BLACK SHAPPIRE

Cast :

Lee Sung Min as Yeoja

Cho Kyu Hyun as Namja

Do Kyung Soo as Yeoja

Kim Jong In as Namja

Wu Fan as Namja

Hwang Zi Tao as Yeoja

Kim Ki Bum as Yeoja

Choi Si Won as Namja

Park Chan Yeol as Namja

Byun Baek Hyun as Yeoja

Super Junior members

EXO members

And Other

Genre : Fantasy, Romance, and Drama

Warning : This is Gender Switch Story and Pairs.

Legacy

Disebuah high school di distrik Gangnam-gu, Korea. Lee Sungmin yeoja muda yang memutuskan menjadi sarjana muda khusus pendidikan guru. Dan disinilah dia mengajar, SM Art high school. Menjabat sebagai guru bahasa dan sastra Korea.

Anak pertama dari dua bersaudara, keluarga Lee. Memilki namsaeng, Lee Jinki, mahasiswa kedokteran semester satu. Addict dengan yang namanya ayam!. Memiliki ayah yang bersikeras untuk mewarisi perusahaannya yang bergerak dibidang advertising kepada anak-anaknya, sayangnya diantara mereka tidak ada yang mengenyam pendidikan dibidang itu, sangat bertolak belakang. Tapi bukan Lee Youngwoon namanya jika tidak bisa mewujudkan impiannya. Namja tua yang masih terlihat gagah ini, memiliki 1001 cara untuk membuat anak-anaknya ini mau meneruskan usaha keluarga ini.

Dan salah satunya korban yang paling empuk adalah Lee Sungmin. Berkali-kali yeoja berwajah baby face ini dipaksa untuk melakukan kencan buta dengan namja-namja pilihan sang Aboji. Perjodohan, kencan buta, dan harus meneruskan usaha orang tua bagi seorang Lee Sungmin itu adalah konyol, norak, dan sangat ketinggalan jaman.

Dengan prinsip hidupnya yang seperti itu, berkali-kali pula ia menggagalkan kencan buta dan perjodohan bodoh itu. Dan berkali-kali pula ia harus berdebat dengan sang Aboji dan selalu diakhiri dengan pertengkaran dan amarah dari masing-masing pihak. Eomma, Lee Jungsoo? Dia? Jangan ditanya, dia pun sudah sangat bosan dan lelah dengan sikap sang nampyeon yang terlalu memaksakan kehendaknya, dan tak jarang yeoja dewasa bak malaikat yang masih tetap cantik ini membantu rencana sang puteri untuk menggagalkan kencan buta atau perjodohan yang dilakukan Kangin.

Jungsoo ingin anak-anaknya bahagia dan senang dengan caranya dan pilihan mereka sendiri, tanpa paksaan. Dan tapi, tetap dalam pengawasan dan sepengetahuan Jungsoo dan Youngwoon.

Saat ini langit Myeong-dong tengah mendung, secara pelan air langit mulai berjatuhan dengan lembut, membasahi setiap sisi kota. Seorang yeoja berpakaian rapi layak seorang pengajar tengah sibuk mengetik teks diandroidnya. Ia berkali-kali menatap bosan keluar jendela diruang guru-ruang kerajanya-, waktu sudah menunjukkan pukul 16.40 kst. Sudah 40 menit lewat dari waktu jam pulang sekolah.

Ruang guru SM Art High School sudah mulai lengang, hanya tinggal 3-4 guru saja. " Yak! Kim Ryeowook.. neo eodigaseyo?," ketik yeoja itu dilayar androidnya.

Wajah manisnya terlihat kesal, dengan kasar ia meletakkan androidnya keatas meja kerjanya. " Huft..!," ia menghembuskan nafas kasar. Dengan cepat ia menyambar dan memandangi sebuah amplop besar berwarna cokelat, sebuah surat. Ya! Surat yang ia dapatkan pagi tadi diatas meja kerjanya.

Kepada Lee Sungmin, Di SM Art High School. Begitulah tulisan yang tertulis di amplop itu, ditujukan kepadanya. Kalau ditanya apa dia sudah membacanya atau belum, jawabannya adalah sudah. Bahkan saking tidak percayanya dengan isi surat tersebut, ia harus membacanya dan memastikannya 10 kali.

" Ahjummah.. waeyo?," gumamnya sendiri sambil memandang sendu amplop cokelat tersebut. " Aku tidak membutuhkannya, kenapa tidak kau jual atau kau lelang? dan kalau perlu kau sumbangkan saja?," sambungnya lagi. Sungmin mencoba memejamkan matanya lelah, isi dari surat di amplop itu masih membuatnya tak percaya.

Warisan. Ya! Yeoja manis ini baru saja mendapatkan sebuah warisan; sebuah rumah disebuah perumahan elit dan hanya kalangan tertentu saja yang bisa tinggal dan memiliki rumah disana.

Mungkin bagi orang awam yang mendapatkannya, akan merasa mendapat durian runtuh ditengah sulitnya persaingan. Tapi, tidak dengan Lee Sungmin. Dia menganggap tidak berhak atas warisan pemberian Ahjummahnya tersebut. Ini terlalu aneh dan tiba-tiba.

Kim Heechul, dia adalah Ahjummah Sungmin. Yeoja eksentrik ini adalah sepupu dari Abojinya. Heenim ahjummah begitu Sungmin suka memanggilnya, dia sudah lama meninggal dunia, sakit. Tapi, keluarga tidak terlalu mengerti sakit apa. Yang jelas Heenim Ahjummah memiliki hubungan keluarga yang kurang harmonis dengan orang tuanya dan anggota keluarga Kim yang lain.

Heenim ahjummah jauh lebih nyaman dan lebih senang berkumpul dan ngobrol dengan orang tua Kangin, Haraboji dan Halmeoni Sungmin. Ini dikerenakan, hubungan asmaranya yang tak mendapat restu dari bumonimnya.

Ya! Heenim muda jatuh cinta dengan seorang namja misterius yang mengaku ia berasal dari negeri tirai bambu; Wu Hanggeng. Yang lebih dikenal oleh Sungmin pada saat kecil sebagai Hangkyung Ahjusshi. Sungmin sangat menyayangi dan menyukai keduanya. Dua anak manusia yang dimabuk cinta ini memutuskan untuk kawin lari, pernikahan sederhana mereka hanya dihadiri oleh Haraboji dan Halmoeni Sungmin dan Kangin.

Mereka main kucing-kucingan dari Tuan dan Nyonya Kim. Hingga sampai 19 tahun Sungmin tak pernah bertemu dengan keduanya lagi. Dan terakhir mendapat kabar, adalah kabar wafatnya Heenim ahjummah. Dia juga tidak tahu bagaimana kabar Hangkyung Ahjusshi.

Dan disinilah Sungmin sekarang, duduk termenung memandangi amplop cokelat ditangannya. Hujan diluar semakin deras dan saat ini dia sangat membutuhkan para chingu-nya. Banyak yang ingin ia bagi dengan dua sahabatnya itu; Lee Hyukjae dan Kim Ryeowook.

Hingga sebuah dering lagu dari Seungri ft G-Dragon dan Taeyang; Let's Talk About Love menyapa gendang telinganya, ia pun langsung tersadar. " Eun"Anchovy"Hyuk..," gumamnya saat membaca siapa si penelepon.

" Yeoboseoyo…!," sapa Sungmin tak sabaran. " Yaak!.. kau dimana ikan teri? Kalian berdua ada dimana? Sejak tadi pagi aku menghubungi, kenapa dari kalian berdua tak ada yang merespon? Haaah…!," racaunya dalam sekali nafas. Sungmin memasang wajah kesalnya walau ia tahu kedua sahabatnya itu tak akan melihat wajah kesalnya itu.

" Hei.. Hei! Lee Sungmin.. bisakah kau jangan berteriak? Aku bisa tuli!," sentak yeoja diseberang sana tak kalah sebal. " Yaish! Shikeroooooo..," balas Sungmin tak mau kalah.

" Eodiga? Kau sedang bersama Wookie?," tanya Sungmin yang mulai melunak. " Nde.. ini aku sedang di cafenya! Sedang hujan deras," balas Eunhyuk apa adanya. Sungmin mengangguk mengerti, walau lawan bicara tak bisa melihatnya. " Baiklah.. aku akan kesana! Chakkaman, nde?!," perintah Sungmin, dengan kurang sopan ia memutuskan sambungan percakapan itu secara sepihak dan segera ia merapikan semua barang kedalam tasnya dan memakai coat hitamnya.

Tanpa dia sadari yeoja diseberang sana sedang mengutuki sikapnya yang memutus sepihak. " Ck! Lee Sungmin.. aigooo~~ yeoja itu seenaknya sekali! Aku belum selesai bicara.. main putus saja!," gerutunya. " Wae Eonnie?," tanya seorang yeoja manis yang tengah disibukkan dengan kue-kue beraneka jenis yang tengah ia hias.

" Sungmin Eonnie?," tanyanya lagi memastikan. " Siapa lagi," jawab Eunhyuk sekenanya. Keduanya tengah berada didapur Wookie, Eunhyuk tengah menemani Wookie yang tengah menghias memberi garnis sebagai sentuhan akhir pada kue-kue kecil (Pattisier).

" Lee Seongsaenim Anda sudah mau pulang?," tegur salah satu guru yang berada diruang guru, saat Sungmin sudah menyandangkan tasnya dibahu. Sungmin mengangguk membenarkan, " Nde.. aku sudah ada janji, wae?,".

" Akh.. aniyo! Hanya saja diluar masih hujan deras," ujar guru namja bertubuh jangkung tersebut dengan nada agak khawatir. " Ah.. Gwaencanha Jungmo-ssi! Aku bawa payung.. gomawo," balas Sungmin, yeoja itu tersenyum seramah mungkin kepada rekan kerjanya itu yang sudah ia ketahui bahwa namja bermarga Kim itu menyukai dirinya, tapi tidak dengan Sungmin.

Jungmo mengangguk agak kecewa, " Yeoreobun.. aku duluan! Kalian semua hati-hati, ya! Pai pai..," pamit Sungmin pada rekan yang lain tidak hanya pada Jungmo, dengan gerakkan anggun Sungmin melenggang meninggalkan ruang guru. Ia berjalan lurus menuju pintu besar didepan sekolah, ia menyusuri lorong sekolah yang agak lengang, tak terlalu banyak murid yang terlihat berkeliaran disepanjang lorong.

Beberapa murid sudah memutuskan pulang tepat waktu dan walau masih ada beberapa murid yang masih memutuskan berada disekolah entah menunggu hujan reda atau karena ada kegiatan klub.

Sungmin berjalan melewati dua orang murid yeoja, yang ia ketahui adalah murid yang ia ajar. Kim Minseok dan Hwang Zi Tao, langsung bisa Sungmin kenali. Minseok yang berwajah imut seperti Soo Hee Wonder Girls dan Zi Tao yeoja jangkung perantauan cina dengan lingkaran hitam didaerah mata menghiasi wajah manisnya.

" Kalian belum pulang?!," sapa Sungmin yang sudah siap-siap membuka payung shocking pink dengan pegangannya yang berwarna hitam. Keduanya segera menoleh dan sedikit menunduk saat melihat Sungmin tersenyum kearah mereka.

" Tadi, ada kegiatan klub Lee Songsaenim," jawab Minseok mewakilli. " Oh..," respon Sungmin singkat.

" Lalu, kenapa kalian malah diam saja? Malah memperhatikan langit? Hujan deras seperti ini, berhentinya pasti lama!," tegur Sungmin menatap Minseok dan Zi Tao bergantian.

" Hehehe.. aku tidak bawa payung, songsaenim!," Minseok terkekeh polos. Sedangkan Tao tidak terlalu banyak bicara dan berekpresi. " Kau pun juga tidak bawa Tao-er?," tanya Sungmin dengan menggunakan panggilan dalam bahasa cina pada Tao. Yeoja jangkung itu mengangguk membenarkan.

" Aissh.. jinjja! Anak-anak ini," Sungmin berdecak. Segera ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya yang lumayan cukup besar untuk memuat barang-barang kebutuhan mengajar.

" Ige!," Sungmin menyodorkan sebuah payung yang ukurannya sama dengan payung shocking pinknya, hanya saja berbeda warna; kuning dengan gambar bebek. " Pakai ini! Sebenarnya hanya muat untuk satu orang, kendeu mau bagaimana lagi? Bisa-bisa kalian terjebak hujan sampai malam disekolah," cecar Sungmin panjang lebar.

" Ah.. Gamsahamnida songsaenim!," Minseok segera menerimanya dan keduanya membungkuk terima kasih dan saling melempar senyum senang, akhirnya masalah mereka terpecahkan.

" Gwaechana.. kembali payung itu apabila kalian sudah tak membutuhkannya, cuaca belakangan ini susah diprediksi… jadi, sedia payung sebelum hujan," ucap Sungmin, ia pun segera melebarkan payungnya. " Aku duluan," pamit Sungmin.

Saat baru beberapa langkah, Sungmin membalik tubuhnya. " Yakk! Kalian harus cepat pulang, jangan sampai sakit nde?! Jangan lupa kalian belajar, 2 hari lagi adalah test pelajaranku, kan?!," teriak Sungmin mengingatkan pada keduanya, sambil bersautan dengan kerasnya suara hujan. Senyum girang Minseok segera luntur setelah mendengar alasan sebenarnya Sungmin meminjamkan mereka payung.

" Ndeee.. kami tak akan lupa! kami akan belajar!," jawab Minseok dengan terpaksa. Sungmin pun terus melanjutkan melangkah, ia semakin meninggalkan sekolah. Ia berjalan ditengah hujan deras menuju halte bus yang berada lumayan jauh dari SM Art High School.

To Be Countinue

I'm waiting the comments!

this my story please enjoyed! ^0^