Hai minna-san! Yuuki balik lagi nih, dengan membawa fict baru yang gak kalah gaje dari kemaren… So, buat yang udah review fic yuuki kemaren yuuki ucapin banyak terimakasih ya… Oke lanjut aja yah..
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Warning: AU, OOC, gaje, abal, dll…
LIGHT IN THE DARKNESS
"Hey hey lihat, sombong sekali anak itu," ucap salah seorang cewek berambut merah yang sedang menggosip dengan teman-temannya.
"Heh.. iya ya! Sok banget tuh anak."
"Ih iya ya.. Muak sekali aku melihat mukanya yang sok cantik itu. Sudahlah lebih baik kita pergi dari sini," ucap Ino lalu mengalihkan pandangannya dan berjalan keluar kelas, kemudian diikuti oleh teman-temannya yaitu Sakura dan Karin.
Memang, mereka bertiga adalah cewek terpopuler sekaligus biang gosip di Konoha High School. Merka kini duduk di kelas yang sama yaitu kelas XI B. Walaupun mereka tidak terlalu pintar dalam hal pelajaran, namun mereka dapat menarik perhatian murid-murid dengan penampilan mereka yang sangat menarik, terutama murid cowok.
HINATA POV
'Mereka… Huh..Aku tahu pasti mereka semua tengah membicarakanku. Aku tahu itu ,dari tatapan yang mereka berikan. Memandangku dengan tatapan muak dan juga sinis. Aku tak tahu mengapa mereka semua membenci seorang teman pun aku tak punya. , itulah kata yang pantas untukku.
Aku adalah Hyuuga Hinata. Seorang gadis yang memiliki paras yang bias dibilang… cukup manis dengan kulit putih pucat dan mata amethyst. Dan aku termasuk anak yang pintar di kelas. Sekarang aku bersekolah di Konoha High School dan duduk dikelas XI B. Entah, apakah aku bangga bias bersekolah di sekolah ini yang bias dibilang memiliki fasilitas-fasilitas dan guru-guru yang terbaik dari seluruh sekolah yang berada di Konoha. Sejak awal aku bersekolah disini, tak satu pun dari mereka yang mau dekat-dekat denganku walaupun itu hanya sekedar sapaan kecil. Mungkin bisa dibilang, bersekolah disini adalah awal dari kekosongan di hatiku. Dan mungkin yah…memang ini adalah jalan Kami-sama yang diberikan-Nya untukku. Yang dapat kulakukan hanyalah menerima pelajaran, duduk termenung di pojok kelas, dan melihat awan juga burung-burung yang terkadang lewat begitu saja bersama dengan teman-teman mereka tentunya. Aku sempat iri kepada burung-burung itu karena mereka terlihat begitubahagia bias bersenda gurau satu sama lain, terbang bersama. Ingin rasanya aku seperti burung-burung itu, memiliki teman yang selalu berbagi suka maupun duka.
Tiap hari kulalui dengan kesendirian dan kesepian. Hari berganti bulan, bulan berganti tahun tetap saja tak kudapatkan seorang teman yang mengajakku bermain. Kadang aku membenci diriku sendiri karena aku… hanya bisa berharap, namun tak pernah mendapatkan apa yang ku inginkan yaitu, kasih saying dari orang lain. Bahkan ayahku yang ku banggakan pun membenciku.
TENG.. TENG.. TENG… Bel tanda pelajaran pun dibunyikan. Tampak anak-anak bersorak memang itulah yang mereka tunggu-tunggu sejak tadi, sama sepertiku. Aku berjalan keluar kelas dengan langkah gontai dan kepala tertunduk, menghiraukan semua mata yang menatapku aneh. Aku terus berjalan, beberapa menit kemudian aku sudah sampai ke tempat ini. Tempat dimana aku selalu mencurahkan perasaanku, kedalam sebuah buku harian kecil berwarna ungu muda sambil memandang air sungai yang teru menerus mengalir dengan airnya yang jernih, membuat sebuah simfoni alam yang sangat menyejukkan ditambah lagi pohon-pohon besar yang rindangmembuat teduh sekelilingnya juga selalu membuatku merasa nyaman say berada disini. Yah.. beginilah keseharianku setelah pulang sekolah aku selalu menyempatkan diri dating ke tempat ini untuk menulis buku diary ku menulis semua perasaan yang ku pendam, ataupun hanya sekedar menikmati pemandangan alamnya.
Aku pun berniat mengambil buku harian dan pensilku di dalam tas. Kubuka resleting tas itu, lalu kumasukkan tanganku kedalamnya mencari-cari apa yang aku inginkan. Setelah dapat, langsung aku menariknya keluar. Dengan cepat aku menulis buku diary ku itu mengenai hal-hal apa saja yang terjadi di sekolah hari ini.
Dear Diary,
21 July 20xx
"Diary, aku benci mereka semua. Apakah mereka tak tahu, Kalau aku ingin bermain dengan mereka? Dan juga mengapa mereka semua menatapku seolah-olah aku adalah manusia yang tak berguna, menyebalkan, dsb. Aku tahu itu semua dari cara mereka menatapku. Aku hanya ingin berteman itu saja.. Teman yang yang dapat menyinari hatiku yang sekarang padam karena keadaan yang sering disebut dengan kehampaan."
Sweet smile,
Hinata
Setelah itu kututup buku diaryku dan meletakannya disamping tempatku duduk Tak terasa, aku meneteskan air mata. 'Tidak,! tidak boleh, aku tidak boleh menangis lagi. Kumohon jangan menangis lagi…,' ucapku dalam hati. Kualihkan pandanganku ketempat yang bisa membuatku melupakan permasalahan-permasalahan yang sedang aku hadapi. Tapi, itu percuma saja karena bagaimanapun caraku menghentikannya, air hangat itu tak jua mau berhenti mengalir dari pelupuk mataku. 'Huh sial!' pikirku.
Normal POV
Hinata, mau tak mau menarik lututnya dan menenggelamkan wajahnya disana membiarkan rambut indigonya yang panjang terurai bergerak kesana kemari karena ulah sang angin, membuat rambutnya kini berantakan. Rok sekolah yang ia kenakan pun kini suda agak basah karena air mata yang terus saja keluar tanpa henti. Mengeluarkan isi hati yang selama ini ia pendam, karena hanya dengan menangislah ia dapat merasa tenang setidaknya membut hatinya terasa sedikit lebih lega.
.
.
Sementara itu, di tempat lain..
"Hey, Naruto! Kau tahu tadi waktu pelajaran Asuma sensei membuatku kesal.. Kenapa? Karena sepertinya Asuma sensei itu tidak menyukaiku. Bayangkan saja masa' setiap pertanyaan ia selalu memintaku untuk menjawabnya, itu kan tidak adil," oceh Kiba.
"Hn…," Kiba mengernyitkan alisnya mendengar jawaban dari Naruto, karena tidak biasanya Naruto yang mempunyai sifat hyperaktif itu menjadi pendiam seperti Sasuke.
"Hey Naruto.. kenapa kau hanya menjawab seperti itu? Apa kau sakit? Tidak biasanya kau bersikap seperti itu?" omel Kiba khawatir.
"Eh.. ti-tidak kok, aku tidak apa-apa.. Eh, Kiba aku pulang duluann ya.. Matta ashita..," Naruto melambaikan tangannya kepada Kiba yang terlihat sweatdropt melihat tingkah Naruto yang seperti itu.
'Dasar aneh,' pikir Kiba.
NARUTO POV
'Aku harus ke tempat itu, tempat dimana sejak tiga hari yang lalu aku melihat gadis berambut indigo itu duduk dengan membenamkan wajahnya. Dan selalu membuatku memimpikannya.. '
TBC
OK! Minna-san , mungkin fic yang kubuat ini sangatlah jelek, masih banyak kesalahan baik dalam penulisan ataupun alur ceritanya yang membingungkan.. Maka dari itu Yuuki mohon kesediaan kalian semua membantuku agar menjadi lebih baik dengan cara me-review fic ini ^.^
Oh, ya tunggu chap berikutnya ya…
Arigatou…(0_~)v
