian padaku?''
Dia tersenyum kecut
''Aku hanya tidak suka ada orang yang merokok dihadapanku''
Apa dia melakukan ini pada setiap orang yang merokok?
Dia duduk di bangku, dia mengeluarkan pistol aku terbelalak ''Jadi ini, kelakuan gadis teladan di luar pelajaran?'' dia memasukan peluru dan mengarahkan padaku.
''Bukan urusanmu''
Aku menyilangkan dada ''Kau mau membunuhku?''
Dia tersenyum.
''Mungkin''
Dan...
DORRR!
Bunyinya lumayan keras
Pipiku terasa perih
Dia tidak membunuhku
Dia berjalan kearahku. Tidak. Dia kearah belakangku, aku langsung membalikan badanku. Kelalawar besar itu, kelalawar yang terus mengejarku belakangan ini.
''Dia sudah mati'' katanya.
Perlahan-lahan kelalawar itu menjadi abu dan menghilang, dia berbalik kearahku dan membelai luka yang ada dipipiku.
''Maaf''
Aku hanya tersenyum kecil
''Obati aku, itu permintaan maafnya''
Dia tersenyum, aku terpesona.
Dia menarikku ke bangku dan menyuruhku duduk, dia mengeluarkan plester dari saku blazernya dan menaruhnya dipipiku yang luka
''Anak manja''
Aku tidak peduli. Aku tidak mau waktu ini berhenti tapi,
''Aku harus pergi.''
Dia pergi begitu saja.
Aku merindukan harum tubuhnya dan kelembutan tangannya saat menyentuh pipiku yang dingin ini. Kenapa dia bisa melihat monster? Dia begitu misterius sekarang, atau jangan-jangan dia...
.
.
.
''Sasuke apa kau mendengar suara tembakkan tadi?''
Oh jadi si bodoh ini mendengarnya ''Aku tidak mendengarnya.''
Dia hanya memajang wajah bodoh ''Dasar kau ini! Kau tau dimana Sakura-chan?''
''Aku tidak tau'' dia berdecih
''Apa sih yang kau tau! Eh, pipimu kenapa?'' jadi dari tadi dia tidak sadar
''Dicakar fans-ku.''
''Wah! Mereka ganas sekali, aku pergi dulu mencari sakura-chan jaa!'' lebih baik begitu. Naruto keluar kelas, aku seorang diri di kelas. Aku berharap kejadian di atap terjadi lagi. Apa dia sudah pulang?
.
.
.
Kakashi menyuruh kami untuk berkumpul lagi, mantelku kurapatkan, agar terlihat seperti yang lain saat kedinginan. Saat aku memasuki basecamp keadaannya masih sama seperti kemarin. Kakashi membaca buku tak berguna, Naruto bermain game di i-Pad-nya, Shikamaru yang merokok, Sakura yang membuat minuman hangat, dan Gaara yang terus memainkan handphone-nya.
Tep!
Kakashi melemparkan pedang kepadaku. ''Oh, ini satu lagi'' dia melempar pistol kepadaku.
''Aku tau kau bisa menggunakannya''
aku hanya memandang kedua benda yang ada ditanganku ini.
''Oke aku akan memberitau siapa partner kalian, sekarang aku akan menyebutkannya dengarkan baik-baik. Gaara dengan Sakura, Shikamaru dengan Naruto, dan kau Sasuke dengan-''
Kakashi?
''-Hinata.''
aku membelalakan mataku, bersamaan dengan itu pintu terbuka menampakan sosok gadis yang memakai mantel merah dengan syal putih dan rambut gelapnya dikuncir tinngi.
Shikamaru mematikan puntung rokok di asbak
'Aku tidak suka ada orang yang merokok di depanku'
''Hinata?''
''Hyuuga Hinata''
.
.
.
.
.
TBC
I think it's a weird story, I love Hinata in this story, she looks cool and mysterious but in other side she is mild, she can make Sasuke get melt with her charm. So I can't talk anymore and...
review please!
